Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM LENGKAP

Oleh:

Kelompok : I

1. Agung Wibowo ACB 112 026


2. Anita Normasari ACB 112 049
3. Yantriana Devianti ACB 113 005
4. Winarko ACB 113 015
5. SUYATNO ACB 113 019
6. ARI ANITANIA ACB 113 024
7. RINI WIDIYATI ACB 113 027
8. MELINDA Wulandari ACB 113 029
9. YUSTINA INDRIANI ACB 113 038
10. FITRIANI ACB 113 045
11. SELVI ACB 113 046

Dosen Pengasuh : Saulim D.T Hutahaean, S.Pd, M.Pd


PRODI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PMIPA FKIP
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2017

I. Topik Percobaan
“Resistor”

II. Tujuan Percobaan


Adapun tujuan percobaannya yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung nilai gelang warna pada resistor.
2. Menghitung nilai hambatan resistor menggunakan alat ukur multitester digital.
3. Merangkai resistor secara seri, paralel dan campuran pada papan rangkaian.
4. Menghitung hambatan total resistor secara seri, paralel dan campuran.
5. Menggambarkan grafik berdasarkan hasil pengamatan.

III. Alat dan Bahan


1. Resistor 5 buah
2. Multitester digital 1 buah
3. Papan PCB 1 buah

IV. Landasan Teori


A. Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat arus listrik dan
menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam menghambat arus listrik
sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor memiliki beragam
jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang berbentuk silinder, smd (Surface Mount Devices),
dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewound, smd,
dan resistor dengan teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum
adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan metal film. Resistor ini biasanya berbentuk
silinder dengan pita pita warna yang melingkar di badan resistor. Pita pita warna ini dikenal
sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui nilai resistansi
resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor tersebut. Tutorial ini akan
menjelaskan kode kode resistor yang banyak beredar di pasaran.
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan
kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik.
Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung
dililitkan disekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna dari harganya. Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan
isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran. Resistansinya
ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan isolator. Resistor komposisi
karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an, tetapi sekarang tidak terlalu populer karena
resistor jenis lain mempunyai karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian
terhadap tegangan (resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih),
dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi lembap, bahang
dari solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi yang tak dapat dikembalikan. Walaupun
begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya berkisar antara beberapa
miliohm hingga 22 MOhm.

B. Fungsi dan Kegunaan

Fungsi dan kegunaan resistor pada rangkaian

a) Sebagai pembagi arus dan pembagi tegangan


b) Sebagai penurun tegangan
c) Sebagai penghambat arus listrik.
Untuk menyatakan resentasi dan sebaliknya disertakan batas kemampuan dayanya.
Berbagai resistor dibuat dari berbagai bahan-bahan yang berbeda dan sifat-sifat yang berbeda.
Spesifik yang lain yang harus diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan selain
besar resentasinya adalah besar watt-funya karena resistor bekerja di alirin arus listrik maka
akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik
suatu resistor bisa menunjukkansemakin besar kemampuan disipasi daya resistor
tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt.
Resistor yang memiliki disipasid a y a 5 , 1 0 d a n 2 0 w a t t u m u m n ya b e r b e n t u k
kubik memanjang persegi e m p a t berwarna putih, namun ada juga yang
berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi
dicetak langsung dibadannya, misalnya100*5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di
tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu
dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di
sebut resistansi.

C. Identifikasi Empat Pita

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri
dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan
informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang
ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi.
Kadang-kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan
dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.

Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi


yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru,
mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga
104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan
kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Pita ketiga Pita keempat Pita kelima
Warna Pita pertama Pita kedua
(pengali) (toleransi) (koefisien suhu)

Hitam 0 0 × 100

Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F) 100 ppm

Merah 2 2 × 102 ± 2% (G) 50 ppm

Oranye 3 3 × 103 15 ppm

Kuning 4 4 × 104 25 ppm

Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)

Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)

Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)

Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)

Putih 9 9 × 109

Emas × 10-1 ± 5% (J)

Perak × 10-2 ± 10% (K)

Kosong ± 20% (M)

V. Prosedur Kerja
Adapun langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menghitung nilai gelang warna pada resistor.
3. Mengukur nilai hambatan pada resistor menggunakan alat ukur multitester digital.
4. Membuat rangkaian resistor secara seri pada papan PCB, kemudian mengukur
hambatan total pada rangkaian menggunakan alat ukur multitester.
5. Membuat rangkaian resistor secara paralel pada papan PCB, kemudian mengukur
hambatan total pada rangkaian menggunakan alat ukur multitester.
6. Membuat rangkaian resistor secara campuran pada papan PCB, kemudian mengukur
hambatan total pada rangkaian menggunakan alat ukur multitester.
7. Mencatat hasil pengamatan dalam bentuk tabel pengamatan.
8. Membuat grafik berdasarkan hasil pengamatan.

VI. Tabel Pengamatan

Tabel harga tercantum dan harga terukur hambatan lima buah resistor.

No Resistor Harga Tercantum (ohm) Harga Terukur (Ohm)


1 R1 47x105 ± 5% 48,9x105
2 R2 22x104 ± 10% 22x104
3 R3 18x103 ± 5% 18x103
4 R4 12x104 ±10% 11,88x104
5 R5 12x104 ± 10% 11,9x104

Tabel harga tercantum dan harga terukur hambatan resistor dalam 3 macam rangkaian
(seri, paralel, dan campuran)

No Rangkaian Resistor yang Dipakai Harga Hasil Perhitungan Harga Hasil Pengukuran
(ohm) (ohm)
1 Seri R1, R2, R3, R4, R5 51,78x105 1. 53,7x105
2. 53,7x105
3. 53,6x105
4. 53,5x105
5. 53,6x105
2 Paralel R2, R3, R4 14,4x103 1. 14,58x103
2. 14,50x103
3. 14,55x103
4. 14,50x103
5. 14,55x103
3 Campuran R2, R3, R4 235650 1. 235000
2. 234000
3. 235000
4. 234000
5. 234500

Analisis Perhitungan Rangkaian Seri, Paralel, dan Campuran.

 Rangkaian Seri
Diketahui:
R1 = 47x105 ± 5% ohm
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm
R5 = 12x104 ±10% ohm

Ditanya:
Rseri = .............
Penyelesaian:
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 47x105 + 22x104 + 18x103 + 12x104 + 12𝑥104
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 51.78𝑥105 𝑜ℎ𝑚

 Rangkaian Paralel
Diketahui:
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm

Ditanya:
Rparalel=......

Penyelesaian:
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑅2 𝑅3 𝑅4
1 1 1 1
= 4
+ 3
+
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 22𝑥10 18𝑥10 12𝑥104
1 3,96𝑥109 + 2,64𝑥1010 + 2,16𝑥109
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 4,75𝑥1014
1 3,296𝑥1010
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 4,75𝑥1014
4,75𝑥1014
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
3,296𝑥1010
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 14,4𝑥103 𝑜ℎ𝑚

 Rangkaian Campuran
Diketahui:
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm
Ditanya:
Rcampuran =......

Penyelesaian:
1 𝑅3 + 𝑅4
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑅3 ∙ 𝑅4
𝑅3 ∙ 𝑅4
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
𝑅3 + 𝑅4
18𝑥103 ∙ 12𝑥104
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
18𝑥103 + 12𝑥104
2,16𝑥109
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
1,38𝑥105
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 15,65𝑥103 𝑜ℎ𝑚

𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅2
𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 15,65𝑥103 + 22𝑥104
𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 235650 ohm

Ralat dari Hasil Pengukuran (Ralat Ukur)

 Rangkaian Seri
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
53,7𝑥105 + 53,7𝑥105 + 53,6𝑥105 + 53,5𝑥105 + 53,6𝑥105
𝑋̅ =
5
26,81𝑥106
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 53,62𝑥105

No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 53,7x105 8x103 8x103
2 53,7x105 8x103 8x103
3 53,6x105 -2x103 2x103
4 53,5x105 -12x103 12x103
5 53,6x105 -2x103 2x103
∑ 26,81x106 0 32x103

∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 32𝑥103


𝑎= = = 6,4𝑥103
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (53,62x105 ± 6,4x103) ohm
atau
D = (536,2 ± 0,64) . 104ohm
 Rangkaian Paralel
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
14,58𝑥103 + 14,50𝑥103 + 14,55𝑥103 + 14,50𝑥103 + 14,55𝑥103
𝑋̅ =
5
72680
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 14536

No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 14,58x103 44 44
2 14,50x103 -36 36
3 14,55x103 14 14
4 14,50x103 -36 36
5 14,55x103 14 14
∑ 72680 0 144
∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 144
𝑎= = = 28.8
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (14536 ± 28.8) ohm

 Rangkaian Campuran

∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
235000 + 234000 + 235000 + 234000 + 234500
𝑋̅ =
5
1172500
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 234500

No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 235000 500 500
2 234000 -500 500
3 235000 500 500
4 234000 -500 500
5 234500 0 0
∑ 1172500 0 2000

∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 2000


𝑎= = = 400
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (234500 ± 400) ohm
atau
D = (234,5 ± 0,4) . 103ohm

VII. Analisis Data

Analisis Perhitungan Rangkaian Seri, Paralel, dan Campuran.

 Rangkaian Seri
Diketahui:
R1 = 47x105 ± 5% ohm
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm
R5 = 12x104 ±10% ohm

Ditanya:
Rseri = .............
Penyelesaian:
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅4 + 𝑅5
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 47x105 + 22x104 + 18x103 + 12x104 + 12𝑥104
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 = 51.78𝑥105 𝑜ℎ𝑚

 Rangkaian Paralel
Diketahui:
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm

Ditanya:
Rparalel=......

Penyelesaian:
1 1 1 1
= + +
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑅2 𝑅3 𝑅4
1 1 1 1
= 4
+ 3
+
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 22𝑥10 18𝑥10 12𝑥104
1 3,96𝑥109 + 2,64𝑥1010 + 2,16𝑥109
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 4,75𝑥1014
1 3,296𝑥1010
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 4,75𝑥1014
4,75𝑥1014
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
3,296𝑥1010
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 14,4𝑥103 𝑜ℎ𝑚

 Rangkaian Campuran
Diketahui:
R2 = 22x104 ± 10% ohm
R3 = 18x103 ± 5% ohm
R4 = 12x104 ±10% ohm
Ditanya:
Rcampuran =......

Penyelesaian:
1 𝑅3 + 𝑅4
=
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑅3 ∙ 𝑅4
𝑅3 ∙ 𝑅4
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
𝑅3 + 𝑅4
18𝑥103 ∙ 12𝑥104
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
18𝑥103 + 12𝑥104
2,16𝑥109
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 =
1,38𝑥105
𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 = 15,65𝑥103 𝑜ℎ𝑚

𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙 + 𝑅2
𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 15,65𝑥103 + 22𝑥104
𝑅𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = 235650 ohm

VIII. Ralat
Ralat dari Hasil Pengukuran (Ralat Ukur)

 Rangkaian Seri
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
53,7𝑥105 + 53,7𝑥105 + 53,6𝑥105 + 53,5𝑥105 + 53,6𝑥105
𝑋̅ =
5
26,81𝑥106
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 53,62𝑥105
No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 53,7x105 8x103 8x103
2 53,7x105 8x103 8x103
3 53,6x105 -2x103 2x103
4 53,5x105 -12x103 12x103
5 53,6x105 -2x103 2x103
∑ 26,81x106 0 32x103

∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 32𝑥103


𝑎= = = 6,4𝑥103
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (53,62x105 ± 6,4x103) ohm
atau
D = (536,2 ± 0,64) . 104ohm
 Rangkaian Paralel
∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
14,58𝑥103 + 14,50𝑥103 + 14,55𝑥103 + 14,50𝑥103 + 14,55𝑥103
𝑋̅ =
5
72680
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 14536

No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 14,58x103 44 44
2 14,50x103 -36 36
3 14,55x103 14 14
4 14,50x103 -36 36
5 14,55x103 14 14
∑ 72680 0 144
∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 144
𝑎= = = 28.8
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (14536 ± 28.8) ohm

 Rangkaian Campuran

∑ 𝑋𝑖
𝑋̅ =
𝑛
235000 + 234000 + 235000 + 234000 + 234500
𝑋̅ =
5
1172500
𝑋̅ =
5
𝑋̅ = 234500

No Xi (ohm) ̅)
Simpangan ( D = Xi - 𝑿 ̅|
|𝒅| = |𝑿𝒊 − 𝑿
1 235000 500 500
2 234000 -500 500
3 235000 500 500
4 234000 -500 500
5 234500 0 0
∑ 1172500 0 2000

∑𝑛1|𝑋𝑖 − 𝑋̅| 2000


𝑎= = = 400
𝑛 5

Maka menuliskan ralat hasil ukurnya :


D = (234500 ± 400) ohm
atau
D = (234,5 ± 0,4) . 103ohm

IX. Grafik

X. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek menghitung (mengukur) besaran nilai dari hambatan resistor
maka bisa diambil kesimpulan. Perhitungan besar daripada resistor atau hambatan bias
dilakukan dengan cara menghitung secara manual yaitu dengan membaca lingkaran atau
gelang warna pada resistor sesuai dengan nilai (harga) dari warna yang ada atau bisa juga
dilakukan dengan menggunakan alat ukur tegangan multitester. Hal lainnya yang didapat
yaitu :
1. Avometer berfungsi sebagai pengatur agar jarum meter unit tepat pada posisi
simpangan skala penuh,
2. Dalam pemindahan batas ukur dapat mempermudah pembacaan nilai resistor,
3. Jika batas ukur diganti maka Avometer harus kita pertimbangkan atau diatur agar
jarum penunjuk pada meter unit berada pada simpangan skala penuh.
4. Resistor yang kita ukur masih dalam keadaan baik karena masih dalam batas ukur.
5. Dalam pembacaan pada sudut yang berbeda akan mempengaruhi pembacaan nilai
hambatan resistor serta kehilangan muatan saat pengukuran.
Hasil pengukuran bisa saja berbeda antara pengukuran dengan cara membaca kode
warna dengan pengukuran menggunakan alat multitester, hal ini disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya bisa karena sudut pandang yang berbeda, jarum yang tidak
diatur hingga titik nol ataupun bisa juga karena kesalahan terhadap pembacanya. Maka
dari itu dibutuhkan ketelitian dalam membacanya.
XI. Saran
Untuk hasil yang lebih baik hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Dalam membaca resistor dengan alat, sebaiknya memperhatikan kesesuaian antara
jarum yang terdapat pada alat itu dengan angka nol (pengkalibrasian)
2. Untuk membaca resistor dengan kode warna hendaknya memperhatikan benar-benar
warna-warna apa saja yang terdapat dalam resistor tersebut, hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kesalahan dalam membaca kode warna yang terdapat dalam resistor yang telah
pudar warnanya
3. Lebih teliti lagi dalam mengukur hambatan suatu resistor, baik itu dengan alat ukur
ataupun dengan membaca kode warna. Pada saat mengukur dengan alat ukur
(AVOmeter), sebaiknya melihat nilai yang ditunjukkan oleh jarum AVOmeter
dilakukan oleh satu orang saja (memiliki penglihatan lebih teliti) dengan sudut pandang
yang tidak berubah-ubah agar kesalahan paralaks dapat diminimalisir

XII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai