GERAK ROTASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Mekanika Klasik
Yang Dibimbing oleh Sujito S.Pd., M.Si
Disusun oleh:
Anadya Dewi Shinta Aulia (220322608612)
Khansa Zahra Asyra (220322609527)
Sabrina Arju Valenciya Putri (220322611339)
B. Dasar Teori
Rotasi merupakan perputaran semua titik pada benda yang bergerak
mengitari sumbu atau poros benda tersebut. Sebuah benda tegar (kaku dan
homogen) berputar terhadap sumbu akan tetap diam dalam ruang sehingga
tidak ada energi kinetik yang berkaita dengan gerak translasi (Tipler, P. 1991)
Pada gerak translasi, benda akan bergerak dengan percepatan α jika padanya
diberikan gaya sebesar gaya F, dan dengan menggunakan Hukum II Newton
tentang gerak
F=m . α
Dengan m adalah massa benda. Untuk gerak rotasi, benda akan bergerak
dengan percepatan sudut α jika padanya diberikan sebuah momen gaya sebesar
τ, dengan menggunakan analogi dari Hukum II Newton tentang gerak yang
berupa
τ =I . α
Dengan I adalah momen inersia bend. Momen inersia benda bergantung
pada distribusi massa dan bentuk benda. Contohnya, momen inersia silinder
pejal I teori dengan jari-jari R dan massa M berputar pada sumbunya adalah
sebesar
I teori= ( 12 ) MR ²
(Tim Praktikum Mekanika, 2023).
Torsi dari bahasa latin torquere yang artinya (memutar) pada benda itu.
Definisinya sebagai hasil kali antar gaya dengan ajrak titik ke garis kerja gaya
pada arah tegak lurus. Momen gaya (torsi) merupakan besaran vektor dengan
satuan N/m. momen gaya bernilai positif jika arah putarnya searah jarum jam
dan bernilai negatif apabila arahnya berlawanan jarum jam. Momen inersia
adalah hasil kali massa partikel dengan kuadrat terhadap sumbu putarnya.
Momen inersia suatu benda bergantung pada:
a. Massa benda
b. Bentuk benda
c. Letak sumbu putar/poros
(Lasmi, N.K, 2016)
Kecepatan yang dialami partikel dalam gerak melingkar terdiri atas dua
macam yaitu kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) yang memiliki
hubungan sebagai berikut:
V
v=ω . r . ω=
r
Dimana:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
v = kecepatan linier (m/s)
r = jari-jari lingkaran (m)
(Halliday, Resnick & Walker, 2010).
Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu,
yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
dω
α=
dt
a
α=
r
Dimana:
Dengan τ g adalah momen gaya akibat adanya gaya gesekan pada sumbu
cakram yang arahnya berlawanan dengan arah gerak rotasi cakram.
(Tim Praktikum Mekanika, 2023).
C. Alat dan Bahan
E. Prosedur Percobaan
F. Data Percobaan
Jari-jari cakram baja R : 0,1 m
Jari-jari cakram plexiglass r : 3 cm = 0,03 m
Massa total cakram M : 3 kg
Massa beban untuk gerak : 0,13 kg
rotasi kecepatan tetap m0
G. Analisis Data
Analisis Metode
Untuk menganalisis data yang diperoleh pada percobaan digunakan
metode deviasi rata-rata untuk menemukan ketidakpastian waktu rata-
rata
t rata ² dengan persamaan berikut:
√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Kemudian, untuk menemukan ketidakpastian perhitungan kecepatan
translasi, kecepatan rotasi, percepatan translasi, percepatan rotasi, tegang
tali dan momen gaya, digunakan ralat rambat dengan persamaan:
√| || |
2 2
∂z ∂z
S z= dx + dy
∂x ∂y
Untuk menentukan hubungan antara momen gaya (𝜏) dengan
percepatan sudut (α) digunakan kuadrat terkecil, sehingga diperoleh
I Percobaan dengan persamaan:
( Σ y ) ( Σ x 2 ) −( Σ x ) ( Σ xy ) n ( Σ x y )−( Σx ) (Σxy)
a= dan b=
n ( Σ x 2 )−( Σx )
2
n ( Σ x )−( Σ x )
2 2
Sa =S y
√ n
2
n Σ x −( Σx )
2
1
S y= √¿ ¿
n−2
Dan untuk ralat relative menggunakan persamaan berikut
Sx
R= ×100 %
x
Analisis Perhitungan
1
∆ s= nst=0,0005 m
2
1
∆ t= nst =0,005 m
2
√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Sx
R= ×100 %
x
Menentukan ketidakpastian kecepatan linier menggunakan ralat rambat:
√| || |
2 2
∂v ∂v
∆ v= ∆h + ∆
∂h ∂t t
√| || |
2 2
1 −h
∆ v= ∆ + 2 ∆t
t h t
Menentukan ketidakpastian pada kecepatan sudut menggunakan ralat
rambat:
√| || |
2 2
∂ω 2 ∂ω
∆ ω= ∆ + ∆
∂r 3 h ∂t t
√| || |
2 2
12 −h
∆ ω= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
Menentukan ketidakpastian pada percepatan linier menggunakan ralat
rambat:
√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂h 3 r ∂t t
√| || |
2 2
12 −h
∆ a= ∆ h + 2 ∆t
t 3 t
Menentukan ketidakpastian pada percepatan sudut menggunakan ralat
rambat:
√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂r 3 r ∂t t
√| || |
2 2
12 −r
∆ a= ∆ + 2 ∆t
t 3 h t
Analisis Grafik
Membuat hubungan antara momen gaya dengan percepatan rotasi,
menggunakan ralat kuadrat terkecil untuk menggunakan ralat kuadrat
terkecil untuk menentukan ketidakpastian pada grafik tersebut dengan
memisalkan x = percepatan sudut dan y = momen gaya, sehingga
diperoleh tabel hubungan antara x dan y ralat kuadrat terkecil.
No. x y x² y² xy
1. 1,28 0,847314 1,6384 0,71794101 1,0845619
2. 1,43 0,878124 2,0449 0,77110176 1,2557173
3. 3,16 0,873456 9,9856 0,76292538 2,760121
4. 3,33 0,873005 11,0889 0,76213773 2,9071067
5. 4,25 0,870525 18,0625 0,75781378 3,6997313
Σ 13,45 4,342424 42,8203 3,77191966 11,707238
2
Σ 180,903 18,856646 1833,58 14,2273779 137,05942
Mencari I Teori :
I= ( 12 ) MR ²
¿ ( ) 3(0 ,1) ² = 0,015 Kg.m²
1
2
H. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan nilai m 0=0,13 Kg
agar cakram dapat bergerak dengan konstan. Selanjutnya, melakukan variasi
beban dengan menambahkan 0,005 Kg sebanyak 5 kali. Setiap percobaan
diambil data waktu yang diperlukan untuk menempuh ketinggian 0,5 m
sebanyak 3 kali. Sehingga didapatkan data waktu tempuh sebagai berikut:
a) Ketika m1 : 0,05 Kg; t : 5,093 ± 0,01585 s dengan Ralat 0,003112% (4AP)
b) Ketika m2 : 0,06 Kg; t : 4,82 ± 0,007120 s dengan Ralat 0,001477% (4AP)
c) Ketika m3 : 0,07 Kg; t : 3,247 ± 0,007868 s dengan Ralat 0,002423% (4AP)
d) Ketika m4 : 0,08 Kg; t : 3,163 ± 0,02763 s dengan Ralat 0,008735% (4AP)
e) Ketika m5 : 0,09 Kg; t : 2,8 ± 0,02972 s dengan Ralat 0,01061% (4AP)
Dari data yang diperoleh bahwa nilai waktu tempuh yang dibutuhkan semakin
singkat seiring bertambahnya massa, atau semakin besar massa maka semakin
singkat waktu tempuhnya.
Dan kami memperpleh hasil I Teori : I Percobaan adalah 10:4. Perbandingan ini
cukup jauh karena terdapat banyak kesalahan ketika praktikum. Dipengaruhi
oleh beberapa kesalahan bisa dari kesalahan melihat, membaca, dll.
I. Kesimpulan
Pada praktikum yang dilakukan kami dapat menentukan kecepatan sudut,
percepatan sudut, momen gaya akibat gesekan pada poros dan momen inersia
silinder pada percobaan gerak rotasi yang dilakukan. Nilai kecepatan linier
didapatkan dengan menggnakan persamaan v = 2 h/t. nilai kecepatan sudut
dapat menggunakan persamaan ω = v/r. nilai percepatan linier dapat dengan
v 2y
menggunakan persamaan a = = 2 . Nilai percepatan sudut dapat dengan
t t
a
menggunakan persamaan α = . Nilai momen gaya dapat dengan menggunakan
r
persamaan τ T =rT .
J. Daftar Pustaka
Halliday.D.,Resnick,R.,& Walker,J.(2010). Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1 .
Jakarta: Erlangga.
Lasmi, N. K. (2010). Seri Pendahuluan Materi Fisika SMA/MA. Jakarta:
Erlangga.
Tim Praktikum Mekanika Klasik. (2023). Modul Praktikum Mekanika
Klasik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tipler, P. (1991). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A.(1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
K. Lampiran
Perhitungan
Menentukan ketidakpastian waktu rata-rata menggunakan persamaan:
√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Sx
R= ×100 %
x
a) Ketika m1 : 0,05 Kg; t : 5,093 ± 0,01585 s dengan Ralat 0,003112% (4AP)
b) Ketika m2 : 0,06 Kg; t : 4,82 ± 0,007120 s dengan Ralat 0,001477% (4AP)
c) Ketika m3 : 0,07 Kg; t : 3,247 ± 0,007868 s dengan Ralat 0,002423% (4AP)
d) Ketika m4 : 0,08 Kg; t : 3,163 ± 0,02763 s dengan Ralat 0,008735% (4AP)
e) Ketika m5 : 0,09 Kg; t : 2,8 ± 0,02972 s dengan Ralat 0,01061% (4AP)
√| || |
2 2
∂v ∂v
∆ v= ∆h + ∆
∂h ∂t t
√| || |
2 2
1 −h
∆ v= ∆ h + 2 ∆t
t t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; v = 0,1963 ± 0,0001375 m/s dengan ralat
0,0007004% (4AP)
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; v = 0,2075 ± 0,0001494 m/s dengan ralat
0,00072% (4AP)
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; v = 0,3079 ± 0,0002827 m/s dengan ralat
0,0009181% (4AP)
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; v = 0,3161 ± 0,0002956 m/s dengan ralat
0,0009351% (4AP)
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; v = 0,3571 ± 0,0003654 m/s dengan ralat
0,001023% (4AP)
√| || |
2 2
∂ω 2 ∂ω
∆ ω= ∆ + ∆
∂r 3 h ∂t t
√| || |
2 2
12 −h
∆ ω= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; ω = 6,543 ± 6,56×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; ω = 6,916 ± 6,93×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; ω = 10,263 ± 1,033×10−4 rad/s dengan
ralat 1,006×10−5 %(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; ω = 10,536 ± 1,061×10−4 rad/s dengan
ralat 1,007×10−5 %(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; ω = 11,903 ± 1201×10−4 rad/s dengan ralat
1,008×10−5 %(3AP).
√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂h 3 r ∂t t
√| || |
2 2
12 −h
∆ a= ∆ h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 0,03854 ± 4,23×10−9 m/s² dengan ralat
1,09×10−7 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 0,041305 ± 4,78×10−9 m/s² dengan
ralat 1,15×10−7%(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 0,09483 ± 1,05 ×10−8m/s² dengan ralat
1,107×10−7%(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 0,09994 ± 1,11 ×10−8m/s² dengan
ralat 1,11×10−7%(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 0,1275 ± 1,41 ×10−8m/s² dengan ralat
1,105×10−7%(3AP).
√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂r 3 r ∂t t
√| || |
2 2
12 −r
∆ a= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 1,28 ± 6,57 ×10−5m/s² dengan ralat
5,13 ×10−5%(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 1,43 ± 6,94 ×10−5m/s² dengan ralat
4,15 ×10−5%(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 3,16 ± 1,03×10−4 m/s² dengan ralat
3,29 ×10−5 %(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 3,33 ± 1,06 ×10−4 m/s² dengan ralat
3,18 ×10−5 %(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 4,25 ± 1,205 ×10−4 m/s² dengan ralat
2,82 ×10−5%(3AP).
Analisis Grafik
No. x y x² y² xy
1. 1,28 0,847314 1,6384 0,71794101 1,0845619
2. 1,43 0,878124 2,0449 0,77110176 1,2557173
3. 3,16 0,873456 9,9856 0,76292538 2,760121
4. 3,33 0,873005 11,0889 0,76213773 2,9071067
5. 4,25 0,870525 18,0625 0,75781378 3,6997313
Σ 13,45 4,342424 42,8203 3,77191966 11,707238
2
Σ 180,903 18,856646 1833,58 14,2273779 137,05942
√ |2 ( Σ x ) ( Σ y ) −2 ( Σ x ) ( Σ xy ) + n ( Σ xy )
|
2 2 2
1
S y= Σy −
n ( Σ x 2 )− ( Σ x )
2
n−2
√ |
2
1 ( 42,8203 ) ( 4,342424 ) −2 (13 , 45 ) (11,707238 ) +5 ( 11,707
S y= 3,77191966− 2
5−2 5 ( 42,8203 )− ( 13 , 45 )
¿
√ 1
5−2
|3,77191966−35,47756|
¿ 3 , 25
Mencari nilai Sa
Sa =S y
√| ( Σ x 2)
n ( Σ x2 ) −( Σx )
2 |
Sa =3 ,25
√| ( 42,8203 )
5 ( 42,8203 ) −( 13 , 45 )
¿ 3 , 69101
2 |
Sa
R= ×100 %
a
3,69101
R= × 100 %
0 , 8579
¿ 4 , 30 %(3 AP)
Mencari nilai Sb
Sb =S y
√| n
n ( Σ x ) −( Σx )
2 2
|
Sb =3 ,25
√| 5
5 ( 42,8203 ) −(180,903) |
¿ 1,26126
Sb
R= ×100 %
b
1,26126
R= ×100 %
0,0041
¿ 307 % (1 AP)
Tugas
Menghitung presentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang
didapatkan menggunakan persamaan:
Diketahui data I Teori=0,015 dan I Percobaan=0,0041
¿ I Teori−I Percobaan∨ ¿
×100 % ¿
= 1
(I Teori−I Percobaan)
2
¿ 0,015−0,0041∨ ¿ ×100 % ¿
= 1
(0,015−0,0041)
2
= 2% (3AP)