Anda di halaman 1dari 6

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Perusahaan

Perusahaan adalah tempat memproduksi barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan
masyarakat luas. Dilansir dari buku Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo, mulainya
istilah perusahaan disebut sebagai pedagang. Namun, seiring dihapusnya Pasal 2 sampai
Pasal 5 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, istilah pedagang dihapus dan diganti
dengan perusahaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan yang


diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan tujuan mencari
keuntungan. Perusahaan juga didefinisikan sebagai organisasi berbadan hukum yang
mengadakan transaksi atau usaha. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997,
pengertian perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap
dan terus-menerus untuk memperoleh keuntungan , baik yang diselenggarakan oleh
perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan di wilayah Indonesia.

Dilansir dari buku Hukum Perusahaan oleh Handri Raharjo berikut jenis-jenis
perusahaan, berikut perusahaan yang sering dijumpai di Indonesia sebagai berikut:
a. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan adalah jenis perusahaan yang modalnya dimiliki oleh
satu orang pengusaha. Perusahaan perseorangan dijalankan oleh satu orang
tersebut, jika terdapat pekerja maka statusnya hanya membantu pengusaha yang
terikat dalam perjanjian kerja.
b. Persekutuan Perdata (maatschap)
Persekutuan perdata adalah jenis perusahaan yang berdiri dari perjanjian antara
dua orang atau lebih untuk mengikatkan diri dan memasukkan sesuatu untuk
membagi kentungan bersama.
c. Persekutuan Firma
Persekutuan firma adalah jenis perusahaan yang dibentuk dua orang atau lebih
untuk menjalankan perusahaan di bawah satu nama yang sama.
d. Yayasan
Yayasan adalah jenis perusahaan yang bergerak di bidang sosial, kemanusiaan,
dan keagamaan. Namun, jika melihat pengertian perusahaan menurut UU
Dokumen Perusahaan, yayasan tidak termasuk dalam perusahaan karena yayasan
tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.
e. Koperasi
Koperasi adalah jenis perusahaan yang didirikan dan dioperasikan oleh
anggotanya sendiri di mana seluruh anggotanya memiliki tanggung jawab yang
sama dalam mengelola perusahaan.

Setelah pengertian dan jenis-jenis perusahaan, berikut ini pemaparan tentang fungsi
perusahaan. Fungsi perusahaan terbagi menjadi beberapa segi, beberapa diantanya :

1. Fungsi Ekonomi,

sebuah perusahaan memiliki tugas utama yaitu memonitoring, menganalisis


dan menyelidiki terkait perekonomian perusahaan itu sendiri.

2. Fungsi Akuntansi

yang berguna untuk menjaga kekayaan perusahaan, memastikan prosedur


perusahaan dijalankan dengan baik, menjaga keandalan informasi akuntansi
serta mendorong efisiensi kerja dalam perusahaan.

3. Fungsi Produksi

adalah menciptakan hingga menambah fungsi dari sebuah barang atau bisa
juga jasa. Proses produksi tentunya ada berbagai macam yang bisa
disesuaikan dengan bidang perusahaan bergerak.

4. Fungsi Pemasaran
yaitu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan melalui proses pertukaran yang
saling menguntungkan antara produsen dan konsumen. Banyak metode
pemasaran yang digunakan oleh setiap perusahaan bergantung pada kreativitas
masing-masing untuk bisa mendapatkan perhatian dari konsumennya.

5. Fungsi Personalia

yang merupakan pegawai atau personel yang diberikan tanggung jawab


sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Sehingga adanya fungsi
personalia ini juga sangat penting untuk menjaga agar efektivitas serta
efisiensi pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan dapat berjalan secara
optimal sesuai yang diharapkan sebelumnya.
https://hot.liputan6.com/read/4382389/tujuan-perusahaan-pengertian-fungsi-
dan-jenis-jenisnya
2.2 Laboratorium Penguji
a) Pengertian Laboratorium
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), laboratorium adalah tempat atau
kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan
percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Dari penjelasan menurut KBBI saja sudah jelas
bahwa laboratorium memiliki berbagai peralatan yang mampu mendukung dalam
mengadakan percobaan. Tentu saja percobaan ini dimaksudkan untuk penyelidikan atau
penelitian. Tidak mungkin ada laboratorium yang beroperasi tanpa ada maksud tertentu.
Penggunaan laboratorium harus didasari oleh metode keilmuan tertentu. Hal ini membuat
seluruh percobaan, penelitian, kegiatan pengujian, kalibrasi, praktik pembelajaran, hingga
produk bahan tertentu bisa berjalan dengan baik dan sesuai tujuan. Tidak dapat dimungkiri
bahwa citra laboratorium terkesan serius dan eksklusif. Padahal laboratorium sudah banyak
tersebar di berbagai tempat. Dimulai dari apotek, poliklinik, pabrik, lembaga pendidikan,
hingga rumah sakit. Berbeda lokasi laboratorium juga memberikan fungsi dan tugas yang
berbeda pula.

b) Definisi laboratorium penguji


Menurut Krus Hariyanto didalam makalahnya, Laboratorium pengujian
didefinisikan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan teknis dengan melibatkan
personil untuk melaksanakan pengujian, sehingga diperoleh hasil uji dengan tujuan-
tujuan tertentu. Pengujian merupakan suatu kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan,
penentuan, satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan,
organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
Data pengujian yang dihasilkan harus representative, obyektif, serta tak
terbantahkan dan dapat dipertahankan secara ilmiah maupun hukum. Supaya kegiatan
di laboratorium dapat berlangsung secara maksimal, maka laboratorium harus
dipersiapkan dan dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang
telah ditetapkan.

c) Fungsi Laboratorium Penguji


Ada berbagai fungsi laboratorium yang memang tergantung dari lokasinya berada. Namun
secara garis besar, inilah fungsi laboratorium:

1. Meningkatkan keterampilan dan keahlian dari para peneliti dalam menggunakan peralatan
yang tersedia di dalam laboratorium.
2. Menjadi sarana belajar bagi para peserta didik untuk mampu mengerti dan memahami
seluruh ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak sehingga menjadi bersifat konkrit dan
nyata. Tentunya semua berkat penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium.
3. Menjadi penyeimbang antara praktik dengan teori karena laboratorium menjadi tempat
untuk menguji sebuah teori sehingga mampu menunjang pelajaran teori yang telah ada.
4. Meningkatkan berbagai aktivitas yang berpusat pada pengembangan keterampilan proses.
Baik proses dalam ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan pembentukan sikap ilmiah.

https://mutuinstitute.com/post/laboratorium-pengujian-dan-kalibrasi/

2.3 Metode Pengujian

a. Analisis H2O Tanah

Tanah sebagai media tumbuh tanaman didefenisikan sebagai lapisan


permukaan bumi yang berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran sebagai penopang tegak tumbuhnya tanaman, sebagai habitat
organisme yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara bagi tanaman serta
sebagai penyuplai air dan hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik
sederhana dan unsur-unsur esensial). Fungsi diatas secara integral mampu
menunjang produktifitas tanah. Sehingga dapat menghasilkan produksi yang
optimal (Hanafiah, 2012). Karakteristik kimia, fisik, dan biologi dari satu tipe
penggunaan lahan berbeda dari tipe penggunaan lahan lainnya. Sebagai contohnya
adalah karakteristik lahan hutan berbeda dengan karakteristik lahan tegalan atau
ladang. Begitu pula dengan penggunaan lahan lainnya seperti lahan perkebunan,
sawah, semak belukar dan sebagainya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan
sumber unsur hara pada lahan-lahan tersebut. Perbedaan inilah yang sering dikaji
sehingga dapat diketahui tindakan apa yang akan dilakukan untuk pengelolaan
lahan-lahan tersebut (Zidane, 2013).
Reaksi tanah yang diukur adalah pH H2O dan pH KCl dengan
perbandingan tanah/larutan 1 : 2,5 dengan menggunakan elektroda kaca. Cara
kerjanya yaitu contoh tanah ditimbang sebanyak 2,5 g dan ditambahkan aquades,
larutan tersebut kemudian dikocok sampai homogen. Lalu pH-nya diukur dengan
pH meter setelah terlebih dahulu elektroda dikalibrasi pada pH 4 dan pH 7.
Perlakuan yang sama dilakukan untuk mengukur pH KCl dengan menggunakan
pelarut KCl 1 M.
Reaksi Tanah (pH). Berdasarkan hasil analisis pH H2O. Nilai pH H2O
tertinggi diperoleh dari lahan semak belukar yaitu 8,05 (agak alkalis). Sedangkan
nilai pH H2O terendah diperoleh dari lahan tegalan yaitu 7,45 (netral). Adapun
nilai pH H2O pada tipe penggunaan lahan lainnya adalah lahan hutan 7,66 (agak
alkalis) dan kebun campuran 7,86 (agak alkalis). Hasil analisis pH KCl dari empat
tipe penggunaan lahan yang berbeda, menunjukkan bahwa semua nilai pH KCl
berada pada kriteria netral. Nilai pH KCl tertinggi diperoleh dari lahan semak
belukar yaitu 7,39 (nertal). Sedangkan nilai pH KCl terendah diperoleh dari lahan
tegalan yaitu 6,60 (netral). Adapun nilai pH KCl pada tipe penggunaan lahan
lainnya adalah lahan hutan 7,12 (netral) dan kebun campuran 7,10 (netral).
Rendahnya pH pada tipe penggunaan lahan tegalan dikarenakan kebiasaan petani
menggunakan pupuk ZA yang dapat meningkatkan konsentrasi ion OH- sehingga
menurunkan pH tanah. Penggunaan pupuk yang bersifat masam seperti ZA yang
masih diberikan petani. dapat menurunkan pH tanah sehingga mempengaruhi
ketersediaan unsur hara lain seperti P dan Mo yang menjadi tidak tersedia.
Ionisasi dari Pupuk ZA akan menghasilkan ion H+ yang dapat mengasamkan
tanah (Triharto, 2014). Menurut Pairunan dkk, (1985) bahwa naik turunnya pH
tanah merupakan fungsi ion H+ dan OH- . Jika konsentrasi ion H+ dalam larutan
tanah naik, maka pH akan turun dan jika konsentrasi ion OH- naik, maka pH akan
naik. Selanjutnya Tan (1998) menyatakan bahwa pH H2O (kemasaman aktif)
menyebabkan terjadinya peningkatan pH KCl (kemasaman potensial). Jika
konsentrasi ion H+ bebas (ion H dalam larutan tanah) dinetralkan maka
kemasaman potensial akan melepaskan ion H+ tertukar dalam larutan tanah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa sifat kimia tanah pada berbagai
penggunaahan lahan. Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan
informasi mengenai karakteristik sifat kimia pada berbagai penggunaan lahan.
b. Analisis P Bray dan P Olsen
https://media.neliti.com/media/publications/115738-ID-uji-metode-olsen-dan-
bray-dalam-menganal.pdf
Unsur fosfat (P) adalah unsur esensial kedua setelah N yang berperan penting dalam fotosintesis
dan perkembangan akar. Ketersediaan P dalam tanah jarang yang melebihi 0,01 % dari total P.
Sebagian besar bentuk P terikat oleh koloid tanah sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Tanah
dengan kandungan organic rendah seperti Oksisols dan Ultisols yang banyak terdapat di Indonesia
kandungan P dalam organik bervariasi dari 20– 80%, bahkan bisa kurang dari 20% tergantung
tempatnya. P tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara efektif oleh tanaman, karena P dalam tanah
dalam bentuk P terikat di dalam tanah, sehingga petani harus terus melakukan pemupukan Padi
lahan sawah walaupun sudah terdapat kandungan P yang cukup memadai. Pada tanah masam, P
bersenyawa dalam bentuk-bentuk Al—P dan Fe—P, sedangkan pada tanah alkali (basa) P akan
membentuk senyawa Ca—P dengan kalsium membentuk senyawa kompleks yang sukar larut
(Simanungkalit et al., 2006). Penetapan jumlah P tersedia dalam tanah harus ditentukan dengan
metode yang tepat. Permasalahan P di dalam tanah cukup kompleks, salah satunya adalah
sumbernya terbatas dan amat dipengaruhi oleh pH tanah sehingga ketersediannya bagi tanaman
sangat kecil. Ada beberapa metode penentuan P tersedia dalam tanah, yaitu Truog, Bray I, Bray II,
North Caroline, dan Olsen. Setiap metode
mempunyai sifat tersendiri dalam mengekstrak P. Metode yang paling baik adalah metode yang
ekstraktannya benar mampu mengekstrak P – tersedia di dalam tanah ataupun paling mendekati P
yang terserap oleh tanaman (Ilahi, 2000). Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang
menentukan kelarutan unsur yang cenderung berkesetimbangan dengan fase padatan. Kelarutan
oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung tergantung pada konsentrasi ion hidroksil
(OH--) dan menurun ketika pH meningkat. Kation hidrogen (H+) bersaing secara langsung dengan
kation-kation asam Lewis lainnya dan oleh karenanya kelarutan kation kompleks seperti Cu dan
Zn akan meningkat dengan menurunnya pH
(Soemarno, 2011). Pengaruh parameter pH terhadap ketersediaan fosfat dapat digunakan sebagai
salah satu tolak ukur untuk membandingkan hasil uji P dari metode uji tanah yang ada.
Perbandingan hasil uji P tersedia dari dua metode yang berbeda dalam penerapan uji
terhadap suasana pH tanah dapat memberikan rekomendasi pemupukan. Metode Olsen biasanya
digunakan untuk tanah ber-pH >5,5, sedangkan metode bray biasanya digunakan untuk tanah
berpH<5,5. Kedua metode ini bisa dijadikan salah satu tolak ukur pembanding penggunaan
metode berdasarkan perbedaan penerapan dalam suasana
tanah, yaitu asam dan basa.

Anda mungkin juga menyukai