Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika praktikum

Disusun oleh:
kelompok 7: -Jajang Pujangga
-Muhammad Fakhri Ibrahim
-Rinaldi Nurrahman

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karenanya laporan praktikum ini dapat diselesaikan
dan disusun oleh kelompok kami pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih juga
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
laporan ini juga pembimbing dalam praktikum yang telah kami lakukan.

Kami juga meminta maaf yang sebesar besarnya jika terdapat kekeliruan dalam
penulisan laporan ini
Wassalamualaikum wr.wb

Bandung, 28 november 2015

penulis
DAFTAR ISI

1. JUDUL
PRAKTIUM

2. TUJUAN
PRAKTIKUM

3. TEORI
DASAR

4. ALAT DAN BAHAN
PRAKTIKUM

5. LANGKAH
PRAKTIKUM
..
6. DATA
PRAKTIKUM
.
7. PERHITUNGAN
..
8. PEMBAHASAN

9. KESIMPULAN
..
10. LAMPIRAN

1. JUDUL PRAKTIKUM
Hukum Kedua Newton Tentang Gerak
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan memverifikasi hukum kedua newton
tentang gerak
3. TEORI DASAR
Hukum II Newton. salah satu sifat gaya adalah menyebabkan benda bergerak.
Misalnya sepeda yang awalnya diam kemudian kita mengayuh sepeda , berarti kita
memberikan gaya kepada sepeda tersebut. Hal ini menyebabkan sepeda akan
bergerak.
mengambil air menggunakan katrol
Pada saat kita mengendarai sepeda motor. Pada awalnya sepeda motor dalam keadaan
diam. Kemudian mesin motor dinyalakan dan gas ditarik maka sepeda motor akan
bergerak ke depan. Semakin besar kita menarik gas maka sepeda motor akan bergerak
semakin cepat.

Menurut Newton percepatan yang dimilki benda bergerak akan sebanding


dengan resultan gaya yang diberikan dan berbanding terbalik dengan massa benda
pernyataan tersebut dikenal dengan hukum II Newton. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Untuk di ingat bahwa gaya yang
mengenai benda diam menyebabkan benda bergerak. Gaya yang mengenai benda
bergerak menyebabkan benda bergerak lebih cepat, lebih lambat, atau berubah arah.
Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan
pada sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya
total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan
memperkecil laju benda. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah
gerak benda, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga).
Karena perubahan laju atau kecepatan merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan
bahwa gaya total dapat menyebabkan percepatan.

Misalkan kita mendorong sebuah kotak di atas lantai licin (gaya gesek
diabaikan) dengan gaya F, ternyata dihasilkan percepatan sebesar a. Saat gaya dorong
terhadap kotak kita perbesar menjadi dua kali semula (2F), ternyata percepatan yang
dihasilkan juga dua kali semula (2a). Ketika gaya dorong kita tingkatkan menjadi tiga
kali semula (3F), ternyata percepatan yang dihasilkan juga menjadi tiga kali semula
(3a). Jadi, dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan besarnya
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda (a ~ f).

Sehingga Hukum II Newton dapat dituliskan


F = m.a dan a = F/m,
Dengan :
F = resultan gaya (Newton)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)

Satuan gaya menurut SI adalah newton (N). Dengan demikian, satu newton
adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s2 kepada
massa 1 kg. Dari definisi tersebut, berarti 1 N = 1 kg.m/s2. Dalam satuan cgs, satuan
massa adalah gram (g). Satuan gaya adalah dyne, yang didefinisikan sebagai besar
gaya yang diperlukan untuk memberi percepatan sebesar 1 cm/s2 kepada massa 1 g.
Dengan demikian, 1 dyne = 1 g.cm/s2. Hal ini berarti 1 dyne = 10-5 N.

Jika ada gaya gesek (fg) yang bekerja pada bend maka persamaan di atas tidak
berlaku lagi.
Percepatan benda apabila aa gaya gesek dituliskan
F fg = m a
Apabila kita mendorong dua buah balok dengan gaya yang sama. Dimana
massa balok kedua adalah dua kali massa balok pertama. Berdasarkan prinsip hukum
II Newton balok pertama akan memiliki percepatan yang lebih besar daripada
percepatan balok kedua.

Aplikasi hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari :


1. Mengambil air dari dalam sumur menggunakan katrol.
Pada saat mengambil air dari dalam sumur kita memberikan gaya pada katrol dengan
menarik tali yang menhubungkan katrol. Gaya inilah yang akan menggerakkan katrol,
seperti yang ditunjukka pada gambar di atas.
2. Lift yang bergerak naik turun
Sebelum bergerak baik naik maupun turun lift dalam keadaan diam. Kemudian lift
diberi gaya yang mengakibatkan lift mengalami percepatan.

4. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


No. Katalog Nama Alat Jumlah
FPT 16.02/66 Rel Presisi 1
FPT 16.03/67 Penyambung Rel 1
FPT 16.04/68 Kaki Rel 2
FME 69 Pita Ketik 1
PMK 201 Pasak Penumpu 1
FME 27.01 Beban Bercelah dan 1 set
Penggantung
GSN 126 Pull Klem Meja 1
FME 51.40 Pewaktu Ketik 1
FME 51.08 Tali Nilon 1
GMM 221 Mistar Pita 3m 1
FME 51.37/72 Balok Bertingkat 1
Kertas Manila 2
KAL 99/10-025 Kabel Penghubung 25 1
cm, Hitam
KAL 99/20-025 Kabel Penghubung 25 1
cm, Merah

5. LANGKAH PRAKTIKUM
Merangkai Alat Percobaan
1. Rangkai alat percobaan seperti yang dicontohkan pembimbing. Tiga beban
bercelah 50 gram dan satu buah beban bercelah 20 gram dipasang pada kereta
dinamika dengan menggunakan sebuah pasak penumpu yang dimasukan ke
lubang yang ada di atas kereta dinamika.
2. Adakan kompensasi terhadap gaya gesekyang ada dia antara kereta dinamika
dengan rel dengan jalan. Memiringkan rel secukupnya sedemikian sehingga
jika kereta diberi dorongan kecil dan sebentar saja, kereta kira-kira bergerak
lurus beraturan. Untuk memiringkan rel anda dapat juga menggunakan
beberapa uang logam yang ditumpuk di bagian bawah bagian ujung yang
ditinggikan.
3. Setelah gesekan dikompensasi, gantung beban 10 gram pada ujung tali nilon.
Potong tali seukupnya sedemikian supa sehingga cukup untuk memberi
gantungan pada beban dengan kereta dinamia berada didekat pewaktu ketik
dan beban berada sedekat-dekatnya dengan katrol.
Langkah Percobaan
Bagian 1: hubungan antara gaya F dan percepatan a, massa m dipertahankan tetap
a. Tahan kereta dinamika pada ujung rel yang lebih tinggi, hidupkan catu
daya dan lepaskan kereta dinamika. Kereta dinamia akan bergerak turun
karena adanya tarikan beban.
b. Hentikan kereta dinamika tepat sebelum mencapai ujung rel dengan
tangan atau tumpakan berpenjepit
c. Matikan catu daya
d. Lepaskan pita ketik dari kereta dinamika. Periksa hasil ketikan pada pita
ketik. Pastikan bahwa titik-titik di atas pita tercetak cukup jelas. Ulangi
percobaan jika hasil ketikan tidak tercatat dengan jelas.
e. Dengan menggunakan 5 ketik sebagai satuan waktu, buat kurva laju-
waktu.
f. Dari kurva laju-waktu, buat grafik laju waktu dengan menghubungkan
ujung atas pita dengan garis lurus.
g. Dari grafik laju-waktu, hitung percepatan a sistem berkaitan dengan gaya
F yang bekerja pada sistem
h. Catat hasil perhitungan percepatan yang diperoleh
i. Perbesar gaya yangb bekerja paa sistem dengan menggantung beban 20
gram pada ujung tali, untuk mempertahankan agar massa total sistem
tetap, oertukarkan beban 10 gram yang digantung dengan beban yang ada
pada kereta dinamika.
j. Ulangi langkah percobaan a sampai h dan catat hasil percobaannya.
Bagian 2: hubungan antara percepatan a massa total sistem m. gaya f
dipertahankan tetap.
k. Lepaskan semua beban yang ada pada kereta dinamika dan gantung beban
10 gram pada ujung tali. Massa total sistem adalah 90 gram (massa kereta
dinamika 80 gramdan beban 10 gram yang digantung).
l. Ulangi langkah percobaan a sampai h dan catat hasilnya
m. Tambahkan satu beban 50 gram dan dua beban 20 pada kereta dinamika
sedemikian rupa sehingga massa total sistem menjadi 180 gram (massa
sistem menjadi massa sistem awal). Ulangi langkah percobaan diatas dan
catat hasil perhitungannya.

6. DATA PRAKTIKUM
6.1. data praktikum 1a
No. Jarak (cm) V (cm/5 ketik)
1. 2.4 0.48
2. 3.4 0.68
3. 4.3 0.86
4. 5.4 1.08
5. 6.2 1.24
6. 7.2 1.44
7. 8.4 1.68
8. 8.9 1.78
9. 8.9 1.90
10. 11 2.20

Kurva praktikum 1a

Chart Title
12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ja rak

Grafik praktikum 1a
jarak
12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

6.2 data praktikum 1b


No. Jarak (cm) V (cm/5 ketik)
1. 2.6 0.52
2. 4.0 0.80
3. 5.4 1.08
4. 7.0 1.40
5. 7.9 1.58
6. 9.6 1.92
7. 10.0 2.0
8. 12.2 2.44
9. 13.2 2.64
Kuva praktikum 1b
jarak
14

12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Grafik praktikum 1b

jarak
14

12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9

6.3 data praktikum 2a


No. Jarak (cm) V (cm/5 ketik)
1. 2.1 0.42
2. 4.4 0.88
3. 6.5 1.30
4. 8.3 1.66
5. 10.4 2.08
6. 12.1 2.42
7. 13.5 2.70
8. 15.6 3.12

Kurva praktikum 2a

jarak
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8

Grafik praktikum 2a
laju-waktu
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8

6.4 data praktikum 2b


No. Jarak (cm) V (cm/5 ketik)
1. 1.6 0.32
2. 2.5 0.50
3. 3.5 0.70
4. 4.6 0.92
5. 5.7 1.14
6. 6.1 1.22
7. 6.2 1.24
8. 6.1 1.22
9. 7.3 1.46
10. 8.6 1.72
11. 9.2 1.89
12. 10.3 2.06
Kurva praktikum 2b
Laju-waktu
12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Grafik praktikum 2b

jarak
12

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

7. PERHITUNGAN
Data pengamatan P1a dan P1b
Gaya (N) Percepatan
Experimental Teoritis (at)
(aex)
(50 gram)490 N 2,68 cm/(5 ketik)2 2,73 m/s2
(70 gram)686 N 2,88 cm/(5 ketik)2 4,3 m/s2
D
Massa Total Percepatan
Experimental Teoritis (at)
Sistem (MTS)
(aex)
(MTS1) 58.9 gram 2.92 cm/(5 3.00 m/s2
ketik)2
(MTS2) 208,9 2.87cm/(5 2.35 m/s2
gram ketik)2

8. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang kami lakukan maka Hubungan antara percepatan (a) dan
gaya (f) pada masa total sistem (MTS) tetap dikarenakan massa system ini melaju
pada arah yang sama.
Dari percobaan yang kami lakukan juga maka Hubungan antara percepatan dan
massa pada gaya tetap karena massa total pada system tidak ada perubahan.
2. presentasi error pada percobaan dan perhitungan kami adalah 14.95%
3. kesalahan pada kelompk kami adalah ketika pengambilan data pada praktikum
berlangsung dimana terdapat kesalahan ketika kereta dinamika dijalankan.

9. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan maka, terdapat relevansi antara hasil
eksperimen dan teori dasar. Namun kami belum dapat memverifikasi hukum
newton kedua tentang gerak dengan percobaan ini karena banyak percobaan yang
lebih menjelskan secara detail dan tidak rumit
10. LAMPIRAN

Jajang Pujangga

M. Fakhri Ibrahim

Rinaldi Nurrahman
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah fisika praktikum

Disusun oleh:
kelompok 7: -Jajang Pujangga
-Muhammad Fakhri Ibrahim
-Rinaldi Nurrahman

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT karenanya laporan praktikum ini dapat diselesaikan
dan disusun oleh kelompok kami pada waktu yang telah ditentukan. Terimakasih juga
kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
laporan ini juga pembimbing dalam praktikum yang telah kami lakukan.

Kami juga meminta maaf yang sebesar besarnya jika terdapat kekeliruan dalam
penulisan laporan ini
Wassalamualaikum wr.wb

Bandung, 28 november 2015

penulis
DAFTAR ISI

1. JUDUL
PRAKTIUM

2. TUJUAN
PRAKTIKUM

3. TEORI
DASAR

4. ALAT DAN BAHAN
PRAKTIKUM

5. LANGKAH
PRAKTIKUM
..
6. DATA
PRAKTIKUM
.
7. PERHITUNGAN
..
8. PEMBAHASAN

9. KESIMPULAN
..
10. LAMPIRAN

1. JUDUL PRAKTIKUM
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
2. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan memverifikasi hukum kekekalan
energy mekanik, pada perubahan energy potensial menjadi energy kinetik
3. TEORI DASAR
Hukum kekekalan energi mekanik dirumuskan dengan EmA = EmB. Hal ini
berarti bahwa jumlah energi mekanik benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
adalah tetap. Energi mekanik didefinisikan sebagai penjumlahan antara energi
kinetik dan energi potensial.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Sebuah benda yang dilempar ke atas akan memiliki energi potensial dan energi
kinetik. Energi potensial dimiliki karena ketinggiannya, sedangkan energi kinetik
karena geraknya. Makin tinggi benda tersebut terlempar ke atas, makin besar
energi potensialnya. Namun, makin kecil energi kinetiknya. Pada ketinggian
maksimal, benda mempunyai energi potensial tertinggi dan energi kinetik
terendah.

Untuk lebih memahami energi kinetik perhatikan sebuah bola yang dilempar ke
atas. Kecepatan bola yang dilempar ke atas makin lama makin berkurang. Makin
tinggi kedudukan bola (energi potensial gravitasi makin besar), makin kecil
kecepatannya (energi kinetik bola makin kecil). Saat mencapai keadaan tertinggi,
bola akan diam. Hal ini berarti energi potensial gravitasinya maksimum, namun
energi kinetiknya minimun (v = 0). Pada waktu bola mulai jatuh, kecepatannya
mulai bertambah (energi kinetiknya bertambah) dan tingginya berkurang (energi
potensial gravitasi berkurang). Berdasarkan kejadian di atas, seolah terjadi
semacam pertukaran energi antara energi kinetik dan energi potensial gravitasi.
Apakah hukum kekekalan energi mekanik berlaku dalam hal ini?

Analisa Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Saat benda jatuh, makin berkurang ketinggiannya makin kecil energi potensialnya,
sedangkan energi kinetiknya makin besar. Ketika benda mencapai titik terendah,
energi potensialnya terkecil dan energi kinetiknya terbesar. Mengapa demikian?

Hukum Kekekalan Energi MekanikBola yang jatuh dari ketinggian h.

Perhatikan gambar diatas, ketika sebuah bola berada pada ketinggian h, maka
energi potensial di titik A adalah EpA = m g h, sedangkan energi kinetiknya
EkA = \frac{1}{2}mv^{2}

Karena v = 0, maka EkA = 0. Jumlah antara energi potensial di titik A dan energi
kinetik di titik A sama dengan energi mekanik. Besarnya energi mekanik adalah:

EmA = EpA + EkA


EmA = mgh + 0
EmA = mgh

Misalnya, dalam waktu t sekon bola jatuh sejauh h1 (titik B), sehingga jarak bola
dari tanah adalah h h1. Energi potensial bola di titik B adalah EpB = mg(h h1).
Dari titik A ke titik B ternyata energi potensialnya berkurang sebesar m g h1.
Sedangkan, energi kinetik saat bola di B adalah sebagai berikut. Saat bola jatuh
setinggi h1, bola bergerak berubah beraturan dengan kecepatan awal nol.

Jumlah energi kinetik dan energi potensial setelah benda jatuh sejauh h1 (di titik
B) adalah sebagai berikut.

EmB = EkB + EpB


EmB = mgh1 + (mgh mgh1)
EmB = mgh

Jadi, energi mekanik di titik B adalah EmB = mgh

Berdasarkan perhitungan menunjukkan energi mekanik di titik A besarnya sama


dengan energi mekanik di titik B (EmA = EmB). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
jumlah energi mekanik benda yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi adalah tetap.
Jika pada saat kedudukan di A jumlah energi potensial dan energi kinetik adalah
EpA + EkA, sedangkan pada saat kedudukan di B jumlah energi potensial dan
energi kinetik adalah EpB + EkB, maka : EpA + EkA = EpB + EkB atau Ep + Ek =
tetap. Inilah yang dinamakan Hukum kekekalan energi mekanik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola

Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan
parabola.

Ketika benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki
benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda
melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar)
sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin ke atas,
kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi EP makin besar
karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan tanah. Ketika mencapai
titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h maksimum), sedangkan EK bernilai
minimum (hanya ada komponen kecepatan pada arah vertikal).Ketika kembali ke
permukaan tanah, EP makin berkurang sedangkan EK makin besar dan EK
bernilai maksimum ketika benda menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama
benda bergerak bernilai tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi
kinetik menjadi energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya
ketika benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi energi
kinetik.

Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana

Terdapat dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana, yakni
ayunan sederhana dan getaran pegas. Jika dirimu belum paham apa itu Gerak
Harmonik Sederhana, silahkan pelajari materi Gerak Harmonik Sederhana yang
telah dimuat pada blog ini. Silahkan meluncur ke TKP..

Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada ayunan
sederhana.

Untuk menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita tarik
ke kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan (benda masih
diam), Energi Potensial benda bernilai maksimum, sedangkan EK = 0 (EK = 0
karena benda diam ). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat bahwa pada benda bekerja
gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada tali, maka ketika benda
dilepaskan, gaya gravitasi sebesar w = mg cos teta menggerakan benda menuju
posisi setimbang (titik B). Ketika benda bergerak dari titik A, EP menjadi
berkurang karena h makin kecil. Sebaliknya EK benda bertambah karena benda
telah bergerak. Pada saat benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai
maksimum, sehingga pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum
sedangkan EP bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda maksimum,
maka benda bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan benda
makin berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang akibat adanya
gaya berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik benda kembali ke posisi
setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada di titik C, benda berhenti sesaat
sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0. pada posisi ini, EP bernilai maksimum
karena h bernilai maksimum. EM pada titik C = EP. Akibat tarika gaya berat
sebesar w = mg cos teta, maka benda bergerak kembali menuju titik B. Semakin
mendekati titik B, kecepatan gerak benda makin besar, karenanya EK semakin
bertambah dan bernilai maksimum pada saat benda tepat berada pada titik B.
Semikian seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP. Total Energi
Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Getaran Pegas

Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara
horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. Sebelum kita
membahas satu persatu, perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak
mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan, seperti
EK. Persamaan EK tersebut bersifat umum untuk semua jenis gerakan, sedangkan
Energi potensial tidak. Persamaan EP = mgh merupakan persamaan EP gravitasi,
sedangkan EP elastis (untuk pegas dkk), persamaan EP-nya adalah :
4. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
No. Katalog Nama Alat Jumlah
FPT 16.02/66 Rel Presisi 1
FPT 16.03/67 Penyambung Rel 1
FPT 16.04/68 Kaki Rel 2
GSN 185 Klem Meja 1
FME 51.08 Tali Nilon 1
GSN 126 Katrol 1
FME 27.01 Beban Bercelah 50 gram 3
FME 51.40 Pewaktu Ketik 1
FME 51.3469 Kereta Dinamika 1
GMM 221 Meteran 3m 1
FME 69 Pita Ketik 1
KAL 60/54 Catu Day 1
KAL 99/10-025 Kabel Penghubung 25 1
cm, Hitam
KAL 99/20-025 Kabel Penghubung 25 1
cm, Merah

5. LANGKAH PRAKTIKUM
a. Ukur massa kereta M dengan alat-alat tambahannya dan nyatakan
massa dalam kg. catat harga M dalam table
b. Rangkai alat percobaan. Salah satu kaki rel ditinggikan sedikitdari
kaki lainnya untuk kompensasi gesekan.
c. Gantung beban 50 g pada ujung tali yang menggantung dekat katrol.
Gantung beban setinggi mungkin dari lantai untuk memperoleh tinggi
h sebesar mungkin.
d. Untuk sementara gunakan tumpakan berpenjepit untuk menahan kereta
agar berada didekat pewaktu ketik.
e. Pewaktu ketik dan pita ketik dalam keadaan siap untuk dijalankan.
Upayakan agar pita ketik dapat bergerak sebebas-bebasnya selama pita
ditarik oleh kereta selama percobaan.
Langkah percobaan
a. Ukur jarak dari sisi bawah beban ke lantai. Nilai ini akan diberi
lambang h dan catat hasilnya
b. Bersiaplah untuk melepaskan kereta dinamika agar bergerak
disepanjang rel dan menangkapnya pada saat akan mencapai ujug rel
untuk mencegah kereta bergerak keluar rel dan jatuh ke lantai.
c. Hidupkan pewaktu ketik dan lepaskan kereta dinamika, biarkan
bergerakdisepanjang rel dan tangkaplah kereta ketika hampir sampai
ke ujung rel, tetpi setelah beban menyentuh lantai.
d. Lepaskan pita dari kereta dinamika dan periksa hasil ketikannya.
Ketika system mulai bergerak, system tersebut ( beban dan kereta )
bergerak dengan dipercepatsampai menyentuh lantai. Setelah gaya
Tarik hilang, system bergerak lurus beraturan
6. DATA PRAKTIKUM
m M M+m H V Mgh 1
M
(kg) (kg) (kg) (m) (m/s) (j) 2
2
v
(j)
0.05 0.1589 0.2089 0.48 65 2.352 335.67
0.10 0.1089 0.2089 0.48 78 0.430 331.27
0.15 0.0589 0.2089 0.48 107 0.705 337.17

7. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang kami lakukan maka Hubungan antara percepatan (a) dan
gaya (f) pada masa total sistem (MTS) tetap dikarenakan massa system ini melaju
pada arah yang sama.
Dari percobaan yang kami lakukan juga maka Hubungan antara percepatan dan
massa pada gaya tetap karena massa total pada system tidak ada perubahan.
2. presentasi error pada percobaan dan perhitungan kami adalah 14.95%
3. kesalahan pada kelompk kami adalah ketika pengambilan data pada praktikum
berlangsung dimana terdapat kesalahan ketika kereta dinamika dijalankan.

8. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan maka, terdapat relevansi antara hasil
eksperimen dan teori dasar. Namun kami belum dapat memverifikasi hokum
newton kedua tentang gerak dengan percobaan ini karena banyak percobaan yang
lebih menjelskan secara detail dan tidak rumit

9. LAMPIRAN
Jajang Pujangga

M. Fakhri Ibrahim

Rinaldi Nurrahman

Anda mungkin juga menyukai