Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA KLASIK

GERAK ROTASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Mekanika Klasik
Yang Dibimbing oleh Sujito S.Pd., M.Si

Disusun oleh:
Anadya Dewi Shinta Aulia (220322608612)
Khansa Zahra Asyra (220322609527)
Sabrina Arju Valenciya Putri (220322611339)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
SEPTEMBER 2023
PERCOBAAN KE 2
GERAK ROTASI
A. Tujuan Percobaan
Dapat menemukan kecepatan sudut, percepatan sudut, momen gaya akibat
gesekan pada poros dan momen inersia silinder.

B. Dasar Teori
Rotasi merupakan perputaran semua titik pada benda yang bergerak
mengitari sumbu atau poros benda tersebut. Sebuah benda tegar (kaku dan
homogen) berputar terhadap sumbu akan tetap diam dalam ruang sehingga
tidak ada energi kinetik yang berkaita dengan gerak translasi (Tipler, P. 1991)
Pada gerak translasi, benda akan bergerak dengan percepatan α jika padanya
diberikan gaya sebesar gaya F, dan dengan menggunakan Hukum II Newton
tentang gerak
F=m . α
Dengan m adalah massa benda. Untuk gerak rotasi, benda akan bergerak
dengan percepatan sudut α jika padanya diberikan sebuah momen gaya sebesar
τ, dengan menggunakan analogi dari Hukum II Newton tentang gerak yang
berupa
τ =I . α
Dengan I adalah momen inersia bend. Momen inersia benda bergantung
pada distribusi massa dan bentuk benda. Contohnya, momen inersia silinder
pejal I teori dengan jari-jari R dan massa M berputar pada sumbunya adalah
sebesar

I teori= ( 12 ) MR ²
(Tim Praktikum Mekanika, 2023).
Torsi dari bahasa latin torquere yang artinya (memutar) pada benda itu.
Definisinya sebagai hasil kali antar gaya dengan ajrak titik ke garis kerja gaya
pada arah tegak lurus. Momen gaya (torsi) merupakan besaran vektor dengan
satuan N/m. momen gaya bernilai positif jika arah putarnya searah jarum jam
dan bernilai negatif apabila arahnya berlawanan jarum jam. Momen inersia
adalah hasil kali massa partikel dengan kuadrat terhadap sumbu putarnya.
Momen inersia suatu benda bergantung pada:
a. Massa benda
b. Bentuk benda
c. Letak sumbu putar/poros
(Lasmi, N.K, 2016)
Kecepatan yang dialami partikel dalam gerak melingkar terdiri atas dua
macam yaitu kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linier (v) yang memiliki
hubungan sebagai berikut:
V
v=ω . r . ω=
r

Dimana:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
v = kecepatan linier (m/s)
r = jari-jari lingkaran (m)
(Halliday, Resnick & Walker, 2010).
Percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut terhadap waktu,
yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

α=
dt
a
α=
r
Dimana:

α = percepatan sudut (rad/s²)


a = percepatan linier (m/s²)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
r = jari-jari lingkaran (m)
t = waktu (s)
(Tipler, Paul A, 1998).
Momen gaya τ T pada silinder yang disebabkan oleh tegangan tali T adalah:
τ =r T
Dengan r tegak lurus terhadap jarak sumbu rotasi ke garis kerja gaya (tegang
tali). Momen gaya netro τ pada sistem:
τ =τ T −τ g = I α

Dengan τ g adalah momen gaya akibat adanya gaya gesekan pada sumbu
cakram yang arahnya berlawanan dengan arah gerak rotasi cakram.
(Tim Praktikum Mekanika, 2023).
C. Alat dan Bahan

Gambar 1. Set alat gerak rotasi Gambar 4. Benang

Gambar 2. Stopwatch Gambar 5. Penggaris

Gambar 3. Beban dengan


berbagai ukuran
D. Skema Percobaan

Gambar 6. Set alat percobaan

E. Prosedur Percobaan

Menentukan Momen Gaya Akibat Adanya Gaya gesekan pada Sumbu


Putar Cakram t g

1. Menggantung pengait beban 5 g pada ujung tali alat gerak rotasi.


2. Memeriksa putaran silinder sedemikian rupa sehingga silinder berputar
dengan kecepatan sudut tetap dengan cara melepaskan beban sehingga
beban bergerak ke bawah.
3. Jika dengan menggunakan beban 5 g silinder masih tetap diam,
menambahkan beban yang tidak terlalu berat ke beban 5 g. Jika perlu
meggunakan beban yang cukup ringan, misalkan penjepit kertas sebagai
beban tambahan. Kemudian, menambahkan penjepit kertas sedemikian
rupa sehingga diperoleh gerak rotasi cakram dengan kecepatan sudut tetap.
Misalkan massa beban itu adalah m0.
Catatan:
Jika silinder bergerak rotasi dengan kecepatan sudut tetap (ω tetap), maka
α = 0. Menggunakan Persamaan 5.13 diperoleh 𝜏𝑔 = 𝜏𝑇 = 𝑟 𝑇 = 𝑟 (m0 g ).
4. Jika massa beban m0 tidak diketahui, mengukur berat beban menggunakan
timbangan dan mencatat hasil pengukuran pada hasil pengamatan di
bawah.
5. Menghitung momen gaya yang diakibatkan oleh gaya gesekan
menggunakan persamaan 𝜏𝑔 = 𝜏𝑇 = 𝑟 𝑇 = 𝑟 (m0 g ). Mencatat hasil
perhitungan pada hasil pengamatan di bawah untuk dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh pada percobaan bagian II berikut ini.
Menentukan Kecepatan Sudut dan Percepatan Sudut
6. Mengganti beban yang lebih berat dari beban yang digunakan pada
percobaan bagian pertama. Misalnya digunakan beban bermassa 50 gram.
7. Menggantung beban tersebut pada ujung tali dan atur posisi beban
sedemikian rupa sehingga ujung bawah beban berada pada ketinggian h
cm di atas lantai. Mengukur ketinggian h tersebut menggunakan pita meter
dan mencatat hasil pengukuran pada tabel 1 di bawah. Menahan beban
pada ketinggian tersebut.
8. Melepaskan beban dan segera menghidupkan stopwatch setelah beban
dilepaskan.
9. Mematikan stopwatch ketika beban menyentuh lantai.
10. Memnbaca waktu yang terukur pada stopwatch dan mencatat hasilnya
pada tabel di bawah.
11. Mengulangi langkah 6 sampai 10 di atas sebanyak n kali (misalnya sampai
5 kali percobaan, n = 5) dan mencatat hasilnya pada kolom yang sesuai
pada tabel di bawah.
12. Menambah beban 10 gram pada penggantung beban dan mengulangi
langkah 6 sampai 11 di atas.
13. Menghitung waktu tempuh rata-rata untuk masing-masing berat beban
t 1+t 2+t 3+ ⋯ +tn
dengan persamaan 𝑡̅ = dan mencatat hasil perhitungan
n
pada kolom yang sesuai pada tabel di bawah.
14. Menambah beban 10 gram pada penggantung beban dan mengulangi
langkah 6 sampai 11 di atas.
15. Menghitung kecepatan gerak translasi beban menggunakan persamaan 5
dan mencatat hasil perhitungan pada tabel di bawah.
16. Menghitung percepatan translasi a menggunakan hasil pada langkah 15 di
atas dan persamaan 6 dan mencatat hasil perhitungan pada tabel.
17. Menghitung percepatan rotasi α menggunakan hasil pada langkah 16 di
atas dan persamaan 8 dan mencatat hasil perhitungan pada tabel.
18. Menghitung besar momen gaya untuk masing-masing beban menggunakan
persamaan 𝜏𝑇 = 𝑟 𝑇 dan lengkapi tabel di bawah.
19. Membuat grafik antara momen gaya τ dan percepatan rotasi α pada kertas
grafik di bawah. Menentukan persamaan garis untuk kurva momen gaya vs
percepatan rotasi.
20. Menentukan gradien grafik untuk mendapatkan momen inersia silinder,
misalkan nilai ini sebagai I percobaan.
21. Menentukan juga perpotongan grafik pada sumbu y untuk mendapatkan
nilai momen gaya akibat adanya gaya gesekan t g.
22. Mengukur jari-jari silinder R dan massa silinder M. Menghitung momen
inersia silinder pejal menggunakan persamaan 3, misalkan nilai ini sebagai
I Teori.
23. Membandingkan nilai momeninersia silinder hasil percobaan I percobaan
(langkah percobaan 20) dengan momen inersia silinder dari perhitungan
teori I Teori (langkah Percobaan 22).
Menghitung persentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang
didapatkan menggunakan persamaan:
¿ I Teori−I Percobaan∨ ¿ ×100 % ¿
1
(I −I )
2 Teori Percobaan

F. Data Percobaan
Jari-jari cakram baja R : 0,1 m
Jari-jari cakram plexiglass r : 3 cm = 0,03 m
Massa total cakram M : 3 kg
Massa beban untuk gerak : 0,13 kg
rotasi kecepatan tetap m0

Tabel 1. Waktu Tempuh Beban

Beban (kg) m 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09


Jarak/Tinggi 0,5 ± 0,5 ± 0,5 ± 0,5 ± 0,5 ±
h
(meter) 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
5,41 ± 4,95 ± 3,38 ± 3,60 ± 3,27 ±
t1
0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
4,80 ± 4,83 ± 3,29 ± 3,26 ± 3,64 ±
t2
Waktu t 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
(detik) 5,07 ± 4,68 ± 3, 07± 2,63 ± 2,49 ±
t3
0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
5,093 ± 4,82 ± 3,247 ± 3,163± 2,8 ±
t rata ²
0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
v=2
Kecepatan 0,1963 0,2075 0,3079 0,3161 0,3571
h/t
Kecepatan
ω = v/r 6,543 6,916 10,263 10,536 11,903
Sudut
a = v/t
Percepatan 0,03854 0,041305 0,09483 0,09994 0,1275
= 2y/t²
Percepatan
α = a/r 1,28 1,43 3,16 3,33 4,25
Sudut
Tegangan
T =m(g−a)
28,2438 29,2708 29,1155 29,10018 29,0175
Tali
Momen
𝜏 0,847314 0,878124 0,873465 0,873005 0,870525
Gaya

NST Penggaris : 0,001 m


NST Stopwatch : 0,01 s
Variabel bebas : massa beban (m)
Variabel kontrol : ketinggian beban (h)
Variabel terikat : waktu tempuh (t)

G. Analisis Data
 Analisis Metode
Untuk menganalisis data yang diperoleh pada percobaan digunakan
metode deviasi rata-rata untuk menemukan ketidakpastian waktu rata-
rata
t rata ² dengan persamaan berikut:

√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Kemudian, untuk menemukan ketidakpastian perhitungan kecepatan
translasi, kecepatan rotasi, percepatan translasi, percepatan rotasi, tegang
tali dan momen gaya, digunakan ralat rambat dengan persamaan:

√| || |
2 2
∂z ∂z
S z= dx + dy
∂x ∂y
Untuk menentukan hubungan antara momen gaya (𝜏) dengan
percepatan sudut (α) digunakan kuadrat terkecil, sehingga diperoleh
I Percobaan dengan persamaan:

( Σ y ) ( Σ x 2 ) −( Σ x ) ( Σ xy ) n ( Σ x y )−( Σx ) (Σxy)
a= dan b=
n ( Σ x 2 )−( Σx )
2
n ( Σ x )−( Σ x )
2 2

Ketidakpastian dari masing-masing konstanta memiliki persamaan:


Sa =S y
√ Σ x2
2
n Σ x −( Σ x )
2

Sa =S y
√ n
2
n Σ x −( Σx )
2

1
S y= √¿ ¿
n−2
Dan untuk ralat relative menggunakan persamaan berikut
Sx
R= ×100 %
x
Analisis Perhitungan
1
∆ s= nst=0,0005 m
2

1
∆ t= nst =0,005 m
2

Menentukan ketidakpastian waktu rata-rata menggunakan persamaan:

√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Sx
R= ×100 %
x
Menentukan ketidakpastian kecepatan linier menggunakan ralat rambat:

√| || |
2 2
∂v ∂v
∆ v= ∆h + ∆
∂h ∂t t

√| || |
2 2
1 −h
∆ v= ∆ + 2 ∆t
t h t
Menentukan ketidakpastian pada kecepatan sudut menggunakan ralat
rambat:

√| || |
2 2
∂ω 2 ∂ω
∆ ω= ∆ + ∆
∂r 3 h ∂t t

√| || |
2 2
12 −h
∆ ω= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
Menentukan ketidakpastian pada percepatan linier menggunakan ralat
rambat:

√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂h 3 r ∂t t

√| || |
2 2
12 −h
∆ a= ∆ h + 2 ∆t
t 3 t
Menentukan ketidakpastian pada percepatan sudut menggunakan ralat
rambat:

√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂r 3 r ∂t t

√| || |
2 2
12 −r
∆ a= ∆ + 2 ∆t
t 3 h t

 Analisis Grafik
Membuat hubungan antara momen gaya dengan percepatan rotasi,
menggunakan ralat kuadrat terkecil untuk menggunakan ralat kuadrat
terkecil untuk menentukan ketidakpastian pada grafik tersebut dengan
memisalkan x = percepatan sudut dan y = momen gaya, sehingga
diperoleh tabel hubungan antara x dan y ralat kuadrat terkecil.

Tabel 2. Data Perhitungan Kuadrat Terkecil

No. x y x² y² xy
1. 1,28 0,847314 1,6384 0,71794101 1,0845619
2. 1,43 0,878124 2,0449 0,77110176 1,2557173
3. 3,16 0,873456 9,9856 0,76292538 2,760121
4. 3,33 0,873005 11,0889 0,76213773 2,9071067
5. 4,25 0,870525 18,0625 0,75781378 3,6997313
Σ 13,45 4,342424 42,8203 3,77191966 11,707238
2
Σ 180,903 18,856646 1833,58 14,2273779 137,05942

Berdasarkan data di atas, menghasilkan grafik berikut:


Hubungan Antara Percepatan Sudut dan
Momen Gaya
0.89
0.88
Momen Gaya 0.87 f(x) = 0.0041303 x + 0.8560939 Hubungan An-
R² = 0.288934163444094 tara Per-
0.86 cepatan Sudut
dan Momen
0.85 Gaya
0.84
0.83
1.28 1.43 3.16 3.33 4.25
Percepatan Sudut

Mencari I Teori :

I= ( 12 ) MR ²
¿ ( ) 3(0 ,1) ² = 0,015 Kg.m²
1
2

Nilai inersia percobaan didapatkan dari nilai gradien grafik antara


percepatan sudut dan momen gaya. Persamaaan garis pada grafik yakni y =
0,0041x + 0,8561. Persamaan ini sesuai dengan y = mx + c, sehingga nilai
m (gradien grafik) yang didapatkan adalah 0,0041, ini adalah nilai I Percobaan.
I Percobaan : I Teori
0,0041 :0,015
2 2
4 Kg. m :10 Kg . m

H. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan nilai m 0=0,13 Kg
agar cakram dapat bergerak dengan konstan. Selanjutnya, melakukan variasi
beban dengan menambahkan 0,005 Kg sebanyak 5 kali. Setiap percobaan
diambil data waktu yang diperlukan untuk menempuh ketinggian 0,5 m
sebanyak 3 kali. Sehingga didapatkan data waktu tempuh sebagai berikut:
a) Ketika m1 : 0,05 Kg; t : 5,093 ± 0,01585 s dengan Ralat 0,003112% (4AP)
b) Ketika m2 : 0,06 Kg; t : 4,82 ± 0,007120 s dengan Ralat 0,001477% (4AP)
c) Ketika m3 : 0,07 Kg; t : 3,247 ± 0,007868 s dengan Ralat 0,002423% (4AP)
d) Ketika m4 : 0,08 Kg; t : 3,163 ± 0,02763 s dengan Ralat 0,008735% (4AP)
e) Ketika m5 : 0,09 Kg; t : 2,8 ± 0,02972 s dengan Ralat 0,01061% (4AP)
Dari data yang diperoleh bahwa nilai waktu tempuh yang dibutuhkan semakin
singkat seiring bertambahnya massa, atau semakin besar massa maka semakin
singkat waktu tempuhnya.

Selain waktu tempuh, dapat menentikan kecepatan linier sebagai berikut:


a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; v = 0,1963 ± 0,0001375 m/s dengan ralat
0,0007004% (4AP)
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; v = 0,2075 ± 0,0001494 m/s dengan ralat
0,00072% (4AP)
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; v = 0,3079 ± 0,0002827 m/s dengan ralat
0,0009181% (4AP)
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; v = 0,3161 ± 0,0002956 m/s dengan ralat
0,0009351% (4AP)
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; v = 0,3571 ± 0,0003654 m/s dengan ralat
0,001023% (4AP)
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai kecepatan linier berbanding
lurus dengan massa. Ketika massa semakin besar, maka nilai kecepatan linier
juga semakin besar.
Selanjutnya, dari percobaan didapatkan nilai kecepatan sudut sebagai berikut:
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; ω = 6,543 ± 6,56×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; ω = 6,916 ± 6,93×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; ω = 10,263 ± 1,033×10−4 rad/s dengan ralat
1,006×10−5 %(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; ω = 10,536 ± 1,061×10−4 rad/s dengan ralat
1,007×10−5 %(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; ω = 11,903 ± 1201×10−4 rad/s dengan ralat
1,008×10−5 %(3AP).
Berdasasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai kecepatan sudut
sebanding dengan pertambahan massa, semakin besar massa benda yang
digantungkan maka nilai kecepatan sudut akan bertambah.
Berdasarkan data percobaan didapatkan nilai percepatan linier sebagai
berikut:
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 0,03854 ± 4,23×10−9 m/s² dengan ralat
1,09×10−7 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 0,041305 ± 4,78×10−9 m/s² dengan ralat
1,15×10−7%(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 0,09483 ± 1,05 ×10−8m/s² dengan ralat
1,107×10−7%(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 0,09994 ± 1,11 ×10−8m/s² dengan ralat
1,11×10−7%(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 0,1275 ± 1,41 ×10−8m/s² dengan ralat
1,105×10−7%(3AP).
Terakhir, berdasarkan data percobaan didapatkan nilai percepatan linier
sebagai berikut:
f) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 1,28 ± 6,57 ×10−5m/s² dengan ralat 5,13
−5
×10 %(3AP).
g) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 1,43 ± 6,94 ×10−5m/s² dengan ralat 4,15
−5
×10 %(3AP).
h) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 3,16 ± 1,03×10−4 m/s² dengan ralat 3,29
−5
×10 %(3AP).
i) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 3,33 ± 1,06 ×10−4 m/s² dengan ralat 3,18
−5
×10 %(3AP).
j) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 4,25 ± 1,205 ×10−4 m/s² dengan ralat 2,82
−5
×10 %(AP).
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai percepatan sudut
sebanding dengan massa. Semakin besar massa benda maka nilai percepatan
sudutnya juga semakin besar.
Bedasarkan hubungan antara percepatan sudut ¿) dan momen gaya (𝜏)
didapatkan grafik berikut:

Hubungan Antara Percepatan Sudut dan


Momen Gaya
0.89
0.88
0.87 f(x) = 0.0041303 x + 0.8560939 Hubungan An-
Momen Gaya

R² = 0.288934163444094 tara Per-


0.86 cepatan Sudut
dan Momen
0.85 Gaya
0.84
0.83
1.28 1.43 3.16 3.33 4.25
Percepatan Sudut

Berdasarkan grafik di atas seharusnya mendapatkan grafik yang linier,


didapatkan nilai a=

Dan kami memperpleh hasil I Teori : I Percobaan adalah 10:4. Perbandingan ini
cukup jauh karena terdapat banyak kesalahan ketika praktikum. Dipengaruhi
oleh beberapa kesalahan bisa dari kesalahan melihat, membaca, dll.
I. Kesimpulan
Pada praktikum yang dilakukan kami dapat menentukan kecepatan sudut,
percepatan sudut, momen gaya akibat gesekan pada poros dan momen inersia
silinder pada percobaan gerak rotasi yang dilakukan. Nilai kecepatan linier
didapatkan dengan menggnakan persamaan v = 2 h/t. nilai kecepatan sudut
dapat menggunakan persamaan ω = v/r. nilai percepatan linier dapat dengan
v 2y
menggunakan persamaan a = = 2 . Nilai percepatan sudut dapat dengan
t t
a
menggunakan persamaan α = . Nilai momen gaya dapat dengan menggunakan
r
persamaan τ T =rT .
J. Daftar Pustaka
Halliday.D.,Resnick,R.,& Walker,J.(2010). Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1 .
Jakarta: Erlangga.
Lasmi, N. K. (2010). Seri Pendahuluan Materi Fisika SMA/MA. Jakarta:
Erlangga.
Tim Praktikum Mekanika Klasik. (2023). Modul Praktikum Mekanika
Klasik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tipler, P. (1991). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A.(1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi 3 Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
K. Lampiran
 Perhitungan
Menentukan ketidakpastian waktu rata-rata menggunakan persamaan:

√( )
2
Σ ( t 1−t )
St =
n ( n−1 )
Sx
R= ×100 %
x
a) Ketika m1 : 0,05 Kg; t : 5,093 ± 0,01585 s dengan Ralat 0,003112% (4AP)
b) Ketika m2 : 0,06 Kg; t : 4,82 ± 0,007120 s dengan Ralat 0,001477% (4AP)
c) Ketika m3 : 0,07 Kg; t : 3,247 ± 0,007868 s dengan Ralat 0,002423% (4AP)
d) Ketika m4 : 0,08 Kg; t : 3,163 ± 0,02763 s dengan Ralat 0,008735% (4AP)
e) Ketika m5 : 0,09 Kg; t : 2,8 ± 0,02972 s dengan Ralat 0,01061% (4AP)

Menentukan ketidakpastian kecepatan linier menggunakan persamaan:

√| || |
2 2
∂v ∂v
∆ v= ∆h + ∆
∂h ∂t t

√| || |
2 2
1 −h
∆ v= ∆ h + 2 ∆t
t t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; v = 0,1963 ± 0,0001375 m/s dengan ralat
0,0007004% (4AP)
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; v = 0,2075 ± 0,0001494 m/s dengan ralat
0,00072% (4AP)
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; v = 0,3079 ± 0,0002827 m/s dengan ralat
0,0009181% (4AP)
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; v = 0,3161 ± 0,0002956 m/s dengan ralat
0,0009351% (4AP)
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; v = 0,3571 ± 0,0003654 m/s dengan ralat
0,001023% (4AP)

Menentukan ketidakpastian pada kecepatan sudut menggunakan ralat


rambat:

√| || |
2 2
∂ω 2 ∂ω
∆ ω= ∆ + ∆
∂r 3 h ∂t t
√| || |
2 2
12 −h
∆ ω= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; ω = 6,543 ± 6,56×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; ω = 6,916 ± 6,93×10−5 rad/s dengan ralat
1,002×10−5 %(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; ω = 10,263 ± 1,033×10−4 rad/s dengan
ralat 1,006×10−5 %(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; ω = 10,536 ± 1,061×10−4 rad/s dengan
ralat 1,007×10−5 %(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; ω = 11,903 ± 1201×10−4 rad/s dengan ralat
1,008×10−5 %(3AP).

Menentukan ketidakpastian pada percepatan linier menggunakan ralat


rambat:

√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂h 3 r ∂t t

√| || |
2 2
12 −h
∆ a= ∆ h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 0,03854 ± 4,23×10−9 m/s² dengan ralat
1,09×10−7 %(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 0,041305 ± 4,78×10−9 m/s² dengan
ralat 1,15×10−7%(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 0,09483 ± 1,05 ×10−8m/s² dengan ralat
1,107×10−7%(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 0,09994 ± 1,11 ×10−8m/s² dengan
ralat 1,11×10−7%(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 0,1275 ± 1,41 ×10−8m/s² dengan ralat
1,105×10−7%(3AP).

Menentukan ketidakpastian pada percepatan sudut menggunakan ralat


rambat:

√| || |
2 2
∂a 2 ∂a
∆ a= ∆ + ∆
∂r 3 r ∂t t
√| || |
2 2
12 −r
∆ a= ∆h + 2 ∆t
t 3 t
a) Ketika massa m1 = 0,05 Kg; a = 1,28 ± 6,57 ×10−5m/s² dengan ralat
5,13 ×10−5%(3AP).
b) Ketika massa m2 = 0,06 Kg; a = 1,43 ± 6,94 ×10−5m/s² dengan ralat
4,15 ×10−5%(3AP).
c) Ketika massa m3 = 0,07 Kg; a = 3,16 ± 1,03×10−4 m/s² dengan ralat
3,29 ×10−5 %(3AP).
d) Ketika massa m4 = 0,08 Kg; a = 3,33 ± 1,06 ×10−4 m/s² dengan ralat
3,18 ×10−5 %(3AP).
e) Ketika massa m5 = 0,09 Kg; a = 4,25 ± 1,205 ×10−4 m/s² dengan ralat
2,82 ×10−5%(3AP).

 Analisis Grafik

Membuat hubungan antara momen gaya dengan percepatan rotasi,


menggunakan ralat kuadrat terkecil untuk menggunakan ralat kuadrat
terkecil untuk menentukan ketidakpastian pada grafik tersebut dengan
memisalkan x = percepatan sudut dan y = momen gaya, sehingga
diperoleh tabel hubungan antara x dan y ralat kuadrat terkecil.

No. x y x² y² xy
1. 1,28 0,847314 1,6384 0,71794101 1,0845619
2. 1,43 0,878124 2,0449 0,77110176 1,2557173
3. 3,16 0,873456 9,9856 0,76292538 2,760121
4. 3,33 0,873005 11,0889 0,76213773 2,9071067
5. 4,25 0,870525 18,0625 0,75781378 3,6997313
Σ 13,45 4,342424 42,8203 3,77191966 11,707238
2
Σ 180,903 18,856646 1833,58 14,2273779 137,05942

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh tabel grafik hubungan antara


percepatan sudut dengan momen gaya adalah

 Dengan konstanta a adalah titik perpotongan dnegan sumbu y


( Σ y ) ( Σ x 2 ) −(Σ x)(Σ xy)
a=
n ( Σ x 2 )−( Σ x )2
( 4,342424 )( 42,8203 )−(13 , 45)(11,707238)
a= 2
5 ( 42,8203 )−( 13 , 45 )
a=0 , 8579
 Dengan konstanta b adalah titik perpotongan dnegan sumbu x
n ( Σ x y )−(Σ x)( Σ y )
b=
n ( Σ x 2 )− ( Σ x )
2

5 ( 11,707238 )−(13 , 45)(4,342424 )


b= 2
5 ( 42,8203 )−( 13 , 45 )
b=0 , 00 41
 Ketidakpastian masing-masing konstanta dapat dinyatakan sebagai
berikut:

√ |2 ( Σ x ) ( Σ y ) −2 ( Σ x ) ( Σ xy ) + n ( Σ xy )
|
2 2 2
1
S y= Σy −
n ( Σ x 2 )− ( Σ x )
2
n−2

√ |
2
1 ( 42,8203 ) ( 4,342424 ) −2 (13 , 45 ) (11,707238 ) +5 ( 11,707
S y= 3,77191966− 2
5−2 5 ( 42,8203 )− ( 13 , 45 )

¿
√ 1
5−2
|3,77191966−35,47756|

¿ 3 , 25

 Mencari nilai Sa

Sa =S y
√| ( Σ x 2)
n ( Σ x2 ) −( Σx )
2 |
Sa =3 ,25
√| ( 42,8203 )
5 ( 42,8203 ) −( 13 , 45 )
¿ 3 , 69101
2 |
Sa
R= ×100 %
a
3,69101
R= × 100 %
0 , 8579
¿ 4 , 30 %(3 AP)
 Mencari nilai Sb

Sb =S y
√| n
n ( Σ x ) −( Σx )
2 2
|
Sb =3 ,25
√| 5
5 ( 42,8203 ) −(180,903) |
¿ 1,26126

Sb
R= ×100 %
b
1,26126
R= ×100 %
0,0041
¿ 307 % (1 AP)
 Tugas
Menghitung presentase perbedaan kedua nilai momen inersia yang
didapatkan menggunakan persamaan:
Diketahui data I Teori=0,015 dan I Percobaan=0,0041
¿ I Teori−I Percobaan∨ ¿
×100 % ¿
= 1
(I Teori−I Percobaan)
2
¿ 0,015−0,0041∨ ¿ ×100 % ¿
= 1
(0,015−0,0041)
2
= 2% (3AP)

Anda mungkin juga menyukai