FISIKA DASAR 1
PRINSIP ARCHIMEDES
B. DASAR TEORI
Sebelum kita membahas gaya apung dari prinsip Archimedes.
Perlu kita ketahui bahwa gaya apung itu terjadi hanya pada fluida statis.
Fluida adalah suatu zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir (flow)
dalam bentuk cairan atau gas.
Benda dapat dkatakan fluida apabila ia termasuk kedalam cairan
atau gas. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil
sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruangan.
(Giancoli, 2014: 327)
Gaya yang diberikan oleh fluida pada benda yang tenggelam di
dalamnya dinamakan gaya apung. Gaya ini tergantung pada kerapatan
fluida dan volume benda, tetapi tidak pada komposisi atau bentuk benda,
dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda.
(Tipler, 1998: 394)
Pada gaya apung terdapat 3 macam keadaan suatu benda:
1. Mengapung, apabila ada sebagian volume benda yang masuk/
tercelup ke dalam fluida. Bisa dikatakan terapung jika massa
jenis benda lebih kecil dibanding massa jenis air dan gaya
apung yang terima oleh benda lebih besar dibandingkan berat
benda di dalam fluida (cairan).
2. Melayang, apabila seluruh benda berada di dalam air akan
tetapi tidak menyentuh ke dasar wadah fluida. Syarat benda
dikatakan melayang apabila massa jenis benda sama dengan
massa jenis air. dan gaya apung yang terima oleh benda sama
dengan berat benda di dalam fluida (cairan).
3. Tenggelam, apabila seluruh benda berada didalam air (fluida)
dan menyentuh ke dasar wadah yang berisi fluida. Dikatakan
benda tenggelam apabila massa jenis benda lebih besar
dibanding massa jenis air (fluida) dan gaya apung yang
diterima oleh benda lebih kecil dibandingkan berat benda
didalam air (fluida). (Sutarno, 2013)
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada
kedalaman yang berbeda. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar
tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida,
maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas
benda dan tekanan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak
pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada
fluida yang berada dibagian atas benda. (Abdullah, 2016)
Gaya apung yang bekerja pada suatu benda akan sama beratnya
dengan berat fluida yang dipindahkan. Adapun berat fluida yang
dipindahkan bisa dikatakan sama dengan volume bagian benda yang
masuk ke dalam fluida (volume tercelup benda). Adapun cara mencari
besarnya gaya apung dengan cara :
= Gaya apung
= Massa jenis fluida
= Percepatan gravitasi bumi
= Volume benda padat (Giancoli, 2014: 336- 337)
Massa jenis (densitas) adalah sebuah besaran khusus dari sebuah
zat (murni). Massa jenis bisa disebut dengan kerapatan benda yang
dinyatakan dalam massa benda persatuan volume. Satuan Internasional
(SI) untuk massa jenis adalah kg/m3. Ditulis dengan persamaan:
Neraca 4 lengan
2 Gelas beaker
3
Benang nilon
Balok kuningan
Silinder kuningan
Jangka sorong
7 Air
D. LANGKAH KERJA
1. Percobaan langsung massa jenis silinder
E. DATA PERCOBAAN
1. Pengukuran langsung massa jenis balok
Massa Gaya
Panjang Lebar Tinggi Massa Volume
Uji Jenis Keatas
(m) (m) (m) (kg) (m3)
(kg/m3) (N)
2, 04 x 2, 03 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 41 x
1 -
2, 05 x 2, 03 x 2, 02 x 7, 02 x 8, 41 x
2 -
2, 05 x 2, 04 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 42 x
3 -
2, 05 x 2, 03 x 2, 03 x 7, 02 x 8, 42 x
4 -
0, 96 x 1, 9 x 2, 30 x
1 3, 05 x -
0, 96 x 1, 9 x 2, 30 x
2 3, 05 x -
0, 96 x 1, 9 x 2, 31 x
3 3, 06 x -
0, 96 x 1, 9 x 2, 31 x
4 3, 06 x -
1 7, 02 x - - -
Rerata
7, 02 x - - -
1 1, 9 x 1, 8 x
Rerata
1, 9 x 1, 8 x
F. PENGOLAHAN DATA
1. Menghitung volume 3. Menghitung gaya apung
Percobaan 1 (balok) Percobaan 4 (silinder
a. Data pertama melayang di dalam air)
V=pxlxt
V = (2, 04 x 2, 03 x 2, 03)
V = 8, 41 x
b. Data kedua
V=pxlxt
N
V = (2, 05 x 2, 03 x 2, 02)
V =8, 41 x
c. Data ketiga
V=pxlxt
V = (2, 05 x 2, 04 x 2, 03)
V =8, 42 x
d. Data keempat
V=pxlxt
V = (2, 06 x 2, 03 x 2, 03)
V =8, 42 x
Percobaan 2 (silinder)
a. Data pertama
V = Luas alas x tinggi
V=
V=
(3, 05 x )
V = 2, 30 x
b. Data kedua
V = Luas alas x tinggi
V=
V=
(3, 05 x )
V = 2, 30 x
c. Data ketiga
V = Luas alas x tinggi
V=
V=
(3, 06 x )
V = 2, 31 x
d. Data keempat
V = Luas alas x tinggi
V=
V=
(3, 06 x )
V = 2, 31 x
kg/
kg/
b. Data kedua
kg/
kg/
c. Data ketiga
kg/
kg/
d. Data keempat
kg/
kg/
Percobaan 2 (silinder)
a. Data pertama
kg/
kg/
b. Data kedua
kg/
kg/
c. Data ketiga
I Data ke-i (xi) Rerata ( ) (xi - ) (xi - )2
1 kg/ kg/ 0,005 2,5
∑ 2,5
kg/
kg/
d. Data keempat
kg/
kg/
∑
s=√ =√ = 1,44
b. Standar Deviasi untuk volume balok
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ = 1,44
∑ 2,5
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ =0
2I 7, 02 x ke-i (x ) 7, 02Rerata
x 0
Data i ( ) (xi 0- ) (xi - )2
13 2,03
7, 02xx 2,0325
7, 02 x x -0,0025
0 6,25 x0
24 2,03
7, 02xx 2,0325
7, 02 x x -0,0025
0 6,25 x0
∑ 0
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ = 1,2 x
∑ 18,68 x
∑ 18,68 x
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ = 1,2 x
Standar Deviasi
1 2, 04 x 2, 0475 x -0,0075 56 x
∑ 18,68 x
∑
s=√ =√ = 1,2 x
2. Standar Deviasi Silinder
a. Standar Deviasi diameter silinder
1 0,96 x 0,96 x 0 0
2 0,96 x 0,96 x 0 0
3 0,96 x 0,96 x 0 0
4 0,96 x 0,96 x 0 0
∑ 0
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ =0
1 1,9 x 1,9 x ∑ 0 25 x 0
2 1,9 x 1,9 x 0 0
3 1,9 x 1,9 x 0 0
4 1,9 x 1,9 x 0 0
∑ 0
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ = 1,4 x
Standar Deviasi
∑
s=√ =√ =0
∑
s=√ =√ = 1,4 x
∑ 25 x
∑ 2,5
Standar Deviasi
∑ –
s=
√ =√ = 1,4 x
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami telah mendapatkan data berupa
panjang, lebar, tinggi, diameter serta massa pada sebuah benda yakni
balok dan silinder dengan pengukuran langsung dan tidak langsung.
Terdapat 3 kali percobaan yang kami dapatkan datanya saat praktikum
berlangsung.
Pada percobaan pertama, kami telah membuktikan bahwa bahan
penyusun suatu balok itu adalah kuningan. Adapun terjadi kesalahan
perhitungan pada laporan sementara dimana kami selaku praktikan
mengurangi massa akhir dengan massa pengenolan sebanyak 2 kali,
akibatnya terjadi kesalahan pada penulisan data di laporan sementara.
Pada percobaan kedua, kami juga telah membuktikan bahwa bahan
penyusun silinder adalah kuningan. Kami melakukan 4 kali pengulangan
namun dari hasil rata-rata tetap menunjukkan bahwa bahan penyusun
benda adalah kuningan.
Pada percobaan ketiga kami tidak mendapatkan data apapun
dikarenakan keteledoran kami dalam mengatur waktu. Akibatnya kami
tidak mendapatkan massa semu pada balok.
Pada percobaan keempat kami membuktikan bahwa bahan
penyusun silinder adalah kuningan. Karena massa yang digunakan adalah
massa semu maka hasil perhitungan massa jenis yang didapat lebih kecil
dibandingkan dengan massa jenis yang diukur dengan pengukuran
langsung. Akibatnya massa jenis yang di dapat lebih akurat pada
percobaan kedua yakni pengukuran secara langsung pada benda berupa
silinder.
( )
6. Apakah api termasuk fluida? Jelaskan!
Jawab: Tidak, karena api tidak bisa mengalir dan api tidak bisa
mengikuti bentuk wadahnya. Api adalah bentuk reaksi dari gas itu
sendiri.
I. KESIMPULAN
1. Massa jenis suatu benda atau yang biasa kita sebut dengan densitas
adalah kerapatan benda yang dinyatakan dalam massa benda persatuan
volume. Setiap benda akan mempunyai massa jenis yang berbeda,
tergantung pada banyaknya partikel yang terkandung pada suatu benda
tersebut. Dengan satuan internasional kg/m3.
2. Bahan penyusun benda diketahui jika kita telah menghitung massa
jenis benda tersebut. Bahan penyusun benda antara lain, bisa berupa
alumunium, besi, emas, kuningan, perak, platina, seng, dll. Massa jenis
ada yang berupa satuan internasional (kg/m3) dan ada yang satuan
CGS (g/cm3)
3. Gaya apung atau gaya angkat adalah gaya yang berlawanan dengan
percepatan gravitasi dan mempengaruhi benda yang berada di dalam
air. Gaya apung dipengaruhi oleh massa, percepatan gravitasi serta
volume suatu bunda. Dapat dirumuskah dengan .
4. Prinsip archimedes identik dengan gaya apungnya. Adapun prinsip
kerja pada kapal selam itu termasuk pada penerapan prinsip
archimedes. Ketika kapal selam ingin mengapung maka volume udara
di dalam tangki harus lebih banyak dibanding air (fluida), apabila
kapal selam ingin melayang maka volume udara sama dengan volume
air, namun pada dasarnya tergantung pada kedalaman berapa yang
ingin kita tuju. Terakhir adalah tenggelam dimana tangki diisi dengan
mendominasi volume air dibanding volume udara.
5. Fluida ada yang berupa cairan dan ada yang berupa gas. Contohnya
air, raksa (cairan), udara.
6. Fluida statis adalah dimana keadaan fluida dianggap diam atau fluida
dalam keadaan bergerak namun tak ada perbedaan antar kecepatan
partikel fluida tersebut. Contohnya air yang berada di dalam gelas.
Tipler, paul A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta: Erlangga
Lampiran