Anda di halaman 1dari 40

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

MODUL I
VOLTMETER, AMPEREMETER DAN TAHANAN GESER

A. Tujuan Percobaan
1. Dapat menjelaskan karakteristik Voltmeter & Ampermeter dari simbol
simbol alat ukur tersebut.
2. Dapat menentukan batas ukur yang tepat dari alat ukur bila digunakan dalam
pengukuran.
3. Dapat mengukur dan mengamati
a. Tahanan dalam voltmeter
b. Tahanan dalam ampermeter
c. Penambahan jangkauan pengukuran voltmeter
d. Penambahan jangkauan pengukuran ampermeter
4. Dapat menggunakan alat ukur volmeter dan ampermeter dengan benar.
5. Dapat mengetahui fungsi dari tahanan geser
6. Dapat menjelaskan pengaruh tahanan geser terhadap arus dan tegangan pada
rangkaian.
B. Komponen dan Peralatan
1 buah resistor 100 ohm
1 buah resistor 220 ohm
1 buah resistor 3,3k ohm
1 buah resistor 10k ohm
2 buah voltmeter DC
2 buah miliampermeter DC
1 buah DC power supplay
2 buah multimeter
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 1

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Kabel secukupnya
Voltmeter ( model 2011, 2013, 2051 )
Ampermeter ( model 2011, 2013 )
Tahanan Geser 170 ohm
C. Teori Dasar
1. Simbol-simbol dan data-data dari alat ukur
Sebelum menggunakan ampermeter dan voltmeter suatu hal yang perlu
diketahui adalah simbol-simbol dan data-data dari alat ukur listrik tersebut.
Kesalahan

dalam

mengartikan

suatu

simbol

dari

alat

ukur

dapat

mengakibatkan kesalahan yang fatal. Untuk pengenalan simbol ini maka


praktikan langsung melihat, mengamati, serta mengartikan langsung simbolsimbol tersebut.
2. Pembacaan Alat Ukur
Alat ukur amperemeter dan voltmeter penunjukan besarannya
mengunakan

jarum. Jarum penunjuk tersebut biasanya dibuat tajam dan

dilengkapi dengan cermin untuk menghindari beda lihat (paralaksis). Untuk


menghindari kesalahan pembacaan dari alat ukur tersebut, maka perlu
diketahui cara membaca alat ukur yang benar.
3. Pembacaan Skala Alat Ukur
Alat ukut selalu dilengkapi dengan skala yang telah dikalibrasi sesuai
dengan kebutuhannya. Skala alat ukur ini ada dua jenis yaitu skala linear dan
skala non linear. Pembacaan skala yang tidak benar akan mengakibatkan
kesalahan yang fatal. Untuk menghindari hal ini maka perlu diketahui cara
membaca skala yang benar.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 2

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

4. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.


Kesalahan yang lazim dilakukan oleh praktikan selain kesalahan
kesalahan diatas adalah kesalahan dalam pemilihan alat ukur. Suatu alat ukur
selalu dilengkapi dengan data sensitivitasnya, pemilihan alat ukur yang
memiliki sensitivitas yang berbeda untuk mengukur suatu besaran akan
mengakibatkan kesalahan hasil yang didapat. Hal ini terutama terjadi pada alat
ukur voltmeter dimana loading efect yang tidak dapat dihindari.
Tahanan Geser
Tahanan geser merupakan resistor yang menggunakan dua terminal
dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan yang dapat di stel.
Tahanan geser biasanya di gunakan untuk mengendalikan peranti elektronik
seperti pengendali suara pada penguat yang kita bunyikan. Prinsip kerja tahanan
geser dapat di ibaratkan sebagai gabungan dua buah resistor yang di hubungkan
secara seri R1 dan R2.
Di dalam dua buah resistor ini nilai resistansinya dapat di rubah. Nilai
resistansi total dari resistor akan selalu tetap dan nilai ini merupakan nilai
resistansi dari tahanan geser. Jika nilai resistansi R1 kita perbesar, maka otomatis
nilai resistansi dari R2 akan berkurang, begitu juga sebaliknya. Meskipun di
samakan dengan resistor, tapi bentuk dari tahanan geser sendiri sangat jauh
berbeda dengan bentuk resistor pada umumnya. Resistor hanya berbentuk gelang
yang di mana masing-masing gelang tersebut memiliki warna yang berbeda, ini di
gunakan untuk menentukan nilai tahanannya. Sementara untuk menentukan nilai
tahanan dari Tahanan geser hanya dengan menggeser pada bagian yang sudah di
tetapkan.
Nilai dari Tahanan geser dapat berubah sesuai dengan pergeseran yang di
hasilkan. Range yang di hasilkan juga bervariasi, misalnya nilai yang tertera pada
potensio adalah 100k ohm, maka range resistansi akan dimulai dari tahanan 0
ohm sampai dengan 100k ohm.
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 3

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

D. Prosedur percobaan
1. Mengamati dan mengerti simbol serta data-data dari alat ukur.
a. Ambilah alat- alat ukur seperti dibawah ini :

Voltmeter ( model 2011, 2013, 2051 )

Ampermeter ( model 2011, 2013 )

b. Amati simbol-simbol dan data-data yang tertera pada alat ukur tersebut.
c. Gambarkan dan artikanlah simbol serta data-data tersebut dan tuliskan
karakteristik alat ukur berdasarkan hasil pengamatan pada tabel berikut.
2. Pembacaan alat ukur
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini:
A
12 volt

100 ohm

b. Bacalah penunjukan dari Ampermeter tersebut dari arah kiri, kanan, dan
tengah.
c. Catalah hasil pembacaan dari ketiga arah tersebut.
d. Gambarkan ketiga posisi pembacaan tersebut..
3. Pembacaan skala alat ukur
a. Gunakanlah voltmeter yang berbeda skala pengukurannya.
b. Buatlah rangkaian seperti dibawah ini,

12 volt
volvolt

100 ohm
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 4

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

c. Bacalah penunjukan kedua alat ukur tersebut dan masukkan hasilnya ke


dalam tabel.
4. Menentukan kesalahan pengkuran akibat dari efek pembebanan
a. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini,
100k ohm
12 volt

b.

51k ohm

Ukurlah besar tegangan dengan voltmeter 1(sensitivitas 1000ohm/volt)


range skala 30.

c.

Catatlah hasilnya pada jurnal.

d.

Kemudian ukurlah besar tegangan tersebut dengan voltmeter2 (sensitivitas


10000 ohm/volt) dengan range skala yang sama.

e.

Catatlah hasilnya pada jurnal.

f.

Bandingkan hasil kedua pembacaan tersebut dengan hasil perhitungan


( gunakan rumus pembagian tegangan ) kemudian hitunglah nilai
kesalahannya.

g.

Apa yang bisa anda simpulkan dari hal tersebut ?

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 5

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

5. Mengukur Tahanan Dalam Ampermeter dan Voltmeter


Gambar Rangkaian
mA

Vi

mA
RL = 220

Vi

Rangkaian 1.a.

RL = 220

Rangkaian 1.b.

Tahanan Dalam Voltmeter


a. Susun rangkaian seperti rangkaian 1.a.
b. Aturlah. VI sebesar 6 volt DC (konstan).
c. Ukur arus, kemudian isi tabel yang telah disediakan
d. Sekarang susun rangkaian seperti rangkaian 1.b.
e. Aturlah VI sebesar 6 volt DC (konstan).
f. Ukur kembali arus kemudian isi tabel yang telah disediakan.
Tahanan dalam Ampermeter
a. Dari rangkaian 1.b sebelumnya baca tegangan dan arus yang terukur
masukkan hasilnya kedalam tabel.
b. Sekarang susun kembali rangkaian seperti rangkaian 1.a
c. Aturlah mA agar konstan seperti hasil pengukuran rangkaian 1.b dan
amati perubahan yang terjadi pada tegangan.
d. Catat hasilnya pada tabel yang diberikan

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 6

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

6. Penambahan Jangkauan Pengukuran Voltmeter.


Gambar Rangkaian
10k
Vi

VI

100

VII

Vi

V
I

Rangkaian 2.a.

100

3.3k

Rangkaian 2.b.

V
II

a. Susun rangkaian seperti gambar 2.a.


b. Atur VI sebesar 6 volt DC
c. Catat hasil pembacaan kedua voltmeter (VI dan VII ) pada tabel berikut.
d. Kemudian hubungkan tahanan 10k dan 3.3k ohm yang dihubung seri
dengan voltmeter VII seperti rangkaian 2.b.
e. Naikan Vi (tegangan supplay) sampai 6 volt dan catatlah pembacaan kedua
voltmeter pada tabel berikut.
7. Penambahan jangkauan Ampermeter
a. Susun rangkaian seperti gambar 3.a.
b. Atur VI sebesar 6 volt DC.
c. Catalah penunjukan kedua ampermeter (AI dan AII) pada berikut ini.
d. Kemudian hubungkan tahanan 100 dan 220 ohm yang dihubungkan secara
paralel dengan ampermeter II seperti gambar rangkaian 3.b
e. Kemudian naikan VI (tegangan supplay) sampai 6 volt DC, catatlah
kembali penunjukan kedua ampermeter pada tabel berikut ini.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 7

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Gambar Rangkaian

mAI
3.3k

Vi

mAI
3.3k

Vi

mAII

Rangkaian 3.a

220
100

mAII

Rangkaian 3.b.

8. Pengaruh Tahanan Geser terhadap nilai arus


Gambar Rangkaian

a. Susun rangkaian seperti gambar diatas


b. Atur V1 sebesar 5 volt DC.
c. Posisikan Tahanan Geser dalam keadaan maksimum 100%
d. Cari nilai arus yang terbaca pada multimeter yang sesuai dengan
variasi yang ditentukan dengan menggeser Tahanan Geser
e. Pertahankan nilai arus tersebut
f. Ukur nilai resistansi pada Tahanan Gesar tersebut dan catat pada tabel

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 8

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

JURNAL PRAKTIKUM
MODUL I : VOLTMETER, AMPERMETER DAN TAHANAN GESER

Nama

Nomor BP

Tanggal Praktikum

Asisten

1. Penentuan Karakteristik Alat Ukur


Nama Alat

Model

Prinsip

Tingkat

Posisi Alat

Kelas

Jenis

Range

Faktor

Kerja

Ketelitian

Ukur

Isolasi

Input

Skala

Pengali

kp

0.5

Rebah

Dc

0-300, 0-

30,100,3
00,1000
300,750

Voltmeter I

2011

Voltmeter II

2013

bp

0.5

rebah

Ac

1000
0-750,0-

Voltmeter III

2051

Kp

1,0

rebah

Dc

300
0-300, 0-

3,10,30,

Ampermeter I

2011

Kp

0,5

rebah

Dc

100
0-3, 0-1

100,300
0,1 ;

0-20, 0-

0,3 ; 1, 3
2,5,10,20

Ampermeter II

2013

bp

0,5

rebah

Ac

0.5

2. Pengaruh Posisi Pembacaan Skala Pada Pengukuran


Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 9

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Arah Pembacaan
Hasil Pengukuran
Gambar
Kiri
0,13
Kanan
0,11
Tengah
0,12
3. Pengaruh Perbedaan Faktor Pengali pada Pengukuran
Faktor Pengali
100
30
10

Hasil Pengukuran
12 v
12 v
Overload

4. Pengaruh Sensitivitas Alat Terhadap Pengukuran


Jenis Alat

Voltmeter Tipe 2011


Voltmeter Tipe 2051

Sensitivitas Alat

1000 / V
10000 / V

Pengukuran

Perhitungan

Kesalahan ( % )

0,65
0,65

23%
7,6%

0,5
0,6

5. Pengukuran Tahanan Dalam Voltmeter Dan Ampermeter


Rangkaian 1.a.
Tegangan (Va)
Arus (Ia)
6v
26,6 ma

Rangkaian 1.b.
Tegangan (Vb)
Arus (Ib)
5,9 v
27,1 ma

Rangkaian 1.a.
Tegangan (Va)
Arus (Ia)
6v
27,1 ma

Rangkaian 1.b.
Tegangan (Vb)
Arus (Ib)
6,2 v
27,1 ma

Tahanan Dalam
Voltmeter
6.

Tahanan Dalam
Ampermeter
7,4

6. Penambahan Jangkauan Pengukuran Voltmeter


Rangkaian 2.a
Tegangan VI
Tegangan VII
6v
6,1 v
Penambahan Jangkauan Voltmeter

Rangkaian 2.b
Tegangan VI
Tegangan VII
6,2 v
6v

7. Penambahan Jangkauan Pengukuran Amperemeter


Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 10

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Rangkaian 3.a
Arus AI
Arus AII
1,9 ma
1,8 ma
Penambahan jangkauan Ampermeter

Rangkaian 3.b
Arus AI
Arus AII
1,9 ma
1,7 ma

8. Pengaruh Tahanan Geser terhadap Nilai Arus pada rangkaian


Sumber

5V

Percobaan

I (mA)

RL

Rx

Rx

(percobaan)
126,1

(perhitungan)
0,45 x

kesalahan

11 mA

12 mA 330 ohm

82,6

0,41 x

14 mA

2,6

0,35 x

Asisten

(..)

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 11

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

MODUL II
WATTMETER
A.

Tujuan Percobaan.
1. Mengukur daya pada rangkaian satu fasa.
2. Mengukur daya pada rangkaian tiga fasa.

B.

Komponen dan peralatan


1. Wattmeter

3 buah

2. Sumber AC 3 fasa
3. Sumber DC 30 Volt

1 buah

4. Beban-beban
5. Multimeter.

1 buah

6. Tang Amper

1 buah

7. kabel-kabel secukupnya
C.

Dasar Teori
1. Pengukuran daya satu fasa
Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus
yang ditandai dengan +. Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke
jala-jala masuk sistem satu fasa dan terminal tegangan ke sisi jala-jala dimana
kumparan arus dihubungkan, alat ukur selalu akan membaca naik bila daya
dihubungkan ke beban.
+
sumber

beban

Gambar 1. Pengukuran daya satu fasa

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 12

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

2. Pengukuran daya tiga fasa


Pengukuran daya tiga fasa untuk beban seimbang baik hubungan
bintang ataupun delta dapat dilakukan dengan satu wattmeter satu fasa dan
daya sebenarnya adalah tiga kali pembacaan wattmeter tsb.

Gambar 2.a

Gambar 2.b.

Hub. bintang

Hub. delta

Untuk sistem tiga fasa tiga kawat dengan beban seimbang dan tak
seimbang dapat digunakan metode dua wattmeter baik untuk hubungan
bintang maupun delta. Hasil yang sebenarnya adalah jumlah pembacaan dari
dua wattmeter tersebut. Jika pada pengukuran tiga fasa dengan metode dua
wattmeter jarum ternyata jarum membaca mundur, maka sambungan arus
harus dipertukarkan.
A
R

W
C

R
B

W
B

Gambar 3. Pengukuran daya tiga fasa

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 13

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

D.

Prosedur Percobaan
1. Pengenalan alat ukur
a. Ambilah alat ukur seperti di bawah ini :
3 buah Wattmeter model 2041
b. Amati simbol-simbol dan data-data yang tertera pada alat ukur tersebut.
c. Catat penunjukan simbol-simbol yang tertera pada alat ukur tersebut.
2. Mengukur daya satu fasa
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 1, dengan sumber AC dengan beban 25
watt.
b. Ukurlah daya yang terbaca pada wattmeter.
c. Ulangi untuk beban yang berbeda-beda sesuai dengan tabel.
d. Catat penunjukan dari wattmeter.
3. Mengukur daya sistem tiga fasa.
3.1. Beban seimbang.
a) Buat rangkaian seperti gambar 2.a untuk beban seimbang hubungan
bintang.
b) Pada percobaan ini gunakan tegangan input 220 AC.
c) Rangkailah beban tiga fasa hubungan bintang dengan variasi beban
sesuai tabel!
d) Catat penunjukan Wattmeter kemudian jumlahkan, maka hasil
jumlah tersebut adalah daya yang dikonsumsi oleh beban tiga fasa.
e) Ulangi percobaan dengan mengganti beban tiga fasa sesuai dengan
tabel.
f) Ukur arus netral pada rangkaian dengan menggunakan tang amper.
g) Catat semua hasilnya dengan cepat dan matikan sumber segera
setelah semua data dari daya didapat.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 14

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

3.2. Beban tak seimbang.


a. Buat rangkaian seperti gambar 2.a untuk beban tak seimbang
hubungan bintang.
b. Pada percobaan ini gunakan tegangan input 220 AC.
c. Rangkailah beban tiga fasa hubungan bintang dengan nilai tahanan
masing-masing line sesuai dengan variasi beban pada jurnal.
d. Catat penunjukan Wattmeter kemudian jumlahkan, maka hasil jumlah
tersebut adalah daya yang dikonsumsi oleh beban tiga fasa.
e. Ukur arus netral dengan menggunakan tang amper.
f. Catat semua hasilnya dengan cepat dan matikan sumber segera setelah
semua data dari daya didapat.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 15

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

JURNAL PRAKTIKUM
MODUL II : WATTMETER
Nama

Nomor BP

Tanggal Praktikum

Asisten

Pengenalan Alat Ukur


Nama Alat

Wattmeter I

Model

2041

Prinsip

Jenis

Tingkat

Posisi

Kelas

Range

Faktor

Kerja

Input

Ketelitian

Alat Ukur

Isolasi

Skala

Pengali

elektro

Ac dc

0,5

rebah

0-120

dinamo

5,25,120,
240

meter
Wattmeter II
Wattmeter III

2041
2041

Ac
Ac

Pengukuran Daya I Fasa


Beban (Watt)
25
60
75
100

Daya Terukur (Watt)


24
57,5
74
96,5

Pengukuran Daya 3 Fasa


3.1 Beban Seimbang
Variasi
Beban
1
2
3
4

Line 1
Resistansi

100
75
60
25

Daya
96
74
57
14,5

Beban

Line 2
Resistansi

100
75
60
25

Daya
95
72,5
55
25

Beban

Line 3
Resistansi

100
75
60
25

Arus
Daya
96,5
75
52
15

Netral
0,01
0.01
0,01
0,01

3.2 Beban Tak Seimbang


Variasi

Line 1

Line 2

Line 3

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 16

Arus

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Beban
25
60
60
100
75
100

1
2
3
4
5
6

Resistansi

Daya
24,5
57
57,5

Beban
60
100
75
60
100
100

Resistansi

Daya
55
92,5
70,5

Beban
75
75
100
75
100
75

Resistansi

Daya
72,5
72
94,5

Assisten

(..)

MODUL III
FLUKSMETER DAN GAUSSMETER
A.

Tujuan Praktikum
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 17

Netral
0,05
0,03
0,04

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

1.

Mengetahui dan dapat menggunakan alat ukur fluksmeter untuk


mengukur fluks dan medan magnetik dari bahan bersifat magnetik.

2.

Mengetahui prinsip kerja dari alat ukur fluksmeter

3.

Mengukur fluks dan menghitung kuat medan dan rapat fluks suatu
selenoid.

4.

Mengetahui pengaruh jenis inti, jumlah lilitan, luas penampang


selenoid dan arus input terhadap besarnya fluks magnetik

5.

Menggambarkan dan memplot kurva fluks terhadap jumlah lilitan, luas


penampang dan arus input.

6.

Menggambarkan kurva fluks terhadap kuat medan magnet dan rapat


fluks.

7.
B.

C.

Mengetahui dan dapat menggunakan alat ukur gaussmeter/teslameter.


Alat dan Bahan

1.

Alat ukur fluksmeter dan search coil

1 Set

2.

Spesimen uji ( Selenoid )

1 Set

3.

Power Suply DC 30 Volt

1 Buah

4.

Jangka Sorong

5.

Kabel Penghubung ( Conector ) secukupnya.

6.

Gauss/Teslameter

1 Buah

7.

Probe dan zero chamber

1 Buah

8.

Adaptor

1 Buah

9.

Magnet

1 Buah

10.

Penggaris

1 Buah

1 Buah

Teori Dasar
Fluksmeter
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 18

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Fluksmeter adalah suatu perangkat alat ukur yang dapat mengukur


besar fluks magnetik yang dihasilkan oleh suatu bahan magnetik atau suatu
bahan yang dialiri arus dengan prinsip induksi elektromagnetik.
Prinsip

kerja

dari

fluksmeter

berdasarkan

kepada

induksi

elektromagnetik dimana suatu kawat lilitan yang dialiri arus tertentu akan
menghasilkan medan magnet yang dapat menginduksikan tegangan induksi
tertentu terhadap lilitan lain yang terdapat di dekatnya. Hal ini sesuai dengan
persamaan ggl induksi dimana:
e N

d
dt

sehingga

1
N

e dt

Dengan menerapkan persamaan diatas maka jika suatu bahan


magnetik, fluks magnetiknya ditangkap dengan suatu koil pengukur ( search
coil ) berupa lilitan, maka fluks tersebut akan menghasilkan ggl induksi yang
cukup untuk memberikan arus pada kumparan jarum penunjuk sehingga jarum
penunjuk akan menyimpang sebesar fluks yang diterimanya. Prinsip inilah
yang digunakan pada fluksmeter.
Dengan mengukur fluks suatu bahan magnetik maka rapat fluks
magnetik dan besar kuat medan magnetiknya dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
B

NI
B
Weber / m 2 dan H

A/ m
A
0 r
l

Dengan memperhitungkan hasil pengukuran fluks magnetik maka


akan diperoleh pengaruh faktor berikut terhadap fluks magnetik yaitu:
-

Pengaruh pemakaian jenis inti

Pengaruh jumlah lilitan

Pengaruh luas penampang

Pengaruh arus input

Dll

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 19

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Gauss/Teslameter
Medan magnet mengelilingi magnet permanen atau konduktor elektrik
dapat divisualisasikan sebagai kumpulan dari garis-garis fluks magnet; garis
atau gaya yang terdapat pada material yang yang terkena pengaruh
magnetisasi. Tidak seperti cahaya, yang memancar jauh dari sumbernya tanpa
batas, garis fluks magnet harus kembali ke sumbernya. Jadi semua sumber
magnet memiliki dua kutub.garis-garis fluks magnet berasal dari kutub utara
dan kembali ke kutub selatan seperti pada gambar berikut:

Satu garis dari fluks pada system pengukuran CGS disebut maxwell
(M), namun weber (W) yang terdiri dari 108 garis lebih umum digunakan.
Kerapatan fluks, yang juga disebut dengan induksi magnetic, adalah
jumlah dari garis fluks yang menembus suatu luas bidang yang diketahui.
Umumnya ditandai dengan symbol B dalam scientific document. Dalam
system CGS gauss (G) adalah satu garis fluks yang menembus suatu bidang
dengan luas 1 cm2. Istilah umum yang lebih banyak digunakan adalah tesla
(T), yaitu 10.000 garis per cm2. Jadi
1 tesla = 10.000 gauss
1 gauss = 0.0001 tesla
Kuat medan magnet adalah suatu ukuran dari gaya dihasilkan oleh
suatu arus listrik atau sebuah magnet permanen, suatu kemampuan untuk
menginduksi suatu medan magnet B. kuat medan magnet ditandai dengan
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 20

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

symbol H dalam scientific document. Unit dari H dalam system CGS


adalah sebuah oersted (Oe), tapi ampere-meter (Am) lebih umum digunakan.
Hubungannya adalah:
1 oersted = 79.6 ampere-meter
1 ampere-meter = 0.01256 oersted
Penting untuk mengetahui bahwa kuat medan magnet dan kerapatan
fluks magnet tidaklah sama. Kuat medan magnet berhubungan dengan
karakteristik fisik dan bahan magnetic sedangkan kerapatan fluks tidak.
Keduanya dianggap sama hanya pada saat berada pada ruang bebas. Hanya
pada ruang bebas hubungan berikut berlaku:
1 G = 1 Oe = 0.0001 T = 79.6 Am
Pengukuran Kerapatan Fluks
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kerapatan fluks adalah
Hall generator. Hall generator adalah sebuah irisan tipis dari bahan
semikonduktor yang empat timah melekat pada titik tengah dari masingmasing pinggirannya, seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah:

Sebuah arus konstan (Ic) dipaksa melewati bahan tersebut. Dalam


medan magnet nol tidak ada perbedaan tegangan antara kedua pinggiran. Saat
garis fluks dilewatkan melewati bahan jalur dari arus membengkok mendekat
ke salah satu pinggir, menghasilkan perbedaan tegangan yang dikenal sebagai
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 21

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Hall voltage (Vh). Dalam sebuah generator hal ideal ada hubungan linear
antara jumlah garis fluks yang melewati material (massa jenis fluks) dan
tegangan hall.
Tegangan hall adalah sebuah fungsi dari arah yang mana fluks magnet
melewati material, menghasilkan suatu tegangan positif pada satu arah dan
tegangan negative pada arah sebaliknya. Jika jumlah yang sama dari garis
fluks melewati material pada kedua arah, maka hasilnya adalah nol volt.
Sensitivitas ini pada arah fluks memungkinkan untuk mengukur kedua medan
magnet diam (dc) dan alternating (ac).
Tegangan hall juga merupakan fungsi dari sudut yang mana fluks
magnet melewati material. Tegangan Hall terbesar terukur saat garis fluks
tegak lurus melewati material. Dengan kata lain output bergantung pada cosine
dari perbedaan antara 90o dan sudut sebenarnya.
Prinsip Kerja Gaussmeter
Pada pengukuran menggunakan gaussmeter menggunakan magnet
permanen yang menghasilkan medan magnet. Pada saat pengukuran, probe
didekatkan dengan magnet permanen dan nantinya medan magnet yang
dihasilkan magnet permanen akan menembus luas penampang probe dimana
jumlah medan magnet di kalikan dengan luas penampang probe dan itulah
nilai yang akan tampil pada alat gaussmeter.
Berkas elektron dapat mengalami penyimpangan karena adanya medan
magnet. Defleksi gerakan elektron dalam medium padat, misalnya dalam
penghantar, dibuktikan oleh Edwin H. Hall tahun 1879 yaitu dengan
mengalirkan arus pada suatu penghantar sekaligus menempatkannya pada
medan magnet secara tegak lurus. Dengan demikian akan muncul gejala yang
disebut efek hall.
Mengukur Medan Magnet
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 22

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Satu-satunya cara untuk megukur kuat medan magnet adalah


menggunakan Hall effect. Gambaran dasarnya seperti ilustrasi gambar 12-39.
Ketika sepotong bahan semikonduktor seperti indium arsenit diletakkan pada
suatu medan magnet, tegangan yang kecil, disebut tegangan Hall, VH, muncul
pada bagian pinggirnya dengan polaritas yang terbalik. Untuk nilai arus i yang
tetap, VH akan proporsional dengan kuat medan magnet B. Alat yang
menggunakan prinsip ini disebut dengan Hall-effect gaussmeter. Untuk
mengukur medan magnet menggunakan meteran ini, masukkan probe nya
tegak lurus dengan medan (gambar 12-40). Maka meteran itu akan
menunjukkan kerapatan fluks secara langsung.

D.

Gambar Rangkaian:

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 23

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Selenoid

DC
Search Coil
Suplai DC

Fluks Meter

E.

Prosedur Percobaan
Fluksmeter
1.

Mengamati pengaruh jenis inti terhadap fluks magnetik


a. Nyalakan Power Supply, lalu set nilai tegangan pada power suply DC
sebesar 10 V. Hubungkan probe + dan dengan selenoid, set arus 2,5
A.
b. Susunlah peralatan sesuai gambar rangkaian, gunakan coil 100 turn
area.
c. Nyalakan fluks meter dengan skala pada posisi baterai, kemudian
pindahkan skala ke 1x 105.
d. Atur posisi jarum fluks meter agar tepat pada posisi 0 dengan mengatur
tombol zero position.
e. Tekan kembali tombol short sampai jarum ke posisi nol dan amati
pembacaan jarum fluks meter.
f. Lakukan percobaan selama 60 detik.
g. Ulangi percobaan untuk selenoid dengan jenis inti lain dan jumlah
lilitan sama.
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 24

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

h. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang disediakan


2.

Mengamati pengaruh jumlah lilitan terhadap fluks magnetic


a. Set nilai arus DC pada power suply DC sebesar 2,5 A dan tegangan 10
Volt
b. Susunlah peralatan sesuai gambar rangkaian
c. Ukur fluks magnetik yang dihasilkan selenoid yang terpasang pada
suply DC dengan menggunakan search coil 100 turn area.
d. Nyalakan fluks meter dengan skala pada posisi baterai dan tekan
tombol short, kemudian pindahkan skala kepada nilai skala yang
diinginkan.
e. Atur posisi jarum fluks meter agar tepat pada posisi 0 dengan mengatur
tombol zero position.
f. Tekan kembali tombol short sampai jarum ke posisi nol dan amati
pembacaan jarum fluks meter.
g. Lakukan percobaan selama 60 detik.
h. Ulangi percobaan untuk selenoid dengan jenis inti sama dan jumlah
lilitan berbeda.
i. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang disediakan.
j. Lakukan percobaan yang sama untuk search coil 10 turn area catat dan
analisa hasilnya

3.

Mengamati pengaruh luas penampang terhadap fluks magnetik


a. Set nilai arus DC pada power suply DC sebesar 2,5 A dan tegangan 10
Volt
b. Susunlah peralatan sesuai gambar rangkaian
c. Ukur fluks magnetik yang dihasilkan selenoid yang terpasang pada
suply DC dengan menggunakan search coil 100 turn area.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 25

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

d. Nyalakan fluks meter dengan skala pada posisi baterai dan tekan
tombol short, kemudian pindahkan skala kepada nilai skala yang
diinginkan.
e. Atur posisi jarum fluks meter agar tepat pada posisi 0 dengan mengatur
tombol zero position.
f. Tekan kembali tombol short sampai jarum ke posisi nol dan amati
pembacaan jarum fluks meter.
g. Lakukan percobaan selama 60 detik.
h. Ulangi percobaan untuk selenoid dengan jenis inti sama, jumlah lilitan
sama, dan luas penampang selenoid berbeda.
i. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang disediakan
4.

Mengamati pengaruh kenaikan arus terhadap fluks magnetic


a. Set nilai arus DC pada power suply DC sebesar 1 A dan tegangan 10
Volt
b. Susunlah peralatan sesuai gambar rangkaian
c. Ukur fluks magnetik yang dihasilkan selenoid yang terpasang pada
suply DC dengan menggunakan search coil 100 turn area.
d. Nyalakan fluks meter dengan skala pada posisi baterai dan tekan
tombol short, kemudian pindahkan skala kepada nilai skala yang
diinginkan.
e. Atur posisi jarum fluks meter agar tepat pada posisi 0 dengan mengatur
tombol zero position.
f. Tekan kembali tombol short sampai jarum ke posisi nol dan amati
pembacaan jarum fluks meter.
g. Lakukan percobaan selama 60 detik.
h. Naikkan nilai arus input sesuai tabel untuk selenoid yang sama, dan
lakukan pengukuran.
i. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang disediakan.
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 26

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Gaussmeter/Teslameter
1. Mengkalibrasikan Gauss / Teslameter
a. Hubungkan Adaptor dengan Gauss / Teslameter.
b. Atur kanal pada posisi zero.
c. Tekan tombol Auto sampai nilainya menjadi nol.
2. Menentukan Kutub Magnet
a. Hubungkan Adaptor dengan Gauss / Teslameter.
b. Kalibrasikan Gauss / Teslameter dengan menzerokannya.
c. Tentukan kutub magnet dengan cara mendekatkan probe ke
magnet. Jika nilai medan magnet yang diperoleh positif berarti
kutub utara. Jika nilai medan magnet yang diperoleh negatif berarti
kutub selatan.
3. Menentukan Posisi Medan Magnet Terbesar
a. Hubungkan Adaptor dengan Gauss / Teslameter.
b. Kalibrasikan Gauss / Teslameter dengan menzerokannya.
c. Dekatkan probe dan magnet.
d. Cari posisi dimana medan magnet terbesar dan terkecil.
e. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang telah disediakan.
4. Menentukan Medan Magnet Dengan Variasi Jarak
a. Hubungkan Adaptor dengan Gauss / Teslameter.
b. Kalibrasikan Gauss / Teslameter dengan menzerokannya.
c. Tentukan medan magnet dengan cara mendekatkan probe ke
magnet dengan jarak 2 cm terhadap titik medan magnet terbesar
pada percobaan 3.
d. Catat hasil yang diperoleh pada tabel yang telah disediakan.
e. Ulangi percobaan 3 dengan variasi jarak 4, 6 , 8 dan 10 cm.

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 27

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

JURNAL PRAKTIKUM
MODUL III : FLUKSMETER DAN GAUSSMETER
Nama

Nomor BP

Tanggal Praktikum

Asisten

Fluksmeter
1. Mengamati pengaruh jenis inti terhadap fluks magnetic

Diameter
(cm)
0,91
0,88
0,95

Jenis Inti
Udara
Besi Baja
Ferit

Jumlah Lilitan Fluks ( wb )


140
1,2
140
0,8
140
0,4

B ( Tesla )

H ( A/ m )

2. Mengamati pengaruh jumlah lilitan terhadap fluks magnetic


Search Coil 100 Turn Area
Jenis Inti
Fluks ( wb )
B ( Tesla )

Diameter
(cm)
0,99
1,1
0,95

Diamete
r (cm)
0,99
1,1
0,95

Jumlah Lilitan
11
22
20
Ferit
80
Ferit
140
Ferit

Jumlah Lilitan
11
22

H ( A/ m )

0,4
0,4
0,4

Search Coil 10 Turn Area


Jenis Inti
Fluks ( wb )
B ( Tesla )

H ( A/ m )

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 28

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

20
80
140

Ferit
Ferit
Ferit

1,1
0,4
1,3

3. Mengamati pengaruh luas penampang terhadap fluks magnetic

A(m2)

Selenoid inti besi 150 lilitan


Fluks ( wb )
B ( Tesla )

H ( A/ m )

1,1
1

Diameter
0,56
0,91

4. Mengamati pengaruh kenaikan arus terhadap fluks magnetic

Diamete
r semua
0,95

Diameter
semua
0,88

I ( A)
1
1.5
2
2.5
3

Selenoid inti ferit 140 lilitan


Fluks ( wb )
B ( Tesla )
1,4
1,2
1,2
1,2
1,2

I ( A)
1
1.5
2
2.5
3

Selenoid inti besi baja 140 lilitan


Fluks ( wb )
B ( Tesla )
0,6
1,1
1,2
1,3
1,4

H ( A/ m )

H ( A/ m )

Gaussmeter/Teslameter
1. Menentukan Posisi Medan Magnet Terbesar

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 29

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Medan magnet terbesar

Medan magnet terkecil

2. Menentukan Medan Magnet Dengan Variasi Jarak


Jarak
(cm)

Medan magnet
kutub utara

Medan magnet
kutub selatan

2
4
6
8
10

MODUL IV
OSCILLOSCOP DAN PICOSCOPE
A. Tujuan Percobaan :
1. Dapat menggunakan dan mengetahui kegunaan dari Osciloskop
2. Mengukur frekuensi dengan metode Lissajous
3. Dapat menggunakan dan mengetahui kegunaan dari picoscope
B. Alat-alat yang diperlukan:
1 buah Osciloskop Dual Trace
2 buah Generator Fungsi
Kabel kabel penghubung
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 30

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Picoscope 4224 1 buah


C. Teori Dasar
Osciloskop
Pada prinsipnya pengukuran karakteristik komponen kutub dua adalah
dengan cara mengukur arus dan tegangan pada kumponen tersebut, sehingga
pada layar osiloskop akan terlihat grafiknya.
Prinsip pengukuran frekuensi dengan metode Lissajous adalah seperti
berikut ini; jika tegangan sinus kita berikan pada input X dan sinyal dengan
gelombang sinus yang lain kita masukan pada input Y, maka pada layar akan
terbentuk gambar seperti gambar 1.
Lissajous untuk frekuensi yang berbeda
a.

Kontruksi gambar

b.

Phasa yang berbeda

c.

Frekuensi yang berbeda

Kita dapat memberikan sinyal tegangan yang bukan berupa sinus pada
kedua kanal. Gambar yang terbentuk pada layar tergantung pada bentuk
gelombang sinyal yang diberikan.
1

Vy

4
8 0 2

5
6
7

3
1

4 5 6

7 8

fx = 2 :1
Vx

b)

1
2
3
4
5

45

90

c)
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 31

6
7
8

2250

3:1

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Gambar 1
Pengukuran Frekuensi
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada input Y, sedangkan generator
fungsi dengan frekuensi yang diketahui dihubungkan pada input X.

Sinyal yang
akan diukur

Generator
dengan
frekuensi
diketahui

Frekuensi generator kemudian diubah, sehingga pada layar didapatkan


sesuatu lintasan tertutup yang jelas, frekuensi sinal dapat ditentukan dari bentuk
lintasan ini :

fy = fx x (jumlah titik pada garis mendatar)


(jumlah titik pada garis tegak)

fy : f x = 1 :
fy : f x = 2 :
Gambar 3
2
1
Cara ini hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang mudah
dan bulat, (1 : 2 , 1 : 3, 3 : 4 dan seterusnya ).

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 32

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Picoscope
PicoScope adalah osiloskop portabel yang dapat disambungkan dengan
laptop atau PC desktop sehingga monitor laptop/PC dijadikan layar osiloskopnya.
Alat ini tidak memerlukan lagi catu daya tegangan karena sudah di suplay dengan
daya dari laptop/PC melalui USB.
PicoScope cocok digunakan untuk para hobyest, mahasiswa, teknisi, dan
orang yang mencari kemudahan dalam penggunaannya, murah dan terjangkau,
serta sesuai dengan osiloskop asli.
Pico ini telah dirancang ergonomis serta cocok dengan genggaman
tangan. Ukuran kecil dari PicoScope membuat mereka ideal untuk penggunaan
portabel, sementara masih termasuk fitur canggih yang biasanya ditemukan di
osiloskop yang lebih besar.
PicoScope 4424 adalah osiloskop resolusi tinggi yang cocok untuk umum,
penggunaan ilmiah dan bidang-layanan. Dengan resolusi 12- atau dengan resolusi
16 bit yang di tingkatkan dan akurasi 1% merupakan pilihan yang sangat baik
untuk kebisingan, getaran dan analisis mekanik.
PicoScop memiliki masukan berkisar dari 50mV sampai dengan 100 V
sesuai dengan model dan tipe dari Picoscop tersebut PicoScope disertakan dengan
perangkat lunak osiloskop PicoScope. PicoScope juga bisa di gunakan dalam
pengujian dan pengukuran yang berada dalam satu aplikasi yang mudah
digunakan. Serta osiloskop ini juga berfungsi penuh dengan fitur-fitur canggih
seperti ketekunan digital, fungsi matematika dan pengukuran otomatis, software
PicoScope memungkinkan Anda untuk menggunakan PicoScope Anda 4224 atau
4424 sebagai spektrum analyzer.
Dengan kedua 2 dan 4-channel versi, bandwidth analog 20 MHz, 80 MS /
s real-time sampling, 12-16 bit resolusi, akurasi 1% dan berbagai masukan yang
luas, PicoScope 4000 lingkup Series USB adalah resolusi tinggi yang kuat
osiloskop yang akan memenuhi kebutuhan

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 33

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

D. Prosedur Percobaan
Osciloskop
1. Pengunaan Osciloskop
Kalibrasi Osciloskop
a. Hubungkan Osciloskop dengan tegangan jala-jala.
b. Saklar power pada posisi ON
Tunggu beberapa saat sampai pada layar akan muncul berkas elektron
c. Aturlah posisi gambar pada layar sehingga terletak di tengah-tengah.
Jika gambar masih bergerak masih bergerak terus maka aturlah posisi
tombol sinkronisasi sampai diperoleh gambar yang diam
d. Hubungkan terminal input A dengan terminal kalibrasi yang ada pada
panel depan Osciloskop.
e. Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya. Amplitudo sinyal
kalibrasi harus sesuai dengan yang tertera pada Osciloskop, yaitu
sebesar 1 Vp-p
f. Ukur tegangan serta periodanya untuk beberapa harga volt/divisi dan
time/divisi.
g. Ulangi langkah-langkah di atas untuk input kanal B.
2. Mengukur dan mengamati tegangan searah
a. Atur output power supply sebesar 4 volt
b. Hubungkan input kanal A dengan output power supply
c. Atur saklar Osciloskop pada DC, bacalah dan amati berapa tegangan yang
diukur oleh Osciloskop.
3. Mengukur dan mengamati tegangan bolak-balik
a. Atur generator sinyal pada frequensi 1 kHz gelombang sinusoidal, dengan
besar tegangan 2 volt rms.
b. Kemudian ukur dan amati tegangan ini dengan Osciloskop.
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 34

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

4. Mengukur dan mengamati frequensi


a. Hubungkan output dari generator fungsi dengan input kanal A.
Saklar fungsi dari generator fungsi pada posisi sinusoidal.
b. Amati bentuk gelombang yang muncul pada layar, kemudian ukurlah
frekuensinya. Catat penunjukan frekuensi dari generator fungsi.
c. Bandingkan hasil pengukuran frekuensi dengan osiloskop dengan
frekuensi yang ditunjukan oleh generator fungsi, apakah ada perbedaan?
d. Ulangi langkah b dan c untuk gelombang gigi gergaji (segi tiga) dan
gelombang segi empat.
5. Membandingkan Frekuensi dengan cara Lissajous
a.

Atur selektor time base osiloscope pada posisi XY, dan saklar pemilih
kanal pada posisi A dan sinkronisasi pada B.

b.

Hubungkan sinyal dengan frekuensi yang tidak diketahui pada input A,


dan sinyal dengan frekuensi yang dapat dibaca pada input B.

c.

Atur frekuensi sinyal pada kanal A, sehingga diperoleh gambar seperti


salah satu dari gambar 1.

Kemudian amati berapa perbandingan

frekuensinya. Bacalah penunjukan frekuensi generator.


d.

Ulangi langkah b dan c untuk frekuensi yang lain dan catat hasilnya
dalam bentuk gambar gelombang Lissajous.

e.

Atur perbandingan X : Y pada 1:1, 1:2, 2:1, 3:1.

Picoscope
1. Mengukur Dan Mengamati Tegangan Searah
a. Atur output power supply sebesar 4 volt
b. Hubungkan input kanal A picoscope dengan output power supply
c. Atur saklar pada picoscope pada DC, bacalah dan amati berapa tegangan yang
di ukur oleh picoscope
Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 35

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

2. Mengukur Dan Mengamati Tegangan Bolak Balik


a. Hubungkan probe dari picoscope ke function
b. Aktifkan kanal A pada picoscope dengan posisi AC
c. Hidupkan function dan atur frekuensi 1 KHz gelombang sinusoidal, dengan
besar tegangan 2 volt rms
d. Amati frekuensi, periode dan amplitudo yang muncul
3. Mengukur Dan Mengamati Frekuensi
a.
b.
c.
d.
e.

Hubungkan probe dari picoscope ke function


Aktifkan kanal A pada picoscope
Hidupkan function dan atur frekuensi 1 KHz
Variasikan bentuk sinyal
Amati frekuensi yang di hasilkan picoscope

4. Mengukur Frekuensi Dengan Cara Lissajous


a.
b.
c.
d.
e.

Hubungkan probe A dengan picoscope ke function 1


Hubungkan probe B dengan picoscope ke function 2
Aktifkan kanal A dan B pada posisi AC
Atur frekuensi pada junction sesuai jurnal
Amati lissajous pada picoscope

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 36

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

JURNAL PRAKTIKUM
MODUL IV OSCILOSKOP

Nama

Nomor BP

Tanggal Praktikum

Asisten

Osiloskop
A.

Kalibrasi Osiloskop
Volt / Div

0.5
1
2
5
Time / Div

Kanal A
Amplitudo
Perioda
Vpp
2
2
2
2

1 ms
1 ms
1 ms
1ms
Kanal A

Kanal B
Amplitudo
Vpp
2
2
2
2
Kanal B

Perioda
1
1
1
1

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 37

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

( ms )

Amplitudo

Perioda

Amplitudo

Perioda

1
2
5
10

Vpp
2
2
2
2

1
1
1
1

Vpp
2
2
2
2

1
1
1
1

B. Mengukur dan mengamati tegangan searah dan bolak balik


Amplitudo Vpp
0
Amplitudo Vpp
2

Tegangan DC
Perioda
Tak hingga
Tegangan AC
Perioda
1 ms

Frekuensi
0
Frekuensi
1000

C. Membandingkan frekuensi
Jenis Gelombang
Sinusoidal
Gigi gergaji
Pulsa ( Kotak )

Frekuensi Osiloskop
1000
1000
1000

Frekuensi Generator Fungsi


1000
1000
1000

D. Membandingkan frekuensi dengan cara lissajous


Perbandingan

Frekuensi Generator A

Frekuensi Generator B

Gambar

Frekuensi
1:1
1:2
2:1
1:3
3:1
2:3
3:2

(fy)

(fx)

Lissajous

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 38

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

Picoscope
1. Mengukur dan Mengamati Tegangan Searah dan Bolak Balik

Tegangan DC
Amplitudo VPP
0

Perioda

Frekuensi

Tak hingga

Tegangan AC
Amplitudo Vpp
2

Perioda

Frekuensi

1 ms

1003

2. Membandingkan Frekuensi

Jenis Gelombang

Frekuensi Picoscope

Frekuensi
Fungsi

Sinusoidal

1003

1000

Gigi Gergaji

1005

1000

Pulsa (Kotak)

1003

1000

Generator

3. Mengukur Frekuensi dengan Cara Lissajous

Perbandingan
Frekuensi

Frekuensi
Generator A f(y)

Frekuensi
Generator B f(x)

Gambar
Lissajous

1:1
1:2
2:1
1:3

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 39

LABORATORIUM DASAR TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS

3:1
2:3
3:2

Asisten
()

Praktikum Pengukuran Besaran Listrik 2013 | 40

Anda mungkin juga menyukai