Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

PERCOBAAN GERAK ROTASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Mekanika Klasik

Yang diampu oleh Joko Utomo, S.Si, M.Sc

Disusun Oleh:

Nama : Lilik Nadifa

NIM : 220322601609

Kelas/Offering :N

Kelompok :3

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 FISIKA

NOVEMBER 2023
PERCOBAAN KE 1

GERAK ROTASI

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mencari hubungan antara gaya sentripetal (𝐹𝑠 ) dengan
jari-jari lintasan benda yang bergerak melingkar.
2. Mampu menerapkan teori ralat pada saat menentukan hasil ukur besaran-
besaran fisika tersebut di atas.
3. Mampu menerapkan teori ralat kuadrat terkecil pada saat mencari hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat dan besaran-besaran fisika
tersebut di atas.

B. Dasar Teori
Hukum II Newton untuk benda yang bergerak secara translasi menggunakan
persamaan :
F = m.a

Benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum newton
yang sama,akan tetapi besarannya berbeda, sehingga Hukum II Newton untuk
benda yang bergerak secara rotasi menggunakan persamaan:

τ=I.𝖺

Dimana :
τ = Torsi yang bekerja pada benda
I = Momen Inersia benda
𝖺 = Percepatan sudut benda (rad⁄s2) (Serway dan Jewwet, 2010)

Setiap benda tegar bergerak melingkar dimasing-masing titik partikel


geraknya, hal ini merupakan acuan untuk menentukan momen inersia, pada
silinder pejar besar momen inersia dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

I = K.M.R2
Dimana : I = Momen Inersia ( kg.m2)

K = Konstanta bentuk bendaM = Massa benda (kg)

R2= kuadrat jari-jari benda (m) (Chusni et al., 2018)

Kecepatan yang dialami partikel dalam gerak melingkar terdiri atas dua
macam yaitu kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) yang memiliki
hubungan sebagai berikut:

v = ω.r

𝑣
𝜔=
𝑟

Dimana :

ω= kecepatan sudut (rad⁄s)

v = kecepatan linier ( m⁄s)

r = jari-jari lingkaran (m) (Halliday,Resnick,& Walker,2010)

Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu,


yangdinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

𝛼 =dω/dt

𝑎
𝛼=
𝑟

Dimana :

𝛼 =percepatan sudut (rad⁄s2 )

a = percepatan linier (m⁄s2)

ω=kecepatansudut ( rad⁄s2)

r = jari-jari lingkaran (m)

t = waktu (s) (Tipler, Paul A.,1998)


Dengan menggunakan Hukum II Newton diperoleh:

EF=m.a

m.g-T=m.at

=m.g-m.a

Pada gaya τT pada silinder yang disebabkan oleh tegangan tali T adalah
τ=r.T

Dengan r tegak lurus terhadap jarak sumbu rotasi ke garis kerja gaya tegang
tali.

Momen gaya (τ) pada sistem adalah

τ=τT-τg=I𝖺

Dengan τg adalah momen gaya akibat adanya gesekan pada sumbu cakram
yang arahnya berlawanan dengan arah gerak rotasi cakram dan persamaan
tersebut dapatdisederhanakan menjadi :

τT=I𝖺 + τg

Persamaan tersebut memiliki analogi dengan persamaan garis lurus y =


mx+c denganmembuat kurva antara momen gaya dan percepatan rotasi
benda,sehingga dapat dihitung besar momen inersia benda I.

(Tim Praktikum Mekanika,2022)

C. Alat dan Bahan


1. Beban
2. Cakram
3. Mistar
4. Benang
5. Gunting
6. Neraca digital
D. Gambar Set Alat Percobaan

E. Prosedur Percobaan

Me nentukan Momen Gaya Akibat Adanya Gaya gesekan Pada Sumbu


Putar Cakram tg

1. Menggantungkan pengait beban 5 g pada ujung tali alat gerak rotasi.


2. Memeriksa putaran silinder sedemikian rupa sehingga silinder berputar
dengankecepatan sudut tetap dengan cara Melepaskan beban sehingga
beban bergerak ke bawah.
3. Jika dengan menggunakan beban 5 g silinder masih tetap diam,
tambahkan beban yang tidak terlalu berat ke beban 5 g. jika perlu gunakan
beban yang cukup ringan, misalkan penjepit
4. kertas sebagai beban tambahan. Tambahkan penjepit kertas sedemikian
rupa
5. sehingga diperoleh gerak rotasi oleh cakram dengan kecepatan sudut
tetap.Misalkan massa beban itu adalah 𝑚0.
Catatan:

6. Jika silinder bergerak rotasi dengan kecepatan sudut tetap (ω tetap), maka
α = 0. Menggunakan Persamaan 5.13 diperoleh 𝑟𝑔 = 𝑟𝑇 = 𝑟 𝑇 = 𝑟 (𝑚0
𝑔)
7. Jika massa beban m0 tidak diketahui, maka mengukur berat beban
menggunakan timbangan dan catat hasil pengukuran pada hasil
pengamatan di bawah.
8. Menghitung momen gaya yang diakibatkan oleh gaya gesekan
menggunakan persamaan 𝑟𝑔 = 𝑟𝑇 = 𝑟 𝑇 = 𝑟 (𝑚0 𝑔). Catat hasil
perhitungan pada hasil pengamatan di bawah untuk dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh padapercobaan bagian II berikut ini

Menentukan Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut

9. Mengganti beban yang lebih berat dari beban yang digunakan pada
percobaan bagian pertama. Misalkan digunakan beban bermassa 50
gram.
10. Menggantung beban tersebut pada ujung tali dan atur posisi beban
sedemikian rupa sehingga ujung bawah beban berada pada ketinggian h
cm di atas lantai. Ukur ketinggian h tersebut menggunakan pita meter
dan catat hasil pengukuran pada tabel 1 di bawah. tahan beban pada
ketinggian tersebut.
11. Melepas beban dan segera hidupkan stopwatch setelah beban dilepaskan.
12. Mematikan stopwatch ketika beban menyentuh lantai.
13. Membaca waktu yang terukur pada stopwatch dan catat hasilnya pada
tabel di bawah.
14. Mengulangi langkah 6 sampai 10 di atas sebanyak n kali (misalkan
sampai 5 kalipercobaan, n = 5) dan catat hasilnya pada kolom yang sesuai
pada tabel di bawah denan cara menambahkan beban.
15. Menambah beban 10 gram pada penggantung beban dan mengulangi
langkah ke 6 sampai 11 di atas
16. Menghitung waktu tempuh rata-rata untuk masing-masing berat beban
dengan persamaan 𝑡̅ = 𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 + ⋯ 𝑡𝑛 n dan mencatat hasil
perhitungan pada kolom yang sesuai pada table di bawah.
17. Menambah beban 10 gram pada penggantung beban dan mengulangi
langkah 6 sampai 11 di atas.
18. Menghitung kecepatan gerak tranlasi beban menggunkan persamaan 5
dan mencatat hasil prehitungan pada tabel di bawah
19. Menghitung percepatan tranlasi a menggunakan hasil pada langkah 15 di
atas dan persamaan 6 dan mencatat hsil perhitungan di tabel
20. Menghitung percepatan rotasi menggunakan hsil pada langkah 16 di atas
persamaan 8 dan mencatat hasil perhitungan pada tabel
21. Menghitung besar momen gaya untuk masing-masing bebna
menggunkan persamaan 𝜏𝑇 = 𝑟𝑇 dan melnegkapi tabel di bawah

22. Buat grafik antara momen gaya τ dan percepatan rotasi α pada kertas
grafik di bawah. Tentukan persamaan garis untuk kurva momen gaya vs
percepatan rotasi.
23. Tentukan gradien grafik untuk mendapatkan momen inersia silinder,
misalkan nilai ini sebagai 𝐼𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 .
24. Tentukan juga perpotongan grafik pada sumbu y untuk mendapatkan
nilai momen gaya akibat adanya gaya gesekan tg .
25. Ukur jari-jari silinder R dan massa silinder M. Hitung momen inersia
silinder pejal menggunakan persamaan 3, misalkan nilai ini sebagai
Iteori.
26. Bandingkan nilai momen inersia silinder hasil percobaan 𝐼percobaan
(langkah percobaan 20) dengan momen inersia silinder dari perhitungan
teori ITeori (langkah Percobaan 22).

Hitung persentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang didapatkan


menggunakan persamaan:

|𝐼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝐼𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛|
× 100%
1
(𝐼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 + 𝐼𝑃𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛)
2
F. Data Percobaan

Jari-jari Cakram baja R = 0,1 m

Jari-jari Cakram plexiglass r = 2,5 cm = 0,025 m

Massa Total Cakram M = 3 kg

Massa beban untuk gerak rotasi kecepatan tetap 𝑚0 = 0,05 kg

Tabel 1. Waktu Tempuh Benda

Beban (kg) m 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25


Jarak/tinggi h 1 1 1 1 1
(meter)
Waktu t (s) 𝑡1 3,35 1,72 1,00 1,00 0,67
𝑡2 3,15 1,78 1,07 0,86 0,87
𝑡3 3,42 1,72 1,32 1,13 3,30
𝑡𝑟𝑎𝑡𝑎 3,306 1,74 1,13 0,996 0,78
Kecepatan 𝑣 0,604961 1,14943 1,76991 2,00803 2,56
2ℎ
=
𝑡
Kecepatan 𝑣 24,19844 45,9772 70,7964 80,3212 102,4
𝜔=
𝑟
Sudut
Percepatan 𝑎= 0,182989 0,660592 1,56629 2,01609 3,282051
𝑣 2𝑦
/ 𝑡2
𝑡

Percepatan 𝑎 7,31956 26,42368 62,6516 80,6436 131,28204


𝛼=
𝑟
sudut
Tegangan 𝑇= 0,48085 1,48352 1,2350565 1,556782 1,62948725
Tali 𝑚(𝑔 −
𝑎)
Momen 𝜏 0,01202125 0,037088 0,0388 0,03891955 0,0407372
gaya
NST Mistar = 0,1001 m

NST Beban = 0,1 gram

NST Stopwatch = 0,01s

Variable Terikat = waktu (t), kecepatan sudut, percepatan sudut, tegang tali,
dan momen gaya.

Variabel Kontrol = jari- jari cakram baja(R), Jari-jari cakram Plexiglas(r),


massa total cakram(m), massa beban(𝑚0 ), tinggi (h)

Variabel Bebas = beban (m), jarak, waktu

G. Analisis Data
1. Perhitungan Waktu
Waktu Rerata:

𝑡1 + 𝑡2 + ⋯ + 𝑡𝑛
𝑋̅ =
𝑛

Stansar Deviasi Rata – rata:

(𝑋𝑖 − 𝑋̅)12 + (𝑋𝑖 − 𝑋̅)22 + ⋯ + (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2𝑛


̅̅̅
𝑆 𝑦 = √
𝑛(𝑛 − 1)

Ketidakpastian Relatif:
̅̅̅
𝑆𝑥
𝑅𝑥 =
𝑋̅
Massa 0,5 kg
Percobaan 𝑡 (𝑋𝑖) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
Ke-
1 3,35 0,043333 0,001878
2 3,15 -0,15667 0,024545
3 3,42 0,113333 0,012844
Waktu Rerata:

3,35 + 3,15 + 3,42


𝑋̅ = = 3,306667
3

Standar Deviasi Rata Rata:

0,001878 + 0,024545 + 0,012844


̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ = 0,080898
3(3 − 1)

Maka didapatkan hasil pengukuran waktu adalah;

𝑥 = 3,31 ± 0,08 𝑠

Dengan ketidakpastian relatif:

0,080898
𝑅𝑥 = × 100% = 2,45%
3,306667

Massa 0,10 kg

Percobaan 𝑡 (𝑋𝑖) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2


Ke-
1 1,73 0,013333 0,000178
2 1,78 0,063333 0,004011
3 1,72 0,003333 0,0000111
Waktu Rerata:

1,73 + 1,78 + 1,72


𝑋̅ = = 1,743333
3

Standar Deviasi Rata rata:

0,000178 + 0,004011 + 0,0000111


̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ = 0,26457
3(3 − 1)

Maka didapatkan hasil pengukuran waktu adalah:


𝑥 = 1,74 ± 0,26 𝑠
Dengan Ketidakpastian relatif:
0,080898
𝑅𝑥 = × 100% = 1,51%
1,743333

Massa 0,15 kg
Percobaan 𝑡 (𝑋𝑖) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
Ke-
1 1 -0,13 0,0169
2 1,07 -0,06 0,0036
3 1,32 0,19 0,0361
Waktu Rerata:
1 + 1,07 + 1,32
𝑋̅ = = 1,13
3
Standar Deviasi Rata rata:

0,0169 + 0,0036 + 0,0361


̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ = 0,097125
3(3 − 1)

Maka didapatkan hasil pengukuran waktu adalah:


𝑥 = 1,13 ± 0,10 𝑠
Dengan ketidakpastian relatif:
0,097125
𝑅𝑥 = × 100% = 8,59%
1,13

Massa 0,20 kg
Percobaan 𝑡 (𝑋𝑖) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
Ke-
1 1 0,003333 0,0000111
2 0,86 -0,13667 0,018678
3 1,13 0,133333 0,017778
Waktu Rerata:
1 + 0,86 + 1,13
𝑋̅ = = 0,996667
3
Standar Deviasi Rata rata
0,0000111 + 0,018678 + 0,017778
̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ = 0,07796
3(3 − 1)

Maka didapatkan hasil pengukuran waktu adalah:


𝑥 = 0,99 ± 0,08 𝑠
Dengan Ketidakpastian relatif:
0,07796
𝑅𝑥 = × 100% = 7,82%
0,996667

Massa 0,25 kg
Percobaan 𝑡 (𝑋𝑖) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅) (𝑠) (𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
Ke-
1 0,67 -0,11 0,0121
2 0,8 0,02 0,0004
3 0,87 0,09 0,0081
Waktu Rerata:
0,67 + 0,8 + 0,87
𝑋̅ = = 0,78
3
Standar Deviasi Rata rata:

0,0121 + 0,0004 + 0,0081


̅̅̅
𝑆 𝑦 = √ = 0,058595
3(3 − 1)

Maka didapatkan hasil pengukuran waktu:


𝑥 = 0,78 ± 0,06
Dengan ketidakpastian relatif:
0,058595
𝑅𝑥 = × 100% = 7,51%
0,78

2. Menghitung kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya, dan momen


inersia silinder
Kecepatan Sudut:

1) Massa beban 0,05 kg


𝒗 𝟎,𝟔𝟎𝟒𝟗𝟔𝟏
𝝎= = = 24,19844 rad/s
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

2) Massa beban 0,10 kg


𝒗 𝟏,𝟏𝟒𝟗𝟒𝟑
𝝎= = = 45,9772 rad/s
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

3) Massa beban 0,15 kg


𝒗 𝟏,𝟕𝟔𝟗𝟗𝟏
𝝎= = = 70,7964 rad/s
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

4) Massa beban 0,20 kg


𝒗 𝟐,𝟎𝟎𝟖𝟎𝟑
𝝎= = = 80.3212 rad/s
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

5) Massa beban 0,25 kg


𝒗 𝟐,𝟓𝟔
𝝎= = 𝟎,𝟐𝟓 = 102,4 rad/s
𝒓

Percepatan Sudut:

1) Massa beban 0,05 kg


𝐚 𝟎,𝟏𝟖𝟐𝟗𝟖𝟗
𝒂= = = 7,31956 rad/𝒔𝟐
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

2) Massa beban 0,10 kg


𝐚 𝟎,𝟔𝟔𝟎𝟓𝟗𝟐
𝒂= = = 26,42368 rad/𝒔𝟐
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

3) Massa beban 0,15 kg


𝐚 𝟏,𝟓𝟔𝟔𝟐𝟗
𝒂= = = 62,6516 rad/𝒔𝟐
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

4) Massa beban 0,20 kg


𝐚 𝟐,𝟎𝟏𝟔𝟎𝟗
𝒂= = = 80,3212 rad/𝒔𝟐
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓
5) Massa beban 0,25 kg
𝐚 𝟑,𝟐𝟖𝟐𝟎𝟓𝟏
𝒂= = = 131,28204 rad/𝒔𝟐
𝒓 𝟎,𝟎𝟐𝟓

Tegangan Tali:

1) Massa beban 0,05 kg


𝑻 = 𝒎(𝒈 − 𝐚) = 0,05 (9,8 – 0,𝟏𝟖𝟐𝟗𝟖𝟗) = 0,48085 N

2) Massa beban 0,10 kg


𝑻 = 𝒎(𝒈 − 𝐚) = 0,10 (9,8 – 0,660592) = 0,91394 N

3) Massa beban 0,15 kg


𝑻 = 𝒎(𝒈 − 𝐚) = 0,15 (9,8 – 1,56629) = 1,2350565 N

4) Massa beban 0,20 kg


𝑻 = 𝒎(𝒈 − 𝐚) = 0,20 (9,8 – 2,01609) = 1,556782 N

5) Massa beban 0,25 kg


𝑻 = 𝒎(𝒈 − 𝐚) = 0,25 (9,8 – 3,282051) = 1,62948725 N

Momen gaya:

1) Massa beban 0,05 kg


𝝉 = 𝒓. 𝑻 = 0,025 . 0,48085 = 0,01202125 Nm

2) Massa beban 0,10 kg


𝝉 = 𝒓. 𝑻 = 0,025 . 0,91394 = 0,022849 Nm

3) Massa beban 0,15 kg


𝝉 = 𝒓. 𝑻 = 0,025 . 1,2350565 = 0,0388 Nm

4) Massa beban 0,20 kg


𝝉 = 𝒓. 𝑻 = 0,025 . 1,556782 = 0,03891955 Nm

5) Massa beban 0,25 kg


𝝉 = 𝒓. 𝑻 = 0,025 . 1,62948725 = 0,0407372 Nm

Menghitung momen inersia (𝑰𝑻𝒆𝒐𝒓𝒊 ) silinder pejal

1 1
𝐼𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 = 2 . 𝑀. 𝑅 2 = 2. 3. (0,25)2 = 0,094 kg/𝑚2

Menghitung momen gaya akibat gesekan pada poros

𝜏𝑔 = 𝑟. 𝑇 = 𝑟. 𝑚0 . 𝑔 = 0,025 . 0,05 . 9,8 = 0,0123 Nm

3. Metode Kuadrat Terkecil


x = Percepatan Sudut (⍶)

y = Momen gaya (Ʈ)

Pada percobaan praktikum gerak rotasi menggunakan ralat kuadrat terkecil


dengan perhitungan sebagai berikut:

X y x² y² xy xy2

7,31956 0,01202125 53,576 0,00014 0,08799 0,00774

26,42368 0,022849 698,211 0,00052 0,60375 0,36452

62,6516 0,0388 3925,22 0,00151 2,43088 5,90919

80,3212 0,03891955 6451,5 0,00151 3,12606 9,77228


131,28204 0,0407372 17235 0,00166 5,34806 28,6018

Menghitung nilai gradien (a) menggunakan rumus:

(∑ 𝑦)(∑𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)(∑ 𝑥𝑦)


𝑎=
𝑛 (∑𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

(0,15333)(28363,5) − (307,998)(11,5968)
=
5(28363,5) − (307,998)²

= 0,01655

Menghitung nilai gradien (b) menggunakan rumus:

𝑛 ∑(𝑥𝑦) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑏 =
𝑛∑𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

5(11,5968) − (307,998)(0,15333)
=
5(28363,5) − (307,998)²

= 0,00023

Menghitung Sy menggunakan rumus:

1 ∑𝑥 2 (∑ 𝑦)2 − 2 ∑ 𝑥(𝑥𝑦) ∑ 𝑦 + 𝑛(∑ 𝑥𝑦)2


̅̅̅ = √
𝑆𝑦 |∑ 𝑦 2 − |
𝑛−2 𝑛∑𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

̅̅̅
𝑆𝑦

1 (28363,5)(0,15333)2 − 2(307,998)(11,5968)(0,15333) + 5(11,5968)2


= √ |0,00535 |
5−3 5(28363,5) − (307,998)2

̅̅̅
𝑆𝑦 = 0,0071
Menghitung Sa menggunakan rumus:

∑𝑥 2
𝑆𝑎 = ̅̅̅
𝑆𝑦 √
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

28363,5
𝑆𝑎 = 0,0071√
5(28363,5) − (307,998)²

𝑆𝑎 = 0,00552

Menghitung Sb menggunakan rumus:

𝑛
̅̅̅ ̅̅̅ √
𝑆𝑏 = 𝑆𝑦
𝑛(∑𝑥 2 ) − (∑ 𝑥)2

5
̅̅̅
𝑆𝑏 = 0,0071 √
5(28363,5) − (307,998)²

̅̅̅
𝑆𝑏 = 0,000073

Menghitung Ralat relatif a menggunakan rumus:

𝑆𝑎
𝑅𝑟𝑎 = 𝑥 100 %
𝑎

0,00552
𝑅𝑟𝑎 = 𝑥 100%
0,01655

𝑅𝑟𝑎 = 33%(2 𝐴𝑃)

Jadi nilai a = (0,016 ± 0,005) dengan ralat relatif sebesar 33% (2 AP).
Menghitung Ralat relatif b menggunakan rumus:

𝑆𝑏
𝑅𝑟𝑏 = 𝑥 100 %
𝑏

0,000073
𝑅𝑟𝑏 = 𝑥 100%
0,00023

𝑅𝑟𝑏 = 32%(2 𝐴𝑃)

Jadi nilai b = (0,00023 ± 0,00007) dengan ralat relatif sebesar 32% (2


AP).Sehingga diperoleh grafik Hubungan antara Momen Gaya dan Percepatan
Rotasi:

Grafik antara momen gaya (τ) dan


Percepatan Rotasi (α)
0,05 y = 0,0002x + 0,0166
0,04 R² = 0,7651

0,03
Y (τ)

0,02
0,01
0
0 20 40 60 80 100 120 140
X (α)

Grafik Hubungan V dengan I Linear (Grafik Hubungan V dengan I)

H. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka diperoleh m0 = 50,5 x
10-3 kg supaya silinder bergerak secara konstan. Untuk menentukan kecepatan
sudut dan percepatan sudut selalu ditambahkan beban pada masing-masing
percobaan yang kami lakukan sebanyak 5 kali percobaan untuk menentukan
waktu yang ditempuh dengan ketinggian h=1 meter sehingga diperoleh data
berikut:

- Pada massa 0,05 kg, diperoleh:


trata - rata = 3,30666 s
V = 0,6049 m/s

ω = 24,198 rad/s

a = 0,1829 m/s2

α = 7,319 rad/s2

=
T 0,4808 N

τ = 0,01202 Nm

- Pada massa 0,010 kg, diperoleh:


trata – rata =1,74 s

V = 1,149 m/s

ω = 45,97 rad/s

a = 0,6605 m/s2

α = 26,423 rad/s2

=
T 0,9139 N

τ = 0,0228 Nm

- Pada massa 0,015 kg, diperoleh:


trata – rata =1,13 s

V = 1,769 m/s

ω = 70,796 rad/s

a = 1,566 m/s2

α = 62,651 rad/s2

=
T 1,23505 N

τ = 0,0388 Nm
- Pada massa 0,020 kg, diperoleh:
trata - rata =0,996 s

V = 2,008 m/s

ω = 80,321 rad/s

a = 2,016 m/s2

α = 80,643 rad/s2

=
T 1,5567 N

τ = 0,038919 Nm

- Pada massa 0,025 kg, diperoleh:


trata - rata = 0,78 s

V = 2,56 m/s

ω = 102,4 rad/s

a = 3,282 m/s2

α = 131,282 rad/s2

=
T 1,6294 N

τ = 0,04073 Nm

Dari data yang dihasilkan dapat diketahui, jika beban ditambahkan waktu
yang dibutuhkan oleh beban untuk jatuh ke lantai akan semakin cepat apabila
beban semakin berat. Begitu juga dengan percepatan, kecepatan, kecepatan
sudut, percepetan sudut, tegangan tali, maupun momen inersia yang terjadi
apabila beban ditambah beratnya maka hasilnya akan semakin besar.

Berdasarkan grafik hubungan antara percepatan sudut (α) dan momen


gaya diketahui bahwa grafik yang dihasilkan adalah linier (lurus) menunjukkan
bahwa percepatan sudut (α) dan momen gaya besarnya berbanding lurus, dimana
semakin bessar percepatan sudut yang dihasilkan maka semakin besar pula
momen gaya yang dihasilkan.

I. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan kecepatan sudut pada gerak rotasi dapat dihitung menggunakan
persamaan
𝑣
𝜔=
𝑟

Dimana:

ω= kecepatan sudut (rad⁄s)

v = kecepatan linier ( m⁄s)

r = jari-jari lingkaran (m)

dengan mencari jari-jari cakram yang sudah diketahi, waktu yang dihitung
saat melakukan percobaan, serta ketinggian yang dicari melalui percobaan.
Semakin besar massa yang diberikan maka semakin besar pula kecepatan sudut
yang akan dihasilkan.
Menentukan percepatan sudut dengan menggunakan persamaan dari
percepatan yang dapat diukur tidak langsung menggunakan jari-jari cakram
yaitu:

𝛼 =dω/dt

𝑎
𝛼=
𝑟

Dimana :

𝛼 =percepatan sudut (rad⁄s2 )

a = percepatan linier (m⁄s2)

ω=kecepatansudut ( rad⁄s2)

r = jari-jari lingkaran (m)

t = waktu (s)
Momen gaya yang dihasilkan akibat gesekan pada poros memiliki
percepatan yang sama dengan nol, disebabkan karena memiliki kecepatan yang
konstan.
Momen inersia silinder pejal dapat ditentukan menggunkan besaran massa
cakram (M) dan jari-jari cakram (R).

Untuk menentukan grafik hubungan antara kecepatan sudut dengan


momen gaya menggunkan ralat kuadrat terkecil. Berdasarkan grafik hubungan
antara percepatan sudut (α) dan momen gaya diketahui bahwa grafik yang
dihasilkan adalah linier (lurus) menunjukkan bahwa percepatan sudut (α) dan
momen gaya besarnya berbanding lurus, dimana semakin bessar percepatan sudut
yang dihasilkan maka semakin besar pula momen gaya yang dihasilkan.
J. Daftar Pustaka
Chusni.M.M.et.al (2018).Penentuan Momen Inersia Benda Silinder Pejal
dengan Integral dan Tracker.:Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan
(JPFK).
Halliday.D.,Resnick,R.,& Walker,J.(2010).Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1. Jakarta
:Erlangga.
Tipler, Paul A (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga Jilid 1,
Jakarta :Erlangga
Tim Praktikum Mekanika (2022). Modul Praktikum Mekanika Malang :
UniversitasNegeri Malang.
Serway & Jewett. (2010). Physics for Scientist and Engineers. 6th
Edition.Pomona:Thomson Brooks/Cole.
K. Lampiran

1. Laporan sementara
2. Dokumentasi praktikum

3. Alat dan bahan


4. Perhitungan Excel:
5. Cek plagiarisme

Anda mungkin juga menyukai