Anda di halaman 1dari 7

MISTAR

Cara Membaca Skala Penggaris

■ Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda.

■ Perhatikan ujung benda lainnya, kemudian bacalah skala pada mistar yang sejajar dengan ujung benda
tersebut.

■ Untuk membaca skala pada mistar, matamu harus melihat tegak lurus dengan tanda garis skala yang
akan kamu baca seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut ini. Hal ini untuk menghindari kesalahan
pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut
dengan kesalahan paralaks

Beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan dalam membaca skala mistar adalah mengenai angka
pasti dan angka taksiran. Angka pasti adalah angka yang terbaca oleh skala alat ukur. Sedangkan angka
taksiran adalah angka yang tidak terbaca oleh skala alat ukur. Angka taksiran ini diperlukan ketika ujung
salah satu benda tidak tepat berhimpit dengan skala, sehingga kita memerlukan angka taksiran.

Angka taksiran diperoleh dari setengah kali skala terkecil mistar. Angka taksiran
ini disebut juga sebagai nilai ketelitian dari suatu alat ukur. Skala mistar setiap 1
sentimeter memiliki 10 garis dengan lebar 1 mm atau 0,1 cm, berarti skala terkecil
mistar tersebut adalah 0,1 cm = 1 mm. Dengan demikian kita peroleh angka
taksiran sebesar ½ × 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Berikut ini adalah contoh cara
membaca skala hasil pengukuran panjang dengan penggaris atau mistar
Dari gambar di atas, terlihat bahwa ujung benda (pensil) tidak tepat berhimpit
dengan skala yang terdapat pada penggaris melainkan terletak di antara 6,4 cm
dan 6,5 cm, sehingga kita memerlukan angka taksiran. Hasil dari pembacaan skala
tersebut adalah sebagai berikut.
Angka pasti = 6,4 cm
Angka taksiran = ½ × 0,1 cm = 0,05 cm
Hasil pengukuran = Angka pasti + angka taksiran
Jadi, panjang pensil tersebut adalah 6,4 cm + 0,05 cm = 6,45 cm

Ingat Kawan!

Skala terkecil penggaris atau mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Jadi, tingkat ketelitian penggaris sama
dengan 1 mm atau 0,1 cm (tetapi, ada juga penggaris atau mistar yang tingkat ketelitiannya 0,5 cm).

Penggaris atau mistar sering digunakan untuk mengukur panjang benda yang bentuknya tidak bulat.

NERACA ORHAUS

Sepeti namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda. Neraca yang dalam
bahasa inggris disebut ohaus triipel beam ini mempunyai bagian-bagian sebagai :

1. Lengan Depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, …, 10 gram.
Masing-masing skala bernilai 1 gram.
2. Lengan Tengah, tiap skala dalam lengan ini bernilai 10 gram.
3. Lengan Belakang, sama seperti lengan depan dan tengah tetapi dengan nilai tiap skalanya 100
gram dari 100 gram hingga 500 gram (setengah kilo)

Cara membaca neraca ohaus. Berikut ini cara mengukur massa menggunakan neraca ohaus (kadang
ditulis ohauss), dengan tiga lengan. Di sini perhitungan menggunakan 3 buah lengan. - lengan 10 gram -
lengan 100 gram - lengan 500 gram Ilustrasi cara membaca neraca ohaus untuk mengukur massa benda.
Berikut ini cara mengukur massa menggunakan neraca ohaus.

Untuk membaca hasil pengukuran, mulailah dari angka di lengan 500 g, 100 gram dan terakhir 10 gram.
Pada contoh di atas, lengan 500 gram berada di tengah, ada kemungkinan di model lain, lengan 500
gram ada di belakang atau malah di depan. Hasil pengukuran pada contoh di atas: 400 + 90 + 8,2 = 498,2
gram.

Pembacaan soal pertama: 300 + 80 + 6,7 = 386,7 gram

Sedikit berbeda dengan contoh pertama, contoh berikut di baca dari belakang (atas) dulu,
menyesuaikan posisi lengan 500 gram

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoeh informasi:


Skala utama = 4,5
Skala nonius = 29

Hasil pengukuran objek tersebut adalah sebagai berikut.


Hasil ukur = 4,5 mm + 29 \times 0,01 mm
Hasil ukur = 4,5 mm + 0,29 mm
Hasil ukur = 4,79 mm

Contoh 1 – Cara Membaca Mikrometer Sekrup

Perhatikan gambar berikut ini!

Sebuah benda diukur menggunakan mikrometer sekrup dan ukuran benda dapat dilihat seperti gambar
di atas. Ukuran benda tersebut adalah ….
A. 5,19 mm
B. 5,69 mm
C. 7,19 mm
D. 7,69 mm

Pembahasan:
Berdasarkan gambar hasil pengukuran, diperoleh informasi bahwa:
Skala utama = 7,5 mm
Skala nonius = 19 × 0,19 mm = 0,19

Menghitung hasil pengukuran:


Hasil ukur = 7,5 mm + 0,19
Hasil ukur = 7,5 mm + 0,19
Hasil ukur = 7,69 mm

Jadi, ukuran benda tersebut adalah 7,69 mm.

CONTOH II

Sebuah pelat logam diukur ketebalannya dengan menggunakan mikrometer


sekrup dan menunjukkan skala sepert yang terlihat pada gambar.

Tebal benda tersebut adalah ….


A. 4,04 mm
B. 5,02 mm
C. 5,05 mm
D. 6,00 mm
E. 7,08 mm

Pembahasan:
Berdasarkan keterangan yang diberikan pada gambar dapat diperoleh informasi
bahwa skala utama menunjukkan 5,50 mm dan skala nonius menunjukkan
ukuran 0,50 mm (skala yang berimpit dengan skala tetap o). Sehingga, hasil ukur
untuk tebal benda tersebut sama dengan 5,50 + 0,50 × 0,01 = 5,05 mm.

Jawaban: B

JANGKA SORONG
Selanjutnya, bagaimana cara menggunakan jangka sorong?

1. Cara menggunakan jangka sorong untuk untuk mengukur lebar atau panjang atau diameter
luar ialah dengan menjepitkan benda yang akan diukur di antara rahang tetap dan rahang geser
yang berukuran besar.

Pastikan benda yang diukur tidak miring. Setelah terjepit erat, kencangkan baut dan lepaskan
benda yang diukur.

2. Cara menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam sebuah benda yaitu
dengan memasukkan rahang tetap dan rahang geser yang berukuran kecil ke dalam lubang
benda.

Pastikan benda tersebut tegak lurus dengan jangka sorong. Kencangkan baut dan lepas benda
yang diukur.

3. Cara mengukur kedalaman suatu benda yaitu dengan menggunakan tangkai ukur bawah.
Posisikan jangka sorong dengan bentuk berdiri. Turunkan tangkai ukur sampai mentok ke dasar
lubang. Kencangkan dan ukur.

Setelah mengetahui cara menggunakan jangka sorong, kini detikers harus mengetahui cara
membaca angka pengukuran pada jangka sorong.

a. Lihat skala utama yang akan menunjukkan berapa cm dan mm. Jika angka nol pada skala
nonius jatuh di antara garis di skala utama, maka ambilah angka yang rendah. Misal ketika
jatuh pada angka 2,3 dan 2,4 cm, maka ambil yang 2,3 cm atau 23 mm.

b. Lihat skala nonius. Carilah garis yang berimpitan antara skala nonius dan skala utama. Pada
skala nonius terdapat angka 1 sampai 10 yang menunjukkan 0,01 cm, 0,02 cm, hingga 0,1 cm.

c. Jumlahkan keduanya. Misalkan skala nonius jatuh pada angka 5 plus 1 strip, maka ditulis
0,52 mm. Ditambahkan dengan skala utama maka menghasilkan angka 23,52mm

Contoh 1
Berikut soal penghitungan jangka sorong

Angka nol pada skala nonius berada di antara 4,1 cm dan 4,2 cm. Maka kita tulis 4,1 cm.
Kemudian garis skala nonius yang berimpitan dengan garis skala utama kebetulan tepat berada
di angka 5 yang berarti 0,05 cm. Jika dijumlahkan maka 4,1 cm + 0,05 cm = 4,15 cm.

Anda mungkin juga menyukai