Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTROMAGNETIKA

KAPASITOR PLAT PARALEL


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Elektromagnetika
yang diampu oleh Nugroho Adi Pramono, S. Si, M. Sc

Oleh:
Kelompok 2
1. Siti Nur Syarifah (210322607208)
2. Wilma Nur Fatimah (210322607251)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 FISIKA
APRIL 2023
KAPASITOR PLAT PARALEL
A. Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara luas permukaan dan kapasitansi kondensator.
2. Mengetahui hubungan antara jarak antar plat dan kapasitansi kondensator.
3. Mengetahui pengaruh bahan dielektrik pada kapasitansi kondensator.
4. Mengetahui pengaruh bahan dielektrik yang dimasukkan secara parsial pada
kapasitansi kondensator.
5. Mengetahui pengaruh variasi jarak antar plat pada kapasitansi kondensator yang
disisipi bahan dielektrik.
6. Mengetahui karakteristik kapasitansi kondensator yang disisipi dua bahan dielektrik
berbeda.
B. Dasar Teori
Kapasitor adalah piranti elektronik yang dapat menyimpan muatan listrik.
Kemampuan kapasitor menyimpan muatan listrik diungkapkan oleh besaran yang
namanya kapasitansi. Makin besar kapasitansi maka makin besar pula muatan yang
dapat disimpan. Ukuran kapasitor juga merepresentasikan kemampuan menyimpan
muatan. Makin besar ukuran kapasitor maka makin banyak muatan yang dapat disimpan
(Abdullah, 2017). Sebenarnya tidak ada perbedaan antara kapasitor dan kondensator,
keduanya memiliki fungsi yang sama. Hanya saja kondensator adalah sebutan lama
untuk kapasitor, walau pada saat ini lebih digunakan istilah kapasitor namun istilah
kondensator juga masih digunakan (Nipun, 2015). Salah satu jenis kondensator adalah
kondensator plat sejajar. (Tim Praktikum Elektromagnet, 2023)Elektromagnet, 2023)

Gambar 1 Kondensator Plat Sejajar


1. Kapasitansi Kondensator Plat Sejajar sebagai Fungsi Luas Permukaan dan
Jarak Antar Plat
Jika kedua plat, dengan luas penampang 𝑆 dan berjarak antar plat 𝑑, diberi
tegangan listrik 𝑉, maka muatan 𝑄 yang dapat disimpan sebanding dengan tegangan
listrik yang diberikan. Tetapan kesebandingannya adalah kapasitansi kondensator
C. Dengan demikian hubungan muatan, tegangan dan kapasitansi kondensator
adalah
𝑄 = 𝐶𝑉 … 1)
Kapasitansi 𝐶 pada persamaan 1) berharga tetap, asalkan dimensi plat tidak
berubah. Pada prakteknya, suatu kondensator memiliki tegangan operasi maksi-
mum tertentu.
Dalam kaitannya dengan dimensi plat, kapasitansi kondensator sebanding
dengan luas penampang 𝑆 dan berbanding terbalik dengan jarak antar plat. Tetapan
kesebandingannya adalah permitivitas vakum. Dengan demikian hubungan antara
luas penampang, jarak antar plat dan kapasitansi kondensator adalah
𝑆
𝐶 = 𝜀0 … 2)
𝑑
Harga permitivitas vakum 𝜀0 = 8,85 pF/m
2. Pengaruh Bahan Dielektrik pada Kapasitansi Kondensator
Selain faktor tegangan, luas penampang dan jarak antar plat, terdapat bahan
dielektrik yang dapat disisipkan di antara kedua plat yang mempengaruhi
kapasitansi kapasitor. Disisipkannya bahan dielektrik bertujuan memperbesar
kapasitansi. Jika kapasitansi mula-mula 𝐶0 , maka kapasitansi kondensator setelah
disisipi bahan dielektrik adalah
𝐶 = 𝜀𝑟 𝐶0 … 3)
dengan 𝜀𝑟 adalah permitivitas relatif bahan dielektrik yang berharga lebih besar satu.
Untuk vakum permitivitas relatifnya berharga satu.
Jika persamaan 2) disubstitusikan ke persamaan 3) diperoleh ungkapan
kapasitansi kondensator plat sejajar yang disisipi bahan dielektrik
𝑆
𝐶 = 𝜀0 𝜀𝑟
… 4)
𝑑
3. Pengaruh Variasi Jarak dan Jumlah Bahan Dielektrik pada Kapasitansi
Kondensator
Bahan dielektrik dapat disisipkan secara parsial atau tidak penuh di antara
kedua plat seperti gambar 2.

Gambar 2 Bahan Dielektrik Disisipkan secara Parsial


Jika penampang bahan dielektrik yang disisipkan memiliki luas 𝑥 kali luas plat
total, dengan 𝑥 < 1, maka kapasitansi kondensator menjadi
𝐶𝑥 = {(𝜀𝑟 − 1)𝑥 + 1} 𝐶0 … 5)
Dapat juga, bahan dielektrik disisipkan secara penuh di antara kedua plat, tetapi
jarak antar plat yang divariasi seperti gambar 3

Gambar 3 Variasi Jarak Antar Plat pada Kondensator Berbahan Dielektrik


Jika ketebalan plat dielektrik adalah 𝑦 kali jarak antar kedua plat, dengan𝑦 <
1, maka kapasitansi kondensator menjadi
𝜀𝑦
𝐶𝑦 = 𝐶 … 6)
𝜀𝑟 − (𝜀𝑟 − 1)𝑦 0
Disamping dua hal di atas, dapat juga, dua bahan dielektrik disisipkan
sekaligus di antara kedua plat kondensator.

Gambar 4 Dua Bahan Dielektrik di Antara Kedua Plat Kondensator

Jika permitivitas relatif masing-masing dielektrik adalah 1 dan 2, maka


kapasitansi kondensator menjadi
2𝜀1 𝜀2
𝐶1,2 = 𝐶 … 7)
𝜀1 + 𝜀2 0
C. Alat dan Bahan
● Set alat kondensator plat paralel
● Kapasitansi meter
● Penggaris
● Karton
● Vynil Chlorida
● Kaca
● Voltmeter DC
D. Skema Percobaan

Gambar 5 Skema Percobaan


E. Prosedur Percobaan
Percobaan 1: Hubungan Luas Penampang dan Kapasitansi
a. Menyusun peralatan seperti pada Gambar 5.
b. Memasukkan plat movable pada alur pertama (3 mm), tetapi tidak penuh.
c. Mengukur kedalaman plat movable pada alur pertama tersebut.
d. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
e. Mengulangi langkah 2 s/d 4, tetapi untuk kedalaman plat movable yang berbeda.
f. Mengulangi langkah 5 untuk alur kedua s/d kelima (6 s/d 15 mm).

Percobaan 2: Hubungan Jarak Antar Plat dan Kapasitansi


a. Memasukkan plat movable pada alur pertama (3 mm) secara penuh.
b. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
c. Mengulangi langkah 2 s/d 3, tetapi untuk alur kedua s/d kelima (6 s/d 15 mm).

Percobaan 3: Pengaruh Bahan Dielektrik pada Kapasitansi


a. Memasukkan plat movable pada alur pertama (3 mm) secara penuh.
b. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
c. Menyisipkan secara penuh bahan dielektrik vinyl chlorida.
d. Menngulangi langkah 3.
e. Mengulangi langkah 4 s/d 5, tetapi untuk bahan dielektrik glas.
f. Mengulangi langkah 4 s/d 5, tetapi untuk bahan dielektrik karton.
Percobaan 4: Pengaruh bahan dielektrik yang dimasukkan parsial pada
kapasitansi
a. Memasukkan plat movable pada alur pertama (3 mm) secara penuh.
b. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
c. Menyisipkan bahan dielektrik vinyl chlorida, tetapi tidak penuh.
d. Mengukur kedalaman bahan dielektrik vinyl chlorida pada alur pertama tersebut.
e. Mengulangi langkah 3.
f. Mengulangi langkah 4 s/d 6, tetapi untuk kedalaman yang berbeda.
g. Mengulangi langkah 4 s/d 7, tetapi untuk bahan dielektrik glas dan karton.

Percobaan 5: Pengaruh variasi jarak antar plat pada kapasitansi kondensator


yang disisipi bahan dielektrik
a. Memasukkan plat movable pada alur pertama (3 mm) secara penuh.
b. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
c. Menyisipkan bahan dielektrik vinyl chlorida secara penuh.
d. Mengulangi langkah 3.
e. Mengulangi langkah 2 s/d 5, tetapi untuk alur kedua s/d kelima (6mm s/d 15 mm).
f. Mengulangi langkah 2 s/d 6, tetapi untuk bahan dielektrik glas dan karton.

Percobaan 6: Karakteristik kapasitansi kondensator yang disisipi dua bahan


dielektrik berbeda
a. Memasukkan plat movable pada alur kedua (6 mm) secara penuh.
b. Mengukur kapasitansi kondensator dengan cara membaca langsung pada
kapasitansi meter atau pada voltmeter proyeksi.
c. Menyisipkan bahan dielektrik vinyl chlorida dan glas bersama-sama secara penuh.
d. Mengulangi langkah 3.
e. Mengulangi langkah 4 s/d 5, tetapi untuk bahan dielektrik glas dan karton.
f. Mengulangi langkah 4 s/d 5, tetapi untuk bahan dielektrik vinyl chlorida dan
karton.
F. Data Pengamatan
Nst penggaris : 0,1 cm Luas plat : 625 cm2
Nst kapasitansi meter : 10 pF
Tabel 1. Hubungan Luas Penampang dan Kapasitansi
a. Alur pertama (3 mm) b. Alur kedua (6 mm)
No. 𝑥 (cm) 𝑆 (cm2) 𝐶 (pF) No. 𝑥 (cm) 𝑆 (cm2) 𝐶 (pF)
1. 5 125 70 1. 5 125 40
2. 10 250 100 2. 10 250 60
3. 15 325 125 3. 15 325 80
4. 20 500 160 4. 20 500 95
5. 25 625 190 5. 25 625 110
c. Alur ketiga (9 mm) d. Alur keempat (12 mm)
No. 𝑥 (cm) 𝑆 (cm2) 𝐶 (pF) No. 𝑥 (cm) 𝑆 (cm2) 𝐶 (pF)
1. 5 125 35 1. 5 125 30
2. 10 250 50 2. 10 250 40
3. 15 325 60 3. 15 325 50
4. 20 500 70 4. 20 500 60
5. 25 625 80 5. 25 625 70
e. Alur kelima (15 mm)
No. 𝑥 (cm) 𝑆 (cm2) 𝐶 (pF)
1. 5 125 30
2. 10 250 35
3. 15 325 40
4. 20 500 50
5. 25 625 55

Tabel 2. Hubungan Jarak Antar Plat dan Kapasitansi


No. 𝑑 (mm) 𝐶 (pF)
1. 3 180
2. 6 110
3. 9 80
4. 12 65
5. 15 55

Tabel 3. Pengaruh Bahan Dielektrik pada Kapasitansi


No. Bahan 𝐶 (pF)
1. Udara 180
2. Vinyl Chlorida 350
3. Kaca 500
4. Karton 800
Tabel 4. Pengaruh Bahan Dielektrik yang Dimasukkan Parsial pada Kapasitansi
a. Bahan Dielektrik: Vynil Chlorida
No. 𝐶0 (pF) ℎ (cm) 𝑥 𝐶𝑥 (pF)
1. 170 0 0 170
2. 170 5 0,2 200
3. 170 10 0,4 225
4. 170 15 0,6 250
5. 170 20 0,8 2601
b. Bahan Dielektrik: Kaca
No. 𝐶0 (pF) ℎ (cm) 𝑥 𝐶𝑥 (pF)
1. 170 0 0 170
2. 170 5 0,2 230
3. 170 10 0,4 260
4. 170 15 0,6 290
5. 170 20 0,8 400
c. Bahan Dielektrik: Karton
No. 𝐶0 (pF) ℎ (cm) 𝑥 𝐶𝑥 (pF)
1. 170 0 0 170
2. 170 5 0,2 350
3. 170 10 0,4 400
4. 170 15 0,6 500
5. 170 20 0,8 600

Tabel 5. Pengaruh Variasi Jarak Antar Plat pada Kapasitansi Kondensator yang Disisipi
Bahan Dielektrik
a. Bahan Dielektrik: Vynil Chlorida
No. 𝐶0 (pF) 𝑑 (mm) 𝑦 𝐶𝑦 (pF)
1. 160 3 1,00 280
2. 100 6 0,50 125
3. 75 9 0,30 185
4. 60 12 0,25 70
5. 50 15 0,20 60
b. Bahan Dielektrik: Kaca
No. 𝐶0 (pF) 𝑑 (mm) 𝑦 𝐶𝑦 (pF)
1. 160 3 1,00 500
2. 100 6 0,50 135
3. 75 9 0,30 90
4. 60 12 0,25 70
5. 50 15 0,20 60
c. Bahan Dielektrik: Karbon
No. 𝐶0 (pF) 𝑑 (mm) 𝑦 𝐶𝑦 (pF)
1. 160 3 1,00 700
2. 100 6 0,50 150
3. 75 9 0,30 100
4. 60 12 0,25 80
5. 50 15 0,20 60

Tabel 6. Karakteristik Kapasitansi Kondensator yang Disisipi Dua Bahan Dielektrik Berbeda.
No. Bahan 𝐶 (pF)
1. Udara 100
2. Vinyl Chlorida+Kaca 210
3. Kaca+Karbon 350
4. Vynil Chlorida+Karton 250
G. Analisis Data
1. Analisis Metode
Pada percobaan ini digunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif yang digunakan diantaranya metode kuadrat terkecil, ralat rambat dan
uji beda untuk data berpasangan dan saling berhubungan (Paired t Test for
Dependent Populations). Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
hubungan antara dua besaran berdasarkan bentuk grafik yang dihasilkan.
- Metode Kuadrat Terkecil
Analisis ini digunakan pada percobaan 1 dan 2. Dalam membuat grafik
yang menyatakan hubungan kedua besaran dilakukan dengan cara
memplotkan data pada Microsoft Excel lalu memvisualisasikannya
menggunakan grafik 𝑥 − 𝑦 scatter dengan 𝐶 sebagai sumbu-𝑦 dan 𝑆 sebagai
1
sumbu-𝑥 pada percobaan 1 sedangkan sebagai sumbu-𝑥 pada percobaan
𝑑

kedua, dan disertakan pula dengan trendline equationnya. Lalu untuk


menentukan persamaan matematis yang sesuai dengan grafik tersebut
digunakan beberapa persamaan berikut:
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥 … 8)

1 (𝛴𝑥 2 )(𝛴𝑦)2 − 2(𝛴𝑥)(𝛴𝑦)(𝛴𝑥𝑦) − 𝑛(𝛴𝑥𝑦)2


𝑆𝑦 = √ |𝛴𝑦 2 − | … 9)
𝑛−2 𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2
Untuk menentukan kemiringan grafik digunakan persamaan:
𝑛(𝛴𝑥𝑦) − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑏= … 10)
𝑛(𝛴𝑥 2 ) − (𝛴𝑥)2

𝑛
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦 √ … 11)
𝑛(𝛴𝑥2 ) − (𝛴𝑥)2

𝑆𝑏
𝑅𝑏 = | | × 100% … 12)
𝑏
Untuk percobaan 1, persamaan 1) dapat dianalogikan dengan persamaan garis
linier diperoleh:
𝜀0
𝑦 = 𝐶; 𝑏 = , 𝑥 = 𝑆 dan 𝑎 = 0 … 13)
𝑑

sehingga permitivitas relatif udara dapat ditentukan menggunakan


persamaan:
𝜀0 = 𝑏𝑑 … 14)
Untuk percobaan 2, persamaan 2) dapat dianalogikan dengan persamaan garis
linier diperoleh:
𝑦 = 𝐶; 𝑏 = 𝜀0 𝑆, 𝑥 = 1/𝑑 dan 𝑎 = 0 … 15)
sehingga permitivitas relatif udara dapat ditentukan menggunakan persamaan:
𝜀0 = 𝑏/𝑆 … 16)
- Ralat Rambat
Analisis ini digunakan dalam percobaan 3. Permitivitas relatif dari bahan
dielektrik diperoleh melalui pengukuran tak langsung atau hasil perhitungan
besaran-besaran hasil pengukuran langsung menggunakan persamaan 3).
Sehingga untuk menyatakan standar deviasi atau ralat mutlaknya digunakan
teori ralat rambat. Adapun persamaan-persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
a. Permitivitas relatif bahan dielektrik (𝜀𝑟 )
Persamaan 3) dapat ditulis kembali menjadi:
𝐶
𝜀𝑟 = … 17)
𝐶0
b. Ralat permitivitas relatif bahan dielektrik (𝛥𝜀𝑟 )
2 2
𝜕𝜀𝑟 2 𝜕𝜀𝑟 2
𝛥𝜀𝑟 = √| . . 𝛥𝐶| + | . . 𝛥𝐶0 | … 18. 𝑎)
𝜕𝐶 3 𝜕𝐶0 3
2 2
1 2 𝐶 2
𝛥𝜀𝑟 = √| . . 𝛥𝐶| + |− 2 . . 𝛥𝐶0 | … 18. 𝑏)
𝐶0 3 𝐶0 3
c. Ralat relatif permitivitas relatif bahan dielektrik (𝑅𝜀𝑟 )
𝛥𝜀𝑟
𝑅𝜀𝑟 = | | × 100% … 19)
𝜀𝑟
- Paired t Test for Dependent Populations
Analisis ini digunakan dalam percobaan 4, 5 dan 6. Besar kapasitansi
diperoleh berdasarkan dua perlakuan berbeda untuk sampel yang sama yaitu
secara perhitungan teori dan secara pengukuran langsung. Berdasarkan teori
nilai kapasitansi dapat ditentukan menggunakan persamaan 4), 5) dan 6).
Dalam uji beda ini hipotesis yang akan diuji ialah:(Gio and Irawan, 2016)
● 𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan nilai kapasitansi yang signifikan antara
perhitungan teori dan pengukuran langsung
● 𝐻1 : Terdapat perbedaan nilai kapasitansi yang signifikan antara
perhitungan teori dan pengukuran langsung
Nilai statistik dari uji t (𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) ditentukan dengan persamaan:
𝑑
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = … 20)
𝑠𝑑 /√𝑛
Keterangan:
𝑑 : Rata-rata dari selisih pasangan dua sampel
𝑠𝑑 : Standar deviasi dari selisih pasangan dua sampel
𝑛 : Banyaknya pasangan sampel
Standar deviasi diperoleh menggunakan perumusan Microsot Excel yaitu:
𝑠𝑑 = 𝑆𝑇𝐷𝐸𝑉. 𝑆(𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 1: 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒 − 𝑛)
Sedangkan nilai kritis (𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 ) juga dapat ditentukan menggunakan perumusan
Microsot Excel yaitu:
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝑇𝐼𝑁𝑉(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖, 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠)
Dengan
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑠 = 𝑛 − 1
Jika tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% maka 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 untuk
percobaan 4 dan 5 (derajat bebas = 4) diperoleh ±2,776 dan 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 untuk
percobaan 6 (derajat bebas = 2) diperoleh ±4,303. Aturan pengambilan
keputusan terhadap hipotesis berdasarkan uji t (pengujian dua arah) ialah:
Jika |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | ≤ |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima dan 𝐻1 ditolak
Jika |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | > |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima
Gambar 6 Grafik pengambilan keputusan terhadap hipotesis (Gio and Irawan, 2016)
2. Analisis Perhitungan
a. Percobaan 1: Hubungan Luas Penampang dan Kapasitansi
1) Grafik Data

Gambar 7 Grafik Hubungan Luas Penampang dan Kapasitansi untuk alur 3-15 mm
2) Kecenderungan hubungan 𝐶 dan 𝑆
Berdasarkan bentuk grafik pada gambar A, semakin besar 𝑆 maka
semakin besar 𝐶. Sehingga hubungan keduanya sesuai dengan teori yaitu
berbanding lurus: 𝐶 ∝ 𝑆
3) Kemiringan grafik
a) 𝑑 = 3 mm
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 125 70 15.625 4.900 8.750
2 250 100 62.500 10.000 25.000
3 375 125 140.625 15.625 46.875
4 500 160 250.000 25.600 80.000
5 625 190 390.625 36.100 118.750

∑ 1.875 645 859.375 92.225 279.375


𝑆𝑦 = 11,55
5(279.375) − (1.875)(645)
𝑏= = 0,24
5(859.375) − (1.875)2
5
𝑆𝑏 = 11,55√ = 0,03
5(859.375) − (1.875)2
0,03
𝑅𝑏 = |0.24| × 100% = 12% (2 AP)

Jadi, kemiringan grafik alur 3 mm adalah 0,24 ± 0,03 pF/cm2


dengan ralat relatif 12% (2 AP)
b) 𝑑 = 6 mm
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 125 40 15.625 1.600 5.000
2 250 60 62.500 3.600 15.000
3 375 80 140.625 6.400 30.000
4 500 95 250.000 9.025 47.500
5 625 110 390.625 12.100 68.750

∑ 1.875 385 859.375 32.725 166.250


𝑆𝑦 = 10,10
5(166.250) − (1.875)(385)
𝑏= = 0,14
5(859.375) − (1.875)2
5
𝑆𝑏 = 10,10√ = 0,03
5(859.375) − (1.875)2
0,03
𝑅𝑏 = |0.14| × 100% = 18% (2 AP)

Jadi, kemiringan grafik alur 6 mm adalah 0,14 ± 0,03 pF/cm2


dengan ralat relatif 18% (2 AP)
c) 𝑑 = 9 mm
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 125 35 15.625 1.225 4.375
2 250 50 62.500 2.500 12.500
3 375 60 140.625 3.600 22.500
4 500 70 250.000 4.900 35.000
5 625 80 390.625 6.400 50.000

∑ 1.875 295 859.375 18.625 124.375


𝑆𝑦 = 5,77
5(124.375) − (1.875)(18.625)
𝑏= = 0,09
5(859.375) − (1.875)2
5
𝑆𝑏 = 5,77√ = 0,01
5(859.375) − (1.875)2
0,01
𝑅𝑏 = |0.09| × 100% = 17% (2 AP)

Jadi, kemiringan grafik alur 9 mm adalah 0,09 ± 0,01 pF/cm2


dengan ralat relatif 17% (2 AP)
d) 𝑑 = 12 mm
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 125 30 15.625 900 3.750
2 250 40 62.500 1.600 10.000
3 375 50 140.625 2.500 18.750
4 500 60 250.000 3.600 30.000
5 625 70 390.625 4.900 43.750

∑ 1.875 250 859.375 13.500 106.250


𝑆𝑦 = 0
5(1106.250) − (1.875)(250)
𝑏= = 0,08
5(859.375) − (1.875)2
𝑆𝑏 = 0
𝑅𝑏 = 0%
Jadi, kemiringan grafik alur 12 mm adalah 0,08 pF/cm2. Nilai ralat
0 diperoleh karena hasil perhitungan 𝑆𝑦 tepat bernilai 0. Hasil ini
tidak menandakan bahwa tidak terdapat ralat atau hasil ini mutlak
benar, namun sebaliknya menunjukkan bahwa nilai ralat tidak dapat
ditentukan.
e) 𝑑 = 15 mm
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 125 30 15.625 900 3.750
2 250 35 62.500 1.225 8.750
3 375 40 140.625 1.600 15.000
4 500 50 250.000 2.500 25.000
5 625 55 390.625 3.025 34.375
∑ 1.875 210 859.375 9.250 86.875
𝑆𝑦 = 4,33
5(86.875) − (1.875)(210)
𝑏= = 0,05
5(859.375) − (1.875)2
5
𝑆𝑏 = 4,33√ = 0,01
5(859.375) − (1.875)2
0,01
𝑅𝑏 = |0.05| × 100% = 21% (2 AP)

Jadi, kemiringan grafik alur 15 mm adalah 0,05 ± 0,01 pF/cm2


dengan ralat relatif 21% (2 AP)
4) Permitivitas relatif udara di antara kedua plat
a) 𝑑 = 3 mm = 0,003 m; 𝑏 = 0,24 pF/cm2 = 2.400 pF/m2
𝜀0 = 2.400 × 0,003 = 7,20 pF/m
Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 1,65
b) 𝑑 = 6 mm = 0,006 m; 𝑏 = 0,14 pF/cm2 = 1.400 pF/m2
𝜀0 = 1.400 × 0,006 = 8,40 pF/m
Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 0,45
c) 𝑑 = 9 mm = 0,009 m; 𝑏 = 0,09 pF/cm2 = 880 pF/m2
𝜀0 = 880 × 0,009 = 7,92 pF/m
Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 0,93
d) 𝑑 = 12 mm = 0,012 m; 𝑏 = 0,08 pF/cm2 = 800 pF/m2
𝜀0 = 800 × 0,012 = 9,60 pF/m
Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 0,75
e) 𝑑 = 15 mm = 0,015 m; 𝑏 = 0,05 pF/cm2 = 520 pF/m2
𝜀0 = 520 × 0,015 = 7,80 pF/m
Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 1,05
Permitivitas relatif udara di antara kedua plat kondensator hasil
percobaan memiliki nilai yang berbeda dengan permitivitas ruang hampa,
sebab nilai 𝜀0 = 8,85 pF/m adalah kondisi pada ruang hampa sedangkan
pada percobaan tidak menggunakan ruang hampa melainkan udara bebas.
b. Percobaan 2: Hubungan Jarak Antar Plat dan Kapasitansi
1) Grafik Data

Grafik Hubungan Jarak Antar Plat dan


Kapasitansi
200
y = 464.37x + 27.312

Kapasitansi (pF)
150

100

50

0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35
1/Jarak Antar Plat (1/mm)

Gambar 8 Grafik Hubungan Jarak Antar Plat dan Kapasitansi


1
2) Kecenderungan hubungan 𝐶 dan 𝑑
1
Berdasarkan bentuk grafik pada gambar A, semakin besar maka
𝑑

semakin besar 𝐶. Sehingga hubungan keduanya sesuai dengan teori yaitu


1
berbanding lurus: 𝐶 ∝ 𝑑

3) Kemiringan grafik
Percobaan 𝑥 𝑦 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1 0,33 180 0,11 32.400 60,00
2 0,17 110 0,03 12.100 18,33
3 0,11 80 0,01 6.400 8,89
4 0,08 65 0,01 4.225 5,42
5 0,07 55 0,00 3.025 3,67
∑ 0,76 490 0.16 58.150 96,31
𝑆𝑦 = 26,18
5(96,31) − (0,76)(490)
𝑏= = 464,37
5(0,16) − (0,76)2
5
𝑆𝑏 = 26,18√ = 121,04
5(0,16) − (0,76)2
121,04
𝑅𝑏 = |464,37| × 100% = 26% (2 AP)

Jadi, kemiringan grafik adalah 464,37 ± 121,04 pF.mm dengan


ralat relatif 26% (2 AP)
4) Permitivitas relatif udara di antara kedua plat
𝑆 = 625 cm2 = 0,0625 m2; 𝑏 = 464,37 pF.mm = 0,46 pF.m
0,46 𝑝𝐹.𝑚
𝜀0 = = 7,43 pF/m
0,0625 𝑚2

Selisih dengan permitivitas ruang hampa sebesar 1,42


Permitivitas relatif udara di antara kedua plat kondensator hasil
percobaan memiliki nilai yang berbeda dengan permitivitas ruang hampa,
sebab nilai 𝜀0 = 8,85 pF/m adalah kondisi pada ruang hampa sedangkan
pada percobaan tidak menggunakan ruang hampa melainkan udara bebas.
c. Percobaan 3: Pengaruh Bahan Dielektrik pada Kapasitansi
1) Vinyl Chlorida
350
𝜀𝑟 = = 1,94
180
2 2
1 2 350 2
𝛥𝜀𝑟 = √| . . 5| + |− . . 5| = 0,04
180 3 (180)2 3
0.04
𝑅𝜀𝑟 = |1,94| × 100% = 2,08% (3 AP)

Jadi, permitivitas relatif bahan dielektrik vinyl chlorida adalah 1,94 ±


0,04 dengan ralat relatif sebesar 2,08% (3 AP).
2) Kaca
500
𝜀𝑟 = = 2,78
180
2 2
1 2 500 2
𝛥𝜀𝑟 = √| . . 5| + |− . . 5| = 0,05
180 3 (180)2 3
0.05
𝑅𝜀𝑟 = | | × 100% = 1,97% (3 AP)
2,78

Jadi, permitivitas relatif bahan dielektrik vinyl chlorida adalah 2,78 ±


0,05 dengan ralat relatif sebesar 1,97% (3 AP).
3) Karton
800
𝜀𝑟 = = 4,44
180
2 2
1 2 800 2
𝛥𝜀𝑟 = √| . . 5| + |− . . 5| = 0,08
180 3 (180)2 3
0.08
𝑅𝜀𝑟 = |4,44| × 100% = 1,90% (3 AP)

Jadi, permitivitas relatif bahan dielektrik vinyl chlorida adalah 4,44 ±


0,08 dengan ralat relatif sebesar 1,90% (3 AP).
Pengaruh bahan dielektrik terhadap kapasitansi adalah untuk memperbesar
kapasitansi, hal ini ditunjukkan oleh 𝐶𝑉𝐶 , 𝐶𝑘𝑎𝑐𝑎 , dan 𝐶𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 yang lebih besar
dari 𝐶𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 dan permitivitas relatif nya bernilai > 1. Nilai kapasitansi yang
besar menunjukkan semakin banyak pula muatan listrik yang dapat disimpan.
d. Pengaruh bahan dielektrik yang dimasukkan parsial pada kapasitansi
1) Vinyl Chlorida
● 𝐶𝑥=0,0 = {(1,94 − 1)0,0 + 1}170 = 170,0 pF
● 𝐶𝑥=0,2 = {(1,94 − 1)0,2 + 1}170 = 202,1 pF
● 𝐶𝑥=0,4 = {(1,94 − 1)0,4 + 1}170 = 234,2 pF
● 𝐶𝑥=0,6 = {(1,94 − 1)0,6 + 1}170 = 266,3 pF
● 𝐶𝑥=0,8 = {(1,94 − 1)0,8 + 1}170 = 298,4 pF
𝐶0 𝑥 𝐶𝑥 (ukur) 𝐶𝑥 (teori) 𝐶𝑥 (ukur)− 𝐶𝑥 (teori)
170 0,0 170 170,0 0,0
170 0,2 200 202,1 -2,1
170 0,4 225 234,2 -9,2
170 0,6 250 266,3 -16,3
170 0,8 260 298,4 -38,4
Rata-rata -13,2
Standar Deviasi 15,5
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
−13,2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = −1,908
15,5
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik vinyl
chlorida.
2) Kaca
● 𝐶𝑥=0,0 = {(2,78 − 1)0,0 + 1}170 = 170,0 pF
● 𝐶𝑥=0,2 = {(2,78 − 1)0,2 + 1}170 = 230,4 pF
● 𝐶𝑥=0,4 = {(2,78 − 1)0,4 + 1}170 = 290,9 pF
● 𝐶𝑥=0,6 = {(2,78 − 1)0,6 + 1}170 = 351,3 pF
● 𝐶𝑥=0,8 = {(2,78 − 1)0,8 + 1}170 = 411,8 pF
𝐶0 𝑥 𝐶𝑥 (ukur) 𝐶𝑥 (teori) 𝐶𝑥 (ukur)− 𝐶𝑥 (teori)
170 0,0 170 170 0,0
170 0,2 230 230,4 -0,4
170 0,4 260 290,9 -30,9
170 0,6 290 351,3 -61,3
170 0,8 400 411,8 -11,8
Rata-rata -20,9
Standar Deviasi 25,9
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
−20,9
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = −1,807
25,9
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik kaca.
3) Karton
● 𝐶𝑥=0,0 = {(4,44 − 1)0,0 + 1}170 = 170,0 pF
● 𝐶𝑥=0,2 = {(4,44 − 1)0,2 + 1}170 = 287,1 pF
● 𝐶𝑥=0,4 = {(4,44 − 1)0,4 + 1}170 = 404,2 pF
● 𝐶𝑥=0,6 = {(4,44 − 1)0,6 + 1}170 = 521,3 pF
● 𝐶𝑥=0,8 = {(4,44 − 1)0,8 + 1}170 = 638,4 pF
𝐶0 𝑥 𝐶𝑥 (ukur) 𝐶𝑥 (teori) 𝐶𝑥 (ukur)− 𝐶𝑥 (teori)
170 0,0 170 170 0,0
170 0,2 350 287,1 62,9
170 0,4 400 404,2 -4,2
170 0,6 500 521,3 -21,3
170 0,8 600 638,4 -38,4
Rata-rata -0,2
Standar Deviasi 38,4
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
−0,2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = −0,013
38,4
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik karton.
e. Pengaruh variasi jarak antar plat pada kapasitansi kondensator yang
disisipi bahan dielektrik
1) Vinyl Chlorida
1,94
● 𝐶𝑦=1,00 = 1,94−(1,94−1)1,00 160 = 311,1 pF
1,94
● 𝐶𝑦=0,50 = 1,94−(1,94−1)0,50 100 = 132,1 pF
1,94
● 𝐶𝑦=0,30 = 1,94−(1,94−1)0,30 75 = 87,8 pF
1,94
● 𝐶𝑦=0,25 = 1,94−(1,94−1)0,25 60 = 68,3 pF
1,94
● 𝐶𝑦=0,20 = 1,94−(1,94−1)0,20 50 = 55,4 pF

𝐶0 𝑦 𝐶𝑦 (ukur) 𝐶𝑦 (teori) 𝐶𝑦 (ukur)− 𝐶𝑦 (teori)


160 1,00 280 311,1 -31,1
100 0,50 125 132,1 -7,1
75 0,30 185 87,8 97,2
60 0,25 70 68,3 1,7
50 0,20 60 55,4 4,6
Rata-rata 13,1
Standar Deviasi 49,4
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
13,1
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 0,595
49,4
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik vinyl
chlorida.
2) Kaca
2,78
● 𝐶𝑦=1,00 = 2,78−(2,78−1)1,00 160 = 444,4 pF
2,78
● 𝐶𝑦=0,50 = 2,78−(2,78−1)0,50 100 = 147,1 pF
2,78
● 𝐶𝑦=0,30 = 2,78−(2,78−1)0,30 75 = 92,8 pF
2,78
● 𝐶𝑦=0,25 = 2,78−(2,78−1)0,25 60 = 71,4 pF
2,78
● 𝐶𝑦=0,20 = 2,78−(2,78−1)0,20 50 = 57,3 pF
𝐶0 𝑦 𝐶𝑦 (ukur) 𝐶𝑦 (teori) 𝐶𝑦 (ukur)− 𝐶𝑦 (teori)
160 1,00 500 444,4 55,6
100 0,50 135 147,1 -12,1
75 0,30 90 92,8 -2,8
60 0,25 70 71,4 -1,4
50 0,20 60 57,3 2,7
Rata-rata 8,4
Standar Deviasi 26,9
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
8,4
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = 0,696
26,9
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik kaca
3) Karton
4,44
● 𝐶𝑦=1,00 = 4,44−(4,44−1)1,00 160 = 711,1 pF
4,44
● 𝐶𝑦=0,50 = 4,44−(4,44−1)0,50 100 = 163, ,3 pF
4,44
● 𝐶𝑦=0,30 = 4,44−(4,44−1)0,30 75 = 97,7 pF
4,44
● 𝐶𝑦=0,25 = 4,44−(4,44−1)0,25 60 = 74,4 pF
4,44
● 𝐶𝑦=0,20 = 4,44−(4,44−1)0,20 50 = 59,2 pF

𝐶0 𝑦 𝐶𝑦 (ukur) 𝐶𝑦 (teori) 𝐶𝑦 (ukur)− 𝐶𝑦 (teori)


160 1,00 700 711,1 -11,1
100 0,50 150 163,3 -13,3
75 0,30 100 97,7 2,3
60 0,25 80 74,4 5,6
50 0,20 60 59,2 0,8
Rata-rata -3,1
Standar Deviasi 8,5
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776
−3,1
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = −0,828
8,5
√5
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik karton.
f. Karakteristik kapasitansi kondensator yang disisipi dua bahan dielektrik
berbeda
1) Vinyl Chlorida + Kaca
2(1,94)(2,78)
𝐶= 100 = 228,8 pF
1,94+2,78

2) Kaca + Karton
2(2,78)(4,44)
𝐶= 100 = 341,9 pF
2,78+4,44

3) Vinyl Chlorida + Karton


2(1,94)(4,44)
𝐶= 100 = 270,5 pF
1,94+4,44

𝐶0 𝐶 (ukur) 𝐶(teori) 𝐶(ukur)− 𝐶(teori)


100 210 228,8 -18,8
100 350 341,9 8,1
100 250 270,5 -20,5
Rata-rata -10,4
Standar Deviasi 16,1
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±4,303
−10,4
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = = −1,121
16,1
√3
Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk dua bahan dielektrik.
H. Pembahasan
Berdasarkan grafik yang dihasilkan pada percobaan pertama didapatkan hubungan
antara luas permukaan dan kapasitansi kondensator yaitu berbanding lurus dengan
kemiringan grafik untuk alur 3 mm adalah 0,24 ± 0,03 pF/cm2 dengan ralat relatif 12%
(2 AP), untuk alur 6 mm adalah 0,14 ± 0,03 pF/cm2 dengan ralat relatif 18% (2 AP)
dan untuk alur 12 mm adalah 0,05 ± 0,01 pF/cm2 dengan ralat relatif 21% (2 AP).
Permitivitas relatif udara di antara kedua plat kondensator hasil percobaan
memiliki nilai yang berbeda dengan permitivitas ruang hampa, sebab nilai 𝜀0 = 8,85
pF/m adalah kondisi pada ruang hampa sedangkan pada percobaan tidak menggunakan
ruang hampa melainkan udara bebas.
Berdasarkan grafik yang dihasilkan pada percobaan kedua, didapatkan hubungan
antara jarak antar plat dan kapasitansi kondensator yaitu berbanding terbalik dengan
kemiringan grafik adalah 464,37 ± 121,04 pF.mm dengan ralat relatif 26% (2 AP).
Permitivitas relatif udara di antara kedua plat kondensator hasil percobaan memiliki
nilai yang berbeda dengan permitivitas ruang hampa, sebab nilai 𝜀0 = 8,85 pF/m adalah
kondisi pada ruang hampa sedangkan pada percobaan tidak menggunakan ruang hampa
melainkan udara bebas.
Selain faktor tegangan, luas penampang dan jarak antar plat, terdapat bahan
dielektrik yang dapat disisipkan di antara kedua plat yang mempengaruhi kapasitansi
kapasitor. Disisipkannya bahan dielektrik bertujuan memperbesar kapasitansi. Pada
percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil perhitungan untuk nilai permitivitas
relatif pada bahan vinyl chloride yaitu 1,94 ± 0,04 dengan ralat relatif sebesar 2,08%
(3 AP), pada bahan kaca yaitu 2,78 ± 0,05 dengan ralat relatif sebesar 1,97% (3 AP)
dan pada bahan karton yaitu 4,44 ± 0,08 dengan ralat relatif sebesar 1,90% (3 AP).
Nilai kapasitansi yang besar menunjukkan semakin banyak pula muatan listrik yang
dapat disimpan.
Pada pengaruh bahan dielektrik yang dimasukkan parsial pada kapasitansi
didapatkan hasil perhitungan untuk bahan vinyl chloride didapatkan nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 =
±2,776 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −1,908. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima
atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi
berdasarkan perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik vinyl
chlorida. Untuk bahan kaca diperoleh nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
−1,807. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan perhitungan
teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik kaca. Untuk bahan karto
diperoleh nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −0,013. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | <
|𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan
signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan perhitungan teori dan pengukuran
langsung untuk bahan dielektrik karton.
Pada pengaruh variasi jarak antar plat pada kapasitansi kondensator yang disisipi
bahan dielektrik didapatkan hasil perhitungan untuk bahan vinyl chloride didapatkan
nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −0,595. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |,
maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara
besar kapasitansi berdasarkan perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan
dielektrik vinyl chlorida. Untuk bahan kaca didapatkan nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776 dan nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −0,696. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil
kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan
perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk bahan dielektrik kaca. Untuk bahan
karton didapatkan nilai 𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±2,776 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −0,828. Diperoleh
|𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0 diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara besar kapasitansi berdasarkan perhitungan teori dan
pengukuran langsung untuk bahan dielektrik karton.
Pada karakteristik kapasitansi kondensator yang disisipi dua bahan dielektrik berbeda
didapatkan hasil perhitungan untuk bahan vinyl chloride dan kaca didapatkan nilai 𝐶 =
228,8 pF, untuk bahan kaca dan karton didapatkan nilai 𝐶 = 341,9 pF, untuk bahan
vinyl chloride dan karton didapatkan nilai 𝐶 = 270,5 pF. Maka didapatkan nilai
𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = ±4,303 dan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = −1,121. Diperoleh |𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 | < |𝑡𝑘𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 |, maka 𝐻0
diterima atau diambil kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara besar
kapasitansi berdasarkan perhitungan teori dan pengukuran langsung untuk dua bahan
dielektrik.
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan:
a. Hubungan antara luas permukaan dan kapasitansi kondensator yaitu berbanding
lurus.
b. Hubungan antara jarak antar plat dan kapasitansi kondensator yaitu berbanding
terbalik.
c. Bahan dielektrik pada kapasitansi kondensator memiliki pengaruh pada nilai
permitivitasnya. Semakin besar nilai permitivitasnya maka nilai kapasitansinya
akan semakin besar pula.
d. Kapasitansi kondensator yang disisipi oleh bahan dielektrik secara parsial akan
menyebabkan perubahan nilai kapasitansi.
e. Pengaruh variasi jarak antar plat pada kapasitansi kondesator adalah semakin besar
jarak plat dengan bahan dielektrik maka kapasitansinya akan semakin kecil.
f. Karakteristik kapasitansi kondensator ketika kondensator disisipi dua bahan
dielektrik berbeda maka nilai kapasitansinya akan semakin besar apabila
permitivitasnya juga semakin besar.
J. Daftar Pustaka
Abdullah, M. (2017) Fisika Dasar II. Institut Teknologi Bandung.
Gio, P.U. and Irawan, D.E. (2016) Belajar Statistika dengan R. Medan: USU Press.
Nipun (2015) ‘Difference Between Capacitor and Condenser’, Pediaa, 28 September.
Available at: https://pediaa.com/difference-between-capacitor-and-condenser-2/
(Accessed: 30 March 2023).
Tim Praktikum Elektromagnet (2023) Modul Praktikum Elektromagnetika. Malang:
Departemen Fisika FMIPA.
LAMPIRAN
1.1 Laporan Sementara
1.2 Foto Alat dan Bahan

Set alat kapasitor sejajar Kapasitansi Meter

DC Voltmeter Vinyl Chlorida

Karton Kaca
1.3 Dokumentasi Kegiatan

Percobaan I: Memasukkan plat Percobaan II: Memasukkan plat


moveable secara parsial moveable secara penuh

Percobaan III: Memasukkan bahan Percobaan III: Memasukkan bahan


dielektrik vinyl chlorida secara penuh dielektrik karton secara penuh

Percobaan III: Memasukkan bahan Percobaan IV: Memasukkan bahan


dielektrik kaca secara penuh dielektrik vinyl chlorida secara parsial
Percobaan IV: Memasukkan bahan Percobaan IV: Memasukkan bahan
dielektrik karton secara parsial dielektrik kaca secara parsial

\
Percobaan V: Memasukkan bahan Percobaan VI: Memasukkan 2 bahan
dielektrik dengan menvariasi jarak antar dielektrik di antara kedua plat
kedua plat

Anda mungkin juga menyukai