PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan praktikum, dimana praktikum
itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, diantaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis,
dan membuat laporan praktikum. Dalam melakukan praktikum, diperlukan pengukuran dan alat
ukur yang digunakan.
Dalam fisika, kegiatan mengukur memiliki peran yang sangat penting. Semua besaran yang
dikaji dalam fisika, dapat diukur baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran
dalam fisika bertujuan untuk memperoleh data yang empiris. Dalam melakukan praktikum,
seringkali terjadi kesalahan. Kesalahan ini terjadi karena alat ukur yang digunakan atau pratkian.
Apabila terjadi kesalahan pada alat ukur, maka alat tersebut harus dilakukan kalibrasi.
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang
ditunjukan instrumen pengukur atau sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur, dengan nilai – nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam
kondisi tertentu. Tujuan kalibrasi untuk menentukan deviasi konvensional nilai penunjukan suatu
instrumen ukur, menjamin nilai – nilai pengukuran sesuai standar nasional maupun internasional.
B. Identifikasi Masalah
Banyak mahasiswa belum mengetahui macam – macam alat ukur massa dan belum
mengetahui cara mengkalibrasi alat ukur massa. Untuk itu, makalah ini dibuat agar mahasiswa
dapat mengetahui macam – macam alat ukur massa dan cara mengkalibrasi alat ukur massa.
C. Batasan Masalah
Identifikasi masalah yang kami buat tidak melampaui batasan masalah.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah mahasiswa sudah mengetahui macam-macam alat ukur massa?
3. Neraca Ohaus
Neraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram,
prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur
dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu
sendiri. Ada beberapa jenis neraca ohous, diantaranya :
a. Neraca Ohaus Dua Lengan
Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu anting logam
yang digeser-geser dari 0, 10, 20, ,,,100g. Sedangkan lengan belakang lekukan-
lekukan mulai dari 0, 100, 200, 500 g. Selain dua lengan, neraca ini memiliki
skala utama dan skala nonius, skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0
sampai 0,9 g. Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di
antaranya : Lengan depan, Lengan belakang System magnetic, Penggeser anak
timbangan, Venier, Kait, Skala, Lekuk, Wadah, Alas.
4. Neraca pegas
Neraca pegas (dinamometer) adalah timbangan sederhana yang menggunakan
pegas sebagai alat untuk menentukan massa benda yang diukurnya. Neraca pegas
mengukur ketegangan pegas yang sebenarnya adalah tekanannya. Bagian-bagian dari
neraca pegas adalah gantungan, penunjuk skala ( hasil pengukuran ), pegas, skala,
pengait. Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada dinamometer berbeda-beda,
namun biasanya yang sering digunakan di laboratorium adalah 0,1 N.
5. Neraca langkah
Neraca langkah biasanya digunakan untuk menimbang surat di kantor pos.
Neraca ini memiliki lengkungan seperempat lingkaran, pada bagian bawahnya
terdapat wadah tempat menaruh surat yang akan ditimbang. Neraca ini tidak dapat
digunakan untuk menimbang paket pos yang massanya lebih dari 1 kg. Untuk
sekarang neraca ini sudah jarang ditemukan.
7. Neraca elektronik
Neraca elektronik merupakan neraca yang paling mudah digunakan. Neraca
elektronik mempunyai layar yang akan menunjukkan nilai massa benda yang diukur
secara otomatis tanpa memerlukan anak timbangan. Ketelitian neraca ini sampai
dengan 0,001 gram.
C. Cara Pengguanaan
1. Neraca Analog
Cara kerjanya yaitu, dengan menaruh massa yang akan di timbang diatas
piringan, lalu jarum akan menunjukkan hasil massa benda tersebut.
2. Neraca Ohaus
Benda yang akan diukur massanya diletakkan pada piringan neraca kemudian,
anak timbangan pada setiap legan digerak-gerakkan hingga lengannya seimbang,
hasilnya dapat diketahui dengan menjumlahkan bilangan pada setiap lengan neraca.
Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala
terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05. Berdasarkan
referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara matematis dapat
ditulis:Ketidakpastian = ½ x skala terkecil.
3. Neraca Pegas
Gantungkan benda yang akan diukur massanya pada pengait yang terdapat di
bagian bawah pegas. Setelah keadaan sistem tenang, lihat skala yang ditunjukan oleh
penunjuk skala. Cara membaca neraca pegas ini sama halnya seperti penggunaan alat
ukur mistar yaitu melihat angka yang ditunjukan oleh penunjuk skala.
4. Neraca lengan gantung
Cara kerja alat ini yaitu dengan menyeimbangkan lengan piring timbang
dengan batang skala dengan menggeser beban yang menempel pada batang. Hasil
dibaca dengan membaca skala yang ditempati pemberat tersebut.
D. Cara mengkalibrasi alat ukur massa
1. Neraca Ohaus
kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara
memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan
posisi dua garis pada neraca sejajar.
2. Neraca pegas
Adapun cara pengkalibrasi neraca ini adalah dengan cara memutar sekrup yang
ada di bagian atas dinamometer tanpa beban hingga garis penunjuk skala menunjukan
pada skala nol
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat ukur massa adalah instrument atau alat yang di gunakan untuk menghitung besaran
massa. Terdapat beberapa alat ukur massa, yaitu neraca analog, neraca dua lengan, neraca ohaus,
neraca pegas, neraca langkah, neraca gantung, dan neraca elektronik. Dalam melakukan
praktikum, seringkali terjadi kesalahan. Kesalahan ini terjadi karena alat ukur yang digunakan
atau pratkian. Apabila terjadi kesalahan pada alat ukur, maka alat tersebut harus dilakukan
kalibrasi. Tujuan dari pengkalibrasian alat ukur massa, yaitu untuk menentukan deviasi
konvensional nilai penunjukan suatu instrumen ukur, menjamin nilai – nilai pengukuran sesuai
standar nasional maupun internasional. Cara pengkalirasian alat ukur massa seluruhnya sudah
dijelaskan didalam pembahasan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan–kesempatanberikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA