Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR LANJUT


“ Percobaan Kecepatan Cahaya (O5) “
Hari : Kamis Tanggal : 22 Februari 2024 Jam Ke : 3-4

Oleh :

MAGHFIROH WAHYU APRILIA (182231075)

Anggota Kelompok :

1. MAYDINA PUTRI RACHIMA (182231068)


2. INDRA SATRIYO SURYA PRATAMA (182231071)

Pembimbing : Supadi, S. Si., M. Si.


Asisten Dosen : Shafira Wahyu Nur Aziizah.

LABORATORIUM FISIKA DASAR


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2024
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menentukan kecepatan cahaya di udara.
2. Menentukan kecepatan cahaya pada media air dan gelas akrilik beserta
indeks biasnya.

2
B. DASAR TEORI
DEFINISI CAHAYA
Menurut Pamungkas, Dkk (2015) cahaya adalah gelombang
elektromagnetik yang dapat dilihat dengan mata. Suatu sumber cahaya
memancarkan energi, sebagian energi ini diubah menjadi cahaya tampak
(visible light). Perambatan cahaya di ruang bebas dilakukan oleh gelombang
elektromagnetik. Menurut Suharyanto, dkk (2009) Panjang gelombang
elektromagnetik yang dapat dilihat manusia yaitu 380-750 mm. Gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang yang tidak memerlukan medium
untuk merambat. Intensitas cahaya dengan satuan lux (1 lm/m2), dimana lm
adalah lumens atau lux cahaya.
Cahaya diasumsikan bergeraklurus dan sebagian dibiaskan dan
dipantulkan ketika mengenai suatu permukaan (Halliday, 2007). Sebagai
gelombang elektromagnetik, cahaya terbentuk dari dua pasang vektor
medan sama yaitu medan listrik dan medan magnet (Saleh, 1991). Cahaya
adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel
yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme
gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang
penting pada fisika modern.
Teori Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik muncul pertama
kali oleh hipotesis James Clerk Maxwell (1831-1879), dengan
argumentasinya bahwa jika perubahan medan magnet menghasilkan medan
listrik, seperti pada hukum Faraday, maka hal yang sebaliknya juga bisa
terjadi perubahan medan listrik menghasilkan medan magnet, simpangan
terus menerus ini merupakan gelombangelektromagnetik, yang tak bukan
adalah gelombang cahaya (Giancoli, 2001).

3
Albert Abraham Michelson melakukan percobaan-percobaan dari
tahun 1877 hingga tahun 1926 untuk menyempurnakan metode yang
digunakan Foucault dengan penggunaan cermin rotasi untuk mengukur
waktu yang dibutuhkan cahaya pada 2 x jarak tempuh antara Gunung
Wilson dan Gunung San Antonio, di California. Hasil pengukuran
menunjukkan 299.796.000 meter/detik. Pengukuran laju cahaya secara
tidak langsung, yang dilakukan pada tahun itu prinsipnya mengikuti
persamaan:
jarak tempuh
c=
waktu tempuh
Dari berbagai metode pengukuran laju cahaya yang telah
dilakukan, sekarang telah ditentukan bahwa kecepatan cahaya

didefinisikan secara tepat sebesar 2,99792457 x 108 𝑚 /𝑠 atau dengan nilai

3,0 𝑥 108 𝑚 /𝑠

KECEPATAN CAHAYA DI RUANG HAMPA /UDARA


Cepat rambat cahaya di ruang hampa ialah sekitar 3 × 108 𝑚⁄𝑠 , bila
berkas cahaya itu masuk ke dalam medium lain, maka cepat rambatnya
bergantung pada indeks bias mediumnya. Pada percobaan pengukuran
kecepatan cahaya menggunakan sinar laser, berkas sinar laser yang berasal
dari emitter diarahkan ke cermin pemantul dengan panjang lintasan L1 ,
kemudian oleh cermin sinar tersebut dipantulkan ke receiver dengan
panjang lintasan L2 . Skema gambar percobaannya seperti terlihat pada
gambar di bawah :

RECEIVER
L2

OSILOSKOP

EMITTER L1

Gambar 1. Skema Percobaan Pengukuran Kecepatan Cahaya

4
Sinyal ketika berkas laser dipancarkan akan dideteksi oleh osiloskop
melalui input 1 dan sinyal yang ditangkap oleh detector (receiver) akan
dideteksi oleh osiloskop melalui input 2. Gambar yang akan ditampilkan
osiloskop akan seperti berikut:

Gambar 2. Tampilan Gelombang dari Emitter dan Receiver Pada Osiloskop

Osiloskop dapat menentukkan perbedaan waktu antara kedua sinyal


t2 t1
input tersebut. Beda fase yang dirumuskan sebagai  =  , karena
T2 T1
pada praktikum ini menggunakan laser dan salah satu sifat laser adalah
monokromatis maka laser yang keluar dari emitter dan laser yang diterima
oleh receiver itu sama dalam arti memiliki panjang gelombang yang sama

sehingga periodanya pun sama juga (T2 = T1 = T) sebab v = .
T

Jadi  =
1
t2  t1  , sehingga beda fase yang dimaksud disini adalah
T
.T = t2 – t1 karena bila tidak seperti itu maka beda fase yang tanpa
memiliki satuan akan salah pengertiannya sebab pada percobaan ini beda
fasenya itu memiliki satuan yaitu dalam nanosekon. Sehingga dengan
mengetahui jarak lintasan sinar laser dan waktu tempuhnya maka akan
dapat ditentukan kecepatan sinar laser tersebut.

5
KECEPATAN CAHAYA DI AIR DAN AKRILIK
Laju cahaya di dalam medium seperti misalnya kaca, air atau udara
ditentukan oleh indeks bias n, yang didefinisikan sebagai permbandingan
laju cahaya dalam ruang hampa c terhadap laju tersebut dalam mendium v:
𝑐
𝑛=
𝑣
Indeks bias merupakan perbandingan antara panjang gelombang
cahaya yang melintasi medium pertama yang dalam hal ini adalah udara
dengan panjang gelombang cahaya yang melewati medium kedua yang
dalam hal ini adalah gelas atau akrilik. Pada eksperimen ini dilakukan
perlakuan perubahan nilai frinji mulai dari 10 hingga 100 yang dilakukan
dengan melakukan pergeseran sudut.
Percobaan dilakukan percobaan untuk mencari nilai indeks bias dari
bahan gelas dan akrilik. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh
bahwa penambahan nilai frinji (N) berbanding lurus dengan pergeseran
sudut medium kedua. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin besarnya nilai
N (jumlah frinji), maka nilai θ (pergeseran sudut medium) juga semakin
besar.
Selain itu juga didapatkan bahwa hubungan antarapertambahan nilai
frinji dengan nilai indeks bias yang terbentuk (baik pada gelas maupun
pada akrilik). Berdasarkan grafik dapat dikatakan bahwa penambahan nilai
frinji juga berbanding lurus dengan besarnya nilai indeks bias bahan.
Dari percobaan indeks bias gelas dan krilik dengan menggunakan
interferometer ini diperoleh bahwa rata-rata perubahan lintasan (indeks
bias)dalam gelas adalah 1.307068, sedangkann dalam akrilik adalah
sebesar 1.158516. hal ini sangat jauh berbeda dengan perubahan lintasan
yang ada di udara yaitu sebagai medium pertama. Dari dua bahan yang
digunakan (gelas dan akrilik), didapatkan nilai indeks bias yang berbeda,
hal itu dikarenakan oleh besar nilai impedansi dari masing-masing bahan
yang juga berbeda. Nilai impedansi ini disebabkan oleh krakteristik dari
suatu bahannya misalnya kerapatan pada bahan tersebut.

6
SIFAT CAHAYA
Jarak terdekat cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia normal
yaitu 25 cm dan jarak terjauh yang dapat dilihat bernilai tak terhingga. Pada
saat ini cahaya yang digunakan untuk penerangan adalah cahaya matahari
dan energi listrik.
Sifat-sifat cahaya sebagai berikut :
1. Cahaya dapat merambat lurus
2. Cahaya dapat dipantulkan
3. Cahaya dapat menembus benda bening
4. Cahaya dapat dibiaskan
5. Cahaya dapat diuraikan

7
C. ALAT BAHAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN
ALAT DAN BAHAN
1. Pengukur kecepatan cahaya
2. Screened cable, BNC, I=750
3. Osiloskop digital, 20 MHz, 2 Channels, 100 MS/s
4. Pipa Berisi Air
5. Gelas Akrilik
PROSEDUR PERCOBAAN
A. Setup Eksperimen
1. Pasang stop kontak (femmit/1000) ke osiloskop dan atur modulasi
frekuensi femmit (dibagi 1000)
2. Hubungkan dua stop kontak lainnya (femmit-fsync and frec-fsync) ke
input osiloskop. Frekuensi sinyal yang dipancarkan dan diterima
akan berkurang hingga 50 kHz saat mempertahankan fase ini di
osiloskop
3. Tekan “Callibration” di setiap memulai pengukuran

B. Menentukan Kecepatan Cahaya di Udara


1. Mula-mula dekatkan cermin dengan laser.
2. Pilih mode ΔO di osiloskop dan tekan “Callibration” untuk
mendapat dua sinyal di osiloskop
3. Pindahkan cermin sepanjang slider
4. Lakukan setidaknya 10 jarak berbeda Δx (> 1000 mm) hitung
perbedaan waktu Δt dari pembacaan di osiloskop

C. Menentukan Kecepatan Cahaya Pada Air dan Gelas Akrilik


1. Tempatkan pipa yang berisi air di depan laser sehingga cahaya
melewati medium tersebut dan letakkan cermin tepat di setelahnya
2. Cahaya akan dibelokkan dan dua sinyal tidak akan sama lagi
3. Pindahkan cermin sebesar Δx sehingga dua sinyal di osiloskop sama
sebelum ada medium
4. Lakukan pengukuran perpindahan cermin (Δx) beberapa kali.

Anda mungkin juga menyukai