Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

“PERCOBAAN KESETIMBANGAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar I
Yang dibimbing oleh Dr. Nasikhuddin, S.Pd, M.Sc

Disusun oleh :
Aisha Nursani
220322601560

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA
OKTOBER 2022
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, diharapkan :
1. Mahasiswa terampl merangkai set percobaan dengan benar.
2. Mampu menerapkan teori ralat rambat dengan benar.
3. Mampu menggunakan prinsip kesetimbangan dengan benar.

B. LANDASAN TEORI
Kesetimbangan merupakan benda diam atau massa pusatnya bergerak
dengan kecepatan konstan (Halliday, 2010: 362). Suatu benda tegar berada
dalam keadaan setimbang mekanis, jika dilihat dari kerangka inersia, percepatan
linier pusat massanya sama dengan nol dan percepatan sudutnya dalam
mengelilingi suatu sumbu tetap dalam kerangka acuan tersebut sama dengan nol
(Tim praktikum Fisika Dasar 1, 2022: 13).
Gerak translasi pada benda bermasssa M diatas daapat dirumuskan
dengan persamaan berikut:

F ekst =M a⃗ pm

F ekst adalah resultan semua gaya eksternal yang bekerja pada beban dan
a pm adalah percepatan linier dalam gerak translasi. Karena syarat terjadinya
keadaan setimbang harus nol, maka syarat pertama untuk keadaan setimbang
adalah jumlah vektor semua gaya eksternal yang bekerja pada benda dalam
keadaan setimbang haruslah sama dengan nol (Tim praktikum Fisika Dasar 1,
2022: 13).
Gerak rotasi suatu benda diatur oleh hukum kedua Newton dalam sudut
berbentuk momentum:

d⃗
L
τ⃗ =
dt

Jika benda berada dalam kesetimbangan translasi yaitu, jika ⃗


L konstan
d⃗L
maka =0 , dan didapatkan:
dt
τ⃗ =0(dalam keadaan setimbang) (Halliday et al., 2018).

Dengan demikian dua persyaratan agar benda dalam keadaan setimbang


adalah sebagai berikut:
1. Jumlah vektor dari semua gaya eksternal yang bekerja pada tubuh harus nol.
2. Jumlah vektor dari semua torsi eksternal yang bekerja pada tubuh diukur
setiap titik yang mungkin, juga harus nol (Serway & Jewett, 2013).

Jika benda mengalami keseimbangan rotasi resultan pada momen gaya


sama dengan nol, kecepatan sudut konstan, dan percepatan sudutnya sama
dengan nol. Syarat keseimbangan statik yang terletak pada bidang datar ialah
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol dan resultannya
sama dengan nol. (Serway, 2004: 364).

∑𝐹=0∑𝜏=0
Resultan momen gaya sama dengan nol. Berarti dengan ini terdapat
pengaruh momen gaya pada syarat keseimbangan benda tagar. (Wulandari,
Yayan.2019)
Gaya gravitasi pada benda yang diperpanjang adalah jumlah vektor
gravitasi gaya yang bekerja pada elemen individu tubuh. Alih-alih
mempertimbangkan semua elemen individu itu gaya gravitasi ⃗ F g pada benda
bekerja secara efektif pada satu titik, yang sebut titik tengah gravitasi atau titik
pusat (Abdullah, 2016).

C. ALAT DAN BAHAN


Pada percobaan kesetimbangan, alat dan bahan yang digunakan yaitu
milimeter blok yang berfungsi sebagai media menggambar kemiringan pipa
berongga. Kedua, pipa berongga sebagai tempat digantungkannya beban dan
memvariasikannya. Ketiga, benang sebagai penggantung pipa berongga pada
milimeter blok. Keempat, statif sebagai penyangga triplek yang menjadi tempat
milimeter blok ditempelkan. Kelima, beban sebagai pemberat pipa berongga
agar dapat menghasilkan kemiringan. Keenam, busur sebagai pengukur
kemiringan pipa berongga yang telah digambar pada milimeter blok.
Selanjutnya, neraca digital sebagai pengukur massa pipa berongga dan beban
sebelum dirangkaikan. Terakhir, mistar sebagai pengukur panjang pipa
berongga.
D. SKEMA PERCOBAAN

Gambar 1. Skema Percobaan Kesetimbangan

E. PROSEDUR
Pada percobaan kesetimbangan, langkah pertama yang harus dilakukan
yaitu menyiapkan alat dan bahan yang digunakan. Langkah kedua yaitu
menimbang massa pipa berongga lalu mencatatnya sebagai m pipa serta
menimbang beban dan mencatatnya sebagai mb. Langkah ketiga, mengukur
panjang pipa berongga menggunakan mistar dan mencatat hasilnya. Langkah
keempat, menempelkan kertas milimeter blok pada triplek yang sudah tersusun
di statif. Langkah kelima, memasukkan benang pada pipa berongga sampai
kedua ujung benang berada dikedua sisi pipa berongga. Langkah keenam,
menempelkan kedua ujung benang yang berada di pipa berongga pada ujung
kanan dan kiri atas kertas milimeter blok. Langkah ketujuh, mengikatkan benang
pada bagian tengah pipa berongga dan mengaitkannya dengan beban. Langkah
kedelapan, menyeimbangkan pipa berongga sampai benar benar lurus dengan
cara menggeser geserkan beban ke kanan dan kekiri. Selanjutnya,
memvariasikan kemiringan pipa berongga dengan menggeser beban lalu
memberi titik A sampai D pada kertas milimeter blok sesuai kemiringan yang
dihasilkan. Setelah memberi titik, melepaskan kertas milimeter blok dan
menyambungkan garis dari titik A sampai D tadi. Terakhir, mengukur sudut
kemiringan ABC dan BCD, serta catat hasil kemiringannya. Melakukan
percobaan hingga 2 kali dengan memvariasikan kemiringan beban.

F. DATA PERCOBAAN
Massa pipa berongga : 0,01095 kg ± 5 ×10−6 kg
Massa beban :
−6
m1=0,02533 kg ±5 ×10 kg
−6
m2=0,03531 kg ± 5 ×10 kg
−6
m3=0,02533 ± 5 ×10 kg
Panjang pipa berongga : 0,153 m ±5 ×10−4

NO Sudut Kemiringan Sudut ABC Sudut BCD

1. 13° ± 0,5° 130° ± 0,5° 102° ± 0,5°

2. 8° ± 0,5° 117° ± 0,5° 127° ± 0,5°

Variabel:
a) Variabel bebas = Pergeseran beban
b) Variabel terikat = Sudut kemiringan, sudut ABC, sudut BCD
c) Variabel kontrol = Panjang pipa, massa pipa, massa beban

NST timbangan digital ¿ 10−5 kg

NST penggaris ¿ 10−3 m

NST busur ¿ 1 °

G. ANALISIS DATA
Persamaan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:

Sistem1 ( Sumbu x dan sumbu y )

F 1 x=mg cos θ

√| || |
2 2
2 2
S F1 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sinθ ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F1 x
Rr = × 100 %
F1 x
F 1 y=mgsin θ

√| || |
2 2
2 2
S F1 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

S F1 y
Rr = × 100 %
F1 y

τ 1 =F 1 y ∙ l 1

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 1 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

S τ1 y
Rr = × 100 %
τ1 y

Sistem2 ( Sumbu x dan sumbu y )

F 2 x=mg cos θ

√| || |
2 2
2 2
S F2 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F2 x
Rr = × 100 %
F2 x

F 2 y=mg

√| || |
2 2
2 2
S F2 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

S F2 y
Rr = ×100 %
F2 y

τ 2=F2 y ∙ l 2

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 2 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

Sτ 2 y
Rr = ×100 %
τ2
Sistem3 ( Sumbu x dan y ¿

F 3 x=mg cos θ

√| || |
2 2
2 2
S F3 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F3 y
Rr = ×100 %
F3 y

F 3 y=mg

√| || |
2 2
2 2
S F3 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

S F3 y
Rr = ×100 %
F3 y

τ 3 =F3 y ∙l 3

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 3 y = g ∙ l sinθ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆l
3 3 3

Sτ 3 y
Rr = ×100 %
τ3

Sistem 4 ( Sumbu x dan y )

F 4 x=mg cos θ

√| || |
2 2
2 2
S F 4 x= g cos θ∙ ∙ ∆ m + −m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆θ
3 3

S F4 x
Rr = ×100 %
F4 x

F 4 y=mg sin θ

√| || |
2 2
2 2
S F 4 y= g sinθ ∙ ∙ ∆ m + m ∙ g sin θ ∙ . ∆θ
3 3
S F4 y
Rr = ×100 %
F4 y

τ 4=F 4 y ∙l 4

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 4 y= g ∙l sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙ l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

S τ4 y
Rr = ×100 %
τ4 y

∑ Fx=F1 x+ F 2 x+ F 3 x=0

∑ Fy=F 1 y + F 2 y + F 3 y =0

∑ Fτ=F 1 τ+ F 2 τ + F 3 τ=¿

Sajian Hasil

F 1 x=−0 , 11± 0,073 N /m


dengan ralat
relatif sebesar
65 % (2 AP )

F 1 y=0 ,22 ± 0,037 N /m


dengan ralat
relatif sebesar
Sistem 1 17 % (2 AP )

τ 1 y=−0,017 ±0,003 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
17 % (2 AP ).

F 2 x=0 dan
S F2 x=0 dengan
ralat relatif tidak
Percobaan I
Sistem 2 terdefinisi
F 2 y=−0 ,34 ±0 ,11 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
33 % ( 2 AP )
τ 2=−0,0058 ± 0,002 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
33 % ( 2 AP )

F 3 x=0 dan
S F3 x=0 dengan
ralat relatif tidak
terdefinisi
F 3 y=−0 ,10 ± 0,036 N /m
dengan ralat relatif
Sistem 3 sebesar
33 % ( 2 AP )

τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0
dengan ralat
relatif tidak
terdefinisi
F 4 x=0 , 10± 0,068 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
65 % (2 AP )

F 4 y=0 , 22 ±0,034 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
Sistem 4 15 % ( 2 AP )

τ 4 y=0,017 ± 0,0027 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
15 % ( 2 AP )

F 1 x=0 , 14 ± 0,068 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
47 % ( 2 AP )

F 1 y=0 ,20 ± 0,047 N /m


dengan ralat relatif
sebesar
23 % ( 2 AP )
Sistem 1
τ 1 y=0,015 ± 0,0037 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
23 % ( 2 AP )

F 2 x=0 dan
S F2 x=0 dengan
ralat relatif tidak
terdefinsi
F 2 y=−0 ,34 ±0,001 N /m
dengan ralat
Sistem 2
relatif sebesar
33 % ( 2 AP )
Percobaan II τ 2=0,0011± 0,034 N /m
dengan ralat
relatif sebesar
33 % ( 2 AP )

F 3 x=0 dan
S F3 x=0 dengan
ralat relatif tidak
terdefinisi
F 3 y=−0 ,10 ± 0 , 03 N /m
dengan ralat relatif
Sistem 3
sebesar
33 % ( 2 AP )

τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0
dengan ralat
relatif tidak
terdefinisi

F 4 x=0 , 12± 0,072 N /m


dengan ralat relatif
sebesar
60 % (2 AP )
F 4 y=0 , 21 ±0,040 N /m
dengan ralat
relatif sebesar
Sistem 4 18 % ( 2 AP )

τ 4 y=0,017 ± 0,0031 N /m
dengan ralat relatif
sebesar
18 % ( 2 AP )

H. PEMBAHASAN
Kesetimbangan merupakan benda diam atau massa pusatnya bergerak
dengan kecepatan konstan. Suatu benda tegar berada dalam keadaan setimbang
mekanis, jika dilihat dari kerangka inersia, percepatan linier pusat massanya
sama dengan nol dan percepatan sudutnya dalam mengelilingi suatu sumbu tetap
dalam kerangka acuan tersebut sama dengan nol.
Pada percobaan kesetimbangan kali ini, kami mengambil 2 data
percobaan yang masing masing percobaannya memiliki 4 sistem berbeda. Kami
menggunakan 3 beban dimana 2 diantaranya memiliki massa beban sama yaitu
−6
0,02533 kg ± 5 ×10 kg yang diletakkan disamping kanan dan kiri pipa
berongga. Sedangkan, 1 beban lainnya memiliki massa 0,03531 kg ± 5 ×10−6 kg
yang dikaitkan ditengah pipa berongga. Panjang pipa berongga yang digunakan
−4
sepanjang 0,153 m ±5 ×10 m dengan massa pipa berongga sebesar
−6
0,01095 kg ± 5 ×10 kg.
Pada percobaan I, sudut kemiringan yang didapatkan sebesar 13 ° ± 0 , 5 °,
sudut ABC sebesar 130 ° ± 0 , 5 °, dan sudut BCD sebesar 102 ° ± 0 , 5° . Pada
percobaan I kami mendapatkan hasil perhitungan dari 4 sistem yang memiliki
besar sudut, panjang, dan massa melalui data percobaan. Pada sistem 1 memiliki
θ=63 ° ± 0 , 5° , l=0,078 ± 5 ×10−4, dan m=0,02533 ± 5 ×10−6. Pada sistem 2
memiliki θ=0, l=0,017 ± 5 ×10−4, dan m=0,03531 ± 5 ×10−6 . Pada sistem 3
memiliki θ=0, l=0 dan m=0,01095 ± 5 ×10−6. Pada sistem 4 memiliki
θ=65 ° ± 0 , 5° , l=0,078 ± 5 ×10−4, dan m=0,02533 ± 5 ×10−6.

Setelah mengolah data, pada sistem 1 kami mendapatkan


F 1 x=−0 , 11± 0,073 N /m dengan ralat relatif sebesar 65 % (2 AP ),
F 1 y=0 ,22 ± 0,037 N /m dengan ralat relatif sebesar 17 % (2 AP ),
τ 1 y=−0,017 ±0,003 N /m dengan ralat relatif sebesar 17 % (2 AP ).
Kemudian, pada sistem 2 kami mendapatkan F 2 x=0 dan S F2 x=0
dengan ralat relatif tidak terdefinisi, F 2 y=−0 ,34 ±0 ,11 N /m dengan ralat
relatif sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 2=−0,0058 ± 0,002 N /m dengan ralat relatif sebesar
33 % ( 2 AP ).

Pada sistem 3 kami mendapatkan F 3 x=0 dan S F3 x=0 dengan ralat


relatif tidak terdefinisi, F 3 y=−0 ,10 ± 0,036 N /m dengan ralat relatif sebesar
33 % ( 2 AP ), τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi.

Terakhir, pada sistem 4 kami mendapatkan F 4 x=0 , 10± 0,068 N /m


dengan ralat relatif sebesar 65 % (2 AP ), F 4 y=0 , 22 ±0,034 N /m dengan ralat
relatif sebesar 15 % ( 2 AP ), τ 4 y=0,017 ± 0,0027 N /m dengan ralat relatif sebesar
15 % ( 2 AP ).

Pada percobaan II, sudut kemiringan yang didapatkan sebesar 8 ° ±0 , 5 °,


sudut ABC sebesar 117 ° ± 0 ,5 ° , dan sudut BCD sebesar 127 ° ±0 , 5 °. Sama
seperti percobaan I, pada percobaan II kami mendapatkan besar sudut, panjang
dan massa yaitu; pada sistem 1 memiliki θ=55° ± 0 , 5° , l=0,078 ± 5 ×10−4, dan
−6 −4
m=0,02533 ± 5 ×10 . Pada sistem 2 memiliki θ=0, l=0 , 01 ± 5× 10 , dan
−6
m=0,03531 ± 5 ×10 . Pada sistem 3 memiliki θ=0 ,l=0, dan
−6
m=0,01095 ± 5 ×10 . Pada sistem 4 memiliki θ=61° ± 0 ,5 ° ,
−4 −6
l=0,078 ± 5 ×10 , dan m=0,02533 ± 5 ×10 .
Setelah mengolah data, pada sistem 1 kami mendapatkan
F 1 x=0 , 14 ± 0,068 N /m dengan ralat relatif sebesar 47 % ( 2 AP ) ,
F 1 y=0 ,20 ± 0,047 N /m dengan ralat relatif sebesar 23 % ( 2 AP ),
τ 1 y=0,015 ± 0,0037 N /m dengan ralat relatif sebesar 23 % ( 2 AP ).

Pada sistem 2 kami mendapatkan F 2 x=0 dan S F2 x=0 dengan ralat


relatif tidak terdefinsi, F 2 y=−0 ,34 ±0,001 N /m dengan ralat relatif sebesar
33 % ( 2 AP ), τ 2=0,0011± 0,034 N /m dengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ).

Kemudian, pada sistem 3 kami mendapatkan F 3 x=0 dan S F3 x=0


dengan ralat relatif tidak terdefinisi, F 3 y=−0 ,10 ± 0 , 03 N /m dengan ralat
relatif sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak
terdefinisi.

Terakhir, pada sistem 4 kami mendapatkan F 4 x=0 , 12± 0,072 N /m


dengan ralat relatif sebesar 60 % (2 AP ), F 4 y=0 , 21 ±0,040 N /m dengan ralat
relatif sebesar 18 % ( 2 AP ), τ 4 y=0,017 ± 0,0031 N /m dengan ralat relatif sebesar
18 % ( 2 AP ).
Pada percobaan pertama, diperoleh jumlah total gaya pada arah sumbu x
sebesar −0,007788 N (mendekati 0). Jumlah gaya total pada sumbu y sebesar
−0,007194 N (mendekati 0). Jumlah total torsi yang bekerja pada percobaan I
sebesar −0,005586418 N /m (mendekati 0). Pada percobaan II, diperoleh jumlah
total gaya pada arah sumbu x sebesar −0,022035 N (mendekati 0). Jumlah total
gaya pada arah sumbu y sebesar −0,032897 N (mendekati 0). Jumlah total torsi
pada percobaan II sebesar 0,004534361 N /m (mendekati 0).
Berdasarkan hasil perhitungan yang kami peroleh, antara dasar teori dan
perhitungan tidak sesuai karena pada konsep kesetimbangan dijelaskan bahwa
semua gaya eksternal yang bekerja pada benda sama dengan nol, sedangkan
pada kenyataannya di perhitungan kami semua data tidak sama dengan nol. Hal
ini dapat terjadi karena kurangnya ketelitian saat memberikan titik pada kertas
milimeter blok, kurangnya pencahayaan atau ketidakjelasan bagian yang akan
diberikan titik, serta ketidaktelitian dalam mengamati sudut pada busur karena
angka pada busur yang mulai memudar.
Untuk meminimalisir ketidaksesuaian tersebut, sebaiknya sebelum
melakukan praktikum memastikan set alat yang digunakan sudah baik dan
benar, tidak ragu menambah pencahayaan jika dirasa pencahayaan kurang, dan
meningkatkan ketelitian dalam membawa sudut dan panjang pada busur maupun
mistar.

I. KESIMPULAN
Suatu benda berada dalam keadaan setimbang mekanis, jika dilihat dari
kerangka inersia, percepatan linier pusat massanya sama dengan nol dan
percepatan sudutnya dalam mengelilingi suatu sumbu tetap dalam kerangka
acuan tersebut sama dengan nol.

Pada percobaan I, sistem 1 kami mendapatkan F 1 x=−0 , 11± 0,073 N /m


dengan ralat relatif sebesar 65 % (2 AP ), F 1 y=0 ,22 ± 0,037 N /m dengan ralat
relatif sebesar 17 % (2 AP ), τ 1 y=−0,017 ±0,003 N /m dengan ralat relatif sebesar
17 % (2 AP ). Pada sistem 2 kami mendapatkan F 2 x=0 dan S F2 x=0 dengan
ralat relatif tidak terdefinisi, F 2 y=−0 ,34 ±0 ,11 N /m dengan ralat relatif
sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 2=−0,0058 ± 0,002 N /m dengan ralat relatif sebesar
33 % ( 2 AP ). Pada sistem 3 kami mendapatkan F 3 x=0 dan S F3 x=0 dengan
ralat relatif tidak terdefinisi, F 3 y=−0 ,10 ± 0,036 N /m dengan ralat relatif
sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi.
Pada sistem 4 kami mendapatkan F 4 x=0 , 10± 0,068 N /m dengan ralat relatif
sebesar 65 % (2 AP ), F 4 y=0 , 22 ±0,034 N /m dengan ralat relatif sebesar
15 % ( 2 AP ), τ 4 y=0,017 ± 0,0027 N /m dengan ralat relatif sebesar 15 % ( 2 AP ).

Pada percobaan II, sistem 1 kami mendapatkan F 1 x=0 , 14 ± 0,068 N /m


dengan ralat relatif sebesar 47 % ( 2 AP ) , F 1 y=0 ,20 ± 0,047 N /m dengan ralat
relatif sebesar 23 % ( 2 AP ), τ 1 y=0,015 ± 0,0037 N /m dengan ralat relatif sebesar
23 % ( 2 AP ). Pada sistem 2 kami mendapatkan F 2 x=0 dan S F2 x=0 dengan
ralat relatif tidak terdefinsi, F 2 y=−0 ,34 ±0,001 N /m dengan ralat relatif
sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 2=0,0011± 0,034 N /m dengan ralat relatif sebesar
33 % ( 2 AP ). Pada sistem 3 kami mendapatkan F 3 x=0 dan S F3 x=0 dengan
ralat relatif tidak terdefinisi, F 3 y=−0 ,10 ± 0 , 03 N /m dengan ralat relatif
sebesar 33 % ( 2 AP ), τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi.
Pada sistem 4 kami mendapatkan F 4 x=0 , 12± 0,072 N /m dengan ralat relatif
sebesar 60 % (2 AP ), F 4 y=0 , 21 ±0,040 N /m dengan ralat relatif sebesar
18 % ( 2 AP ), τ 4 y=0,017 ± 0,0031 N /m dengan ralat relatif sebesar 18 % ( 2 AP ).

Pada percobaan kesetimbangan yang kami lakukan mengalami


ketidaksesuaian konsep, karena berdasarkan konsep bahwa semua gaya yang
bekerja sama dengan nol sedangkan pada percobaan yang kami lakukan semua
hasil yang ditemukan masih mendekati nol.

J. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. Fisika Dasar I. Kampus Ganesha, 2016
A.Serway, Raymond. John, W Jewett. 2004. Physics for Scientists and
A.Serway, Raymond. Faughn, Jerry. 2002. Holt Physics. New York:
Holt McDougal.
Halliday, David; Resnick, Robert; Walker, Jearl. Fundamentals of physics. John
Wiley & Sons, 2010.
Halliday, David; Resnick, Robert; Walker, Jearl. Fundamentals of physics
extended. Wiley, 2018.
Tim Praktikum Fisika Dasar 1 jurusan fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Agustus 2022. Modul Praktikum Fisika Dasar 1. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Wulandari, Yayan.2012.Rumus Saku Fisika SMA. Tangerang : Scientific Press
K. LAMPIRAN
1. Perhitungan Lengkap

PERCOBAN I
m
Sistem l(m) θ g( 2
) m(kg )
s

Sistem 1 0,078± 5× 10− 4 63 ° ±0 , 5 ° 9,8 −6


0,02533 ± 5× 10

Sistem 2 0,017± 5× 10− 4 0 9,8 −6


0,03531 ±5 × 10
−6
Sistem 3 0 0 9,8 0,01095 ± 5× 10

Sistem 4 0,078± 5× 10− 4 65 ° ±0 , 5 ° 9,8 −6


0,02533 ± 5× 10
−6
∆ m=5× 10 kg
−4
∆ l=5× 10 m
∆ θ=0 , 5 °
Sistem1 ( Sumbu x )
F 1 x=mg cos θ

F 1 x=(0,02533)(9 , 8)cos 63°

F 1 x=−0,112696 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F1 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sinθ ∙ ∙ ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F1 x= 9 , 8 ∙ cos 63 °∙ ∙5 ×10−6 + −0,02533 ∙ 9 , 8 sin 63 °∙ ∙ 0 ,5
3 3

S F1 x=√|2,19939 ×10 |+|0,00543553|


−10

S F1 x=0,0737261 N /m

S F1 x 0,073726
Rr = × 100 %= × 100 %=65 % ( 2 AP )
F1 x −0,112696

Jadi nilai F 1 x=−0 , 11± 0,073 N /m dengan ralat relatif sebesar 65 % (2 AP ). ¿


Sumbu y
F 1 y=mgsin θ

F 1 y=(0,02533)(9 , 8)sin 63°

F 1 y=0,221178 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F1 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F1 y= 9 , 8 sin 63 °∙ ∙ 5× 10−6 + 0,02533∙ 9 , 8 cos 63 ° ∙ ∙ 0 , 5
3 3

S F1 y=√|8,47172 ×10 |+|0,00141115|


−10

S F1 y=0 , 0375653 N /m

S F1 y 0 ,0375653
Rr = × 100 %= ×100 %=17 % (2 AP)
F1 y 0,221178
Jadi nilai F 1 y=0 ,22 ± 0,037 N /mdengan ralat relatif sebesar 17 % (2 AP ). ¿
τ 1 =F 1 y ∙ l 1

τ 1 y=(0,221178)(0,078)

τ 1 y=−0,0172519 N ¿

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 1 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

√| || ||
2 2
2 2
Sτ 1 y= 9 ,8 ∙ 0,078 sin 63 °∙ ∙5 × 10−6 + 0,02533∙ 9 , 8 ∙ 0,078 cos 63 ° ∙ ∙ 0 ,5 + 0,02533 ∙9 , 8 sin 63
3 3

Sτ 1 y= √|5,15419 × 10 |+|8,58544 × 10−6|+|5,36465× 10−8|


−12

Sτ 1 y=0,00293923 N /m

S τ1 y 0,00293923
Rr = × 100 %= ×100 %=17 %(2 AP)
τ1 y −0,0172519

Jadi nilai τ 1 y=−0,017 ±0,003 N /m dengan ralat relatif sebesar 17 % (2 AP ). ¿

Sistem2 ( Sumbu x )
F 2 x=mg cos θ

F 2 x=0

√| || |
2 2
2 2
S F2 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F2 x=0

S F2 x 0
Rr = × 100 %= ×100 %=tidak terdefinisi
F2 x 0

Jadi nilai F 2 x=0 dan S F2 x=0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi
Sumbu y
F 2 y=mg

F 2 y=(0,03531)(9 , 8)

F 2 y=−0,346038 N ¿
√| || |
2 2
2 2
S F2 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F2 y= 9 , 8 sin 0 ° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,03531∙ 9 , 8 cos 0 ° ∙ .0 , 5
3 3

S F2 y=√|0|+|0,0131701|

S F2 y=0,114761 N /m

S F2 y 0,114761
Rr = ×100 %= × 100 %=33 %(2 AP)
F2 y −0,346038

Jadi nilai F 2 y=−0 ,34 ±0 ,11 N /m dengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ). ¿


τ 2=F2 y ∙ l 2

τ 2=(0,346038)(0,017)

τ 2=−0,005882646 N ¿

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 2 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

√| || ||
2 2
2 2
Sτ 2 y= 9 , 8∙ 0,017 ∙ sin 0 ° ∙ ∙5 ×10−6 + 0,03531 ∙ 9 , 8∙ 0,017 cos 0° ∙ ∙0 , 5 + 0,03531∙ 9 , 8 sin 0 ° ∙
3 3

Sτ 2 y= √|0|+|3,84506 × 10 |+|0|
−6

Sτ 2 y=0,00196088 N /m

Sτ 2 y 0,00196088
Rr = ×100 %= ×100 %=33 % (2 AP)
τ2 −0,005882646

Jadi nilai τ 2=−0,0058 ± 0,002 N /mdengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ) . ¿

Sistem3 ( Sumbu x ¿
F 3 x=mg cos θ

F 3 x=0

√| || |
2 2
2 2
S F3 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F3 x=0
S F3 y 0
Rr = ×100 %= × 100 %=tidak terdefinisi
F3 y 0

Jadi nilai F 3 x=0 dan S F3 x=0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi
Sumbu y
F 3 y=mg

F 3 y=(0,01095)(9 , 8)

F 3 y=−0,10731 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F3 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F3 y= 9 ,8 sin 0 ° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,01095 ∙ 9 ,8 cos 0° ∙ .0 ,5
3 3

S F3 y= √|0|+|0,00127949|

S F3 y=0,03577 N /m

S F3 y 0,03577
Rr = ×100 %= ×100 %=33 %(2 AP)
F3 y −0,10731

Jadi nilai F 3 y=−0 ,10 ± 0,036 N /m dengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ). ¿


τ 3 =F3 y ∙l 3

τ 3 =0

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 3 y = g ∙ l sinθ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆l
3 3 3

Sτ 3 y =0

Sτ 3 y 0
Rr = ×100 %= × 100 %=tidak terdefinisi
τ3 0

Jadi nilai τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi

Sistem 4 ( Sumbu x )
F 4 x=mg cos θ

F 4 x=(0,02533)(9 ,8)cos 65 °
F 4 x=0,104908 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F 4 x= g cos θ∙ ∙ ∆ m + −m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 −6 2
S F 4 x= 9 , 8∙ cos 65 ° ∙ ∙ 5 ×10 + −0,02533 ∙ 9 , 8sin 65 ° ∙ ∙ 0 , 5
3 3

S F 4 x= √|1,90593 × 10 |+|0,0046807|
−10

S F 4 x=0,0684156 N /m

S F4 x 0,0684156
Rr = ×100 %= ×100 %=65 % ( 2 AP )
F4 x 0,104908

Jadi nilai F 4 x=0 , 10± 0,068 N /m dengan ralat relatif sebesar 65 % (2 AP ). ¿

Sumbu y
F 4 y=mg sin θ

F 4 y=(0,02533)(9 , 8)sin 65 °

F 4 y=0,224976 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F 4 y= g sinθ ∙ ∙ ∆ m + m ∙ g sin θ ∙ . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F 4 y= 9 , 8 sin 65 ° ∙ ∙5 ×10−6 + 0,02533 ∙ 9 , 8 cos 65 ° ∙ ∙ 0 ,5
3 3

S F 4 y=√|8,76518 ×10 |+|0,00122286|


−10

S F 4 y=0 , 0349694 N /m

S F4 y 0 , 0349694
Rr = ×100 %= ×100 %=15 % (2 AP)
F4 y 0,224976

Jadi nilai F 4 y=0 , 22 ±0,034 N /m dengan ralat relatif sebesar 15 % ( 2 AP ). ¿


τ 4=F 4 y ∙l 4

τ 4 y=(0,224976)(0,078)

τ 4 y=0,017548128 N ¿
√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 4 y= g ∙l sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙ l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

√| || ||
2 2
2 2
Sτ 4 y= 9 , 8 ∙ 0,078 sin 65° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,02533 ∙ 9 , 8∙ 0,078 cos 65 ° ∙ ∙ 0 , 5 + 0,02533 ∙ 9 , 8 sin 65
3 3

Sτ 4 y=√|5,33274 × 10 |+|7,43988 ×10−6|+|5,62382 ×10−9|


−12

Sτ 4 y=0,00272865 N /m

S τ4 y 0,00272865
Rr = ×100 %= ×100 %=15 % (2 AP)
τ4 y 0,017548128

Jadi nilai τ 4 y=0,017 ± 0,0027 N /m dengan ralat relatif sebesar 15 % ( 2 AP ). ¿

∑ F x =(−0,112696 ) + ( 0 )+ ( 0 ) + ( 0,104908 )=−0,007788

∑ F y =( 0,221178 ) + (−0,346038 ) + (−0,10731 )+ ( 0,224976 )=−0,007194

∑ F τ = (−0,0172519 ) + (−0,005882646 )+ ( 0 ) + ( 0,017548128 ) =−0,005586418

PERCOBAN II
m
Sistem l(m) θ g( 2
) m(kg )
s

Sistem 1 0,078± 5× 10− 4 55 ° ± 0 , 5 ° 9,8 0,02533 ± 5× 10


−6

Sistem 2 0,01± 5× 10− 4 0 9,8 0,03531 ±5 × 10


−6

−6
Sistem 3 0 0 9,8 0,01095 ± 5× 10

Sistem 4 0,078± 5× 10− 4 61 ° ± 0 , 5 ° 9,8 0,02533 ± 5× 10


−6

−6
∆ m=5× 10 kg
−4
∆ l=5× 10 m
∆ θ=0 , 5 °

Sistem1 ( Sumbu x )
F 1 x=mg cos θ

F 1 x=(0,02533)(9 , 8)cos 55°

F 1 x=0,142381 N ¿
√| || |
2 2
2 2
S F1 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sinθ ∙ ∙ ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F1 x= 9 , 8 ∙ cos 55° ∙ ∙5 ×10−6 + −0,02533 ∙ 9 , 8 sin 55° ∙ ∙0 , 5
3 3

S F1 x=√|3,51069 ×10 |+|0,00459419|


−10

S F1 x=0,0677805 N /m

S F1 x 0,0677805
Rr = × 100 %= ×100 %=47 % ( 2 AP )
F1 x 0,142381

Jadi nilai F 1 x=0 , 14 ± 0,068 N /m dengan ralat relatif sebesar 47 % ( 2 AP ) . ¿


Sumbu y
F 1 y=mgsin θ

F 1 y=(0,02533)(9 , 8)sin55 °

F 1 y=0,203341 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F1 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F1 y= 9 , 8 sin 55 °∙ ∙ 5× 10−6 + 0,02533∙ 9 , 8 cos 55 ° ∙ ∙ 0 , 5
3 3

S F1 y=√|7,16042 ×10 |+|0,00225249|


−10

S F1 y=0 , 0474604 N /m

S F1 y 0 ,0474604
Rr = × 100 %= × 100 %=23 %( 2 AP)
F1 y 0,203341

Jadi nilai F 1 y=0 ,20 ± 0,047 N /m dengan ralat relatif sebesar 23 % ( 2 AP ). ¿


τ 1 =F 1 y ∙ l 1

τ 1 y=(0,203341)(0,078)

τ 1 y=−0,015860598 N ¿

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 1 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3
√| || ||
2 2
2 −6 2
Sτ 1 y= 9 ,8 ∙ 0,078 sin 55 ° ∙ ∙5 × 10 + 0,02533 ∙ 9 , 8 ∙0,078 cos 55° ∙ ∙0 , 5 + 0,02533∙ 9 , 8 sin 55
3 3

Sτ 1 y= √|4,3564 ×10 |+|1,37041× 10−5|+|4,59419 ×10−9|


−12

Sτ 1 y=0,00370253 N /m

S τ1 y 0,00370253
Rr = × 100 %= ×100 %=23 %(2 AP)
τ1 y −0,015860598

Jadi nilai τ 1 y=0,015 ± 0,0037 N /m dengan ralat relatif sebesar 23 % ( 2 AP ). ¿

Sistem2 ( Sumbu x )
F 2 x=mg cos θ

F 2 x=0

√| || |
2 2
2 2
S F2 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F2 x=0

S F2 y 0
Rr = ×100 %= ×100 %=tidak terdefinisi
F2 y 0

Jadi nilai F 2 x=0 dan S F2 x=0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi
Sumbu y
F 2 y=mg

F 2 y=(0,03531)(9 , 8)

F 2 y=−0,346038 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F2 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F2 y= 9 , 8 sin 0 ° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,03531∙ 9 , 8 cos 0 ° ∙ .0 , 5
3 3

S F2 y=√|0|+|0,0131701|

S F2 y=0,114761 N /m
S F2 y 0,114761
Rr = ×100 %= × 100 %=33 %(2 AP)
F2 y −0,346038

Jadi nilai F 2 y=−0 ,34 ±0,001 N /m dengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ). ¿


τ 2=F2 y ∙ l 2

τ 2=(0,346038)(0 ,01)

τ 2=0,00346038 N ¿

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 2 y= g ∙ lsin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

√| || ||
2 2
2 2 2
Sτ 2 y= 9 , 8∙ 0 , 01 ∙sin 0 ° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,03531∙ 9 , 8 ∙ 0 , 01cos 0° ∙ ∙0 , 5 + 0,03531∙ 9 , 8 sin 0 °∙
3 3 3

Sτ 2 y= √|0|+|1,33047 × 10 |+|0|
−6

Sτ 2 y=0,00115346 N /m

Sτ 2 y 0,00115346
Rr = ×100 %= × 100 %=33 % (2 AP)
τ2 0,00346038

Jadi nilai τ 2=0,0011± 0,034 N /mdengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ) . ¿

Sistem3 ( Sumbu x ¿
F 3 x=mg cos θ

F 3 x=0

√| || |
2 2
2 2
S F3 x= g cos θ ∙ ∙ ∆ m + −m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ θ
3 3

S F3 x=0

S F3 y 0
Rr = ×100 %= × 100 %=tidak terdefinisi
F3 y 0

Jadi nilai F 3 x=0 dan S F3 x=0 dengan ralat relatif tidak terdefinisi
Sumbu y
F 3 y=mg

F 3 y=(0,01095)(9 , 8)
F 3 y=−0,10731 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F3 y= g sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g cos θ ∙ . ∆ θ
3 3

√| || |
2 2
2 −6 2
S F3 y= 9 ,8 sin 0 ° ∙ ∙ 5 ×10 + 0,01095 ∙ 9 ,8 cos 0° ∙ .0 ,5
3 3

S F3 y= √|0|+|0,00127949|

S F3 y=0,03577 N /m

S F3 y 0,03577
Rr = ×100 %= ×100 %=33 %(2 AP)
F3 y −0,10731

Jadi nilai F 3 y=−0 ,10 ± 0 , 03 N /m dengan ralat relatif sebesar 33 % ( 2 AP ). ¿


τ 3 =F3 y ∙l 3

τ 3 =0

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 3 y = g ∙ l sinθ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆l
3 3 3

Sτ 3 y =0

Sτ 3 y 0
Rr = ×100 %= × 100 %=tidak terdefinisi
τ3 0

Jadi nilai τ 3 =0 dan Sτ 3 y =0 dengan ralat relatif tidak terdefinsi

Sistem 4 ( Sumbu x )
F 4 x=mg cos θ

F 4 x=(0,02533)(9 ,8) cos 61 °

F 4 x=0,120346 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F 4 x= g cos θ∙ ∙ ∆ m + −m ∙ g sin θ ∙ ∙ ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F 4 x= 9 , 8∙ cos 61 ° ∙ ∙ 5× 10−6 + −0,02533 ∙9 ,8 sin 61 ° ∙ ∙ 0 ,5
3 3

S F 4 x= √|2,50814 ×10 |+|0,00523743|


−10
S F 4 x=0,0723701 N /m

S F4 x 0,0723701
Rr = ×100 %= × 100 %=60 % ( 2 AP )
F4 x 0,120346

Jadi nilai F 4 x=0 , 12± 0,072 N /m dengan ralat relatif sebesar 60 % (2 AP ). ¿


Sumbu y
F 4 y=mg sin θ

F 4 y=(0,02533)(9 , 8)sin 61 °

F 4 y=0,21711 N ¿

√| || |
2 2
2 2
S F 4 y= g sinθ ∙ ∙ ∆ m + m ∙ g sin θ ∙ . ∆θ
3 3

√| || |
2 2
2 2
S F 4 y= 9 , 8 sin 61° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,02533 ∙ 9 , 8cos 61° ∙ ∙ 0 , 5
3 3

S F 4 y=√|8,16297 ×10 |+|0,00160925|


−10

S F 4 y=0 , 0401155 N /m

S F4 y 0 , 0401155
Rr = ×100 %= ×100 %=18 % (2 AP)
F4 y 0,21711

Jadi nilai F 4 y=0 , 21 ±0,040 N /m dengan ralat relatif sebesar 18 % ( 2 AP ). ¿


τ 4=F 4 y ∙l 4

τ 4 y=(0,21711)(0,078)

τ 4 y=0,01693458 N ¿

√| || || |
2 2 2
2 2 2
Sτ 4 y= g ∙l sin θ ∙ ∙ ∆ m + m∙ g ∙ l cos θ ∙ ∙ ∆ θ + m∙ g sin θ∙ ∙ ∆ l
3 3 3

√| || ||
2 2
2 2
Sτ 4 y= 9 , 8 ∙ 0,078 sin 61° ∙ ∙ 5 ×10−6 + 0,02533 ∙ 9 ,8 ∙ 0,078 cos 61 ° ∙ ∙ 0 ,5 + 0,02533 ∙ 9 ,8 sin 61
3 3

Sτ 4 y=√|4,96635× 10 |+|9,79065 ×10−6|+|5,23743 × 10−9|


−12

Sτ 4 y=0,00312984 N /m
S τ4 y 0,003129845
Rr = ×100 %= ×100 %=18 % (2 AP)
τ4 y 0,01693458

Jadi nilai τ 4 y=0,017 ± 0,0031 N /m dengan ralat relatif sebesar 18 % ( 2 AP ). ¿

∑ F x =(−0,142381 )+ ( 0 ) + ( 0 ) + ( 0,120346 )=−0,022035

∑ F y =( 0,203341 ) + (−0,346038 ) + (−0,10731 ) + ( 0,21711 )=−0,032897

∑ F τ = (−0,015860598 ) + ( 0,00346038 )+ ( 0 ) + ( 0,01693458 )=0,004534361

2. Tugas
P-01 Dengan menggunakan data yang ada, buktikan bahwa syarat
kesetimbangan berlaku.
Jawab:
Syarat pada kesetimbangan ada 2 yaitu, semua gaya eksternal pada benda sama
dengan nol dan percepatan sudut harus sama dengan nol terhadap sembarang
sudut tetap.
Dari data yang kami dapatkan yaitu :
a) Percobaan I

∑ F x =(−0,112696 ) + ( 0 )+ ( 0 ) + ( 0,104908 )=−0,007788

∑ F y =( 0,221178 ) + (−0,346038 ) + (−0,10731 )+ ( 0,224976 )=−0,007194

∑ F τ = (−0,0172519 ) + (−0,005882646 )+ ( 0 ) + ( 0,017548128 ) =−0,005586418

b) Percobaan II

∑ F x =(−0,142381 )+ ( 0 ) + ( 0 ) + ( 0,120346 )=−0,022035

∑ F y =( 0,203341 ) + (−0,346038 ) + (−0,10731 ) + ( 0,21711 )=−0,032897

∑ F τ = (−0,015860598 ) + ( 0,00346038 )+ ( 0 ) + ( 0,01693458 )=0,004534361

P-02 Analisis kesalahan yang mungkin terjadi jika ternyata syarat


kesetimbangan tidak berlaku.
Jawab :
Kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan kesetimbangan kami kali ini
yaitu; ketidaktelitian saat memberikan titik A-D pada kertas milimeter blok,
kurangnya pencahayaan sehingga bayangan benda tidak terlihat dengan jelas,
dan ketidaktelitian saat mengukur sudut menggunakan busur karena angka yang
mulai memudar serta gaya luar lainnya yang bisa menyebabkan perubahan data.

3. Foto Pelaksanaan

4. Laporan Sementara
5. Plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai