Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II

JEMBATAN WHEATSTONE

Tanggal Pengumpulan : Rabu, 07 Maret 2018

Tanggal Praktikum : Jum’at, 02 Maret 2018

Waktu Praktikum : 13.30 – 15.00 WIB

Disusun oleh :

Nama : Aida Nur Azki Utami

NIM : 11170163000017

Kelompok/Kloter : 4 (Empat)/ 2 (Dua)

Nama Anggota :

1. Suci Rahmawati .A (11170163000025)

Kelas : Pendidikan Fisika 2A

LABORATORIUM FISIKA DASAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
JEMBATAN WHEATSTONE

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat menentukan harga suatu hambatan dengan menggunakan
metode jembatan wheatstone.
2. Mahasiswa dapat membandingkan nilai dari resistor yang sebenarnya dengan nilai
resistor pada saat praktikum.
3. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja pada alat ukur galvanometer.
4. Mahasiswa mampu memahami materi elektronika dalam perkuliahan Fisika Dasar
II.

B. DASAR TEORI
Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter
Christie pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone
pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan
listrik dengan menyeimbangkan dua kaki dari rangkaian jembatan, satu kaki yang
mencakup komponen diketahui. kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Jembatan wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk
mengukur hambatan yang belum diketahui dengan membandingkan resistor lain. Alat
bantu yang digunakan dalam jembatan wheatstone ialah galvanometer (Young dan
Freedman, 2003: 288).
Galvanometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan
mengukur arus yang melalui suatu cabang. Kebanyakan galvanometer menggunakan
prinsip momen yang berlaku pada kumparan di dalam medan magnet. Galvanometer
akan menghasilkan perputaran jarum penunjuk sebagai hasil dari arus listrik yang
mengalir melalui lilitannya (Giancoli, 2014: 120).
Prinsip dari suatu galvanometer adalah adanya simpangan kumparan yang
dilalui arus listrik dalam medan magnet. Kebanyakan galvanometer sensitif terhadap
polaritas (pengkutuban) sehingga arus yang masuk ke meter koneksi bisa membuat
jarum bergerak ke kanan ataupun sebaliknya jarum bergerak ke kiri(Giancoli, 2014:
120).
(Hikam, 2005: 101).

Rangkaian jembatan wheatstone merupakan rangkaian yang dicari untuk


mendeteksi arus yang kecil. Penggunaan jembatan wheatstone dapat diatur sehingga
arus yang mengalir melalui jembatan wheatstone dibuat nol (0). Pengenolan dapat
dilakukan dengan mengatur hambatan yang disebut dengan potensiometer (Abdullah,
2017: 248-249).
Jembatan whatstone digunakan untuk mengukur perlawanan:
 dan diketahui harganya dengan jelas.
 yang variabelnya mempunyai skala dan dapat langsung membaca
harga yang sedang diukur.
 Sumber arus didapat dari AC maupun DC.
 Dalam kondisi setimbang, dapat menggunakan persamaan:

Keterangan:
= hambatan yang belum diketahui nilainya
= hambatan yang telah diketahui nilainya
(Wasito, 2006: 68).
Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan
penghantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk
mengalirkan arus listrik, yang secara matematis dapat dituliskan:
R = p. (L/A)
Keterangan:
R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω)
p : Resitivitas atau hambatan jenis (Ωm)
L : Panjang penghantar (m)
A : Luas penghantar ( m²)
Hukum yang berhuungan dengan prinsip jembatan Wheatstone yaitu Hukum
Kirchoff I dan II. Hukum Kirchoff berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam
titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.”

Jumlah Imasuk = Ikeluar

Hukum Kirchoff II berbunyi, “Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL


(E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol.” Maksud dari jumlah
penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya energi listrik yang hilang
dalam rangkaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan atau diserap
(Giancoli, 2014: 105).

C. ALAT DAN BAHAN


No. Nama Alat dan Bahan Jumlah Gambar

1. Rheostat 1 buah

2. Galvanometer 1 buah

3. Kabel penghubung 1 buah

4. Papan resistor 1 buah


5. Power supply 1 buah

6. Mistar 1 buah

D. LANGKAH KERJA PERCOBAAN


No. Langkah Kerja Gambar

Menyiapkan alat dan bahan yang akan


1. dipergunakan untuk melakukan
praktikum

Susun rangkaian jembatan wheatstone


2. dan menghubungkannya kepada power
supply

Menyalakan power supply dengan


3.
megklik tombol power yang ada

Menggunakan dua resistor yang


4. dipasang secara seri dengan satu
diantaranya sudah diketahui nilainya
Geser titik D sampai galvanometer
5.
menunjuk angka nol

6. Ukur panjang AD dan BD

Ulangi percobaan dengan menyusun


7. paralel hambatan dan sebuah resistor
yang sudah ditemukan nilainya.

Catat panjang AD dan BD pada laporan


8.
sementara

E. DATA PERCOBAAN
1. Resistor disertai dengan resistor
Ulangan Panjang AD (m) Panjang BD (m)
1. 5.5 x m 7.5 x m
2. 5.3 x m 7.7 x m
Rata- rata 5.4 x m 7.6 x m
Nilai resistor ±5 ±5
2. Resistor disertai dengan resistor
Ulangan Panjang AD (m) Panjang BD (m)
1. 1.3 x m 11.7 x m
2. 1.3 x m 11.7 x m
Rata- rata 1.3 x m 11.7 x m
Nilai resistor ±5 ±5
3. Nilai hambatan resistor berdasarkan gelang warna
No Keadaan Nilai (Ω)
1. disertai dengan 4.7 Ω
2. disertai dengan 10.0 Ω

F. PENGOLAHAN DATA
1. Percobaan I : Resistor di pasang seri dengan resistor
a. Pengulangan 1

b. Pengulangan 2

2. Percobaan II : Resistor di pasang seri dengan resistor


a. Pengulangan 1

b. Pengulangan 2

3. Perhitungan persen kesalahan

1. Percobaan 1 : Resistor di pasang seri dengan resistor


2. Percobaan 2 : Resistor di pasang seri dengan resistor

4. Standar deviasi
Percobaan 1

∑ ̅
SD √ √

Percobaan 2

∑ ̅
SD √ √

G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai jembatan wheatstone yang telah kita ketahui
adalah satu diantara banyaknya metode yang dapat mengetahui nilai dari suatu
hambatan. Dilakukan dengan dua kali percobaan dimana terdapat dua kali
pengulangan agar mendapatkan data yang lebih akurat dan presisi.
Percobaan pertama dalam praktikum kali ini, kami menentukan nilai resistansi
yang dirangkai secara seri dengan resistor . Dalam rangkaian ini kami
melakukan perhitungan terhadap nilai dengan melihat jarum penunjuk pada
galvanometer tepat diangka nol yang berarti dalam keadaan setimbang. Selanjutnya,
telah kami dapatkan nilai resistansi rata- ratanya sebesar dengan nilai toleransi
5 . Adapun nilai resistansi atau hambatan yang telah kami dapatkan secara
praktikum lebih besar dibandingkan menghitungnya dengan melihat gelang warna
yang ada pada badan resistor. Hal ini dikarenakan ada pertambahan nilai resistansi
dari kabel penghubung yang telah menyambungkan antar alat praktikumnya. Setiap
kabel akan mempunyai hambatannya sendiri (hambatan dalam) walaupun belum atau
tidak dialiri arus listrik yang dialirkan melewati power supply baik arus AC maupun
DC.
Percobaan kedua pada praktikum kali ini ialah mencari nilai yang
dirangkai secara seri dengan resistor . Telah didapatkan hasil perhitungan
berdasarkan satu resistor yang telah diketahui serta panjang penggeser pada rheostat
yang selanjutnya kami ukur lalu disubtitusikan kedalah persamaan
. Didapatkan hasil nilai rata- rata sebuah hambatan sebesar ,
sedangkan nilai resistor yang dihitung berdasarkan gelang warna ialah 10Ω. Disini
terjadi perbedaan nilai, hal ini dikarenakan nilai hambatan yang dihitung berdasarkan
praktikum mendapatkan tambahan nilai dari hambatan dalam kabel penghubung yang
mengakibatkan nilai hambatan yang didapat secara praktikum lebih besar walaupun
rangkaian yang disusun oleh praktikan sudah benar.
Pada rangkaian seri- paralel kami tidak mendapatkan hasil data hambatan
dikarenakan nilai hambatan yang ingin diukur terlalu besar, yakni melebihi 400Ω. Hal
ini dapat terlihat pada jarum penunjuk galvanometer yang tidak menunjukkan kepada
angka nol walaupun penggeser pada rheostat telah mencapai jarak maksimum lintasan
untuk menggeser.
Praktikum kali ini dapat terjadi kesalahan apabila praktikan menggeser
rheostat saat pengukuran panjang lintasan serta menyentuh atau mengenai permukaan
kabel yang mengakibatkan galvanometer tidak menunjukkan angka nol yang berarti
tidak seimbang dan apabila tidak seimbang, maka tidak bisa menggunakan persamaan
untuk mencari nilai hambatan atau resistansinya.
Adapun kesalahan relatif yang kita peroleh sebesar untuk percobaan
pertama dan pada percobaan kedua didapatkan kesalahan relatif sebesar hal ini
masih bisa ditoleransi namun udah bisa mempengaruhi keakuratan dalam pengukuran
hambatannya. Hal ini bisa terjadi apabila praktikan menyentuh kabel penghubung
ketika sudah dilakukan pengenolan pada galvanometer sehingga jarum penunjuk
bergeser lagi, sedangkan hasil data bisa sangat akurat dan presisi apabila pada setiap
pengulangan percobaan dilakukan perlakuan yang sama.
H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Hitunglah hambatan resistor yang dihasilkan pada langkah 1, 2, 3, 4!
Jawab:
a. Percobaan I : Resistor di pasang seri dengan resistor

Pengulangan 1 Pengulangan 2

b. Percobaan II : Resistor di pasang seri dengan resistor

Pengulangan 1 Pengulangan 2

2. Bandingkan nilai hambatan resistor yang dihasilkan!


Jawab:
a. Percobaan I : Resistor di pasang seri dengan resistor

±5 : ±5

b. Percobaan II : Resistor di pasang seri dengan resistor

±5 : ±5
I. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini mengenai jembatan wheatstone, dapat kami simpulkan sebagai
berikut:
1. Jembatan wheatstone merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengukur
hambatan yang belum diketahui dengan membandingkan resistor lain dengan
menggunakan alat ukur galvanometer.
2. Nilai hambatan yang didapat melalui praktikum akan lebih besar dibanding nilai
hambatan resistor yang dihitung berdasarkan gelang warnanya, dikarenakan
adanya faktor yang mempengaruhinya seperti hambatan dalam pada suatu kabel
penghubung.
3. Prinsip kerja galvanometer adalah adanya simpangan kumparan yang dilalui arus
listrik dalam medan magnet. Kebanyakan galvanometer sensitif terhadap polaritas
(pengkutuban) sehingga arus yang masuk ke meter koneksi bisa membuat jarum
bergerak ke kanan ataupun sebaliknya jarum bergerak ke kiri.
4. Dapat lebih memahami mengenai cara mencari nilai hambatan selain dengan
hukum ohm juga mempelajari secara langsung mengenai perangkat dalam
elektronika.

J. KOMENTAR
a) Praktikan hendaknya lebih memahami materi mengenai jembatan wheatstone
agar tidak terjadi kesalahan- kesalahan dalam praktikum.
b) Praktikan hendaknya mampu bertindak tepat, cepat dalam proses merangkai
serta mengambil data.
c) Praktikan hendaknya selalu berhati- hati dalam menggunakan alat agar alat
yang dipakai tidak mengalami kerusakan.
d) Praktikan hendaknya mampu bekerja secara kelompok dan mengutamakan
kerja sama tim.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikhrajuddin. 2017. Fisika Dasar 2. Bandung: ITB


Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid II (Terjemahan).Jakarta :
Erlangga.
Hikam, Muhammad. 2005. Eksperimen Fisika Dasar: Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Kencana.
Hugh D. Young, Freedman. 2003. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Wasito S. 2006. Vademekum Elektronika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai