Anda di halaman 1dari 9

BANDUL FISIS

Semua benda tegar yang digantungkan sehingga benda dapat berayun


dalam bidang vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut,
dinamakan bandul fisis. Bandul fisis merupakan perluasan dari bandul
sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang digantungi sebuah
partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang berayun adalah
bandul fisis.Bandul fisis sebenarnya memiliki bentuk yang lebih kompleks,
yaitu sebagai benda tegar.

Bandul fisis merupakan keadaan lebih umum dari bandul matematis.


Ayunan bandulbukan lagi tali yang massanya diabaikan dengan pusat massa
yang terkonsentrasisejauh L, tetapi getaran selaras yang terjadi pada
sejumlah massa yang pusatmassanya diketahui dengan pusat rotasi yang
ditentukan. Prinsipnya mirip gerakbandul matematis, hanya persamaan yang
diturunkan lebih umum, dan perbedaan lainnya bandul fisis tidak bisa
mengabaikan bentuk, ukuran, dan massa benda seperti bandul matematis.

Bila bandul ditarik kesamping dari posisi seimbangnya kemudian


dilepas,maka bandul akan berayun karena pengaruh gravitasi atau bandul
bergetar dengan ragam getaran selaras. Gaya pemulih yang bekerja pada m: F
= -mg sin 0. Karena gaya pemulihnya sebanding dengan sin 0 bukan dengan
simpangannya, gerak yang terjadi bukan gerakharmonik sederhana.

Perioda yang mengalami gerak selaras sederhana, termasuk bandul,


tidak bergantung pada amplitudo. Galileo dikatakan sebagai yang pertama
mencatat kenyataan ini, sementara ia melihat ayunan lampu dalam katedalan
di pissa. Penemuan ini mengarah pada bandul jam yang pertama mirip
dengan lonceng. Bandul juga berguna dalam bidang geologi dan sering kali
diperlukan untuk mengukur percepatan gravitasi pada lapis tertentu dengan
sangat teliti.

1
Jika sebuah benda digantungkan pada suatu poros O, kemudian diberi simpangan θ dan
dilepaskan, maka benda itu akan berosilasi karena adanya torka pulih sebesar –
mghsinθ(lihat gambar 1) dengan :

mg : gaya berat,

hsinθ : lengan

h : jarak antara poros ke pusat massa PM

Jika redaman diabaikan, maka persamaan gerak dari sistem bandul fisis ini
adalah:

(1)

Dengan I adalah momen inersia benda dihitung terhadap titik poros. Jika
benda itu diberi simpangan kecil maka , sehingga persamaan menjadi :

(2)
Solusi dari persamaan ini adalah dengan atau
perioda solusi sebesar :

(3)
Dengan melakukan eksperimen bandul fisis , ada 3 hal yang diperoleh yaitu :

Dapat menentukan momen inersia benda

Dapat mempelajari dalil sumbu sejajar untuk momen inersi


Dapat menentukan momen inersia di pusat massa

Menurut dalil sumbu sejajar ,momen inersia benda adalah :

(4)

Dengan Ipm : momen inersia terhadap pusat massa untuk batang


homogen

k : jari- jari girasi terhadap titik pusat massa.

Dalam eksperimen ini akan dilakukan percobaan untuk berbagai posisi


poros. Batang pada satu poros jika diberi simpangan akan berosilasi dengan

perioda sebesar dapat dicari dari persamaan (3) dan (4) Jika
perioda bandul fisis ekivalen dengan perioda bandul matematis

maka panjang ekivalen bandul fisis adalah . Persamaan ini dapat

diganti menjadi persamaan kuadrat, yaitu :

Solusi dari persamaan kuadrat ditunjukkkan memiliki 2 nilai

yang artinya periode osilasi untuk kedua nilai

h bernilai sama.
Dari persamaan kuadrat ditunjukkan bahwa . Jika

titik O’ berjarak dari pusat massa, maka akan memiliki perioda osilasi

yang sama untuk titik poros O yang berjarak h1, sehingga jarak OO’

merupakan panjang ekivalen bandu matematis (l).

Momen inersia bandul di titik pusat massa dapat dicari, dan

percepatan gravitasi juga dapat dicari

Gambar 1. Bandul fisis pada eksperimen


Gambar 1 di atas menunjukan bandul fisis dengan pusat massanya di C dan poros
horizontalnya melalui P. Koordinat pusat massa (C) bandul fisis dengan bentuk seperti pada
Gambar 1 dapat di rumuskan :

Dengan xi adalah posisi pusat massa benda ke-i yang massanya mi


Momen inersia terhadap sumbu ayunan dapat ditentukan dengan menggunakan dalil
sumbu sejajar. Jika momen inersia terhadap sumbu melalui pusat massa (C) adalah I 0 dan
adalah jarak C terhadap P, maka momen inersia terhadap sumbu yang melalui P adalah :

Menentukan momen inersia benda jika sumbu tidak melalui pusat massa adalah dengan
menggunakan Dalil Sumbu Sejajar. Jika diketahui momen inersia terhadap sumbu pusat massa
adalah IPM maka momen inersia benda bermassa M pada sumbu berjarak D dari
sumbu pusat massa dan sejajar dengan sumbuh pusat massa memenuhi

Bab II Langkah Kerja


ALAT DAN BAHAN

1. Bandul fisis yang terdiri dari dua keping logam berbentuk silinder yang dapat
ditempatkan pada sebuah batang logam yang berlubang-lubang. Bandul fisis
digunakan untuk menggambarkan gerakan berayun dari bandul yang disebabkan
oleh gravitasi. Untuk membuat bandul (pendulum), beratnya (m.g), tergantung dari
titik tetap, disebut pivot. Dengan menarik pendulum kembali dan melepaskan, itu
akan berayun bolak- balik karena tarikan gravitasi dan tegangan di sepanjang tali
atau kawat yang menggantungkan berat tadi. Gerakan ini terus berlanjut sebagai
akibat inersia.

2. Meteran untuk mengukur panjang jarak lobang dan panjang benda


3. Stopwatch untuk mengukur waktu
4. Neraca untuk mengukur berat benda

CARA KERJA

1. Mengukur massa beban dan batang logam silinder beserta sekrup pengait secara terpisah
sebanyak 5 kali pengukuran
2. Mengukur panjang dan lebar batang logam dan diameter keping logam
3. Mengukur jarak setiap lubang terhadap sumbu putar
4. Memasangkan keping logam pada batang pada titik tertentu, lalu mengukur jarak pusat
keping dar ujung batang (XOA)
5. Mentukan letak titik poros, lalu menghitung jarak titik poros terhadap ujung batang (XOP)
6. Menyimpangkan bandul fisis tegak lurus terhadap sumbu putar
7. Mengayunkan bandul fisis dengan simpangan sudut tertentu (<200), catat waktu yang
diperlukan untuk 10 ayunan pertama lakukan sebanyak 5 kali pengukuran
8. Memindahkan keping ke lubang kedua dan ukur jaraknya ke sumbu putar dan kemudian
lakukan langkah 7 sebanyak 5 kali
9. Memindahkan keping ke lubang ketiga dan ukur jaraknya ke sumbu putar dan kemudian
lakukan langkah 7 sebanyak 5 kali

Bab III
HASIL PENGAMATAN

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.1

No M batan g (kg) M keping+sekrup (


.
Kg)
1 992 gr 527 gr
2 992,7 gr 526,8 gr
3 992,8 gr 526,8 gr
4 992,9 gr 526,9 gr
5 992,8 gr 526,1 gr
M̄ 1 = 0,99264 M̄ 2 = 0,517

ΔM =0,5 ΔM =0.05
ΔM = 1/2×NST (masa batang 1 mm)
ΔM = 1/2×NST (massa keping logam)

Tabel 1.2

No X1 = 67 cm T= X2 = 54 cm T= X3 =48 cm T=
L.1 T’/N L.3 T’/N L.4 T’/N
N =10 N =10 N =10
(T’) (T’) (T’)
1 T =15 detik 1,5 14 detik 1,4 13,8 detik 1,38
2 15,6 detik 1,56 14,2 detik 1,42 14 detik 1,4
3 15 detik 1,5 14,6 detik 1,46 13,8 detik 1,38
4 15,2 detik 1,52 14,4 detik 1,44 13,4 detik 1,34
5 15 detik 1,5 13,6 detik 1,36 14 detik 1,4
σ 1= T=1 ¿ ¿ σ 2= T 2= σ 3= T 3=

Hitunglah nilai I (hitung juga I) berdasarkan data hasil pengukuran

1
mi xi m ba tan g Lba tan g +m keping X OA
n 2
l=X PM =∑i=0 =
mtotal mba tan g + mkeping
.1
0.992 .75+ 0,526.67
2
¿
0,992+ 0,526
37,2+35,242
¿
1,518
72,442
¿
1,518 = 47,7

Menghitung nilai I berdasarkan teori


I = Io +md2
= 1/12 mL2+m(1/2L)2 = 1/3mL2
I
T =2π √ mgd

1/3 mL 2
=2π √ mg 1/2 L
2L
=2π
√3 g ¿=2π 3, 53¿=7,06¿¿¿
2 10¿


=2π 0, 75¿
3 .¿

Anda mungkin juga menyukai