Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR1

PERCOBAAN KESETIMBANGAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisika Dasar 1 yang diampu oleh:
Nugroho Adi Pramono, S.Si, M. Sc

Oleh :
Nama : Siti Aisyah
NIM : 220322600541
Offering : N-N

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA
SEPTEMBER 2022
KESETIMBANGAN
A. TUJUAN
Beberapa kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa dala praktikum percobaan
kesetimbangan berikut yaitu:
1. Mampu merangkai set alat percobaan dengan terampil dan benar
2. Mampu menggunakan prinsip kesetimbangan dengan benar
3. Mampu menerapkan teori ralat rambat dengan benar
B. DASAR TEORI
Kita sering melihat adanya gedung, jembatan, atau tangga yang disenderkan pada sebuah
bangunan. Pada fenomena itu kita tau bahwa benda tersebut diam. Tidak menutup kemungkinan
ada gaya lain yang ikut bekerja pada benda sehingga benda diam dan membuat total gaya pada
benda menjadi nol. (Binti Dwi Suryani, 2015) Kesetimbangan adalah keadaan dimana benda
diam akan tetap diam dan benda bergerak konstan akan tetap konstan. Maksud dari benda diam
adalah tidak terjadi perubahan gerak maupun rotasi yang disebabkan oleh gaya torka benda,
sehingga keadaan gaya benda bernilai nol. (Wahdini Ramli dkk, 2014). Jika benda bergerak
dengan kecepatan konstan total gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka akan
memiliki momentum linier yang konstan. Jika benda memiliki kecepatan sudut konstan
kemudian bergerak, maka momentum sudut akan konstan yang membuat jumlah torsi total
bernilai nol. Dalam kesetimbangan benda, sebenarnya berasal dari hukum 1 newton dimana
setiap benda diam atau bergerak lurus beraturan dan memiliki kecepatan konstan, tidak ada gaya
yang bekerja, hal ini menunjukan mengapa benda tegar dikatakan seimbang. (Liatissani
Eftikasari, 2016). Benda tegar akan dikatakan setimbang mekanis, apabila dilihat dari kerangka
inersianya :
• Percepatan linier pusat massa ( pm) bernilai 0.
• Percepatan sudutnya tetap bernilai 0.
Benda tegar yang bermassa M akan bergerak translasi apabila memenuhi persamaan berikut,
dengan a⃗ pm harus bernilai 0.

F eks= M: a⃗ pm
Keterangan:

F eks: jumlah vektor yang bekerja pada benda
M: massa benda
a⃗ pm : percepatan linear pusat massa
Momen gaya adalah hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu :
(Young, 2002) τ = F.l
Agar benda tetap diam, maka torsi total yang bekerja padanya (dihitung dari sumbu mana saja)
harus nol. Sehingga syarat kesetimbangan adalah (Giancoli, 2001)
Στ = 0
Syarat benda dikatakaan dalam keadaan seimbang adalah : (Ahmad Muhtar Alghozali S.Si,
2021)
1. Kesetimbangan translasinya benilai nol.
Jumlah vektor gaya eksternal yang mempengaruhi benda bernilai
ΣF = 0 atau ΣF = F1 + F2 + F3+… = 0 Berikut persamaannya dalam skalar
Fx = F1x + F2x + F3x+…= 0
Fy = F1y + F2y + F3y +…=0
Fz = F1z + F2z + F3z+…=0
2. Kesetimbangan rotasinya bernilai nol.
Jumlah vektor semua torka eksternal yang bekerja pada benda bernilai 0 terhadap
sembarang sumbu tetap. Rumus Torka : τ = I .
Keterangan :
τ : Torka (Mm)
I : Momen inersia (kgm²)
a⃗ : Sudut yang diberi

B. ALAT DAN BAHAN


Dalam praktikum percobaan ini alat dan bahan yang kan digunakan adalah sebagai
berikut :
1 Kertas milimeter blok
.

2 Benang
.

3 Pipa berongga
.
4 Statip
.

5 Beban
.

6 Triplek
.

7 Busur
.

Kegunaan setiap alat dan bahan


 Pada tabel nomer 1 yaitu kertas mili meter blok digunakan untuk menggambar tingkat
presisi yang baik
 Pada tabel nomer 2 yaitu benang digunakan untuk mengaitkan beban pada katrol dan pipa
berongga
 Pada tabel nomer 3 yaitu pipa berongga digunakan untuk pengujian kesetimbangan
 Pada tabel nomer 4 yaitu statip digunakan untuk menempelkan kertas mili meter blok
 Pada table nomer 5 yaitu beban sebagai uji kesetimbangan
 Pada table nomer 6 yaitu triplek digunakan sebagai alas atau papan kertas milimeter blok
melekat
 Pada tabel nomer 7 yaitu digunakan untuk mengukur kemiringan benda dan sudut
C. PROSEDUR PERCOBAAN

Gambar i
Prosedur yang akan dilakukan untuk praktikum kesetimbangan yaitu menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan seperti tali benang, beban, statip, mili meter blok, pipa berongga,
neraca, mistar, selotip, gunting, dan busur dengan Langkah- langkah sebagai berikut:

1. Menimbang 1 per 1 massa beban dan pipa berongga kemudian menimbang


keduanya menggunakan neraca
2. Mengukur Panjang pipa berongga menggunakan mistar
3. Menempelkan kertas mili meter blok pada statip dengan selotip
4. Merangkai pipa berongga dan beban pada tali benang kemudian menyusunya
seperti pada gambar i
5. Memastikan pipa berongga berada pada tengah- tengah dalam keadaan stabil
kemudian menandai titik A-E
6. Menggeser beban yang berada pada lengan pipa berongga untuk memberikan titik
baru yaitu A-F dengan keterangan berubah dari posisi stabil
7. Menarik garis untuk menandai semua titik- titik untuk menentukan sudut ABC,
sudut BCA dan sudut kemiringan

D. DATA PERCOBAAN
Masa pipa berongga :10,9 gram
Massa beban kanan:25,33 gram
Massa beban kiri: 25,33 gram
Massa beban tengah: 35,57 gram
Massa total beban: 86,23 gram
Panjang pipa berongga : 10,96 cm
No. Sudut Kemiringan Sudut ABC Sudut BCD

1. 0° 120° 120°

2. 11° 130° 107°

3 33° 155° 85°

E. ANALISIS DATA
 Metode analisis data
Dalam menganalisis data pada poin E menggunakan metode analisis ralat rambat
diakrenakan hasil pengukuran mengalami perambatan sehingga simpangan atau
standar deviasi rata- ratanya juga mengalami perambatan
Gaya dan torka bekerja pada benda menggunkan rumus berikut:
F X = m.g cos θ
Fy = m.g cos θ
Ʈ y =F y . l
= m.g.l sin sin θ

Teori ralat rambat



F x = m.g cos θ

√| || |
2 2
∂FX 2 ∂ FX 2
S⃗
F x= . .∆m + . .∆θ
∂m 3 ∂θ 3

√| || |
2 2
S⃗
F x= ∂ m. g cos cos θ 2 ∂ m . g cos cos θ 2
. .∆m + . .∆θ
∂m 3 ∂θ 3

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g cos cos θ . . ∆ m + −m . g sin sin θ . . ∆ θ
3 3


F y = m.g sin θ

√| || |
2 2
∂Fy 2 ∂Fy 2
S⃗
F y= . .∆m + . .∆θ
∂m 3 ∂θ 3
√| || |
2 2
S⃗
F y= ∂ m. g sin sinθ 2 ∂m . g sin sin θ 2
. .∆m + . .∆θ
∂m 3 ∂θ 3

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g sin sin θ . . ∆ m + −m. g cos cos θ . . ∆ θ
3 3

Ʈ y =m . g . l sin sin θ

√| || || |
2 2 2
∂τy 2 ∂τ 2 ∂τ y 2
Sτ y = . .∆m + y . .∆θ + . . ∆l
∂m 3 ∂θ 3 ∂l 3
Sτ y=

√| || || |
2 2 2
∂ m. g .l sin sin θ 2 ∂ m. g .l sin sin θ 2 ∂ m. g . lsin sin θ 2
. .∆m + . .∆θ + . .∆l
∂m 3 ∂θ 3 ∂l 3


Sτ = |g .l sin sin θ . . ∆ m| +|m. g .l cos cos θ . . ∆ θ| +|m. g sin sinθ . . ∆ l|
2 2 2
2 2 2
y
3 3 3

 Analisis Data
Dismbil data terbaik yaitu pada percobaan 2 dan 3
Nst mistar = 0,001 m
½ nst = 0,0005 m
Nst neraca = 0,0001 kg
½ nst = 0,000005 kg
Nst busur = 1̊
Percobaan 2
Percobaan 2 Lengan(m) ꝋ g(m/s2) m(kg)
System 1 0,081 180̊-118̊= 62̊ 9,8 0,02533
System 2 0,012 0̊ 9,8 0,3557
System 3 0 0̊ 9,8 0,1096
System 4 0,074 180̊-118̊= 62̊ 9,8 0,02533


F x1 ¿ m . g cos 62 °
¿ 0,02533 . 9,8 .0,469
¿ 0,116421746 N °


F x2= m . g cos 0 °
= 0,8857.9,8.1
= 3,48586

F x3 = m . g cos 0 °
= 0,01096.9,8.1
=0,0107408

F x 4 ¿ m . g sin 62°
.=0,2533.9,8.0,469
=0,116421746

F y 1=m . g sin 62 °
= 0,02533.9.8.0,8829
= 2,191657986

F y 4 = m . g sin 62 °
= 0,02533.9,8.0,8829
= 2,191657986
Komponen untuk torsi
Tx1= Fx1.lengan 1
= 0,116421746.0,081
= 0,094301614
Tx2= Fx2. Lengan 2
= 3,48586.0
=0
Tx3= Fx3. Lengan 3
= 0,107408.0
=0
Tx4= Fx4. Lengan4
= 0,116421746.0,074
= 0,0086152092
Ty1= Fx1.lengan 1
=0,116421746.0,081
= 0,0094301614
Ty2= Fx2.lengan 2
= 3,48586.0,012
= 0,4183032
Ty3 = Fx3.lengan 3
= 0,107408.0

Ty4= fx4.lengan 4
= 0,116421746.0,074
= 0,0086152092
ΣFx= Fx1+Fx2+Fx3+Fx4
= 0,116421746+3,48586+0,107408+0,116421746
= 3,826111492
= 3,83
ΣFy= Fy1+Fy2+Fy3+Fy4
= 2,191657986+3,48586+0,105216
= 5,782733986
= 5,78
ΣTx= Tx1+Tx2+Tx3+Tx4
= 0,0094301614+0,04183032+0+0,0086152092
= 0,0598756906
ΣTy= Ty1+Ty2+Ty3+Ty4
= 0,0094301614+0,4183032+0+0,008452092
= 0,436385706
= 0,44
Arah relative Fx

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g cos θ . . ∆ m + −m . g sin θ . . ∆ θ
3 3
√| || |
2 2
S⃗
F x1 = 2 2
9,8 cos 62 . .0,00005 + −0,02533 .9,8 sin 62 .0,5
3 3

S⃗
F x1 = √ 0,005557157
S⃗
F x1 = 0,0745463413

SFx 1
RR = x 100 %
Fx 1
0,074546341
RR = x 100 %
0,1164217446
RR = 0,640328587.100 %
RR = 0,64 %(2 AP)
Jadi , ⃗
F x1 dengan ralat relatif sebesar 0,64 %(2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g cos θ . . ∆ m + −m . g sin θ . . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
S⃗
F x 4= 2 2
9,8 cos 62 . .0,00005 + −0,02533 .9,8 sin 62 .0,5
3 3

S⃗
F x 4= √ 0,005557157
S⃗
F x 4= 0,0745463413

SFx 4
RR = x 100 %
Fx 4
0,074546341
RR = x 100 %
0,1164217446
RR = 0,640328587.100 %
RR = 0,64 %(2 AP)
Jadi , ⃗
F x 4 denganralat relatif sebesar 0,64 % (2 AP )
Arah telatif Fy

√| || |
2 2
S⃗
F y1 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3
√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y1= 9,8 sin62 . .0,000005 + 0,02533 .9,8 cos 62. .0,5
3 3
F y1= √|0,0000288414|2+|0,388074867|2
S⃗

S⃗
F y1= √ 0,1506002558
S⃗
F y1= 0,3880724878

SFy 2
RR = x 100 %
Fy 1
0,3880724878
RR = x 100 %
−0,191657986 N
RR = 0,1770679939 x 100 %
RR = 0,17 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 1 dengan ralat relatif sebesar 0,17 % (2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F y2 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y2= 9,8 sin 0 . .0,000005 + 0,03557.9,8 cos 0. .0,5
3 3
F y2 = √|0|2+|0,11619553333|2
S⃗

S⃗
F y2 = 0,1146195334

SFy 2
RR = x 100 %
Fy 2
0,1146195334
RR = x 100 %
3,48586 N
RR = 0,333333335 x 100 %
RR = 0,33 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 2=0,9 ± 0,2 N denganralat relatif sebesar 0,33 % (2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F y3 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3
√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y3 = 9,8 sin 0 . .0,000005 + 0,01096.9,8 cos 0. .0,5
3 3
F y3 = √|0|2+|00358026667|2
S⃗

S⃗
F y3 = 0,035802666

SFy 3
RR = x 100 %
Fy 3
0,0358026661
RR = x 100 %
3,48586 N
RR = 0,03402777239 x 100 %
RR = 0,34 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 3 dengan ralat relatif sebesar 0,34 %(2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
Fy4 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y 4= 9,8 sin 62 . .0,000005 + 0,02533.9,8 cos 62. .0,5
3 3
F y 4= √|0,002672244|2+|00,0194036243|2
S⃗

S⃗
F y 4= 0,0030487468

SFy 4
RR = x 100 %
Fy 4
0,0030487468
RR = x 100 %
2,1916657986 N
RR = 0,0013910687 x 100 %
RR = 0,001 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 4 dengan ralat relatif sebesar 0,001 %(2 AP)

Arah relatif Ty

√| || || |
2 2 2
Sτ y= 2 2 2
g .l sin θ . . ∆ m + m. g .l cos θ . . ∆ θ + m. g sinθ . . ∆ l
3 3 3
Sτ y 1=
√| || |
2 2
2 2
9,8 . 0081 sin62 . .0,000005 + 0,02533 .9,8 . 0,08cos 62. .0,5
3 3
¿

Sτ y 1= √ ¿ 0,0000023362∨+¿ 0,0000031434∨2
Sτ y 1=0,0000000000153387

STy 1
RR = x 100 %
FTy 1
0,0000000000153387
RR = x 100 %
0,0094301614 N
RR ¿ 0,00000000162656 x 100 %
RR = 0,016 % (2 AP)
Jadi, ⃗
F τy 1 dengan ralat relatif sebesar 0,016 %( 2 AP)

√| || || |
2 2 2
Sτ y= 2 2 2
g .l sin θ . . ∆ m + m. g .l cos θ . . ∆ θ + m. g sinθ . . ∆ l
3 3 3
Sτ y 2=

√| || |
2 2
2 2
9,8 . 0,012 sin 0. .0,000005 + 0,2557.9,8 . 0,012 cos 0 . .0,5
3 3
¿

Sτ y 2= √ ¿ 0∨+ ¿ 0,0000013943∨2
Sτ y 2=0,000013943

STy 2
RR = x 100 %
FTy 2
0,0,000013943
RR = x 100 %
0,4183032 N
RR ¿ 0,000003832 x 100 %
RR = 0,033 % (2 AP )
Jadi, ⃗
F τy 2 dengan ralat relatif sebesar 0,033 % ( 2 AP )
√| || || |
2 2 2
Sτ y= 2 2 2
g .l sin θ . . ∆ m + m. g .l cos θ . . ∆ θ + m. g sinθ . . ∆ l
3 3 3
Sτ y 4=

√| || |
2 2
2 2
9,8 . 0,074 sin 62 . .0,000005 + 0,02533.9,8 . 0,074 cos 62. .0,5
3 3
¿

Sτ y 4= √ ¿ 0,0000021343∨2+¿ 0,0000013943∨2
Sτ y 4=0,000003578

STy 4
RR = x 100 %
FTy 4
0,0,000003578
RR = x 100 %
0,0086152092 N
RR ¿ 0,000415312 x 100 %
RR = 0,041 % (2 AP)
Jadi, ⃗
F τy 4 dengan ralat relatif sebesar 0,041% ¿
Percobaan 3
Percobaan 2 Lengan(m) ꝋ g(m/s2) m(kg)
System 1 0,093 180̊-122̊=58̊ 9,8 0,02533
System 2 0,03 0̊ 9,8 0,3557
System 3 00 0̊ 9,8 0,1096
System 4 0,035 180̊-116̊= 64̊ 9,8 0,02533


F x1 ¿ m . g cos 58 °
¿ 0,02533 . 9,8 .0,5299
¿ 0,1,315391966 N


F x 4 ¿ m . g cos 58 °
.=0,2533.9,8.0,8988
=0,2231127

F y 1=m . g sin 58 °
= 0,02533.9,8.0,8480
= 0,210502432

F y 2= m . g sin 0 °
= 0,02533.9,8
= 0,348586

F y 2= m . g sin 0 °
= 0,01096.9,8
= 0,107408

F y 1=m . g sin 64 °
= 0,02533.9,8.0,8988
= 0,2231127
Komponen untuk torsi
Tx1= Fx1.lengan 1
= 1,315391966.0,093
= 0,1223314528
Tx4= Fx4. Lengan4
= 0,.1088257856.0,0763
= 0,00685660245
Ty1= Fx1.lengan 1
=0,116421746.0,081
= 0,0094301614
Ty2= Fx2.lengan 2
= 3,48586.0,012
= 0,4183032
Ty3 = Fx3.lengan 3
= 0,107408.0

Ty4= fx4.lengan 4
= 0,116421746.0,074
= 0,0086152092
ΣFx= Fx1+Fx2+Fx3+Fx4
= 1,315391966+0+0+0,1088257856
= 1,4242177516
= 1,42
ΣFy= Fy1+Fy2+Fy3+Fy4
= 0,1223314528+0,348586+0,,2231127
= 0,8014381528
= 0,8
ΣTx= Tx1+Tx2+Tx3+Tx4
= 0,1223314528+0+0+0,0068560245
= 1,291874773
= 0,13
ΣTy= Ty1+Ty2+Ty3+Ty4
= 0,1223314528+0+0+0,0068560245
= 1,291874773
= 0,13
Arah relative Fx

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g cos θ . . ∆ m + −m . g sin θ . . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
S⃗
F x1 = 2 2
9,8 cos 58 . .0,00005 + −0,02533 .9,8 sin 58 .0,5
3 3

S⃗
F x1 = √ 0,5126483635
S⃗
F x1 = 0,7159946672

SFx 1
RR = x 100 %
Fx 1
0,7159946672
RR = x 100 %
1,315391966
RR = 0,5443203894.100 %
RR = 0,54 %(2 AP)
Jadi , ⃗
F x1 dengan ralat relatif sebesar 0,64 %(2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F x= 2 2
g cos θ . . ∆ m + −m . g sin θ . . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
S⃗
F x 4= 2 2
9,8 cos 64 . .0,00005 + −0,02533 .9,8sin 64 .0,5
3 3

S⃗
F x 4= √ 0,005759092
S⃗
F x 4= 0,758886816

SFx 4
RR = x 100 %
Fx 4
0 , 758886816
RR = x 100 %
0,1088257856
RR = 0,6974256345.100 %
RR = 0,09 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F x 4 denganralat relatif sebesar 0,09 % (2 AP )
Arah telatif Fy

√| || |
2 2
S⃗
F y1 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y1= 9,8 sin58 . .0,000005 + 0,02533 .9,8 cos 58. .0,5
3 3
F y1= √|0,0000277013|2 +|0,0219231994|2
S⃗

S⃗
F y1= √ 0,0004806275
S⃗
F y1= 0,0219232183

SFy 2
RR = x 100 %
Fy 1
0,0219232183
RR = x 100 %
0,21052432 N
RR = 0,1041471022 x 100 %
RR = 0,10 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 1 dengan ralat relatif sebesar 0,17 % (2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F y2 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y2= 9,8 sin 0 . .0,000005 + 0,03557.9,8 cos 0. .0,5
3 3
F y2 = √|0|2+|0,116195533|2
S⃗

S⃗
F y2 = 0,1161953317

SFy 2
RR = x 100 %
Fy 2
0,1161953317
RR = x 100 %
0,348586 N
RR = 0,3333333286 x 100 %
RR = 0,33 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 2 dengan ralat relatif sebesar 0,33 % (2 AP)

√| || |
2 2
S⃗
F y3 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y3 = 9,8 sin 0 . .0,000005 + 0,01096.9,8 cos 0. .0,5
3 3
F y3 = √|0|2+|00358026667|2
S⃗

S⃗
F y3 = 0,0358026661

SFy 3
RR = x 100 %
Fy 3
0,0358026661
RR = x 100 %
0,107408 N
RR = 0,033333332806 x 100 %
RR = 0,33 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 3 dengan ralat relatif sebesar 0,34 %(2 AP)
√| || |
2 2
S⃗
Fy4 = 2 2
g sin θ . . ∆ m + m. g cos θ . . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S⃗
F y 4= 9,8 sin 64 . .0,000005 + 0,02533 .9,8 cos 64. .0,5
3 3
F y 4= √|0,0000293608|2 +|0,0037015573|2
S⃗

S⃗
F y 4= 0,0037016753

SFy 4
RR = x 100 %
Fy 4
0 , 0,0037016753
RR = x 100 %
0,2231127 N
RR = 0,016591056 x 100 %
RR = 0,01 % (2 AP)
Jadi , ⃗
F y 4 dengan ralat relatif sebesar 0,01 %(2 AP)

Arah relatif Ty

√| || || |
2 2 2
Sτ y= 2 2 2
g .l sin θ . . ∆ m + m. g .l cos θ . . ∆ θ + m. g sinθ . . ∆ l
3 3 3
Sτ y 1=

√| || |
2 2
2 2
9,8 . 0081 sin62 . .0,000005 + 0,02533 .9,8 . 0,08cos 62. .0,5
3 3
¿

Sτ y 1= √ ¿ 0,0000023362∨2+¿ 0,0000031434∨2
Sτ y 1=0,00000000114475

STy 1
RR = x 100 %
FTy 1
0,00000000114475
RR = x 100 %
0,1223314528 N
RR ¿ 0,0000000093865 x 100 %
RR = 0,093 % (2 AP )
Jadi, ⃗
F τy 1 dengan ralat relatif sebesar 0,93 %(2 AP)

√| || || |
2 2 2
Sτ y= 2 2 2
g .l sin θ . . ∆ m + m. g .l cos θ . . ∆ θ + m. g sinθ . . ∆ l
3 3 3
Sτ y 4=

√| || |
2 2
2 2
9,8 . 0,63 sin 64 . .0,000005 + 0,2557 .9,8 . 0,63cos 64 . .0,5
3 3
¿

Sτ 42= √ ¿ 0,0000000000184973∨2+¿ 0,022853415∨2


Sτ y 4=0,02285534221

STy 4
RR = x 100 %
FTy 4
0,02285534221
RR = x 100 %
0,006856245 N
RR ¿ 33,3350722 x 100 %
RR = 33,33 % (2 AP)
Jadi, ⃗
F τy 4 dengan ralat relatif sebesar 0,033 % ( 2 AP )

F. PEMBAHASAN
Pada kesetimbangan benda tegar merupakan suatu kondisi percepatan linier pusat
massa, perpecepatan sudut dan resultan momen gayayang memiliki nilai benda sama
dengan nol.pergerakan awal benda akan secara terus menerus konstan.
Jenis kesetimbanga di bedakan menjadi 2 yaitu kesetimbangan dinamis dan
kesetimbangn statis. Pada kesteimbangan dinamis benda akan bergerak secra translasi
ataupun rotasi. Sedangkan kesetimbangan statis benda akan diam ditempat.
Kesetimbangan statis dibagi menjadi dua yaitu kesetimbangan stabil dengan benda
Ketika diberikan suatu gaya posisi suatu benda akan berubah dan Ketika suatu gaya
dihilangkan suatu benda akan Kembali pada posisi semula. Adapun kesetimbangan statis
labil dengan benda ketika diberikan suatu gaya posisi benda akan berubah namun, jika
suatu gaya dihilangkan maka benda tidak akan Kembali ke posisi semula
Dari hasil pembuktian berdasarkan data yang telah diperoleh syarat kesetimbangan
benda telah berlaku dan adanya ralat untuk menganalisis besar kesalahan yang telah
terjadi data praktikum sebagai berikut
1. Sudut kemiringan11° menghasilkan sudut ABC sebesar130° dan sudut BCD sebesar
107°
2. Sudut kemiringan 33° menghasilkan sudut ABC sebesar 155° dan sudut BCD sebesar
85°

Data tersebut dapat disimpilkan dalam ∑ F x, ∑ F y , ∑ τ y , dengan ralat relatifnya sebagai


berikut:
a. Percobaan 2
Fx=3,8261114923,83 % (2 AP)
Fy=5,782733986 5,78 %(2 AP)
τy=0,436385706 0,44 % (2 AP)
b. Percobaan 3
Fx=1,42421775161,42 % (2 AP)
Fy=0,8014381528 0,8 %(2 AP)
τy=1,219874773 1,3 % (2 AP)

Data yang terdapat pada poin (1dan 2) membuktikan bahwa perubahan titik
poros benda menyebabkan perubahan sudut kemiringan benda serta berpengaruh terhadap
kesteimbangan benda

Syarat kesetimbangan benda ialah resultan seluruh gaya yang bekerja sama
dengan nol. Dalam percobaan kesetimbangan ini reselta gaya yang dihasilkan melebihi nol
dengan contoh Fx = ¿ 3,826111492. Hal jelas telah terjadi kesalahan dalam percobaan praktikum
dan menganalisi data. Kesalahan dalam percobaan dapat berupa kesalahan saat membaca
skala(paralax) dan kurang teliti pada saat memberikan titik untuk membentuk sudut.dan melihat
sudut. Kesalahan saat melakukan analisi data yaitu kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

G. KESIMPULAN
Kesetimbangan benda tegar merupakan kondisi percepatan linier pada pusat massa,
percepatan sudut dan resultan momen gaya yang memiliki nilai benda sama dengan nol.
Setelah melakukan praktikum dapat memperoleh kesimpulan yaitu resultan gaya
yangbekerja pada benda sama dengan nol
Dalam percobaan kesetimbangan memngunakan ralat rambat untuk memperkecil
kesalahan dalam menganalisis. Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil ralat
yang besar sebagai berikut:
a. Percobaan 2
Fx=3,8261114923,83 % (2 AP)
Fy=5,782733986 5,78 %(2 AP)
τy=0,436385706 0,44 % (2 AP)
b. Percobaan 3
Fx=1,42421775161,42 % (2 AP)
Fy=0,8014381528 0,8 %(2 AP)
τy=1,219874773 1,3 % (2 AP)
Dalam praktikum ini pelaku praktikan sudah mampu merangkai set alat percobaan
kesetimbangan dengan baik, menganalisis data, dan menggunakan teori ralat rambat
dengan benar. Namun praktikan juga menyadari jika masih terdapat kesalahan berupa
kesalahan dalam membaca skala, kurang teliti dan kesalahan dalam melakukan
perhitungan.

H. DAFTAR PUSTAKA
Tim praktikum Fisika Dasar I. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Malang: Universitas
Negeri Malang
Serway, Raymond A. dan Jewett,John W. 2014. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika
Halliday.2010. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga
Tim Praktikum Fisika Dasar 1, 2019 Modul Praktikum Fisika Dasar 1, Malang,
Universitas Negeri Malang
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2019 Modul Teori Ralat dan
Keselamatan Kerja, Malang, Universitas Negeri Malang
Sitompul,Alexander. Kesetimbangan Benda Tegar. Dikutip 12 September 2019 dari Situs
Belajar : https://www.studiobelajar.com/kesetimbangan-benda-tegar/
. (Binti Dwi Suryani, 2015), . (Wahdini Ramli dkk, 2014), (Liatissani Eftikasari, 2016),
(Young, 2002), : (Ahmad Muhtar Alghozali S.Si, 2021)

I. LAMPIRAN
Gambar ii laporan sementara

Gambar iii percobaan praktikum kesetimbangan

Cek plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai