Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


“Archimedes”
Tanggal percobaan : 23 November 2016
Tanggal pengumpulan : 28 November 2016
Waktu percobaan : 13.30 – 15.30 WIB

Oleh;

Nama : Ratna Komala


Nim : 11160163000026

Kelas : Pendidikan fisika 1A


Nama anggota : 1. A’am Azmiyah ( 11160163000013)
2. Ines Tsuroyya ( 11160163000019)

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
A. Judul praktikum
“ARCHIMEDES”
B. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum Archimedes ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis benda padat beraturan
2. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis benda padat tidak beraturan
3. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis zat cair
4. Mahasiswa dapat menentukan gaya apung atau gaya keatas benda
5. Mahasiswa dapat mengaplikasikan Hukum Archimedes
6. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep terkait hukum Archimedes
dalam perkuliahan fisika umum
7. Mahasiswa dapat menyelidiki perbedaan berat benda di udara dan di
dalam fluida
8. Mahasiswa dapat menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat benda
yang dipindahkan

C. Dasar teori
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan
cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai
bentuk baku. Penemuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah
akibat karena adanya gaya apung (buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur
ternyata sebanding dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena
tekanan pada tiap-tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan
fluida.
Tekanan tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam
(Halliday dan Resnick, 1978).
Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya seolah-olah
berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca ohaus yang lebih kecil.
Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ad massa benda yang hilang, namun
disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan arah berat
benda.
Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka benda tersebut akan
mengalami gaya apung. Hal ini diungkapkan oleh Archimedes dalam
hukumnya yang berbunyi “gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang
dibenamkan sama dengan berat fluida yang dipindahkan”. Gaya apung yang
terjadi pada benda adalah selisih gaya yang bekerja pada benda apabila
dicelupkan atau berada dalam fluida. Dari hukum Archimedes didapatkan
persamaan:
𝐹𝐴 = 𝜌𝑔𝑉
Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata berat
benda itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya
benda yang dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat
benda itu sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada
gaya keatas yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda
seolaholah berkurang (Giancoli, 2001).

Gambar 1
mengapung,melayang dan
tenggelam
Sumber :http//www.fisika.com
Sumber : gaya gesek, 2016
)

D. Alat dan bahan


No Alat dan Bahan Jumlah Gambar
1 Neraca 4 lengan 1

2 Gelas beaker 1

3 Gelas ukur 100 ml 1

4 Benang kasur 1

5 Benda padat 1

6 Benda tidak beraturan 1


7 Silinder beban 1

8 Beban 3

9 Jangka sorong 1

10 Air

E. Langkah percobaan
• Pengukuran langsung massa jenis kubus
No. Langkah Kerja Gambar

1 Lakukan pengukuran
panjang, lebar dan tinggi
balok dengan
menggunakan jangka
sorong
2 Hitunglah volume balok
dari data tersebut

3 Ukur massa balok dengan


menggunakan neraca 4
lengan

4 Tentukan massa jenis


balok dengan
menggunakan rumus.

5 Ulangi sebanyak 8 kali

• Pengukuran tidak langsung massa jenis kubus


No. Langkah Kerja Gambar

1 Ukur massa balok dengan


neraca 4 lengan
2 Isi gelas beaker dengan air
secukupnya

3 Letakkan gelas beaker


yang telah berisi air pada
platform neraca 4 lengan

4 Gantung balok dengan


benang nilon agar tidak
berada di dasar gelas
beaker

5 Catat massa yang


ditunjukkan neraca 4
lengan

6 Ulangi percobaan
sebanyak 3 kali

• Pengukuran massa jenis benda tak beraturan (batu)


No. Langkah Kerja Gambar
1 Ukur massa batu dengan
menggunakan neraca 4
lengan

2 Isi gelas beaker dengan air


secukupnya

3 Letakkan gelas beaker


yang telah berisi air pada
platform neraca 4 lengan

4 Gantung balok dengan


benang nilon agar tidak
berada di dasar gelas
beaker

5 Catat massa yang


ditunjukkan neraca 4
lengan

6 Ulangi percobaan
sebanyak 3 kali
• Pengukuran massa jenis zat cair menggunakan neraca Mohr
No. Langkah Kerja Gambar

1 Siapkan neraca mohr

2 Beri silinder beban di


ujung lengan neraca dan
seimbangkan lengannya.

3 Siapkan gelas ukur berisi


air dan celukan silinder
beban yang digantung ke
dalam gela sukur

4 Seimbangkan kembali
dengan meletakkan
bebanbeban kecil pada
lengan neraca

5 Catat jarak L dari sumbu


penyangga
6 Timbang beban yang
digunakan

7 Ulangi percobaan diatas


sebanyak 3 kali.

F. Data pengamatan
• Percobaan I : pengukuran langsung massa jenis kubus besi
Uji Panjang Lebar Tinggi Massa Volume Massa Gaya
3
(cm) (cm) (cm) (g) (cm ) jenis keatas
(g.cm-3) (N)

1 2,005 2,005 2,005 65,66 8,1 8,1 61,4

2 2,005 2,005 2,005 62,97 8,1 7,8 61,4

3 2,005 2,005 2,005 64,12 8,1 7,9 61,5

4 2,005 2,005 2,005 63,17 8,1 7,8 61,6

5 2,010 2,005 2,010 63,65 8,1 7,9 61,7

6 2,005 2,005 2,005 63,08 8,1 7,8 61,5

7 2,005 2,005 2,005 63,47 8,1 7,9 61,6

8 2,005 2,005 2,005 63,30 8,1 7,8 61,5

• Percobaan 2 : pengukuran tidak langsung massa jenis kubus kuningan


Uji Massa (g) Massa Massa jenis Gaya keatas
semu (g) (g.cm3) (N)

1 65,66 55,25 3,12 0,225

2 62,97 54,54 3,06 0,229

3 64,12 54,24 2,93 0,2416

Percobaan 3 : pengukuran massa jenis batu tidak beraturan


Uji Massa (g) Massa semu Massa jenis Gaya keatas
(g) (kg.cm3) (N)

1 46,28 28,23 2573,97 0,1764

2 45,6 28,24 2580,03 0,1754

3 46,5 28,25 2573,97 0,1762

Percobaan 4 : pengukuran massa jenis zat cair menggunakan neraca mohr


Uji Massa beban Panjang Volume zat Massa jenis
(g) lengan (cm) cair(m3)
zat
cair(kg.m3)

1 4,97 dan 0,6 5 dan 6 0,0001 0,2845

2 4,97 dan 0,6 4 dan 8 0,0001 0,2478

3 4,97 dan 0,6 6 dan 9 0,0001 0,3522

G. Analisis data
 pengukuran langsung massa jenis kubus kuningan
1. Pengulangan ke 1
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1 cm3

2. Pengulangan ke 2
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1 cm3

3. Pengulangan ke 3
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1cm3

4. Pengulangan ke 4
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1 cm3

5. Pengulangan ke 5
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1cm3

6. Pengulangan ke 6
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1cm3
7. Pengulangan ke 7
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1 cm3

8. Pengulangan ke 8
𝑉 = 𝑝. 𝑙. 𝑡 = 2,005 . 2,005 . 2,005 = 8,1cm3

• Rata-rata dari p, l, t, m, V, 𝜌, 𝐹𝐴

panjang m

lebar

tinggi ( m

massa ( volume

massa jenis

gaya angkat keatas N

• Standar deviasi

Standar deviasi
SD p = m

SD l = m

SD t = m

SD m

SD V =

SD

SD

• Pengukuran tidak langsung massa jenis kubus besi


1. Pengulangan ke-1
Diket: 𝑚𝑏 = 0,06566 kg
𝑚𝑠 = 0,05525 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚

dit: a. 𝜌𝑏

b. �
�𝑏
c. �
�𝐴 jawab:

a.

b.
𝑚
c.
2. Pengulangan ke-2 Diket:
𝑚𝑏 = 0,06297 kg
𝑚𝑠 = 0,05454 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚
dit: a. 𝜌𝑏

b. �
�𝑏

c. �
�𝐴 jawab:

a.

𝑘𝑔
= 7469,75 ⁄𝑚3

b.
𝑚3

c.
3. Pengulangan ke-1 Diket:
𝑚𝑏 = 0,06412 kg
𝑚𝑠 = 0,05424 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚

dit: a. 𝜌𝑏

b. �
�𝑏

c. �
�𝐴 jawab:
a.

b.
𝑚

c.

• Rata-rata dari 𝑚𝑏, 𝑚𝑠, 𝜌, 𝐹𝐴

Massa benda ( kg
Massa semu ( massa

jenis (

gaya angkat keatas (


• Standar deviasi
∑(𝑥̅ −𝑥 1 )2

Standar deviasi = 𝑛(𝑛−1)

SD m

SD m
SD 𝜌 = 197,67 𝑘𝑔⁄𝑚3
SD 𝐹𝐴 = 0,0032 𝑁

• Pengukuran massa jenis kubus besi


1. Pengulangan ke-1 Diket:
𝑚𝑏 = 0,04628 kg
𝑚𝑠 = 0,02830 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚
dit: a. 𝜌𝑏

b. 𝑉𝑏

c. 𝐹𝐴
jawab:

a.

b.
𝑚

c.
2. Pengulangan ke-2
Diket: 𝑚𝑏 = 0,04626 kg
𝑚𝑠 = 0,02833 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚

dit: a. 𝜌𝑏

b. 𝑉𝑏

c. 𝐹𝐴
jawab:

a.

b.
𝑚3

c.
3. Pengulangan ke-1 Diket:
𝑚𝑏 = 0,04636 kg
𝑚𝑠 = 0,02830 kg

𝑘𝑔⁄ 3
𝜌𝑓 = 1000 𝑚

dit: a. 𝜌𝑏

b. �
�𝑏
c. �
�𝐴 jawab:

a.

b.
𝑚

c.

• Rata-rata dari 𝑚𝑏, 𝑚𝑠, 𝜌, 𝐹𝐴

Massa benda ( kg Massa

semu (

massa jenis (

gaya angkat keatas (


• Standar deviasi
∑(𝑥̅ −𝑥 1 )2

Standar deviasi = 𝑛(𝑛−1)

SD 𝑚𝑏 = 0,0024 𝑘𝑔
SD 𝑚𝑠 = 0,00001 kg
SD 𝜌 = 1,34 𝑘𝑔⁄𝑚3
SD 𝐹𝐴 = 3𝑥10−8𝑁

• Pengukuran massa jenis zat cair menggunakan neraca Mohr


1. Pengulangan ke-1 Diket:
𝑚1 = 0,00497 kg
𝑚𝑠 = 0,0006 kg
𝑙1= 5 cm = 0,05 m
𝑙2= 6 cm = 0,06 m
𝑉 = 10−4 𝑚3

dit: 𝜌𝑏 jawab:

2. Pengulangan ke-2 Diket:


𝑚1 = 0,00497 kg
𝑚𝑠 = 0,0006 kg
𝑙1= 5 cm = 0,04 m
𝑙2= 6 cm = 0,08 m
𝑉 = 10−4 𝑚3

dit: 𝜌𝑏 jawab:

3. Pengulangan ke-3 Diket:


𝑚1 = 0,00497 kg
𝑚𝑠 = 0,0006 kg
𝑙1= 5 cm = 0,06 m
𝑙2= 6 cm = 0,09 m
𝑉 = 10−4 𝑚3

dit: 𝜌𝑏 jawab:

• Rata-rata dari 𝑚, 𝑙, 𝑉, 𝜌

Massa ( kg

Massa ( kg

Panjang lengan

Panjang lengan (
volume (

massa jenis (
• Standar deviasi
∑(𝑥̅ −𝑥 1 )2

Standar deviasi = 𝑛(𝑛−1)

SD 𝑚1 = 0,00000014 𝑘𝑔
SD 𝑚2 = 0 kg
SD 𝑙1 = 0,00001 𝑚

SD 𝑙1 = 0,00003 𝑚
SD V = 0 𝑚3
SD 𝜌 = 0,0003 𝑘𝑔⁄𝑚3
H. Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu tentang “Archimedes”, kami membuktikan tetang

Prinsip Archimedes yang menyatakan bahwa “ketika sebuah benda

seluruhnya atau sebagian dimasukkan ke dalam zat cair, maka cairan akan

memberikan gaya ke atas pada benda, setara dengan berat zat cair yang

dipindahkannya.” (Giancoli,2001)

Percobaan ini juga dapat memberikan bahwa perbedaan berat benda di

dalam fluida dan di udara terbukti berbeda karena pada benda yang berada di

dalam fluida mengalami gaya gravitasi dan gaya ke atas (gaya apung)

sedangkan untuk benda di udara hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi.

Hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan pada

percobaan ini terbukti karena zat cair yang dipindahkan sebesar berat benda

yang dicelupkan ke dalam fluida.

Percobaan ini juga kita dapat mencari gaya ke atas oleh air, massa air yang

dipindahkan dan berat air yang dipindahkan dengan menggunakan satu buah

benda beraturan sebesar ±0,0054 𝑘𝑔, satu buah benda tak beraturan sebesar

±0,0028 𝑘𝑔.

Gaya keatas dari benda beraturan ternyata lebih kecil dari pada benda tak

beraturan. Benda tak beraturan memiliki gaya keatas sebesar ±0,17 𝑁 dan

gaya keatas benda beraturan (besi kubus) yaitu ±0,09 𝑁.

Pada percobaan ini, kami mencari nilai massa jenis dari kubus besi secara

langsung menggunakan rumus ,didapat rerata massa jenis 6,15 kg/m3


dengan SD 6,15± 0,025, kemudian untuk percobaan kedua menghitung massa
jenis kubus besi dengan cara tidak langsung menggunakan rumus 𝜌𝑏 =
didapatkan rerata massa jenisnya dari tiga kali pengulangan yaitu
6755,68 kg/m3 dan standar deviasinya yaitu 6755,68 ± 197,67

Percobaan selanjutnya yaitu menghitung massa jenis benda yang tidak


beraturan ,media yang kami gunakan pada percobaan ini yaitu batu ,dimana
dicari masa semunya terlebih dahulu dan kemudian menghitung massa jenis

batu tersebut menggunakan rumus rumus , kemudan didapat


rerata massa jenis batu dari tiga kali pengulangan yaitu 2575,99 kg/m3 dengan
standar deviasi 2575,99 ± 1,34.

Percobaan yang terakhir yaitu mengukur massa jenis zat cair menggunakan

neraca mohr, dengan menggunakan rumus didapat massa jenisnya


yaitu 0,3 𝑘𝑔⁄𝑚3 . massa jenis zat cair secara praktikum dan secara teori
terlihat sangat signifikan perbedaannya ,dimana secara teori didapat massa
jenis zat cair yaitu 1000 kg/m3 sedangkan secara praktikum kali ini didapat
0,3 𝑘𝑔⁄𝑚3. semua ini terjadi karena beberapa factor, diantaranya praktikan
kurang teliti didalam pengambilan data ,kurangnya kecermatan dalam
praktikum , keadaan alat yang digunakan pada saat praktikum,dan
Ketidaktelitian pengamat pada saat membaca hasil pengukuran.

I. Tugas pasca praktikum


1. Sebutkan cara menentukan massa jenis zat padat ,cair dan gas!
• Massa jenis gas
Secara langsung massa jenis gas dapat diukur dengan alat yang
namanya "Gas Density Meter". Untuk gambarnya silahkan perhatikan di
bawah ini.
Sedangkan secara tidak langsung massa jenis gas dapat diukur
dengan menggunakan bola kaca khusus untuk menimbang gas atau dapat
juga menggunakan siring jarum suntik yang telah dimodifikasi. Mula-
mula, siapkan ruang vakum dengan volume tertentu di dalam siring. Lalu,
massa siring yang memiliki ruang vakum tersebut ditimbang. Selanjutnya,
ruang hampa dalam siring diisi dengan gas yang akan ditentukan massa
jenisnya. Siring yang telah berisi gas tersebut ditimbang massanya. Selisih
massa siring antara sebelum dan sesudah diisi gas merupakan massa gas.
Volume gas adalah volume ruang hampa yang terdapat dalam siring.
(http://mafia.mafiaol.com/2012/08/mengukur-massa-jenis-gas.html)

• Massa jenis zat padat


Mengukur Massa jenis zat padat Bentuknya teratur
Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur massa zat dengan
menggunakan neraca atau timbangan. Volume zat dapat dihitung
menggunakan rumus berdasarkan bentuknya misalnya, kubus, balok.
Langkah terakhir menentukan massa jenis zat dengan membagi massa
zat dengan volume zat.

Mengukur Massa jenis zat padat Bentuknya tidak teratur .


Untuk mengukur massa jenis benda yang bentuknya tidak teratur
dapat menggunakan kombinasi antara neraca dan gelas ukur. Misalnya
yang hendak kamu ketahui adalah massa jenis batu. Langkah-langkah
yang harus kamu lakukan sebagai berikut: mengukur massa batu,
memasukan batu ke dalam gelas ukur yang sudah berisi air yang
sebelumnya volume air sudah diketahui. Volume batu dapat diketahui
dengan melihat perubahan volume air di dalam gelas ukur (volume
akhir dikurangi volume awal). Hitung massa jenis batu dengan cara
membagi massa batu dengan volume batu.
(http://mafia.mafiaol.com/2012/08/mengukur-massa-jenis-
zatpadat.html)

 Massa jenis zat cair


Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan menggunakan
alat yang namanya hidrometer. Hidrometer memiliki skala massa
jenis dan pemberat yang dapat mengakibatkan posisi hidrometer
vertikal. Cara mengetahui massa jenis zat cair adalah dengan
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Hasil pengukuran
dapat diperoleh dengan acuan semakin dalam hidrometer tercelup,
menyatakan massa jenis zat cair yang diukur semakin kecil.
Dapat juga mengukur massa jenis zat cair secara tidak langsung.
Untuk menentukan massa jenis suatu cairan, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah menimbang massa gelas ukur kosong, misalnya
terukur 155 gram. Kemudian, isilah dengan cairan yang akan
ditentukan massa jenisnya sampai volume tertentu, misalnya 100 cm3.
Setelah terisi cairan, timbang kembali gelas ukur tersebut beserta
isinya, misalnya terukur 255 gram. Dengan demikian, dapat diperoleh
massa jenis cairan tersebut adalah (255 – 155) g : 100 cm 3= 1,0 g/cm3.
(http://mafia.mafiaol.com/2012/08/mengukur-massa-jenis-zatcair.html)

2. Apakah massa jenis zat cair dapat diukur menggunakan neraca 4 lengan?
Tidak, karena untuk menentukan berat zat cair menggunakan
neraca khusus, yaitu Neraca Mohr. Neraca 4 lengan hanya untuk
mengukur massa benda bukan bobot jenis zat cair.

3. Jelaskan fenomena dua air laut yang tidak tercampur!


Selat Gibraltar adalah selat yang memisahkan Samudera Atlantik dengan Laut
Tengah. Nama Gibraltar sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu “Jabel Tariq” yang
berarti Gunung Tariq. Nama ini menunjukan kepada Tariq Bin Ziyad yang
berhasil menaklukkan Spanyol pada tahun 711.
Fenomena alam aneh berupa dua lautan yang tidak bercampur di Selat
Gibraltar telah mengundang keheranan sekaligus decak kagum dunia. Pasalnya
Selat Gibraltar memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negara
Maroko dan Spanyol. Karena Selat Gibraltar merupakan pertemuan antara dua
laut yang berbeda, yaitu laut Atlantik dan laut tengah, maka ada fenomena yang
menarik yang terjadi di Selat Gibraltar.
Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau laut Tengah
melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Suhu
air berbeda. Kadar garam nya berbeda. Kerapatan air (density) airpun berbeda.
Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing
laut tidak berubah.
Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak bisa bercampur
satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan. Dikarenakan
adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah kedua air dari
lautan tidak becampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang
memisahkan mereka.

Dua Lautan yang Tidak Pernah Menyatu

Air laut Mediteranian, yang berwarna biru tua, menyusup sampai kedalaman
1000 m dari permukaan laut, di lautan Atlantik, dan terus masuk sejauh ratusan
kilometer di lautan Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya.

(http://kesiniaja.com/peristiwa/mengupas-misteri-2-laut-yang-
berdampingannamun-tak-menyatu/)

4. Sebuah balok kayu dengan massa jenisnya 800 kg/m3 mengapung pada
permukaan air . jika selembar alumunium (massa jenis 2700 kg/ m3 )
bermassa 54 g dikaitkan pada balok itu, system akan bergerak kebawah
dan akhirnya melayang di dalam air . berapa cm3 volume balok kayu itu?
Dik : dit : Vb ?

Mal=54 g
Jawab :

Val
Mtotal =Mb+Mal
𝜌𝑎𝑖𝑟.Vtotal = (𝜌𝑏.Vb)+ mal

5. Sebuah balok es dengan sisi- sisinya berukuran 10 cm mengapung di air. 1


cm es mengapung di permukaan air, berapa yang masih timbul bila kita
memotong 1 cm tersebut! Ketika keadaan masih utuh
Fa= 𝜌. 𝑔. 𝑣
=1000.10.0,001
=10 N = 1 cm
Ketika sudah dipotong Sesuai hukum Archimedes

“Gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukan dalam fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkan”

Maka =0,9 cm

J. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Berat benda di udara lebih berat daripada berat benda di dalam air karena
berat benda di udara hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi, sedangkan
berat benda di dalam air dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya ke atas
(gaya apung).
2. Hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan adalah
gaya ke atas sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
3. jika benda dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya,
akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan
benda itu
4. perahu laut merupakan pengaplikasian dari hukum aechimedes.
5. Percobaan ini sesuai dengan hukum archimedes yang mengatakan
bahwa”apabilah suatu benda sebagian ataupun seluruhnya terbenam ke
dalam air,maka benda tersebut akan mengalami gaya tekan yang mengarah
ke atas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian
benda yang terbenam tersebut.

K. Komentar
1. praktikan harus lebih teliti saat melakukan praktikum agar data yang
diperoleh lebih akurat
2. Praktikan harus memahami konsep penggunaaan alat ukur dasar serta
penentuan skala.
3. Untuk laboratorium, sebaiknya sarana dan prasarana yang rusak segera di
perbaiki atau di ganti dengan yang baru dan dilengkapi.
L. Daftar pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1978. Physics Third Edition. New York : John Wiley &
Sons, Inc.
Anonim. 2016. mengapung,melayang dan tenggelam. http//www.fisika.com/
mengapung,melayang dan tenggelam/. Diakses pada tanggal 26
November 2016 pukul 09.21 WIB
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai