Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Mekanika Klasik
yang dibimbing oleh Dr. Robi Kurniawan, M. Si
Disusun oleh :
OKTOBER 2022
PERCOBAAN GERAK HARMONIS SEDERHANA
A. Tujuan
1. Memahami kajian fisis tentang gerak osilasi teredam
B. Dasar Teori
Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik di sekitar posisi
setimbang. Pada posisi setimbang gaya netto yang bekerja pada sistem.
Gerak osilasi adalah gerak menuju ke titik kesetimbangan. Tetapi saat
mencapai posisi setimbang sistem masih memiliki kelebihan energi
sehingga melampaui posisi setimbang, lalu sistem akan kembali berbalik
arah menuju titik setimbang (Abdullah, 2016).
Dan
Dengan 𝜑 di sini adalah fase pembeda antara torka penggerak dan
resultan gerakan dari osilator teredam. Frekuensi resonansi 𝜔0 diberikan
oleh
. Resultan putaran
menjadi 180° yang mana melebihi fase dari torka penggerak.
Prosedur
1. Frekuensi Resonansi: Mengukur freuensi resonansinya. Membuat
grafik untuk kecepatan angular katrol yang berubah terhadap
waktu. Memutar tuas magnet seehingga letaknya jauh dari katrol.
Mengklik Record pada layar PASCO Capstone, memutar piringan
pada katrol dan membiarkan berosilasi. Kemudian menghentikan
rekaman. Mengukur periode menggunakan coordinate tool pada
grafik di layar.
2. Konstanta Pegas: Membuat tampilan digit angka untuk sudut dari
sensor putaran (Disk Rotary Mation Sensor) dan kemudian
memulai rekaman data. Menggantungkan massa yang dikait (20 g)
di atas salah satu pegas dan mengukur sudut yang dihasilkan
berdasarkan putaran piringan. Kemudian menghentikan rekaman.
Melepaskan massa 20 g tersebut. Mengukur jari-jari alur katrol
besar dan menghitung torsi yang disebabkan oleh berat massa 20 g.
Menghitung konstanta pegas torsi menggunakan persamaan (1.3).
3. Momen Inersia Piringan Katrol: Melepaskan piringan dari katrol
dan mengukur massa serta jari-jari dari piringan tersebut.
4. Lengkungan Resonansi: Membuat grafik “sudut amplitudo”
terhadap “frekuensi”. Menyetel generator sinyal #1 pada Otomatis.
Karena frekuensi ramp generator sinyal diatur pada 0,001 Hz,
pengumpulan data akan memakan waktu 1000 detik (16,7 menit).
Mengatur jarak magnet menjadi 6 mm. Dapat menggunakan
tumpukkan kertas 6 mm untuk mengukur jarak dengan
memasukkannya di antara magnet dan piringan aluminium.
a) Memulai merekam. Pengumpulan data secara otomatis akan
berhenti ketika tegangan listrik yang dihasilkan oleh sensor
turun di bawah 3,1 V.
b) Menyesuaikan sekrup peredam magnet sekitar 4 mm dari disk
dan mengulangi pengumpulan data.
c) Menyesuiakan sekrum peredam magnet sekitar 3 mm dari disk
dan mengulangi pengumpulan data.
5. Koefesien Peredam: Untuk redaman 3 mm, merekam amplitude
sampai redaman osilasi selesai. Untuk melakukannya, mematikan
generator sinyal. Membuat grafik sudut putaran katrol terhadap
waktu. Mengatur “start condition” ke “disk angukar velocity” di
atas nol. Memutar piringan sekitar 360° (6,28 rad) dan tahan.
Memulai merekam dan melepaskan disk. Menghentikan rekaman
setelah piringan berhenti. Menerapkan kecocokan sinus teredam
pada data dan mencatat koefisennya. Membandingkan dengan teori
dan menghitung koefisien redaman (b).
F. Data Percobaan
Variabel Bebas : periode (T), Sudut , Amplitudo (𝜔)
Variabel Terikat : Sudut anguler (𝜔), Sudut (𝜃) , Gaya (N)
Variabel Kontrol : massa (20 gr), perangkat pasco capstone, batang besi
panjang (45 cm dan 120 cm)
G. Analisis Data
Pada praktikum gerak harmonis pada osilasi teredam ini untuk
menganalisis data yang diperoleh pada percobaan pertama dengan
H. Pembahasan
Pada percobaan Gerak Harmonis Sederhana ini kami menggunakan
komputer yang digunakan untuk membuat grafik antara kecepatan sudut
dengan frekuensi dan sudut amplitude dengan frekuensi. Terdapat
beberapa variabel dalam percobaan ini, diantaranya variabel bebas terdiri
dari periode (T), Sudut , Amplitudo (𝐴). Variabel terikat terdiri dari Sudut
anguler (𝜔), Sudut (𝜃) , Gaya (N). Sedangkan variabel kontrol terdiri dari
massa (20 gr), perangkat pasco capstone, batang besi Panjang (45 cm dan
120 cm).
I. Kesimpulan
1. Pada percobaan Gerak Harmonis Sederhana ini dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat 3 jenis osilasi teredam, yaitu osilasi
teredam lemah, osilasi teredam kritis, dan osilasi teredam kuat. Osilasi
teredam lemah akan melakukan osilasi yang lambat waktu gerakannya
menuju nol atau berhenti. Osilasi teredam kritis akan bergerak
mendekati titik keseimbangan dan laju osilasi yang lebih cepat. Osilasi
teredam kuat mengalami redaman yang sangat besar sehingga tidak
mengalami osilasi dan langsung berhenti.
J. Daftar Rujukan
Abdullah, Mikrajuddin.2016.Fisika Dasar I.Bandung:Institut Teknologi
Bandung.
Giancoli, Douglas C.2014.Physics Principles With Apllication (7th
ed).USA:Pearson.
Halliday, David dkk.2014.Fundamentals of Physics (10th ed).USA:Wiley.
Young, Hugh D, dan Roger A Freedman.2014.Sears and Zemansky's
University Physics With Modern Physics : Technology Update (13 th
ed).USA:Pearson.
Young, Hugh D, dan Roger A Freedman.2016.University Physics With
Modern Physics (14th ed).USA:Pearson.
Tugas
1. Bagaimana peningkatan redaman mempengaruhi bentuk kurva (lebar,
amplitudo maksimum, frekuensi maksimum)?
Jawab :
a) Lebar kurva : semakin tinggi nilai redaman, maka akan membuat
bentuk kurva yang lebarnya semakin bertambah.
b) Amplitude maksimum : peningkatan redaman akan membuat
amplitudo maksimum gelombang berkurang. Hal ini dikarenakan
gerak osilasi mengalami redaman di mana energi yang digunakan
untuk menuju puncak maksimum diubah menjadi energi untuk
mengatasi gesekan dengan udara, sehingga gelombang tidak dapat
mencapai puncak maksimum dan amplitudonya akan bernilai
semakin kecil.
c) Frekuensi maksimum : peningkatan redaman juga akan
berpengaruh pada frekuensi. Gerak osilasi semakin lama atau
seiring dengan berjalannya waktu akan membentuk beberapa
gelombang dengan waktu tempuh yang cukup lama, sehingga
redaman dapat memperkecil frekuensi.