Anda di halaman 1dari 49

Sistem Pengukuran Fisika

ALAT UKUR PANJANG, MASSA,


DAN WAKTU

Oleh :
Dyah Menik Kurniawati NIM. 15030184014
Lailatul Hanifah NIM. 15030184019
Shofilia Branchais NIM. 15030184025
Pendidikan Fisika A 2015
AreClick
You “Ya"
Ready?
YA
Mistar

Alat Ukur
Panjang
Mikro
Jangka
meter
Sorong
Sekrup
Mistar adalah alat ukur yang paling
sering digunakan untuk mengukur panjang
suatu benda. Mistar biasanya memiliki
skala centimeter (cm). Antara skala cm,
terdapat garis yang membagi skala cm
dalam 10 bagian yang sama besar. Skala
kecil ini menunjukkan nilai sepersepuluh
sentimeter (1/10) atau sama dengan 1
mlilimeter. Nilai ini adalah skala terkecil
mistar yang menunjukkan tingkat ketelitian
mistar. Tingkat ketelitian mistar adalah 0,5
mm yaitu setengah dari skala terkecil.
Cara penggunaan Mistar :
a. Pengukuran panjang dengan
mistar dilakukan dengan
menempelkan skala nol pada
salah satu ujung benda yang
diukur dan melihat di skala
berapa ujung yang lain dari
benda tersebut berada.
b. Skala yang ditunjukkan oleh
ujung yang lain merupakan
nilai dari panjang benda.
Contoh pengukuran menggunakan
mistar :
Jangka sorong adalah alat ukur yang
prinsip pengukurannya hampir sama
dengan mistar ukur, tetapi cara
pengukurannya berbeda.
MOVIE TIME…
mengukur ketebalan
benda

mengukur diameter
dalam seperti
Fungsi
diameter dalam
cincin
mengukur diameter
luar dari benda,
contohnya
mengukur diameter
kelereng

Rentang ukur jangka sorong


biasanya antara 1 mm 10 mm. Meskipun
demikian, ada jangka sorong yang
panjangnya 100 m. Skala terkecil jangka
sorong adalah 0,1 mm dengan ketelitian
sebesar 0,05 mm yaitu setengah dari skala
terkecil
Ketelitian : x = ½ x skala terkecil
x = ½ x 0,1 m
= 0,05 mm
Ketelitian dan skala terkecil
bergantung dari alat yang
digunakan karena setiap alat ukur
satu dan yang lainnya memiliki
skala terkecil dan ketelitian yang
berbeda-beda.

Cara membaca skala pada jangka sorong

Kita dapat mengamati guratan garis


skala utama terlebih dahulu yaitu angka yang
mendekati nol pada skala nonius. Kemudian
kita mengamati guratan garis skala nonius
dengan cara melihat guratan garis pada
skala nonius yang berhimpitan dengan
guratan garis skala utama.
Cara menggunakan jangka sorong
• Awal persiapan, kendurkan baut
pengunci dan geser rahang geser,
pastikan rahang geser bekerja
dengan baik. Kemudian cek ketika
rahang tertutup harus
menunjukkan angka nol(kalibrasi
nol terlebih dahulu) Jika tidak
menunjukkan angka nol bisa
mensettingnya .Fungsi
mengkalibrasi supaya data yang
kita ambil akurat.
• Langkah selanjutnya adalah
membersihkan permukaan
benda dan permukaan
rahang agar tidak ada benda
yang menempel yang bisa
sebabkan kesalahan
pengukuran.
• Tutup rahang hingga
mengapit benda yang diukur.
Pastikan posisi benda sesuai
dengan pengukuran yang
ingin diambil. Lalu tinggal
membaca skalanya yaitu
skala pada skala utama dan
skala nonius. Kemudian
dijumlahkan.
Penulisan hasil pengukuran
HP = (skala yang diberikan  x )

Skala utama = 3,1


Skala nonius = 9 x 0,1 m
= 0,9 mm
Skala = SU + SN
= 3,1 + 0,9
= 4,0 mm
HP = ( 4,00  0,05) mm
Mikrometer sekrup merupakan alat
ukur panjang dengan ketelitian yang lebih
baik daripada mistar ukur maupun jangka
sorong. Skala terkecil alat ukur mikrometer
sekrup biasanya sampai 0,01 mm,
sedangkan kesalahan pembacaan/
ketelitian mikrometer sekrup adalah 0,005
mm.
Ketelitian : x = ½ x skala terkecil
x = ½ x 0,01 m
= 0,005 mm
Mikrometer sekrup
biasanya digunakan untuk
mengukur ketebalan benda-
benda yang relatif tipis seperti
kertas. Hal ini sesuai dengan sifat
mikrometer sekrup yang memiliki
ketelitian lebih besar dari jangka
sorong.
Cara mengukur besaran
panjang menggunakan
Mikrometer Sekrup

• Letakkan benda diantara kedua


poros penjepit, kemudian putar
silinder pemutar perlahan lahan
hingga ujung kedua poros
menyentuh permukaan benda.
Juga kalibrasi alat terlebih
dahulu.
Setelah ujung kedua poros menyentuh
permukaan benda, putarlah sekrup
pemutar (ratchet) secara perlahan-lahan
hingga terdengar bunyi “klik” yang
menandakan bahwa kedua ujung poros
telah menjepit benda secara akurat.
• Kemudian kunci agar benda tidak bisa
bergerak lagi
• Kemudian baca skala yang ditunjukkan
oleh mikrometer sekrup.
Cara membaca skala
• Perhatikan skala utama, lihat
skala yang tepat ditunjuk di
sebelah kiri skala putar.
• Lihat angka pada skala putar
yang segaris dengan garis
melintang pada skala utama.
Kemudian kalikan angka
tersebut dengan skala terkecil
dari mikrometer sekrup.
• Jumlahkan hasil dari keduanya.

Penulisan hasil pengukuran


HP = (skala yang diberikan  x )
Alat Ukur
Massa

Neraca Neraca
Neraca Pegas
Ohauss Digital

Neraca Ohauss
Dua Lengan

Neraca Ohauss
Tiga Lengan
Neraca ohauss tiga lengan memiliki nilai
skala ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga
lengan, yakni sebagai
berikut:
• Lengan depan memiliki
anting logam yang dapat
digeser dengan skala 0, 1,
2, 3, 4,….., 10gr. Di mana
masing-masing terdiri 10
skala tiap skala 1 gr.
• Lengan tengah memiliki
anting lengan dapat digeser
dengan tiap skala 10 gram,
dari skala 0, 10, 20, …, 100
gr.
• Lengan belakang memiliki
anting lengan yang dapat
digeser, tiap skala 100 gr,
dengan skala dari 0,100,
200, ………, 500gr.
Bagian-bagian Neraca Ohauss
tiga lengan:
• Tempat beban yang
digunakan untuk
menempatkan benda yang
akan diukur.
• Tombol kalibrasi yang
digunakan untuk
mengkalibrasi neraca ketika
neraca tidak dapat digunakan
untuk mengukur.
• Lengan neraca untuk neraca 3 lengan
berarti terdapat tiga lengan.
• Pemberat (anting) yang diletakkan pada
masing-masing lengan yang dapat
digeser-geser dan sebagai penunjuk
hasil pengukuran.
• Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang
digunakan untuk menentukan titik
kesetimbangan (kalibrasi).
Cara pengukuran dengan
menggunakan Neraca
Ohauss tiga lengan
• Lepas pengunci untuk tempat
benda
• Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang
akan digunakan untuk menimbang, dengan
cara memutar sekrup yang berada
disamping atas piringan neraca ke kiri atau
ke kanan posisi dua garis pada neraca
sejajar
• Meletakkan benda yang akan diukur
massanya pada tempat beban.
• Menggeser skalanya dimulai dari yang
skala besar baru gunakan skala yang kecil
hingga neraca setimbang kembali.Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang
0; dan
• Jika dua garis sejajar sudah seimbang
maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.
• Setelah itu jumlahkan nilai dari ketiga
lengan tersebut.
Neraca Ohauss Dua Lengan
berguna untuk mengukur massa benda,
misalnya emas, batu, kristal benda, dan
lain-lain.batas ketelitian neraca ini yaitu 0,1
gram.
Neraca ini memiliki dua
lengan.
Lengan depan terdapat satu
anting logam yang digeser-
geser dari 0, 10, …, 100g.
Lengan belakang lekukan-
lekukan mulai dari 0, 100,
…, 500 g.
Selain dua lengan, neraca ini
memiliki skala utama dan
skala nonius. Skala utama 0
sampai 9 g sedangkan skala
nonius 0 sampai 0,9 g.

Neraca Ohaus dua lengan terdiri


dari beberapa komponen, di antaranya:
• Lengan depan, Lengan belakang
• Penggeser anak timbangan
• Kait, Skala, Lekuk, Wadah
• Jarum indikator dan alas
Cara penggunaan Neraca
Ohauss dua lengan :
a. Kedudukan timbangan harus
diatur dan harus tepat
horizontal sewaktu
timbangan bergerak. Juga
melakukan kalibrasi terlebih
dahulu agar data yang
didapat akurat.
b. Membersihkan tempat beban dari hal hal
kecil karena akan membawa pengaruh
dalam pengukuran.
c. Letak anak timbang disebelah kiri hadapan
penimbang.
d. Letak zat yang akan ditimbang disebelah
kanan hadapan penimbang.
e. Apabila jarum indikator bergerak kekiri itu
berarti beban lebih berat disebelah kanan.
f. Apabila jarum indikator bergerak kekanan
itu berarti beban lebih berat disebelah kiri.
g. Atur sampai neraca dalam keadaan
setimbang kemudian baca skala yang
ditunjuk
Menimbang dengan neraca
analitik dua lengan
Contohnya neraca
analitik dua lengan digunakan
untuk menimbang anak
timbangan tertulis 50 gram.
Cara membaca hasil
pengukurannya sebagai
berikut:

• Baca posisi anting pada lengan belakang,


yakni: 0
• Baca posisi anting pada lengan depan
sebelum ujung lengan depan tepat pada
setimbang (masih di atas tanda
setimbang), yakni 40 g
• Baca skala utama setelah diputar ke
kanan sebelum ujung lengan depan
dengan tepat pada posisi setimbang
(masih di atas tanda setimbang), yakni 9
g.
• Baca skala nonius yang berimpitan
dengan salah satu garis skala utama,
garis skala nonius ke-7, sehingga nilai
nonius 0,7 g.
• Hasil pengukuran massa anak timbangan
adalah (40 + 9 +0,7) g = 49,7 g
Neraca pegas adalah timbangan
sederhana yang menggunakan pegas
sebagai alat untuk menentukan massa
benda yang diukurnya. Neraca pegas
digunakan untuk mengukur ketegangan
pegas. Neraca pegas membandingkan
gaya tarik balik sebuah pegas yang timbul
apabila pegas direngangkan. Semakin
besar gaya yang dialami maka semakin
panjang pegas merenggang.
Penggunaan Neraca Pegas
1. Dengan mengkalibrasi alat terlebih
dahulu.
2. Benda yang akan diukur massanya
dikaitkan pada ujung pegas dan
dibiarkan tergantung bebas. Pegas
akan ditarik oleh berat benda. Pada
badan neraca pegas, terdapat skala
yang menunjukkan massa benda.
3. Akibat dari tarikan benda, tanda
penunjuk yang mulanya di angka nol
kemudian berubah mengikuti
regangan pegas.
4. Lalu baca skala yang ditunjuk
5. Posisi mata harus tegak lurus pada
skala yang ditunjuk
Cara mengkalibrasi Neraca Pegas
Dengan cara memutar sekrup
yang ada dibagian atas neraca pegas
tanpa beban hingga garis penunjuk
skala menunjukkan angka nol.
Neraca Digital alah satu neraca yang
memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini
mampu menimbang zat atau benda sampai
batas 0,0001 g. Neraca digital adalah
neraca yang sangat peka, karena itu
bekerja dengan neraca ini harus secara
halus dan hati-hati.
Prosedur pengoperasian
neraca analitik digital

1. Keadaan neraca harus siap


pakai
2. Neraca harus bersih (terutama
piring-piring neraca)
3. Anak timbangan dalam
keadaan lengkap
4. Persiapan pendahuluan
terhadap alat bantu
penimbangan
5. Pemeriksaan kedataran neraca
dan kesetimbangan neraca
6. Pekerjaan penimbangan dan
perhitungan hasil penimbangan
7. Melaporkan hasil penimbangan
8. Mengembalikan neraca pada
keadaan semula
Proses Pengukuran dengan neraca
elektronik/digital adalah:
1. Pastikan bahwa timbangan sudah
menyala.
2. Pastikan timbangan menunjukkan
angka ”nol”( jika tidak perlu di
koreksi).
3. Letakakan benda yang massanya
akan diukur pada piringan tempat
benda.
4. Baca skala yang tertera pada display
digital sesuai skala satuan timbangan
tersebut.
5. Untuk pengukuran yang
sensitivitasnya tinggi perlu menunggu
30 menit, karena hanya dapat
bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
6. Setelah digunakan, nolkan kembali
neraca tersebut lalu matikan.
Jam
Matahari
Stopwatch
Jam Pasir
Digital

Alat
Stopwatch
Ukur Jam Air
Analog
Waktu
• Tombol Start atau Stop yang berfungsi untuk
memulai hitungan.
• Tombol Mode atau Unlock yang berfungsi
untuk mengunci atau memberhentikan
waktu yang sedang berjalan.
• Tombol Split atau Reset yang berfungsi
untuk mengembalikan pada pengaturan
awal atau membuat angka bernilai nol.
• Layar analog atau digital untuk menampilkan
hitungan
Prinsip kerja
Stopwatch dirancang
untuk memulainya dengan
menekan tombol diatas
sehingga bergerak jarumnya
dan menekan kembali tombol
tersebut maka jarum berhenti
sehingga suatu waktu detik
ditampilkan sebagai waktu yang
berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol yang kedua
akan mememasang lagi jarum
stopwatch pada kondisi nol.
. Stopwatch Analog mempunyai
penunjuk seperti jarum jam dan mempunyai
dua buah tombol yaitu tombol star/stop dan
tombol kalibrasi/pembuat posisi nol .
Perhitungan waktu pada stopwatch analog ini
berdasarkan gerakan mekanik. Sistem yang
mekanik sangat sulit diubah, (ditambah atau
dikurang) karena peletakan komponen-
komponennya memerlukan presisi yang
sangat tinggi.
Ketelitian Stopwatch Analog
Stopwatch jarum
memiliki ketelitian 0,1 detik
karena setiap skala pada
stopwatch dibagi menjadi 10
bagian, sedangkan stopwatch
digital memiliki ketelitian
hingga 0,001 s. Ketelitian alat
dapat kita ketahui
berdasarkan skala yang
tertera pada stopwatch. Untuk
mengetahui besar ketelitian
alat tersebut kita dapat
mencarinya dengan
membandingkan antara skala
utama satu putaran penuh
dengan jumlah skala
noniusnya dalam satu putaran
penuh.
Cara Membaca Skala
Pengukuran Stopwatch Yang
Tepat
a. Bacalah Skala yang
ditunjukkan oleh jarum
panjang (ini merupakan hasil
pengukuran dalam detik).
b. Bacalah Skala yang
ditunjukkan oleh jarum
pendek (ini merupakan hasil
pengukuran dalam menit).
c.Hasil pengukuran dinyatakan dengan
persamaan :
Hasil = Pembacaan skala oleh jarum
panjang + Pembacaan skala oleh jarum
pendek karena 1 menit = 60 detik,
maka, hasil pengukuran dapat
dinyatakan sebagai :
Hasil pengukuran = {skala pada jarum
panjang + (60 x skala pada jarum
pendek)} detik.
Komponen :

1.Layar/monitor sebagai media penampilan


pembacaan atau hasil pengukuran
secara elektrik berupa angka-angka.
2.Tombol start/stop untuk memulai
pengukuran (tombol start) dan untuk
mengakhiri pengukuran (tombol stop).
3.Tombol kalibrasi sebagai tombol untuk
mengkalibrasi ke angka nol.
Langkah penggunaan stopwatch
a. Menyiapkan stopwatch yang akan
digunakan untuk mengukur.
b. Memastikan bahwa keadaan
stopwatch dalam keadaan nol atau
telah terkalibrasi.
c. Menekan tombol start untuk memulai
pengukuran waktu.
d. Menekan tombol stop untuk
mengakhiri pengukuran waktu.
e. Membaca hasil pengukuran.
f. Untuk mengulangi pengukuran maka
menekan tombol start/stop 1 kali dan
jarum akan kembali ke nol kemudian
tekan tombol start lagi untuk
melakukan pengukuran kembali dan
stop untuk mengakhiri. Begitu
seterusnya.
Kalibrasi
Untuk kalibrasi, pada stopwatch
digital hampir sama dengan
stopwatch analog. Setelah
menekan tombol kalibrasi maka
angka pada layar/ monitor akan
menunjukkan angka nol.
Ketelitian Stopwatch Digital
Stopwatch digital memiliki
ketelitian alat telah ditentukan
sejak perakitan komponen-
komponen dalam stopwatch
yaitu sebesar 0,0001 sekon.
Pembacaan hasil Pengukuran
Stopwatch Digital
Pada stopwatch digital tidak terlihat
turus-turus angka seperti stopwatch
analog. Kita hanya melihat angka yang
muncul dari layar/monitor yang telah
menunjukkan angka pengukuran baik jam,
menit, sampai detik.
Jam pasir adalah salah satu alat
untuk pengatur waktu. Terdiri dari dua
tabung gelas yang terhubung dengan
sebuah tabung sempit . Salah satu tabung
biasanya diisi dengan pasir yang mengalir
melalui tabung sempit ke tabung
dibawahnya dengan laju yang teratur.
Ketika pasir telah mengisi penuh tabung
bawah, alat ini bisa di balik sehingga dapat
digunakan kembali sebagai pengatur
waktu. Jam pasir merupakan nama umum
yang mengacu pada gelas pasir, dimana
jam pasir ini digunakan untuk menghitung
waktu selama satu jam.
Jam air adalah jam yang
menggunakan aliran air sebagai petunjuk
waktu.

Prinsip kerja :
Jika kita isi sebuah drum yang
sangat besar dengan air dan kita buat
sebuah lubang kecil di dasarnya, air akan
keluar dari lubang tersebut dengan jumlah
yang relative sama setiap sekon. Air yang
keluar ditampung dalam wadah. Tinggi
permukaan air di dalam wadah akan naik
dengan jumlah yang sama setiap sekon.
Dengan menuliskan skala pada
wadah, kita dapat menentukan waktu
berdasarkan tinggi permukaan air.
Perubahan ketinggian air dalam wadah
juga dapat digunakan untuk
menggerakkan jarum jam air.
Adalah alat penanda waktu paling tua
yang pernah dipakai manusia

Jam matahari adalah sebuah


perangkat yang menunjukkan waktu
berdasarkan letak matahari. Rancangan
jam matahari yang paling umum dikenal
memanfaatkan bayangan yang menimpa
permukaan datar yang ditandai dengan
jam-jam dalam suatu hari..
Seiring dengan perubahan pada
posisi matahari, waktu yang ditunjukkan
oleh bayangan tersebut pun turut berubah.
Pada dasarnya, jam matahari dapat dibuat
menggunakan segala jenis permukaan
yang ditimpai bayangan yang dapat ditebak
posisinya. Kekurangan dari jam matahari
adalah tidak bisa mengukur waktu pada
saat jam malam.

Cara kerja jam ini adalah dengan


melihat panjang atau pendek bayangan
benda yang terkena sinar matahari.
Bayangan panjang menandakan hari baru
dimulai alias pagi. Nah, semakin pendek
bayangan, hari semakin siang.
MOVIE TIME…
1. Sesi 1
3 Pertanyaan
2. Sesi 2
2 Pertanyaan
Alat ukur memiliki skala terkecil dan
tingkat ketelitian yang berbeda pada setiap
alat walaupun jenisnya sama dan cara
perawatan dan penyimpanannya pun
berbeda setiap alat.
Jika perawatan dan penyimpanan alat
ukur kurang baik, hal ini akan berpengaruh
pada tingkat akurasi hasil pengukuran. Oleh
karena itu, kita juga perlu mengetahui
bagaimana cara mengkalibrasikan alat-alat
ukur tersebut, agar hasil pengukuran yang
kita dapat bisa mendekati benar. Karena
walaupun kita melakukan pengukuran
berulang kali dan dengan teliti, namun
ketidakpastian pengukuran pada setiap alat
ukur pasti ada.

Anda mungkin juga menyukai