Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari manusia sangat erat kaitannya dengan fisika. Semua
benda yang ada di langit maupun di bumi tidak lepas dari hukum-hukum
fisika, salah satu contohnya yaitu tentang sistem katrol. Hal-hal kecil di
lingkungan sekitar tidak lepas dari penggunaan sistem katrol, namun
kebanyakan orang seolah-olah tidak memperhatikan fenomena-fenomena
tersebut secara seksama.

Contoh sistem katrol yang ada dalam kehidupan sehari-hari yaitu penggunaan
katrol untuk menimba air sumur. Pada saat menimba air sumur, salah satu sisi
tali harus ditarik ketika ember sudah ada di dasar sumur agar ember tersebut
tertarik ke atas. Tidak hanya peristiwa tersebut saja yang merupakan contoh
penerapan sistem katrol dalam kehidupan. Contoh lainnya yaitu sebagai
peralatan untuk memanjat tebing, mobil derek, dan alat-alat pengangkat peti
barang di pelabuhan.

Meskipun peristiwa-peristiwa di atas dekat dengan kehidupan sehari-hari


manusia, namun masih banyak yang belum mampu menemukan faktor apa
saja yang mempengaruhi kerja sistem katrol. Oleh karena itu, penting
dilakukannya praktikum ini untuk menemukan faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kerja sistem katrol dan bagaimana pengaruh dari faktor-faktor
tersebut terhadap percepatan sistem.
2

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kerja sistem katrol?
2. Bagaimana pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap percepatan
sistem?

C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dalam percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja sistem katrol dengan
pembuktian persamaan dari analisis Hukum II Newton.
2. Menemukan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap percepatan sistem
katrol.

D. Hipotesis
Adapun hipotesis dari percobaan kali ini adalah:
1. Faktor yang mempengaruhi kerja sistem katrol antara lain massa katrol,
massa beban, dan percepatan gravitasi.
2. Semakin besar massa yang digunakan pada satu sisi, maka percepatan
katrol akan semakin besar.
3

II. LANDASAN TEORI

Benda m1 dan m2 dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol. Massa tali
biasanya sangat kecil dibandingkan dengan massa dua benda sehingga massa tali
dapat diabaikan atau tali dianggap tidak bermassa. Jika massa katrol juga sangat
kecil dibandingkan dengan massa dua benda maka katrol juga dapat dianggap tak
bermassa.

Untuk menganalisis gerakan dua benda, mari kita misalkan tegangan tali T. Kita
juga asumsikan bahwa m1 > m2. Dengan asumsi ini maka benda m1 bergerak ke
bawah dan benda m2 bergerak ke atas. Diagram gaya yang bekerja pada masing-
masing benda tampak pada Gambar 1.1. Karena dihubungkan dengan tali maka
percepatan dua benda sama.

Gambar 2.1 Sistem Katrol


4

Dengan mengamati diagram gaya pada Gambar ,,, kita dapatkan gaya total yang
bekerja pada masing-masing beban adalah

𝑊1 − 𝑇 = 𝑚1 𝑎 … (1)

𝑇 − 𝑊2 = 𝑚2 𝑎 … (2)

Gambar 2.2 . Diagram Gaya

Selanjutnya, jumlahkan persamaan (1) dan (2) sehingga diperoleh

𝑊1 − 𝑊2 = (𝑚1 + 𝑚2 )𝑎

Atau

𝑊1 − 𝑊2 𝑚1 𝑔 − 𝑚2 𝑔 𝑚1 − 𝑚2
𝑎= = = 𝑔
𝑚1 + 𝑚2 𝑚1 + 𝑚2 𝑚1 + 𝑚2

Tampak dari persamaan di atas bahwa percepatan benda makin kecil jika selisih
massa dua beban makin kecil. Dengan demikian, kita dapat menghasilkan
percepatan yang dinginkan dengan memilih massa dua benda yang sesuai.

(Abdullah, 2016 : 262-264)


5

Berikut ini adalah jenis katrol yaitu katrol tetap, mejemuk dan tetap, beriku
pembahasannya:

1. Katrol Tetap

Prinsip kerja katrol tetap adalah besar gaya kuasa sama dengan berat beban,
sedangkan lengan kuasa sama dengan lengan beban. Dengan demikian,
keuntungan mekanis katrol tetap adalah untuk mengubah arah gaya, yakni gaya
angkat searah gaya berat orang yang mengangkat.

Katrol tetap adalah katrol yang bergerak tetap pada tempatnya dan tidak
berpindah. Penggunaan katrol ini sering kita jumpai pada kerekan sumur untuk
mengambil air di dalam sumur. Katrol ini masih tergolong mengangkat beban
tidak telalu berat. Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Katrol Tetap

Rumus katrol tetap

F=W

Keterangan:
F = Gaya kuasa
W = Berat Beban
6

2. Katrol Bergerak
Katrol bergerak adalah katrol dengan salah ujung tali terikat pada tempat yang
tetap dan ujung yang lain ditarik ke atas pada sebuah gaya. Benda yang akan
diangkat digantungkan pada poros katrol hingga besar beban total ialah berat
katrol ditambah dengan berat beban benda.

Pada katrol bergerak, benda yang diangkat digantungkan pada poros katrol.
Dengan demikian, gaya kuasanya adalah setengah kali berat beban.
Keuntungan mekanik katrol bergerak jika gaya gesekannya diabaikan adalah
beban/kuasa = W/F=2.

Katrol ini di gunakan untuk mengangkat beban yang berat misalnya peti-peti
yang ada di pabrik dan bahan bangunan. Dalam pembangunan Gedung pasti
ada yang namanya Crane yaitu alat untuk menangkat bahan bangunan untuk ke
atas. Alat ini menggunakan katrol untuk mengangkat bebannya.

Gambar 2.4 Katrol Bergerak

3. Katrol Majemuk
Katrol ini adalah katrol yang memiliki tumpuan titik lebih dari satu bisa dua,
tiga dan seterusnya. mengapa memiliki titik tumpuan yang banyak? Karena
katrol ini di gunakan untuk mengangkat beban yang sangat berat hingga ber ton
ton.
7

Alat yang menggunakan katrol ini adalah alat untu mengangkat kerangka
jembatan, dan peti kemas. Berat yang di tanggung sangat berat sehingga katrol
ini memiliki jumlah tumpuan yang lebih banyak.

Katrol majemuk merupakan gabungan dari katrol bergerak dan katrol tetap.
Dalam prinsip katrol majemuk adalah bebean diletakkan pada titik poros katrol
bergerak. Katrol ini di hubungkan dengan beberapa katrol bergerak lainnya dan
saling terkait.

Gambar 2.5 Katrol Majemuk

Rumus Katrol Majemuk


W=2Fn

Keterangan:
w = beban ( N )
F = kuasa ( N )
n = banyaknya katrol tiap blok

(Sari, 2019)

Hukum Newton tentang gerak dikenal di dalam tiga formulasi, yaitu: Hukum 1
Newton, Hukum II Newton, dan Hukum III Newton.
8

a. Hukum I Newton mengatakan bahwa: “Jika resultan gaya yang bekerja pada
suatu benda sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam akan terus
diam, sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan
kecapatn konstan.” Hukum I Newton dituliskan dalam formulasi matematis:

∑𝐹 = 0

b. Hukum II Newton menyatakan bahwa: “Percepatan yang dihasilkan oleh


resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan
resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding balik dengan
massa benda.” Hukum II Newton dituliskan dalam formulasi matematis:

∑𝐹 = 𝑚 . 𝑎

c. Hukum III Newton menyatakan bahwa: “Setiap gaya (gaya aksi) yang
mengenai sebuah benda kedua, maka benda kedua tersebut akan
menghasilkan gaya (gaya reaksi) yang sama besar dan berlawanan arah pada
benda pertama” Hukum III Newton dituliskan dalam formulasi matematis:

∑𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −∑𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖

(Rahayu, 2013)

Gambar 2.6 Sistem Katrol


9

Jika m2 > m1, maka:


𝑊2 − 𝑊1
𝑎=
𝑚1 + 𝑚2

Untuk benda 1:
T – W1 = m . a

Untuk benda 1:
W2 - T =m.a

(Widodo, 2009: 59)


10

III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
sebagai berikut.

No Alat Jumlah Gambar


1 Balok Pendukung 1 Buah

2 Beban 50 Gram 4 Buah

3 Benang 130
Centimeter

4 Dasar Statif 2 Buah


11

5 Batang Statif 2 Buah


Pendek

6 Batang Statif 1 Buah


Panjang

Tabel 3.1 Alat dan Bahan

B. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Merangkai alat seperti pada gambar.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan


2. Memasang beban sebesar 50 gram pada tali bagian kiri dan beban sebesar
100 gram pada tali bagian kanan pada percobaan pertama.
3. Membuat beban pada bagian kanan dan kiri sejajar yaitu sama-sama
berada pada beban 50 gram.
4. Menekan tombol video pada handphone kemudian melepaskan karol
sehingga beban pada bagian kanan mencapai lantai.
5. Memasang beban sebesar 50 gram pada tali bagian kiri dan beban sebesar
150 gram pada tali bagian kanan pada percobaan kedua.
6. Membuat beban pada bagian kanan dan kiri sejajar yaitu sama-sama
berada pada beban 50 gram.
12

7. Menekan tombol video pada handphone kemudian melepaskan karol


sehingga beban pada bagian kanan mencapai lantai.
8. Mencatat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan.
13

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan kali ini adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Percobaan menggunakan beban 50 dan 100 gram.

Tabel 4.2 Hasil Percobaan menggunakan beban 50 dan 100 gram.


14

B. Pembahasan
Percobaan mengenai sistem katrol ini dilakukan dengan menggunakan 2
beban massa yang berbeda yang masing-masing beban massa tersebut di
pasang di ujung-ujung tali dan kemudian digantungkan pada katrol. Pada
percobaan kali ini diperoleh data hasil percobaan mengenai percepatan sistem
katrol.

Percobaan ini membutukan beberapa alat dan bahan, yaitu: 2 buah dasar statif,
2 buah batang statif pendek, 1 buah batang statif panjang, 1 buah balok
pendukung, 1 buah penahan penjepit, tali, 4 buah beban 50 gram, tali
sepanjang 130 cm, dan 1 buah katrol. Adapun prosedur percobaan yang harus
dilakukan, yaitu: menyiapkan alat dan bahan, merangkai alat, memasang
beban sebesar 50 gram pada tali bagian kiri dan beban sebesar 100 gram pada
tali bagian kanan pada percobaan pertama, membuat beban pada bagian kanan
dan kiri sejajar yaitu sama-sama berada pada beban 50 gram, menekan tombol
video pada handphone kemudian melepaskan karol sehingga beban pada
bagian kanan mencapai lantai, memasang beban sebesar 50 gram pada tali
bagian kiri dan beban sebesar 150 gram pada tali bagian kanan pada percobaan
kedua, membuat beban pada bagian kanan dan kiri sejajar yaitu sama-sama
berada pada beban 50 gram, menekan tombol video pada handphone
kemudian melepaskan karol sehingga beban pada bagian kanan mencapai
lantai, dan mencatat hasil percobaan pada tabel hasil pengamatan.

Hasil percobaan sistem katrol dengan menggunakan teori berdasarkan


(m2 −m1 )g
persamaan: a = 1 diperoleh hasil berturut-turut sebesar 𝑎1 =
( mk +m1 +m2 )
2

3,015 𝑚/𝑠 2 dan 𝑎2 = 4,612 𝑚/𝑠 2 .

Untuk menemukan faktor yang mempengaruhi percepatan sistem dari hasil


percobaan, digunakan penurunan rumus:
15

Gambar 4.1 Sistem Katrol

Tinjau Benda 1
∑𝐹𝑦 = 𝑚 . 𝑎
𝑇1 − 𝑊1 = 𝑚1 . 𝑎
𝑇1 − 𝑚1 𝑔 = 𝑚1 . 𝑎
𝑇1 = 𝑚1 . 𝑎 + 𝑚1 𝑔

Tinjau Benda 2
∑𝐹𝑦 = 𝑚 . 𝑎
𝑊2 − 𝑇2 = 𝑚2 . 𝑎
𝑚2 𝑔 − 𝑇2 = 𝑚2 . 𝑎
16

𝑇2 = 𝑚2 𝑔 − 𝑚2 . 𝑎

Katrol
∑𝜏 = 𝐼 . 𝛼
1 𝑎
(𝑇2 𝑅) − (𝑇1 𝑅) = 𝑚𝑘 𝑅 2
2 𝑅
1 𝑎
(𝑇2 − 𝑇1 ) = 𝑚𝑘 𝑅 2
2 𝑅
1
(𝑇2 − 𝑇1 ) = 𝑚𝑘 𝑎
2
1
(𝑚2 𝑔 − 𝑚2 𝑎) − (𝑚1 𝑎 − 𝑚1 𝑔) = 𝑚 𝑎
2 𝑘
1
𝑚2 𝑔 − 𝑚2 𝑎 − 𝑚1 𝑎 − 𝑚1 𝑔 = 𝑚 𝑎
2 𝑘
1
𝑚2 𝑔 − 𝑚1 𝑔 = 𝑚 𝑎 + 𝑚1 𝑎 + 𝑚2 𝑎
2 𝑘
1
(𝑚2 − 𝑚1 )𝑔 = 𝑎 ( 𝑚𝑘 𝑎 + 𝑚1 + 𝑚2 )
2
(𝑚2 − 𝑚1 )𝑔
𝑎=
1
(2 𝑚𝑘 + 𝑚1 + 𝑚2 )

Berdasarkan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan


sistem adalah massa beban, massa katrol, dan gravitasi. Hal ini sesuai dengan
persamaan:
(𝑚2 − 𝑚1 )𝑔
𝑎=
1
(2 𝑚𝑘 + 𝑚1 + 𝑚2 )

Berdasarkan tabel 4.1 pada percobaan 1 dengan menggunakan tracker dengan


massa benda 𝑚1 = 50 gr, 𝑚2 = 100 gr dan dihasilkan nilai percepatan(a) =
2,801E0 m/s. Berdasarkan tabel 4.2 pada percobaan 2 menggunakan tracker
dengan massa benda 𝑚1 = 50 gr, 𝑚2 = 150 gr dan dihasilkan nilai
percepatan(a) = 4,726E0 m/s.

Perbedaan hasil yang berbeda yang dilakukan menggunakan perhitungan teori


dan menggunakan tracker tidak terlalu berbeda jauh, meskipun begitu
17

kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat perhitungan baik teori ataupun


tracker merupakan salah satu faktornya. Antara lain pada saat menggunakan
tracker bias saja salah dalam menentukan titik masa sehingga berpengaruh
pada hasil perhitungannya dan saat pengambilan video tidak tepatnya
pengambilan sehingga mempengaruhi hasil pada tracker. Meskipun berbeda
hasil, penggunaan aplikasi tracker bias membantu dalam perhitungan karena
lebih detail dalam pengambilan data, sehingga hasil data yang dihasilkan
lebih akurat. Hasil percobaan menggunakan teori berdasarkan persamaan:
(m2 −m1 )g
a= 1 diperoleh hasil berturut-turut sebesar 𝑎1 = 3,015 𝑚/𝑠 2
( mk +m1 +m2 )
2

dan 𝑎2 = 4,612 𝑚/𝑠 2 . Sementara berdasarkan percobaan yang ditunjukan


pada hasil tracker, nilai percepatan pada percobaan 1 dan 2 berturut-turut
sebesar 𝑎1 = 2,801 𝑚⁄𝑠 2 dan 𝑎2 = 4,726 𝑚⁄𝑠 2 Selisih pada percobaan

pertama sebesar 0,214 𝑚⁄𝑠 2 dan selisih pada percobaan kedua sebesar 0,114
𝑚⁄ .
𝑠2

Perbedaan hasil yang berbeda yang dilakukan menggunakan perhitungan teori


dan menggunakan tracker tidak terlalu berbeda jauh, meskipun begitu
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat perhitungan baik teori ataupun
tracker merupakan salah satu faktornya. Antara lain pada saat menggunakan
tracker bisa saja salah dalam menentukan titik masa sehingga berpengaruh
pada hasil perhitungannya dan saat pengambilan video tidak tepatnya
pengambilan sehingga mempengaruhi hasil pada tracker. Meskipun berbeda
hasil, penggunaan aplikasi tracker bisa membantu dalam perhitungan karena
lebih detail dalam pengambilan data, sehingga hasil data yang dihasilkan
lebih akurat.

Adapun kendala saat melakukan praktikum antara lain: leher tripod yang
patah sehingga kualitas video yang direkam kurang stabil, katrol yang tidak
baik, tali yang kurang panjang, background latar yang terlalu ramai sehingga
mempersulit analisis pada tracker, dan beban yang sering terlepas satu sama
lain.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapatkan setelah melakukan percobaan kali ini adalah
sebagai berikut.
1. Faktor yang mempengaruhi kerja sistem katrol antara lain massa beban,
massa katrol, dan percepatan gravitasi. Hal ini sesuai dengan persamaan:
(𝑚2 − 𝑚1 )𝑔
𝑎=
1
(2 𝑚𝑘 + 𝑚1 + 𝑚2 )

2. Semakin besar percepatan gravitasi, maka percepatan sistem katrol akan


semakin besar, begitu pula sebaliknya. Dan semakin besar massa katrol, maka
percepatan sistem akan semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Rahayu, S., & Purwanto, J. 2013. Identifikasi Model Mental Siswa SMA Kelss X
pada Materi Hukum Newton tentang Gerak. Jurnal Kaunia. 09 (02), 12-
20.

Sari, Novita. 2019. Katrol – Pengertian, Rumus, Jenis, Contoh Soal. Diakses dari
https://rumus.co.id/katrol/ pada tanggal 15 November 2019 pada pukul 19.58
WIB.

Widodo, Tri. 2009. FISIKA untuk SMA/MA Kelas 10. Jakarta: Pusat Perbukuan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai