Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GETARAN MEKANIS
BALANCING

Disusun oleh:

Paskal Rachman (1706104306)

Kelompok 12

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2018
MODUL 3

BALANCING

I. Tujuan Praktikum

- Mengetahui ciri-ciri benda tidak seimbang (balance).

- Melakukan balancing dengan memberikan massa counter balance.

II. Alat

- Mesin Balancing Multiplane


- Power Supply
- Stroboskop
- NI-DAQ
- Komputer (sudah terinstall LABVIEW)
- Timbangan Digital
- Kabel USB
- Belt
- Pengontrol Motor
- Baut dan Mur sebagai beban

III. Dasar Teori

Sebuah benda unbalance merupakan benda yang memiliki komposisi gaya-


gaya inersia dan momen-momen yang tidak seimbang. Balancing merupakan sebuah
teknik untuk menemukan dan mengkoreksi gaya-gaya yang tidak seimbang
diimbangi dengan suatu gaya inersia atau momen yang melawan gaya unbalance.
Kondisi balance akan terjadi bila memenuhi persyaratan :
∑Fx = 0
∑Fy = 0
∑M = 0
Unbalance pada suatu shaft merupakan situasi di mana titik tengah gravitasi
putaran shaft tidak sama dengan titik tengah geometris dari shaft. Besar unbalance
tergantung dari gaya sentrifugal yang terjadi saat operasi.

𝐹 = 𝐼𝜔

Dimana :
- F = Gaya Reaksi (N)

- I = Unbalance (kg,m)

- ω = Kecepatan Putar Angular (rad/s)

Unbalance dapat dibayangkan sebagai berat yang dipasang secara eksentrik


di badan yang berputar. Jenis-jenis unbalance yaitu static unbalance, couple
unbalance, quasistatic unbalance, dan dynamic unbalance.

Gambar 3.1 Jenis-jenis Unbalance


Adanya gaya sentrifugal yang terjadi pada suatu poros akan mengakibatkan :
1. Terjadi deformasi pada poros tersebut yang beberntuk melengkungnya poros
2. Bila gaya sentrifugal terlalu besar akan mengakibatkan kepatahan pada poros
3. Terjadinya fatigue
4. Terjadi gesekan antara komponen yang berputar dengan casing.
5. Suara akan semakin berisik

Teknik balancing dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu berdasarkan posisi dan
besar unbalance. Pada balancing berdasarkan posisi, unbalance didapatkan dari beda
sudut fase pada sudut referensi. Sedangkan untuk besar unbalance, dideteksi dari
amplitudo getaran yang terbaca dan dikonversikan langsung menjadi m.r.
pembacaan besar unbalance dapat berdasarkan perpindahan getaran, kecepatan
getaran, dan percepatan getaran. Namun pada mesin balancing yang digunakan
pada praktikum kali ini, digunakan mesin pembacaan berdasarkan kecepatan
getaran.

Gambar 3.2 Tabel ISO 1940


Gambar 3.3 Grafik Unbalance

IV. Langkah Percobaan

Langkah Persiapan Balancing

1. Hubungkan kabel USB dari NI DAQ ke computer


2. Pastikan modul NI 9234 terpasang pada NI DAQ
3. Colok kabel power NI DAQ
4. Buka Labview dengan nama praktikum balancing
5. Set physical channel, dengan minimum value -5 dan maximum value 5
6. Set timing parameter dengan rate= 180 Hz dan samples to read 2000 7) Buat file
dengan nama praktikum balancing pada TDMS file path
7. Persiapkan balancing machine tetapi jangan dahulu kabel powernya dicolok
8. Persiapkan belt, rotor 5 disc, kunci L 3/32” dan 5/32”, penggaris, massa- massa,
busur dan kertas kosong
9. Olesi bearing dengan grease

Langkah persiapan pemasangan massa

1. Pasang massa pada disk 2,3,4 pada jari-jari bebas dan putar masing-masing disk
dengan melonggarkan sekrup dengan kunci L 3/32”
2. 2) Catat masing-masing massa dan sudut-sudutnya (tidak digunakan selama
percobaan ini dan digunakan sebagai pembanding dengan hasil balancing)
3. 3) Pastikan disk 1 dan 5 posisi 0 nya berada pada posisi 0 yang ter-emboss

Langkah set up alat

1. Letakkan rotor 5 disk pada atas bearing-bearing mesin balancing, catat disk 1 di
ujung yang mana dan disk 5 diujung yang mana
2. 2) Pasang belt
3. 3) Kencangkan ujung-ujung ball cradle dengan menggunakan kuncil L 5/32” sehingga
mencegah terjadinya pergerakan terhadap arah aksial rotor
4. 4) Nyalakan mesin balancing
5. 5) Set stroboskop pada kondisi internal 12 Hz
6. 6) Nyalakan motor
7. 7) Cari dimana kecepatan motor sama dengan kecepatan stroboskop menyala
sehingga rotor seakan-akan terlihat berhenti terhadapap nyala stroboskop
8. 8) Jika sudah ditemukan maka matikan motor dengan tidak mengubah-ubah kontrol
kecepatannya, sehingga jika motor dihidupkan motor akan bergerak pada 12 Hz

Langkah Balancing

1. Run labview, terlihat amplitudo awal sekitar 0,0...


2. Nyalakan motor pada posisi yang sudah ditetapkan
3. Tunggu hingga konsisten dan stabil
4. Terlihat pada grafik power spectrum frekuensi rotor yang berputar di 12 Hz
5. Setelah stabil stop running, lalu catat rms yang terbaca
6. Pindahkan switch stroboskop ke eksternal
7. Sedikit demi sedikit putar swicth (knob) yang terletak dekat transduser hingga
menyentuh plat (maksimum displacement dari cradle) yang dapat menyebabkan
stroboskop berkedip (PERINGATAN: hati-hati jangan sampai terlalu berlebihan, jadi
cukup sedikit saja menyentuhnya)
8. Lihat angka yang terletak sejajar dengan transducer (di atas switch sekrup putar) dan
catat (sebagai sudut fase dari titik referensi 0)
9. Putar balik switch knob putar lalu matikan motor tanpa merubah kontrol kecepatan
10. Putar disk 5 sehingga titik 0 pada disk berada pada titik yang terbaca pada langkah
no.8 dengan longgarkan skrup 3 buah yang ada di disk dengan kunci L 3/32”
11. Dari rms yang didapat dari labview, kalibrasikan dengan grafik kalibrasi amplitudo
yang diberikan
12. Catat U nya
13. Perhatikan slot yang ada pada disk koreksi (disk 5) berjari-jari antara 45-65 mm
14. Dari U yang didapat tentukan m dan r yang cocok; U = m . r
15. Timbang massa pada timbangan digital yang ada
16. Pasang massa counterbalance pada r yang ditentukan pada langkah no.15 pada
lokasi slot yang sesuai dengan langkah no.10
17. Nyalakan kembali motor
18. Run labview kembali
19. Catat rms yang terbaca setelah dalam kecepatan yang stabil
20. Set stroboskop ke eksternal lalu lihat angka yang muncul pada langkah no.8
21. Matikan motor
22. Ulangi langkah no. 11 dan 12
23. Jumlahkan dengan menggunakan vektor sehingga didapat U yang menggantikan U
awal (lihat contoh)
24. Putar disk sesuai sudut yang ditunjukkan dari hasil penjumlahan vektor
25. Pasang U pengganti ini pada disk koreksi dengan set terlebeih dahulu m dan r yang
cukup pada slot tersebut
26. Ulangi langkah-langkah balancing ini sehingga didapat amplitudo rms dibawah 2,5
sehingga bisa dianggap balance
27. Putar posisi rotor, ujung ke ujung, sehingga disk 1 berada pada posisi disk koreksi,
dan disk 5 berada di atas penumpu
28. Gunakan langkah-langkah koreksi seperti pada disk 5
29. Matikan mesin balancing jika suda selesai membalans
30. Lepaskan belt dari motor dan puli tanpa merubah posisi rotor
31. Amati pergerakan rotor setelah belt dicopot
32. Putar setiap 90⁰ dan biarkan serta amati apakah rotor berputar sendiri
33. Jika dalam setiap posisi rotor tidak berputar maka dapat dikatakan rotor dalam
keadaan balans
34. Data dari eksperimen ini bandingkan dengan cara analitikal pada slide balancing
mata kuliah getaran mekanis dari data yang didapat pada langkah persiapan
pemasangan massa no.2

V. Data Praktikum

Piringan 1

- RMS Awal = 3,6 mm/s

- Unbalance = 420 g.mm

- Massa Baut =6g

- Massa yang diberi =6g

- R pada disk = 70 mm

- RMS Akhir = 7,5 mm/s

VI. Analisa

a. Percobaan

Praktikum balancing merupakan eksperimen untuk mengetahui benda putar


yang tidak seimbang, dimana benda tersebut di koreksi sehingga balans. Secara
sederhana balancing dilakukan setelah mengetahui posisi tidak seimbang dan
menambahkan counter balans nya. Batasan keadaan balans getaran yang dihasilkan
menurut ISO 1940 yaitu saat rms dibawah 2,5 mm/s.

Pada Praktikum ini yang di balance merupakan poros dengan dibantu proses
balance-nya dengan 5 disc. Diawali menyalakan mesin, kemudian praktikan
menyamakan frekuensi putaran piringan dengan stroboskop, sehingga piringan
terlihat seperti diam. Kemudian praktikan mencatat data yang muncul pada aplikasi
komputer Labview. Data tersebut diolah dengan menggunakan amplitudo data dari
Labview dan menggunakan persamaan pada grafik unbalance sehingga didapat nilai
unbalance (g.mm) nya. Dari data tersebut didapat berapa massa yang digunakan
dengan membandingkannya dengan radius di disk dimana counter balance nya akan
ditempatkan. Disini praktikan menggunakan radius 70 mm.

b. Hasil

Dari hasil praktikum didapat nilai RMS 3,6 mm/s dan dengan menarik garis
pada grafik unbalance didapat nilai unbalance sekitar 420 g.mm. Counter balance
diletakkan pada posisi massa radius 70 mm. Maka didapat massa counter balance
nya sebesar 6 gram. Setelah dilakukan balancing dengan menaruh beban pada posisi
yang telah ditentukan, nilai RMS naik menjadi 7,5 mm/s. Seharusnya secara teoritis
nilai RMS setelah dilakukan balancing harus menurun dengan ketetapan batasannya
sebesar 2,5 mm/s.

c. Kesalahan
Beberapa faktor kesalahan menyebabkan nilai RMS tidak turun. Salah satu
dari kesalahan tersebut adalah ketika penentuan penyamaan frekuensi stroboskop
dengan putaran rotor dengan hanya mengandalkan pengamatan mata tanpa tools
yang memadai. Dimana dalam kenyataannya ada kemungkinan frekuensinya masih
berbeda.
Ketidaktepatan pada pemosisian beban counter balance pada disc juga bisa
mengakibatkan kesalahan. Dimana posisi yang direncanakan tidak sesuai atau tidak
pada posisi radius 70 mm.
Kesalahan juga dapat terjadi dikarenakan keakuratan mesin dan aplikasi
Labview yang digunakan.
Kemudian kesalahan yang cukup berpengaruh terhadap naiknya nilai RMS
adalah perlu dilakukannya balancing pada posisi yang lainnya bukan hanya pada satu
posisi disc. Hal ini bisa terjadi karena pada posisi lain mungkin terdapat massa yang
tidak balance, alhasil sigma gaya dan sigma momen yang terjadi pada sistem tidak
nol sepanjang poros dan menghasilkan keadaan unbalance.

VII. Kesimpulan
1. Salah satu prinsip balancing adalah menambahkan massa pada posisi berlawanan
sebagai counter balance pada sisi massa dimana keadaan unbalance ditemukan
2. Proses balancing harus dilakukan pada beberapa posisi, untuk mendeteksi posisi
masssa yang tidak balance sepanjang rotor atau shaft, sehingga di dapatkan sigma
gaya dan momen nol.
3. Suatu sistem benda berputar dikatakan balance adalah dengan mengikuti batasan
(toleransi) nilai RMS yang sesuai dengan standard ISO 1940 , dimana pada praktikum
kali ini sebesar 2,5 mm/s.

VIII. Aplikasi

Pengaplikasian balancing bisa dilakukan pada beberapa sistem benda


berputar, terutama pada mesin perkakas dimana pasti menggunakan shaft sebagai
elemen transmisinya, jika shaft tersebut berputar tidak pada keadaan unbalance
maka hal ini bisa menimbulkan kebisingan, mudah aus nya komponen lain yang
berhubungan dengan shaft serta bisa juga mengakibatkan failure pada sistem mesin
tersebut.

IX. Referensi

 Thomson, William. Theory of Vibration with Applications 5th Edition. 1998.


Prentice-Hall International
 Meriam, J.L, Kraige, L.G. Engineerng Mechanics Dynamics Fifth Edition SI
Version. 2004. John Wiley and Sons

Anda mungkin juga menyukai