Anda di halaman 1dari 8

FISIKA

MAKALAH ALAT UKUR PANJANG

OLEH :

DIMAS

KELAS :

X IPA 2

SMA 1 BANDAR PETALANGAN

TP.2020-2021
ALAT UKUR PANJANG

TUJUAN

1. Menentukan hasil pengukuran benda padat dengan beberapa alat ukur


2. Membandingkan ketelitian hasil pengukuran dari beberapa alat ukur
3. Menentukan massa jenis zat padat
4. Membandingkan massa jenis zat padat dari metode yang berbeda

DASAR TEORI

Dalam setiap pengukuran baik panjang, massa sebuah benda dan sebagainya diperlukan alat
ukur. Untuk mengukur panjang benda kita mengenal alat ukur panjang, seperti mistar, jangka
sorong, dan mikrometer sekrup. Sedangkan alat ukur massa yaitu neraca. Penggunaan alat
ukur panjang sendiri harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur.

Berikut ini adalah alat ukur yang kami gunakan pada praktikum kali ini:
2.1 Mistar
Mistar adalah alat ukur yang paling umum digunakan. Dimana mistar mempunyai skala
terkecil 1mm dengan batas ketelitian 0,5 mm atau setengah dari nilai skala terkecilnya.
 2.2 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur diameter, dimensi luar suatu
benda, dan diameter dalam suatu benda. Jangka sorong memiliki 2 bagian, yaitu rahang tetap
yang fungsinya sebagai tempat skala tetap yang tidak dapat digerakkan letaknya, dan rahang
sorong yang fungsinya sebagai tempat skala nonius dan dapat digeser-geser letaknya untuk
menyesuaikan dan mengukur benda. Jangka sorong ini dapat mengukur dengan ketelitian
hingga 0,1 mm.
2.3 Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda yang tipis,
panjang benda yang kecil, dan dimensi luar benda yang kecil. Mikrometer skrup memiliki 3
bagian, yaitu selubung utama yang fungsinya sebagai tempat skala utama yang akan
menunjukkan berapa hasil pengukuran dan bagian ini sifatnya tetap dan tidak dapat digeser-
geser, lalu selubung luar yang fungsinya sebagai skala nonius yang dapat diputar-putar untuk
menggerakkan selubung ulir supaya dapat menyesuaikan dengan benda yang diukur, dan
selubung ulir yang fungsinya sebagai bagian yang dapat digerakkan dengan cara memutar-
mutar selubung luar sehingga dapat menyesuaikan dengan bentuk benda yang diukur.
Mikrometer skrup ini dapat mengukur dengan ketelitian hingga 0,01 mm.
2.4 Neraca Teknik/ Ohauss

Pengukuran massa banyak di lakukan dengan menggunakan neraca atau timbangan yang
bekerja atas dasar prinsi tuas. Jenis neraca yang umum digunakan di laboratorium antara lain
neraca ohauss, neraca emas, dan sebagainya. Jenis neraca lain adalah neraca lengan dengan
beban geser. Neraca Ohauss Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam
dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca
ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Adapun teknik
pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung
neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis
kesetimbangan (Musthofa Abi Hamid,2009).

Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air). Satuan SI massa jenis adalah Kilogram per meter kubik (kg. −3). Untuk satuan
CGS adalah centimeter, gram, dan detik. Satuan massa jenis dinyatakan dalam gram per
centimeter kubik(g/m3). Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai
untuk menghitung, maka massa jenis dinyatakan rumus ke-2 menghitung massa jenis , atau
dinamakan “massa relatif”. Massa jenis relatif dinyatakan dengan fungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda-beda. Dan satu zat berapapun massanya
dan berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. (Gaincoli, douglas,2001)

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Jangka Sorong 1 buah
2. Mikrometer Sekrup 1 buah
3. Mistar 1 buah
4. Gelas Ukur (100cc) 1 buah
5. Gelas Kimia 1 buah
6. Neraca Teknis 1 buah
7. Kubus Pejal Berbagai Jenis 1 set
8. Tutup Bolpoint 1 buah
9. Tutup Botol 1 buah
10. Uang Logam 3 jenis
11. Benang secukupnya

3.3 Variabel Percobaan

Variabel Kontrol : Pengukuran besaran zat padat (p, l, t, d, h) dan pengukuran


massa zat padat (kubus pejal dan uang koin)

Variabel Bebas/ manipulasi : Jenis alat ukur yang digunakan (Mistar, Jangka sorong,

Mikrometer sekrup, Neraca teknis, Gelas ukur)

Variabel Terikat/ kontrol : Besaran panjang zat padat

LANGKAH KERJA

Pengukuran
1. Mengukur besaran panjang zat padat (p, l, t, d, h) menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup

2. Mengukur besaran massa zat padat menggunakan neraca teknis

3. Membandingkan hasil pengukuran besaran panjang menggunakan jangka sorong dan


mikrometer sekrup

4. Melakukan percobaan paling sedikit tiga kali pengulangan

5. Melakukan percobaan dengan paling sedikit dua jenis zat padat atau ukuran yang berbeda

Massa Jenis Zat Padat

1. Mengukur massa zat padat (kubus pejal dan uang koin) (m) menggunakan neraca teknis
2. Mengukur volume zat padat (V) menggunakan gelas ukur
3. Mengukur besaran panjang zat padat (p, l, t, d, h) menggunakan jangka sorong dan
mikrometer sekrup
4. Melakukan percobaan paling sedikit tiga kali pengulangan
5. Melakukan percobaan dengan paling sedikit dua jenis zat padat atau ukuran yang berbeda

ANALISIS DATA
Terlihat perbedaan yang cukup signifikan antara volume kubus yang diukur dengan jangka
sorong dan mikrometer sekrup. Didapatkan bahwa volume kuningan lebih besar ketika
melakukan pengukuran dengan jangka sorong. Seharunya selisih antara pengukuran
menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup lebih kecil karena memiliki ketelitian
yang lebih teliti mungkin itu kesalahan kami ketika memasukkan data ataupun melihat
mikrometer sekrupnya. Didapatkan volume balok kuningan adalah (7,222633 ± 0,01121)
cm3 menggunakan jangka sorong, (7,22263 ± 0,00559) cm3 menggunakan mikrometer
sekrup.
Pada percobaan pengukuran volume balok besi, volume besi memperlihatkan perbedaan yang
sangat besar. Volume yang diukur menggunakan mikrometer sekrup terdata lebih besar
dibanding pengukuran menggunakan jangka sorong. Didapatkan volume balok besi adalah
(7,07788 ± 0,01106) cm3 menggunakan jangka sorong, (9,57314 ± 0,00676) cm3
menggunakan mikrometer sekrup.

         Pada percobaan pengukuran volume balok kayu, volume benda yang diukur dengan
menggunakan micrometer terdata lebih besar dibanding pengukuran yang menggunakan
jangka sorong. Didapatkan volume balok kayu adalah (6,96787 ± 0,01094) cm3
menggunakan jangka sorong, (11,9044± 00,00782) cm3 menggunakan mikrometer sekrup.

Pada Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa antara pengukuran volume menggunakan jangka
sorong dan mikrometer sekrup datanya tidak ada yang sama walaupun benda yang digunakan
untuk pengukuran sama. Untuk koin 100 dan 1000 memiliki selisih data yang sangat kecil
dibandingkan dengan koin 500.

Volume koin 500 yang memiliki sebuah perbedaan volume dari beberapa percobaan
pengukuran dengan menggunakan mikrometer dan menggunakan jangka sorong. Bahwa
volume yang dilakukan pengukuran menggunakan jangka sorong lebih besar dibandingkan
dengan pengukuran yang dilakukan dengan micrometer sekrup. Didapatkan volume koin 500
adalah (0,84050 ± 0,00506) cm3 dengan menggunakan jangka sorong, (0,6966 ± 0,0025)
cm3 dengan menggunakan mikrometer sekrup.
Pada percobaan uang logam 100 rupiah terdata bahwa volume yang didapatkan dengan
metode mengukur menggunakan jangka sorong lebih kecil dibandingkan volume yang
mengukur dengan mikrometer sekrup. Pada percobaan uang logam 1000 rupiah terdata
bahwa volume yang didapatkan dengan metode mengukur menggunakan micrometer sekrup
lebih besar dibandingkan dengan volume yang mengukur dengan jangka sorong.

.3 diatas dapat dilihat bahwa pengukuran menggunakan jangka sorong pada diameter luar
tutup botol lebih panjang dibandingkan dengan diameter dalam tutup botol tersebut.Pada
pengukuran diameter luar tutup botol diperoleh panjang (3,106 ± 0,001) cm dan pada
diameter dalam tutup botol diperoleh panjang (2,99 ± 0,001) cm.

Pada Gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pengukuran kedalaman air menggunakan jangka
sorong pada volume air 100 mL menghasilkan panjang (3,7000 ± 0,0025) cm, pada saat
volume air 150 mL menghasilkan panjang (4,8500 ± 0,0025) cm, dan pada volume air 200
mL menghasilkan panjang (6,0000 ± 0,0025) cm. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa setiap kenaikan air sebanyak 50 mL akan menambah panjang kedalaman air sebsesar
1,15 cm.
Pada gamabr 4.5 di atas diperoleh data massa jenis koin, untuk koin 100 dan 1000 tidak
terdapat selisih yang sangat tinggi, tetapi untuk koin 500 memiliki selisih yang cukup tinggi.
Faktor yang mempengaruhi massa jenis adalah volume dan massa.
Pada gambar 4.6 di atas diperoleh data percobaan pengukuran menggunakan jangka sorong,
micrometer sekrup, dan Archimedes mengunakan kubus yang sama. Perbandingan antara
jangka sorong dan micrometer sekrup tidak terlalu besar karena micrometer sekrup dan
jangka sorong memiliki perbedaan ketelitian yang sangat kecil.berbeda lagi dengan
Archimedes terdapat perbedaan yang sangat besar pada kubus kayu.

PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, jarang sekali menemukan data yang
memiliki sama persis satu sama lain mulai dari, panjang, lebar, volume, massa jenis dll.
Meskipun benda yang diukur jenisnya sama, namun hasil pengulangan masih menunjukkan
perbedaan pada perhitungan dengan selisih yang sangat kecil dan juga menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh pengukuran yang dilakukan dengan
berbagai macam alat dengan tingkat ketelitian yang berbeda-beda. Semakin teliti alat yang
digunakan dalam pengukuran semakin akurat data yang di peroleh dari hasil percobaan.
Micrometer sekrup adalah alat yang memiliki ketelitian lebih tinggi dibanding alat ukur
lainnya. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengukuran yaitu, ketidakpastian
alat ukur, kesalahan atau ketidakpastian nol, pengkaliberasian yang belum optimal, kondisi
benda yang tidak sesuai, serta kurang trampilnya praktikan juga akan berdampak pada hasil
dari perhitungan.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa, semakin kecil ketelitian sebuah
alat maka semakin akurat hasil perhitungannya. Dalam praktikum kami alat ukur yang
memiliki tingkat ketelitian lebih kecil adalah mikrometer sekrup.

Anda mungkin juga menyukai