Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN

Ketelitian (akurasi) dan ketepatan (presisi)


Dalam melakukan pengukuran penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan ketelitian (akurasi) dan ketepatan
(presisi).

Akurasi adalah “keadaan benar” sedangkan presisi adalah “keadaan pasti”

Ketelitian adalah derajat kedekatan hasil pengukuran yang diperoleh dari pengukuran berulang

Contoh : Fahmi dan Haris mengukur panjang buku menggunakan penggaris. Hasil yang diperoleh Fahmi
adalah 4,7 cm; 4,5 cm; 4,8 cm; 4,6 cm dan 4,4 cm. Hasil yang diperoleh Haris adalah 4,7 cm; 4,5 cm; 4,8 cm;
3,6 cm dan 4,4 cm. Dengan data yang diperoleh tersebut maka pengukuran yang teliti adalah yang dilakukan
Fahmi, karena hubungan pengukuran yang diperoleh memiliki hasil yang relatif sama

Ketepatan adalah derajat kedekatan hasil pengukuran terhadap hasil pengukuran sebelumnya.

Contoh : Massa jenis air pada keadaan normal adalah 1000 kg/m . Dalam pengukuran massa jenis air, Fami
3

mendapatkan hasil 1004 kg/m dan Haris mendapatkan hasil 999 kg/m . Maka pengukuran yang lebih tepat
3 3

adalah pengukuran yang dilakukan oleh Haris karena memiliki hasil yang lebih dekat daripada pengukuran
yang dilakukan oleh Fahmi.

Jadi, saat melakukan pengukuran, dua hal ini selalu diperhitungkan, loh sobat pintar! Karena jika hasil
pengukuran presisi tetapi tidak akurat, makan hasilnya tidak cocok dengan yang diperkirakan. Jika hasil
pengukuran akurat tetapi tidak presisi, makan ada keberagaman yang besar pada pengukuran. Dan akhirnya,
jika pengukuran aktual tidak akurat maupun presisi, makan hasil nya akan kurang tepat dan pasti pada waktu
yang bersamaan.

Untuk lebih jelas nya nih, coba perhatikan gambar berikut ini !

Pada gambar (a), menunjukkan bahwa hasil tersebut tidak presisi dan tidak akurat.

Pada gambar (b), menunjukkan bahwa hasil tersebut presisi dan akurat

Pada gambar (c), menunjukkan bahwa hasil tersebut presisi namun tidak akurat.

Jadi, saat melakukan pengukuran, dua hal ini selalu diperhitungkan, Karena jika hasil pengukuran presisi tetapi
tidak akurat, makan hasilnya tidak cocok dengan yang diperkirakan. Jika hasil pengukuran akurat tetapi tidak
presisi, maka ada keberagaman yang besar pada pengukuran. Dan akhirnya, jika pengukuran aktual tidak
akurat maupun presisi, maka hasil nya akan kurang tepat dan pasti pada waktu yang bersamaan
Penggunaan alat ukur
Ketika kita mau mengukur suatu besaran fisika, kita memerlukan alat ukur agar mendapatkan hasil yang akurat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), alat ukur adalah perkakas untuk mengukur (mencocokkan,
mengetahui) jarak, bobot, luas, panas, getaran, kecepatan, tegangan, tekanan, volume, dan sebagainya.

Pengukuran panjang

Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer
sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.

1. Mistar Ukur

Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm.
perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm

Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm

Mistar ukur biasa digunakan sebagai alat ukur panjang, di mana mistar memiliki dua skala, yaitu skala utama dan
skala terkecil.

Skala utama memiliki satuan sentimeter (cm), sedangkan skala terkecil memiliki satuan milimeter (mm).

Di antara skala utama terdapat sepuluh bagian skala terkecil, yang di mana skala kecil tersebut memiliki nilai 0,1 cm
atau 1 mm.

Mistar ukur sering dimanfaatkan untuk mengukur panjang suatu benda dan menjadi penggaris untuk membuat
garis.

2. Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur yang memiliki skala utama, skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam
dan luar, serta pengukur kedalaman.

Rahang pengatur garus tengah dalam bisa kita gunakan untuk mengukur diameter bagian dalam dari suatu benda.

Sedangkan, rahang pengatur garis tengah luar bisa digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda.

Nilai terkecil jangka sorong ini yaitu perbandingan satu nilai skala utama dengan jumlah skala nonius, di mana skala
nonius memiliki jumlah 20.

Maka, skala terkecil jangka sorong yaitu 0,05 mm yang didapat dari hasil 1 mm/20.
Manfaat jangka sorong sendiri bisa kita gunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda, mengukur diameter
dalam dan luar suatu benda.

Jangka sorong memiliki 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka sorong memiliki ketelitian lebih baik
daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.

Berdasarkan gambar di atas:

Skala utama = 0,3 m

Skala nonius = 3 × 0,01 = 0,03 cm

Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius

= 0,3 + 0,03 = 0,33 cm

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup bisa digunakan untuk mengukur diameter benda.

Mikrometer sekrup memiliki beberapa bagian yang meliputi landasan, poros, selubung dalam, selubung luar,
bingkai, dan kunci poros.

Tempat skala nonius pada mikrometer sekrup ini berada di selubung bagian luar yang memiliki bagian skala 50.

Skala noniusnya memiliki nilai 0,01 mm, yang bisa kita ketaui dengan cara memutar selubung bagian luar sebanyak
satu kali putaran dan diperoleh 0,55 mm skala utama.

Manfaat mikrometer sekrup sama seperti jangka sorong yaitu untuk mengukur diameter suatu benda.

Mikrometer sekrup memiliki ketelitian lebih baik daripada dua alat sebelumnya, yaitu 0,01 mm. Alat ini bisa
digunakan untuk mengukur diameter kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainya. Perhatikan contoh
berikut.

Skala utama = 3,5 mm

Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm

Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius

= 3,5 + 0,12 = 3,62 mm


Pengukuran waktu

Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12 sekon.

Stopwatch merupakan salah satu alat ukur waktu yang memiliki skala utama berupa detik dan skala terkecilnya adalah
milidetik.

Pada skala utama stopwatch, yaitu sepuluh bagian skala terkecil, sehingga nilai dari satu skala terkecil pada stopwatch
analog adalah 0,1 detik.

Stopwatch biasa dimanfaatkan untuk mengukur waktu kecepatan bergerak, seperti pada lomba lari.
massa (kg) , panjang (m) , waktu (s), temperature (Kelvin) , intensitas cahaya (candela)
Pengukuran massa
kuat arus (Ampere) , Jumlah zat (mol)
Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan timbangan atau neraca.

Terdapat berbagai jenis neraca, yaitu neraca pegas, neraca ohaus, dan juga timbangan.

Neraca merupakan sebuat alat ukur massa yang digunakan untuk membandingkan massa dari dua benda yang berbeda.

Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga
lengan dengan rincian sebagai berikut.

Lengan belakang memiliki skala 0 – 500 gram.

Lengan tengah memiliki skala 0 – 100 gram.

Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.

Perhatikan contoh berikut.

400 + 70 + 9.4 = 479.4 gram

Hasil pengukuran massa di atas adalah 400 gram + 70 gram + 9,4 gram = 479,4 gram.

Pengukuran arus dan tegangan listrik

Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur tegangan listrik disebut voltmeter.
Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai berikut.
Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.

Pengukuran volume benda tak beraturan

Untuk benda yang bentuknya tidak beraturan, bisa menggunakan gelas ukur yang diisi oleh benda yang akan diukur
volumenya. Pertambahan volume pada gelas ukur menunjukkan volume benda tersebut. Perhatikan contoh berikut.

Volume logam di atas adalah

V2 – V1 = 100 – 50 = 50 mL
Contoh Soal

Andi akan mengukur volume sebuah kelereng. Setelah diukur, diameter kelereng Andi ditunjukkan oleh gambar berikut.

Diameter = 7.0 + 0.31 = 7.31 mm

Jari2 = 1/2 diameter = 1/2 x 7.31 = 3.655 mm

Volume Bola = 4/3 phi r^3


Berdasarkan aturan angka penting, tentukan volume kelereng Andi!
phi = 22/7 atau 3.14
Pembahasan:

Pertama harus mencari panjang diameter kelereng yang telah tertulis di mikrometer sekrup berikut.

Selanjutnya, gunakan persamaan volume bola.

= 204.423
Berdasarkan aturan angka penting, hasil perkalian harus memiliki bilangan sebanyak bilangan angka penting paling
sedikit.

Jika diuraikan kembali, perkalian volume di atas memiliki angka penting penting paling sedikit berjumlah 3, yaitu 1,33
(3AP) dan 3,14 (3 AP). Oleh karena itu, hasil perkaliannya harus memiliki angka penting berjumlah 3.

Jadi, berdasarkan aturan angka penting, volume kelereng Andi adalah 204 mm3.

Anda mungkin juga menyukai