Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 1
PRINSIP ARCHIMEDES

Tanggal Pengumpulan : Senin, 09 Oktober 2017


Tanggal Praktikum : Rabu, 04 Oktober2017
Waktu praktikum : 13.30 – 15.00 WIB

Nama : Aida Nur Azki Utami


NIM : 11170163000017
Kelompok/Kloter : 4 (Empat) / 1 (Satu)
Nama Anggota :
1. Siti Sarah Salsabila (11170163000019)
Kelas : Pendidikan Fisika 1 A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Dapat menentukan massa jenis benda padat
2. Dapat menentukan jenis bahan penyusun benda
3. Dapat menentukan gaya apung suatu benda
4. Dapat mengaplikasikan prinsip archimedes
5. Dapat mengetahui macam-macam fluida
6. Dapat lebih memahami konsep fluida statis pada mata perkuliahan
fisika dasar 1

B. DASAR TEORI
Sebelum kita membahas gaya apung dari prinsip Archimedes.
Perlu kita ketahui bahwa gaya apung itu terjadi hanya pada fluida statis.
Fluida adalah suatu zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir (flow)
dalam bentuk cairan atau gas.
Benda dapat dkatakan fluida apabila ia termasuk kedalam cairan
atau gas. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan.
(Giancoli, 2014: 327)
Gaya yang diberikan oleh fluida pada benda yang tenggelam di
dalamnya dinamakan gaya apung. Gaya ini tergantung pada kerapatan
fluida dan volume benda, tetapi tidak pada komposisi atau bentuk benda,
dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda.
(Tipler, 1998: 394)
Pada gaya apung terdapat 3 macam keadaan suatu benda:
1. Mengapung, apabila ada sebagian volume benda yang masuk/
tercelup ke dalam fluida. Bisa dikatakan terapung jika massa
jenis benda lebih kecil dibanding massa jenis air dan gaya
apung yang terima oleh benda lebih besar dibandingkan berat
benda di dalam fluida (cairan).
2. Melayang, apabila seluruh benda berada di dalam air akan
tetapi tidak menyentuh ke dasar wadah fluida. Syarat benda
dikatakan melayang apabila massa jenis benda sama dengan
massa jenis air. dan gaya apung yang terima oleh benda sama
dengan berat benda di dalam fluida (cairan).
3. Tenggelam, apabila seluruh benda berada didalam air (fluida)
dan menyentuh ke dasar wadah yang berisi fluida. Dikatakan
benda tenggelam apabila massa jenis benda lebih besar
dibanding massa jenis air (fluida) dan gaya apung yang
diterima oleh benda lebih kecil dibandingkan berat benda
didalam air (fluida). (Sutarno, 2013)
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada
kedalaman yang berbeda. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar
tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida,
maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas
benda dan tekanan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak
pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
fluida yang berada dibagian atas benda. (Abdullah, 2016)
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda akan sama beratnya
dengan berat fluida yang dipindahkan. Adapun berat fluida yang
dipindahkan bisa dikatakan sama dengan volume bagian benda yang
masuk ke dalam fluida (volume tercelup benda). Adapun cara mencari
besarnya gaya apung dengan cara :

= Gaya apung
= Massa jenis fluida
= Percepatan gravitasi bumi
= Volume benda padat (Giancoli, 2014: 336- 337)
Massa jenis (densitas) adalah sebuah besaran khusus dari sebuah
zat (murni). Massa jenis bisa disebut dengan kerapatan benda yang
dinyatakan dalam massa benda persatuan volume. Satuan Internasional
(SI) untuk massa jenis adalah kg/m3. Ditulis dengan persamaan:

(Giancoli, 2014: 327- 328)

Berikut tabel massa jenis berbagai zat

Nama Zat CGS (g/cm3 ) SI (kg/m3)


Air (4 º C) 1,00 1.000
Alkohol 0,80 800
Raksa 13,60 1.3600
Alumunium 2,70 2.700
Besi 7,90 7.900
Emas 19,30 19.300
Kuningan 8,40 8.400
Perak 10,50 10.500
Platina 21,45 21.450
Seng 7,14 7.140
Udara (27º C) 0,0012 1,2
Es 0,92 920

(Giancoli, 2014: 328)

C. ALAT DAN BAHAN


No Gambar Alat dan Bahan
1

Neraca 4 lengan

2 Gelas beaker
3

Benang nilon

Balok kuningan

Silinder kuningan

Jangka sorong

7 Air
D. LANGKAH KERJA
1. Percobaan langsung massa jenis silinder

No Gambar Langkah kerja

1 Siapkan alat dan bahan

Menghitung panjang, lebar dan tinggi


2 balok pada titik yang berbeda
menggunakan jangka sorong

Mengukur massa balok menggunakan


3
neraca 4 lengan

Menentukan massa jenis balok


4
dengan menggunakan rumus
2. Percobaan langsung massa jenis silinder

No Gambar Langkah kerja

1 Siapkan alat dan bahan

Menghitung diameter dan panjang


2 silinder pada titik yang berbeda
menggunakan jangka sorong

Mengukur massa silinder


menggunakan neraca 4 lengan, lalu
3
melakukan perbandingan dengan
neraca digital

Menentukan massa jenis balok


4
dengan menggunakan rumus
3. Percobaan tidak langsung massa jenis pada benda padat (balok dan
silinder)

No Gambar Langkah kerja

1 Siapkan alat dan bahan

Mengukur massa benda padat (balok


2 atau silinder) menggunakan neraca 4
lengan

Mengisi gelas beaker dengan air


3
secukupnya

Letakkan gelas beaker yang telah


4 berisi air pada piringan neraca 4
lengan

Ikat benda padat (balok atau silinder)


5
menggunakan benang nilon
Gantungkan benda padat (balok atau
silinder) pada neraca 4 lengan agar
6 tidak berada di dasar gelas beaker
(benda melayang) lalu hitunglah
massa benda ketika didalam air

7 Catat massa hasil pengukuran

E. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran langsung massa jenis balok

Massa Gaya
Panjang Lebar Tinggi Massa Volume
Uji Jenis Keatas
(m) (m) (m) (kg) (m3)
(kg/m3) (N)

2, 04 x 2, 03 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 41 x
1 -

2, 05 x 2, 03 x 2, 02 x 7, 02 x 8, 41 x
2 -

2, 05 x 2, 04 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 42 x
3 -

2, 05 x 2, 03 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 42 x
4 -

Rerata 2, 0475 2,0325 2,0275 7, 02 x 8, 41 x


-
x x x
2. Pengukuran langsung massa jenis silinder

Diameter Massa Volume Massa Jenis Gaya


Uji Tinggi (m)
(m) (kg) (m3) (kg/m3) Keatas (N)

0, 96 x 1, 9 x 2, 30 x
1 3, 05 x -

0, 96 x 1, 9 x 2, 30 x
2 3, 05 x -

0, 96 x 1, 9 x 2, 31 x
3 3, 06 x -

0, 96 x 1, 9 x 2, 31 x
4 3, 06 x -

Rerata 0, 96 x 3, 055 x 1, 9 x 2,305 x


-

3. Pengukuran tak langsung massa jenis balok

Massa Semu Massa Jenis Gaya keatas


Uji Massa (kg)
(kg) (kg/m3) (N)

1 7, 02 x - - -

Rerata
7, 02 x - - -

4. Pengukuran tak langsung massa jenis silinder


Massa Semu Massa Jenis
Uji Massa (kg) Gaya keatas (N)
(kg) (kg/m3)

1 1, 9 x 1, 8 x

Rerata
1, 9 x 1, 8 x

F. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung volume 3. Menghitung gaya apung
Percobaan 1 (balok) Percobaan 4 (silinder
a. Data pertama melayang di dalam air)
V=pxlxt
V = (2, 04 x 2, 03 x 2, 03)
V = 8, 41 x
b. Data kedua
V=pxlxt
N
V = (2, 05 x 2, 03 x 2, 02)
V =8, 41 x
c. Data ketiga
V=pxlxt
V = (2, 05 x 2, 04 x 2, 03)
V =8, 42 x
d. Data keempat
V=pxlxt
V = (2, 06 x 2, 03 x 2, 03)

V =8, 42 x
Percobaan 2 (silinder)
a. Data pertama
V = Luas alas x tinggi
V=

V=

(3, 05 x )
V = 2, 30 x
b. Data kedua
V = Luas alas x tinggi
V=

V=

(3, 05 x )
V = 2, 30 x
c. Data ketiga
V = Luas alas x tinggi
V=

V=

(3, 06 x )
V = 2, 31 x
d. Data keempat
V = Luas alas x tinggi
V=

V=

(3, 06 x )
V = 2, 31 x

2. Menghitung massa jenis


Percobaan 1 (balok)
a. Data pertama
=

kg/
kg/
b. Data kedua

kg/
kg/
c. Data ketiga

kg/

kg/

d. Data keempat

kg/

kg/

Percobaan 2 (silinder)
a. Data pertama

kg/

kg/

b. Data kedua

kg/

kg/

c. Data ketiga
I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1 kg/ kg/ 0,005 2,5

2 kg/ kg/ 0,005 2,5

3 kg/ kg/ -0,005 2,5

4 kg/ kg/ -0,005 2,5

∑ 2,5

kg/

kg/

d. Data keempat

kg/

kg/

1. Standar Deviasi Balok


a. Standar Deviasi untuk massa jenis balok
Standar Deviasi


s=√ =√ = 1,44
b. Standar Deviasi untuk volume balok

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

Standar Deviasi


s=√ =√ = 1,44

c. Standar Deviasi untuk massa balok

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 8, 41 x 8, 415 x -0,005 2,5

2 8, 41 x 8, 415 x -0,005 2,5

3 8, 42 x 8, 415 x 0,005 2,5

4 8, 42 x 8, 415 x 0,005 2,5

∑ 2,5

Standar Deviasi


s=√ =√ =0

d. Standar Deviasi untuk tinggi balok


1 7, 02 x 7, 02 x 0 0

2I 7, 02 x ke-i (x ) 7, 02Rerata
x 0
Data i ( ) (xi 0- ) (xi - )2

13 2,03
7, 02xx 2,0325
7, 02 x x -0,0025
0 6,25 x0

24 2,03
7, 02xx 2,0325
7, 02 x x -0,0025
0 6,25 x0

∑ 0

Standar Deviasi


s=√ =√ = 1,2 x

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 2,03 x 2,0275 x 0,0025 6,25 x

2 2,02 x 2,0275 x -0,0075 5,625 x

3 2,03 x 2,0275 x 0,0025 56 x

4 2,03 x 2,0275 x 0,0025 6,25 x

∑ 18,68 x

e. Standar Deviasi untuk lebar balok


3 2,04 x 2,0325 x 0,0075 56 x

4 2,03 x 2,0325 x -0,0025 6,25 x

∑ 18,68 x

Standar Deviasi


s=√ =√ = 1,2 x

f. Standar Deviasi untuk panjang balok

Standar Deviasi

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 2, 04 x 2, 0475 x -0,0075 56 x

2 2, 05 x 2, 0475 x 0,0025 6,25 x

3 2, 05 x 2, 0475 x 0,0025 6,25 x

4 2, 05 x 2, 0475 x 0,0025 6,25 x

∑ 18,68 x


s=√ =√ = 1,2 x
2. Standar Deviasi Silinder
a. Standar Deviasi diameter silinder

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 0,96 x 0,96 x 0 0

2 0,96 x 0,96 x 0 0

3 0,96 x 0,96 x 0 0

4 0,96 x 0,96 x 0 0

∑ 0

Standar Deviasi


s=√ =√ =0

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 3,05 x 3,055 x -0,005 25 x

2 3,05 x 3,055 x -0,005 25 x

b. Standar Deviasi tinggi silinder


3 3,06 x 3,055 x 0,005 25 x

4I 3,06 x 3,055 x 0,005 25 x 2


Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi- ) (xi - )

1 1,9 x 1,9 x ∑ 0 25 x 0

2 1,9 x 1,9 x 0 0

3 1,9 x 1,9 x 0 0

4 1,9 x 1,9 x 0 0

∑ 0

Standar Deviasi


s=√ =√ = 1,4 x

c. Standar Deviasi massa silinder

Standar Deviasi


s=√ =√ =0

d. Standar Deviasi volume silinder


Standar Deviasi

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2


s=√ =√ = 1,4 x

I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2

1 2,30 x 2,305 x -0,005 25 x

2 2,30 x 2,305 x -0,005 25 x

3 2,31 x 2,305 x 0,005 25 x

4 2,31 x 2,305 x 0,005 25 x

∑ 25 x

e. Standar Deviasi massa jenis silinder


1 kg/ kg/ 0,005 2,5

2 kg/ kg/ 0,005 2,5

3 kg/ kg/ -0,005 2,5

4 kg/ kg/ -0,005 2,5

∑ 2,5

Standar Deviasi

∑ –
s=
√ =√ = 1,4 x

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami telah mendapatkan data berupa
panjang, lebar, tinggi, diameter serta massa pada sebuah benda yakni
balok dan silinder dengan pengukuran langsung dan tidak langsung.
Terdapat 3 kali percobaan yang kami dapatkan datanya saat praktikum
berlangsung.
Pada percobaan pertama, kami telah membuktikan bahwa bahan
penyusun suatu balok itu adalah kuningan. Adapun terjadi kesalahan
perhitungan pada laporan sementara dimana kami selaku praktikan
mengurangi massa akhir dengan massa pengenolan sebanyak 2 kali,
akibatnya terjadi kesalahan pada penulisan data di laporan sementara.
Pada percobaan kedua, kami juga telah membuktikan bahwa bahan
penyusun silinder adalah kuningan. Kami melakukan 4 kali pengulangan
namun dari hasil rata-rata tetap menunjukkan bahwa bahan penyusun
benda adalah kuningan.
Pada percobaan ketiga kami tidak mendapatkan data apapun
dikarenakan keteledoran kami dalam mengatur waktu. Akibatnya kami
tidak mendapatkan massa semu pada balok.
Pada percobaan keempat kami membuktikan bahwa bahan
penyusun silinder adalah kuningan. Karena massa yang digunakan adalah
massa semu maka hasil perhitungan massa jenis yang didapat lebih kecil
dibandingkan dengan massa jenis yang diukur dengan pengukuran
langsung. Akibatnya massa jenis yang di dapat lebih akurat pada
percobaan kedua yakni pengukuran secara langsung pada benda berupa
silinder.

H. TUGAS PASCA PRAKTIKUM


1. Hitunglah kesalahan relatif dari masing- masing percobaan! Metode
apakah yang lebih akurat untuk menghitung massa jenis benda (secara
langsung atau tidak langsung)? Jelaskan!
Jawab : Menurut data percoban yang sudah kami ambil saat praktikum,
maka yang lebih akurat mencari massa jenis yang massa nya ditimbang
di udara dibandingkan di air karena massa jenis berbanding lurus
dengan massa suatu benda tersebut jadi jika massa yang didapat besar
maka massa jenisnya pun besar, sedangkan ketika massa ditimbang di
dalam air akan lebih ringan dikarenakan adanya gaya apung yang
terima oleh benda. Contoh ketika kami menimbang massa silinder di
udara kami mendapat rata-rata massa jenis kg/ sedangkan
ketika kita menghitung massa jenis benda di dalam fluida akan lebih
kecil yakni kg/ .
2. Apakah fluida mempunyai hambatan? Jelaskan!
Jawab : Gaya hambat adalah gaya yang menghambat pergerakan
sebuah benda di dalam fluida. Adapun gaya hambat yang sering terjadi
ialah gaya gesek yang sejajar dengan permukaan sebuah benda padat,
terdapat pula gaya tekanan yang tegak lurus terhadap permukaan
sebuah benda. Pada intinya gaya hambat itu berlawanan dengan arah
pergerakan benda.
3. Mengapa benda ketika jatuh ke sumur dengan mula-mula dalam
keadaan cepat atau dipercepat tetapi selanjutnya bergerak dengan
kecepatan konstan?
Jawab : Karena adanya hambatan udara yang mempengaruhi kecepatan
tersebut. Jadi tidak akan ada kecepatan yang terus menerus menambah,
pasti ada kecepatan maksimal suatu benda.
4. Jelaskan fenomena dua air laut yang tidak tercampur!
Jawab : Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan samudera
atlantik dengan laut tengah (Mediterania). Walaupun kedua air
bertemu namun keduanya tidak bercampur karena keduanya memiliki
karakterisik yang berbeda. Mulai dari suhunya, kadar garam nya,
hingga kerapatan air (densitas) nya pun berbeda. Tegangan permukaan
mencegah kedua air dari lautan tidak tercampur satu sama lain seolah
terdapat dinding tipis yang memisahkan keduanya. Waktu kedua air
bertemu di selat Gibraltar karakteristik dari keduanya tidak berubah.
Kedua laut itu membutuhkan waktu yang lama untuk bercampur.
Penguapan air yang di laut Mediterania sangat besar sedangkan air dari
sungai yang bermuara di laut Mediterania berkurang sekali. Itulah
sebabnya air lautan atlantik mengalir deras ke laut Mediterania.
5. Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 800 kg/m3 mengapung
pada permukaan air. Jika selembar alumunium (massa jenis 2700
kg/m3) bermassa 54 gram dikaitkan pada balok itu, sistem akan
bergerak kebawah dan akhirnya melayang di dalam air. Berapa cm3
volume balok kayu itu?
Jawab :

( )
6. Apakah api termasuk fluida? Jelaskan!
Jawab: Tidak, karena api tidak bisa mengalir dan api tidak bisa
mengikuti bentuk wadahnya. Api adalah bentuk reaksi dari gas itu
sendiri.

I. KESIMPULAN
1. Massa jenis suatu benda atau yang biasa kita sebut dengan densitas
adalah kerapatan benda yang dinyatakan dalam massa benda persatuan
volume. Setiap benda akan mempunyai massa jenis yang berbeda,
tergantung pada banyaknya partikel yang terkandung pada suatu benda
tersebut. Dengan satuan internasional kg/m3.
2. Bahan penyusun benda diketahui jika kita telah menghitung massa
jenis benda tersebut. Bahan penyusun benda antara lain, bisa berupa
alumunium, besi, emas, kuningan, perak, platina, seng, dll. Massa jenis
ada yang berupa satuan internasional (kg/m3) dan ada yang satuan
CGS (g/cm3)
3. Gaya apung atau gaya angkat adalah gaya yang berlawanan dengan
percepatan gravitasi dan mempengaruhi benda yang berada di dalam
air. Gaya apung dipengaruhi oleh massa, percepatan gravitasi serta
volume suatu bunda. Dapat dirumuskah dengan .
4. Prinsip archimedes identik dengan gaya apungnya. Adapun prinsip
kerja pada kapal selam itu termasuk pada penerapan prinsip
archimedes. Ketika kapal selam ingin mengapung maka volume udara
di dalam tangki harus lebih banyak dibanding air (fluida), apabila
kapal selam ingin melayang maka volume udara sama dengan volume
air, namun pada dasarnya tergantung pada kedalaman berapa yang
ingin kita tuju. Terakhir adalah tenggelam dimana tangki diisi dengan
mendominasi volume air dibanding volume udara.
5. Fluida ada yang berupa cairan dan ada yang berupa gas. Contohnya
air, raksa (cairan), udara.
6. Fluida statis adalah dimana keadaan fluida dianggap diam atau fluida
dalam keadaan bergerak namun tak ada perbedaan antar kecepatan
partikel fluida tersebut. Contohnya air yang berada di dalam gelas.

J. KRITIK DAN SARAN


1. KRITIK
a) Ketidaksiapan bahan khususnya benang nilon ketika memulai
praktikun
b) Diharapkan praktikum dimulai tepat waktu
c) Tidak membawa bahan (tissue) untuk membersihkan meja
praktikum
2. SARAN
a) Lakukan pengecekan alat khususnya neraca 4 lengan
b) Praktikan harus mengetahui data apa saja yang ingin diamati dan
dicatat
c) Ketelitian dalam mencatat data disertai satuan yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Bandung.

Giancoli, Doughlas C. 2014. Fisika : Prinsip dan Aplikasi edisi 7. jilid 1.


Jakarta : Erlangga

Sutarno, Ir. 2013. Fisika untuk universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tipler, paul A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai