PENDAHULUAN
Setiap benda pasti memiliki titik pusat massa yang merupakan tempat
dimana massa benda bertumpu. Dengan pengertian diatas maka dapat
dipastikan bahwa setiap benda pasti memiliki momen inersia yang besarnya
bergantung dari kuadrat jarak benda dari pusat massa ke sumbu putar dan
besarnya massa benda tersebut. Tetapi, pusat massa setiap benda tidaklah
sama. Hal inilah yang menyebabkan besar momen inersia setiap benda
berbeda dengan benda lainnya. Momen inersia merupakan sifat yang
dimiliki oleh sebuah benda untuk mempertahankan posisinya dari gerak
rotasi. Contoh-contoh penerapan dari momen inersia adalah pemain ski es
yang berputar diujung sepatu luncurnya, tongkat golf yang hendak
diayunkan, pesawat atwood, dan lain-lain(Riani,2008).
1.2 Tujuan
1. Menentukan hubungan antara momen inersia dengan massa dan
bentuk/ukuran benda.
2. Menentukan momen inersia beberapa bentuk benda secara teori dan
percobaan.
1.3 Manfaat
1
1. Kita dapat mengetahui hubungan antara momen inersia dengan massa
dan bentuk/ukuran benda
2. Kita dapat mengetahui momen inersia beberapa bentuk benda secara
teori dan percobaan
2
BAB II
DASAR TEORI
τ = F.r ..........(1)
dengan τ adalah momen gaya satuannya Nm, F adalah gaya dengan satuan
Newton (N), dan r adalah lengan gaya dengan satuan (m).(Petrucci,2006).
Percepatan sudut (α) adalah laju perubahan kecepatan sudut
terhadap waktu. Didalam satuan SI, percepatan sudut diukur dalam radian per
detik kuadrat (rad/s2) dan biasanya dilambangkan oleh aljabar Yunani alfa (α).
Percepatan sudut dapat didefinisikan sebagai (Young,2002) :
3
percepatan sudut
keterangan :
ω = kecepatan sudut (rad/s)
t = waktu (s)
θ = percepatan sudut (rad)
Hubungan antara percepatan sudut dan percepatan linier dalam
gerak melingkar, arah percepatan linier (a) menyinggung lingkaran, karena itu
percepatan linier disebut juga percepatan tangensial (at) dan percepatan sudut
dinyatakan dengan (Holman,2006) :
at = α.r ..........(3)
keterangan :
at = percepatan tangensial lnier (m/s)
α = percepatan sudut (rad/s2)
r = jarak dari titik nol sistem koordinat yang mendefinisikan dari ke titik
yang dimaksud (m)
Teorema sumbu sejajar digunakan untuk menghitung momen inersia
suatu bangun yang diputar dengan poros tidak pada pusat massa (Pm) atau
sembarang tempat. Bila momen inersia suatu benda terhadap sembarang sumbu
yang sejajar (paralel) terhadap sumbu pusat dapat dihitung dengan
(Zemansky,1954) :
keterangan :
I = momen inersia terhadap sembarang sumbu
IPm = momen inersia terhadap pusat massa
m = massa total benda
a = jarak sumbu pusat massa ke sumbu paralel
Persamaan gerak untuk rotasi, Hukum gerak Newton dapat
diadaptasi untuk menjelaskan hubungan antara torsi dan percepatan sudut, yaitu :
4
τ = I.α ..........(5)
keterangan :
C = konstanta
m = massa silinder (kg)
R = jari-jari (m)
5
Momen inersia pada silinder pejal dapat dijabarkan sebagai berikut
(Halliday,1999) :
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
3.3 Data Hasil Praktikum
8
(m) (kgm2)
Silinder 0,35758 r = 0,45 0,0724 2,05 28,314
kayu kg
pejal l = 0,9 m
9
Batang Beban r = 0.05 2.27x 10-3 2,14 942.731
dengan 0.256 kg
beban + batang 0.1 9.08 x10-3 1,1 121,145
pada 0.652 kg 0.15 0.02043 0.74 36.221
posisi 2 = 0.908
kg 0.2 0.03632 0.6 16.51
0.25 0.0567 0.46 8.11
10
posisi 4 = 0.908 0.15 0.02043 0.78 38.179
kg
0.2 0.03632 0.48 13.21
0.25 0.0567 0.22 3.88
11
dengan definisi momen gaya yang menyebabkan putaran benda searah putaran
jarum jam disebut momen gaya negatif. Sedangkan yang menyebabkan putaran
benda berlawanan arah putaran jarum jam disebut momen gaya positif.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
12
perhitungan momen inersia memiliki perbedaan yang sangat signifikan untuk
besaran momen.
2. Metode yang digunakan dalam menentukan perhitungan dengan metode
matematis karena persamaan momen inersia yang sesuai dengan bentuk benda.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-momen-inersia.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Momen_inersia
https://www.hajarfisika.com/2018/01/laporan-praktikum-momen-
inersia.html
13
14