GETARAN MEKANIS
BALANCING
Disusun oleh:
Kelompok 12
DEPOK
2018
MODUL 3
BALANCING
I. Tujuan Praktikum
II. Alat
𝐹 = 𝐼𝜔
Dimana :
- F = Gaya Reaksi (N)
- I = Unbalance (kg,m)
Teknik balancing dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu berdasarkan posisi dan
besar unbalance. Pada balancing berdasarkan posisi, unbalance didapatkan dari beda
sudut fase pada sudut referensi. Sedangkan untuk besar unbalance, dideteksi dari
amplitudo getaran yang terbaca dan dikonversikan langsung menjadi m.r.
pembacaan besar unbalance dapat berdasarkan perpindahan getaran, kecepatan
getaran, dan percepatan getaran. Namun pada mesin balancing yang digunakan
pada praktikum kali ini, digunakan mesin pembacaan berdasarkan kecepatan
getaran.
1. Pasang massa pada disk 2,3,4 pada jari-jari bebas dan putar masing-masing disk
dengan melonggarkan sekrup dengan kunci L 3/32”
2. 2) Catat masing-masing massa dan sudut-sudutnya (tidak digunakan selama
percobaan ini dan digunakan sebagai pembanding dengan hasil balancing)
3. 3) Pastikan disk 1 dan 5 posisi 0 nya berada pada posisi 0 yang ter-emboss
1. Letakkan rotor 5 disk pada atas bearing-bearing mesin balancing, catat disk 1 di
ujung yang mana dan disk 5 diujung yang mana
2. 2) Pasang belt
3. 3) Kencangkan ujung-ujung ball cradle dengan menggunakan kuncil L 5/32” sehingga
mencegah terjadinya pergerakan terhadap arah aksial rotor
4. 4) Nyalakan mesin balancing
5. 5) Set stroboskop pada kondisi internal 12 Hz
6. 6) Nyalakan motor
7. 7) Cari dimana kecepatan motor sama dengan kecepatan stroboskop menyala
sehingga rotor seakan-akan terlihat berhenti terhadapap nyala stroboskop
8. 8) Jika sudah ditemukan maka matikan motor dengan tidak mengubah-ubah kontrol
kecepatannya, sehingga jika motor dihidupkan motor akan bergerak pada 12 Hz
Langkah Balancing
V. Data Praktikum
Piringan 1
- R pada disk = 70 mm
VI. Analisa
a. Percobaan
Pada Praktikum ini yang di balance merupakan poros dengan dibantu proses
balance-nya dengan 5 disc. Diawali menyalakan mesin, kemudian praktikan
menyamakan frekuensi putaran piringan dengan stroboskop, sehingga piringan
terlihat seperti diam. Kemudian praktikan mencatat data yang muncul pada aplikasi
komputer Labview. Data tersebut diolah dengan menggunakan amplitudo data dari
Labview dan menggunakan persamaan pada grafik unbalance sehingga didapat nilai
unbalance (g.mm) nya. Dari data tersebut didapat berapa massa yang digunakan
dengan membandingkannya dengan radius di disk dimana counter balance nya akan
ditempatkan. Disini praktikan menggunakan radius 70 mm.
b. Hasil
Dari hasil praktikum didapat nilai RMS 3,6 mm/s dan dengan menarik garis
pada grafik unbalance didapat nilai unbalance sekitar 420 g.mm. Counter balance
diletakkan pada posisi massa radius 70 mm. Maka didapat massa counter balance
nya sebesar 6 gram. Setelah dilakukan balancing dengan menaruh beban pada posisi
yang telah ditentukan, nilai RMS naik menjadi 7,5 mm/s. Seharusnya secara teoritis
nilai RMS setelah dilakukan balancing harus menurun dengan ketetapan batasannya
sebesar 2,5 mm/s.
c. Kesalahan
Beberapa faktor kesalahan menyebabkan nilai RMS tidak turun. Salah satu
dari kesalahan tersebut adalah ketika penentuan penyamaan frekuensi stroboskop
dengan putaran rotor dengan hanya mengandalkan pengamatan mata tanpa tools
yang memadai. Dimana dalam kenyataannya ada kemungkinan frekuensinya masih
berbeda.
Ketidaktepatan pada pemosisian beban counter balance pada disc juga bisa
mengakibatkan kesalahan. Dimana posisi yang direncanakan tidak sesuai atau tidak
pada posisi radius 70 mm.
Kesalahan juga dapat terjadi dikarenakan keakuratan mesin dan aplikasi
Labview yang digunakan.
Kemudian kesalahan yang cukup berpengaruh terhadap naiknya nilai RMS
adalah perlu dilakukannya balancing pada posisi yang lainnya bukan hanya pada satu
posisi disc. Hal ini bisa terjadi karena pada posisi lain mungkin terdapat massa yang
tidak balance, alhasil sigma gaya dan sigma momen yang terjadi pada sistem tidak
nol sepanjang poros dan menghasilkan keadaan unbalance.
VII. Kesimpulan
1. Salah satu prinsip balancing adalah menambahkan massa pada posisi berlawanan
sebagai counter balance pada sisi massa dimana keadaan unbalance ditemukan
2. Proses balancing harus dilakukan pada beberapa posisi, untuk mendeteksi posisi
masssa yang tidak balance sepanjang rotor atau shaft, sehingga di dapatkan sigma
gaya dan momen nol.
3. Suatu sistem benda berputar dikatakan balance adalah dengan mengikuti batasan
(toleransi) nilai RMS yang sesuai dengan standard ISO 1940 , dimana pada praktikum
kali ini sebesar 2,5 mm/s.
VIII. Aplikasi
IX. Referensi