Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH

PERCOBAAN V
MENGUKUR VOLUME DAN MASSA JENIS BENDA PADAT
BERATURAN

OLEH
KELOMPOK II
NAMA : NUR WAHYUNI (A1K118003)
LINDA INDRIANI (A1K118054)
GUNAWAN (A1K118075)
YULIANA (A1K1108094)
NURJANAH SG (A1K11113)
HARTINA (A1K118137)
SAIFUL AUDIN (A1K118120)
MIHRAJUL SAFAAT (A1K118127)
NAZAR (A1K118060)
JURUSAN : PENDIDIKAN FISIKA
KELAS : PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
ASISTEN : MUHAMAD FADILA

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume benda.


Cara mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang berat zat
tersebut dan membaginya dengan volume zat yang terukur. Namun
walaupun berdasarkan pengukuran tersebut massa jenis zat hanya
tergantung pada jenis zat, tidak tergantung pada massa atau volume zat.
Dengan kata lain nilai massa jenis suatu zat adalah tetap. Oleh karena itu,
zat yang sejenis akan mempunyai massa jenis yang sama walaupun dalam
massa dan volume yang berbeda, misalnya air yang didalam baskom besar
dengan air yan didalam gelas akan memiliki massa jenis yang sama yaitu
1000 kg/m3 (Kondo, 1982).
Dalam kehidupan sehari-hari selalu ditemukannya berbagai macam
benda yang selalu digunakan untuk menunjang segala aktivitas kita.
Dimana setiap benda itu pasti memiliki massa jenis yang berbeda, yang
disebabkan oleh kerapatan antar partikel dalam benda tersebut. Semakin
rapat partikel benda maka massa jenisnya akan semakin besar. Sehingga
dengan mengutahui massa jenis suatu zat maka dapat dimanfaatkannya
berbagai zat sesuai dengan kebutuhan yang tepat dan maksimal. Misalnya
dalam pembuatan pesawat terbang digunakannya logam aluminium bukan
besi, karena massa jenis logam aluminium lebih kecil dari pada besi.
Sehingga bisa membuat pesawat ringan dan bisa terbang.
Pada massa jenis benda akan ditentukannya massa dan volume
benda. Volume benda beraturan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus ataupun alat seperti jangka sorong dan mikrometer sekrup. Contoh
benda beraturan balok, kubus, bola, silinder dan lain sebagainya. Untuk
menghitung volumenya bisa kita ukur mulai dari panjang, lebar tinggi dan
diameter benda tersebut. Namun, untuk sekarang ini kebanyakan pelajar
menentukan volume suatu benda dengan cara menghafal tanpa mengerti
konsep didalamnya. Sehingga sering kali terjadinya miss konsepsi dalam
penentuan volume benda. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, mengingat
akan pentingnya mengetahui pengukuran massa jenis dan volume benda
dalam kehidupan sehari-hari maka dengan ini dilakukannya sebuah
praktikum tentang mengukur volume dan massa jenis benda beratutan.

2. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan mengukur volume dan massa jenis


benda padat beraturan yaitu, untuk mengetahui cara mengukur volume dan
massa jenis benda padat yang bentuknya beraturan.

B. KAJIAN TEORI

Volume benda (zat) padat dapat diukur secara langsung. Khusus


untuk benda yang bentuknya teratur dapat diukur secara tidak langsung
dengan bantuan rumus volume. Rumus volume bangun atau benda yang
teratur dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Table 3.2 Rumus Volume Beberapa Bangun Ruang Teratur.
Nama Bangun Ruang Rumus Volume
Balok V=pxlxt
Kubus V = s x s x s = s3
Bola V = 4/3 πr2
Silinder V = πr2t
Kerucut V = 1/3 πr2t
(Abdullah, 2004).
Ruseffendi (2005) menyatakan definisi bangun ruang adalah dalam
mendiskusikan daerah bidang didefinisikan bahwa daerah bidang itu
merupakan gabungan lengkungan tertutup sederhana dengan daerah dalamnya.
Begitu pula mengenai benda ruang, daerah ruang adalah gabungan antara
permukaan tertutup sederhana dan bagian dalamnya. Salah satu contoh bangun
ruang adalah kubus dan balok. Kubus adalah ruang yang berbatas enam bidang
segi empat (seperti dadu). Kubus dibatasi oleh 6 buah sisi berbentuk persegi
yang kongruen. Bangun kubus mempunyai ketentuan, yaitu terdapat 6 buah sisi
yang berbentuk persegi dengan masing-masing luasnya sama, terdapat 12 rusuk
dengan panjang yang sama, semua sudut bernilai 90 derajat atau siku-siku.
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang
persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang diantaranya
berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok
adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang, dimana setiap
sisi persegi panjang berimpit dengan tepat satu sisi persegi panjang yang lain
dan persegi panjang yang sehadap adalah kongruen. Bangun balok juga
mempunyai ketentuan, yaitu terdapat 6 buah sisi, sisi yang berhadapan sama
panjang terdapat 12 rusuk, semua sudut bernilai 90 derajat atau siku-siku.
Sedangkan volume artinya isi atau besarnya atau banyaknya benda di ruang.
Secara teori pengertian volume adalah banyaknya satuan volume yang mengisi
ruang bangun. Menghitung volume kubus pada dasarnya sama dengan
menghitung volume balok, yaitu luas alas x tinggi.
Diketahui:
Alas kubus berbentuk persegi. Maka luas alas kubus = luas persegi
Luas persegi = S x S, sedangkan tinggi kubus = S
Jadi, volume kubus adalah
= luas alas x tinggi
= luas persegi x tinggi
=SxSxS
= S3.
Begitu juga volume balok
Diketahui:
Alas balok berbentuk persegi panjang. Maka luas alas balok = luas persegi
panjang
Luas persegi panjang = p x l
Jadi, volume balok adalah
= luas alas x tinggi
= luas persegi panjang x tinggi
= p x l x t.
Berangkat dari definisi di sebelumnya, maka peneliti simpulkan bahwa yang
dimaksud volume kubus dan balok adalah isi atau bagian yang menempati
bangun ruang kubus dan balok. Adapun cara menghitung berapa besaran
volume kubus dan balok adalah dengan menggunakan konsep bangun ruang.
Konsep bangun ruang kubus dan balok adalah alas x tinggi. Karena alas kubus
berupa bangun persegi maka untuk menghitung volumenya menggunakan
konsep s x s x s . sementara alas balok berupa bangun persegi panjang maka
menghitung volumenya adalah p x l x t (Rusydi, 2015).
Massa jenis adalah pengukuran massa tiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).

m

v
Keterangan :
ρ = massa jenis fluida (kg/m3).
m = massa benda (kg).
v = volume total benda (m3).
Nama Bahan Massa Jenis Nama Bahan Massa Jenis
(Kg/m3) (Kg/m3)
Air 1000 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzene 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah hitam 11,3
Etil alkohol 0,81 Udara 0,0012
(Nurhayati , 2014).
C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan ada percobaan “mengukur volume


benda padat beraturan”, dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 1.1 alat dan bahan
No Alat dan Bahan Fungsi NST JU
Untuk mengukur panjang, 20 cm
1 Jangka sorong tinngi, lebar dan diameter 0.00005
benda beraturan. m
2 Neraca digital Untuk mengukur massa 0,0001 5 kg
benda beraturan. kg
3 Kubus material Sebagai objek pengukuran. - -
4 Balok material Sebagai objek pengukuran. - -
5 Bola pejal Sebagai objek pengukuran. - -
6 Silinder pejal Sebagai objek pengukuran. - -

2. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan mengukur volume dan


massa jenis benda padat beraturan, yaitu :
a) Mengukur Volume Benda Padat Beraturan
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Meletakkan kubus material pada rahang bawah jangka sorong
untuk mengukur tiap sisi kubus material.
3. Memutar tombol kunci jangka sorong agar kubus material tidak
bergeser dan lepas.
4. Mengamati dan membaca skala utama dan skala nonius pada
jangka sorong (mata harus tegak lurus dengan skala yang dibaca).
5. Mencatat hasil pengukuran.
6. Mengulangi langkah 2-6 untuk mengukur panjang, lebar, dan
tinggi balok material, diameter bola padat, serta diameter dan
tinggi silinder padat.
7. Menulis data pengamatan dalam bentuk tabel.
b) Mengukur Massa Benda Padat Beraturan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menekan tombol on pada neraca digital untuk menghidupkannya.
3. Meletakkan kubus material diatas neraca digital untuk mengukur
massanya.
4. Mengamati, membaca dan mencatat hasil pengukuran.
5. Mengulangi langkah 2-4 untuk mengukur massa balok material,
bola padat, dan silinder padat.
6. Menulis data pengamatan dalam bentuk tabel.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data Pengamatan
Data pengamatan pada percobaan mengukur volume dan massa
jenis benda padat beraturan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Pengukuran Volume dan Massa Benda Beraturan

No Benda yang Besaran yang SU SN NST Massa


Diukur Diukur (m) (mm) (Kg)

Sisi Panjang 0,02 10


1 Kubus Material Sisi Lebar 0,02 10 0,02 0,067
Sisi Tinggi 0,02 10
Panjang 0,074 8
2 Balok Material Lebar 0,05 4 0,05 0,065
Tinggi 0,014 16
3 Bola Padat Diameter 0,106 30 0,02 0,507
Diameter 0,08 2
4 Silinder Padat Tinggi 0,149 12 0,05 0,493
b. Analisis Data
1. Menentukan Volume Benda Beraturan
a) Kubus Material
Sisi panjang : SU = 0,02 m
SN = 10
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,02 + (10 x 0,0002)
= 0,0202 m.
Sisi lebar : SU = 0,02 m
SN = 10
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,02 + (10 x 0,0002)
= 0,0202 m.
Sisi tinggi : SU = 0,02 m
SN = 10
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,02 + (10 x 0,00002)
= 0,0202 m.
Jadi, volume kubus material :

V  s3
= (0,0202)3
= 0,84 x 10-5 m3
b) Balok Material
Lebar : SU = 0,05 m
SN = 4
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,05 + (4 x 0,00005)
= 0,0502 m.
Tinggi : SU = 0,014 m
SN = 16
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,014 + (16 x 0,00005)
= 0,0148 m.
Panjang : SU = 0,074m
SN = 8
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,074 + (8 x 0,00005)
= 0,0744 m.
Jadi, volume balok material :
V  pl t
= (0,0502) x (0,0148) x (0,0744)
= 5,53 x 10-5 m3
c) Bola Padat
Diameter : SU = 0,106 m
SN = 30
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,106 + (30 x 0,00002)
= 0,1066 m.
1
Jari-jari : r  d
2
1
 (0,1066)
2
= 0,0533 m.
Jadi, volume total bola ;
4
V  r 3
3
4
 (3,14)(0,0533) 3
3
= 6,64 x 10-5 m3
d) Silinder Padat
Diameter : SU = 0,08 m
SN = 2
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,08 + (2 x 0,00005)
= 0,0801 m.
1
Jari-jari : r  d
2
1
 (0,0801)
2
= 0,04005 m.

Tinggi : SU = 0,149 m
SN = 12
HP  SU  ( SN  NST )
= 0,149 + (12 x 0,00005)
= 0,1496 m.
Jadi, volume total silinder padat ;

V  r 2 t
= (3,14)(0,04005)2(0,1496)
= 7,53 x 10-5 m3
.
2. Menentukan Massa Jenis Benda
a) Kubus Material
Massa kubus = 0,067 kg
Volume kubus = 0,84 x 10-5 m3
Massa jenis kubus :
m

V
0,067

0,84  10 5
= 8170,73 kg/m3.
b) Balok Material
Massa balok = 0,065 kg
Volume balok = 5,53 x 10-5 m3
Massa jenis balok ;
m

V
0,065

5,53  10 5
= 1181,81 kg/m3.
c) Bola Padat
Massa bola = 0,507 kg
Volume balok = 6,34 x 10-5 m3
Massa jenis balok ;
m

V
0,507

6,34  10 5
= 792,19 kg/m3.
d) Silinder padat
Massa balok = 0,493 kg
Volume balok = 7,53 x 10-5 m3
Massa jenis balok ;
m

V
0,493

7,53  10 5
= 658,35 kg/m3.
1. Pembahasan

Volume adalah perhitungan seberapa banyak ruang yang bisa


ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa benda yang beraturan ataupun
benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok,
silinder, limas, kerucut, dan bola. Setiap bangun ruang memiliki isi yang
dimuat oleh bangun ruang tersebut. Baik padat maupun kosong atau hampa,
bangunan ruang tersebut tetap mempunyai isi. Dalam bahasa sains, isi yang
memenuhi bangunan ruang ini disebut juga sebaga volume. Volume benda
akan mempengaruhi nilai massa jenis benda tersebut. Volume benda
berbanding lurus dengan massa jenisnya. Semakin besar volume suatu benda
maka massa jenisnya akan semain kecil, begitu pula sebaliknya semakin kecil
volume benda maka massa jenisnya akan semakin besar (Syahbana, 2013).
Percobaan kali ini, akan menentukaan volume dan massa jenis benda
beraturan. Untuk volume benda padat beraturan terlebih dahulu akan diukur
panjang, lebar, tinggi, dan diameternya, menggunakan jangka sorong dengan
NST 0,00002 dan 0,00005 serta neraca digital untuk mengukur massa benda.
Dengan pengukuran ini akan diperoleh skala utama dan skala noniusnya.
Berdasarkan analisis data maka diperoleh volume total untuk kubus yaitu, 0,84
x 10-5 m3 dengan massa jenis 8170,73 kg/m3,volume balok 5,53 x 10-5 m3
dengan massa jenis 1118,81 kg/m3, volume bola padat 6,34 x 10-5 m3 dengan
massa jenis 792,19 kg/m3, dan untuk volume silinder 7,53 x 10-5 m3 dengan
massa jenis 658,35 kg/m3.
Diantara keempat benda ini, yang memiliki volume terkecil adalah
kubus dan terbesar adalah silinder padat. Jika dikaitkan dengan teori, bahwa
massa jenis benda sebanding dengan massa dan berbanding terbalik dengan
volumenya. Semakin besar volumenya maka akan semakin kecil massa
jenisnya begitu pula sebaliknya, semakin kecil volumenya akan semakin besar
massa jenisnya. Sehingga jika diurutkan berdasarkan nilai massa jenis yang
paling besar sampai terkecil, yaitu kubus, balok, bola dan yang terkecil adalah
silinder.
E. PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada percobaan ini, yaitu untuk
menentukan volume benda beraturan dapat langsung dihitung dengan
menggunakan alat ukur berupa jangka sorong, atau dengan mengggunakan
rumus. Volume benda padat beraturan akan berbanding terbalik dengan
massa jenis bendanya. Sehingga, jika volume bendanya besar maka nilai
massa jenisnya kecil, dan jika volume bendanya kecil maka nilai massa
jenisnya besar.

2. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam percobaan mengukur volume dan
massa jenis benda padat beraturan yaitu :
a. Untuk laboratorium, sebaiknya alat ukur yang rusak segera diperbaiki,
seperti jangga sorong yang sudah tidak dapat lagi diputar penguncinya
sehingga menyulitkan praktikan dalam melakukan pengukuran dan dapat
menimbulkan hasil pengukuan yang kurang teliti.
b. Untuk asisten, harus lebih intensif dalam memimbing agar tujuan
praktikum bisa tercapai.
c. Untuk praktikan, seharusnya dalam praktikum semua praktikan harus
lebih aktif dan lebih teliti dalam mengukur, sehingga semuanya dapat
mengetahui cara mengukur volume benda menggunakan alat ukur seperti
jangka sorong.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2004. IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Nurhayati, Siti. 2014. Buku Cerdas Fisika SMA Kelas 1,2 dan 3. Jakarta : Kunci
Aksara.
Rusydi, Akhmad; Yani, Indri; dan Sagita, Novandra. 2015. Peningkatan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VI SD pada
Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga Vokuba.
Jurnal Pelangi. Vol 8(1): 25-26

Anda mungkin juga menyukai