Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN MANAGEMENT LABORATORIUM

NIKI DIAGNOSTIC CENTER

Oleh:
Ni Kadek Pridayanti

P07134014001

Putu Rina Widhiasih

P07134014002

Putu Nikhita Febryanti

P07134014003

Komang Oktarina Putri

P07134014004

I Gst. A.A. Satwikha Dewi

P07134014005

Ni Luh Putu Devi Kartika

P07134014006

A.A. Lidya Nirmala Dewi

P07134014006

Komang Nina Shintarini

P07134014009

Dewa Ayu Rianita Putri

P07134014010

Ni Luh Candrawati

P07134014011

Ni Luh Kadek Suciari

P07134014012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Laboratorium adalah tempat melakukan riset ilmiah, eksperimen, pengukuran

ataupun pelatihan ilmiah dimana laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan


dilakukannya

kegiatan-kegiatan

tersebut

secara

terkendali.

Guna

mendukung

terlaksananya kegiatan di laboratorium maka setiap laboratorium harus dilengkapi dengan


fasilitas berupa alat dan bahan yang mendukung. Ketersediaan alat dan bahan di
laboratorium harus dikelola dengan baik demi terlaksananya kegiatan di laboratoium
yang berkesinambungan.
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara
optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Pengelolaan
hendaknya dijalankan berkaitan dengan

unsur

atau

fungsi-fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando,

manajer yakni,

pengkoordinasian,

dan

pengendalian. Dalam pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek seperti


pemeliharaan, pengawasan, dan perencanaan. Pengelolaan
dengan

pengelola

dan

pengguna,

laboratorium

berkaitan

fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan

laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di


laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada
laboratorium

merupakan

tanggung

jawab

bersama

dasarnya

pengelolaan

baik pengelola

maupun

pengguna. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan
oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Suatu manajemen
laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job
description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas .yang efektif, efisien, disiplin, dan
administrasi lab yang baik pula.

1.2
Tujuan
a. Untuk mengetahui susunan organisasi di laboratorium Niki Diagnostic Center.
b. Untuk mengetahui pencatatan dan pelaporan di

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Untuk mengetahui ruangan dan fasilitas penunjang


Untuk mengetahui peralatan di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui bahan di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui specimen di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui metode pemeriksaan di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui bakuan mutu di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui pemantapan mutu di laboratorium Niki Diagnostic Center.
Untuk mengetahui keamanan di laboratorium Niki Diagnostic Center.

1.3
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode observasi yaitu teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung di Laboratorium Niki
Diagnostic Center, metode wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung
dengan penanggung jawab Laboratorium Niki Diagnostic Center, dan metode studi
pustaka, yaitu mencari bahan dari sumber-sumber terpercaya seperti buku dan internet.

BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1 Laboratorium Terpadu
Peralatan laboratorium yang terdapat dalam lab. Terpadu (lab. Kimia klinik, Hematologi, dan
imunologi)

Nama alat : Biomerieux

Nama alat : Biomerieux

Fungsi : SHC (Screening Hipotiroidism


Congenital), untuk pemeriksaan
hipotiroidisme pada bayi

Fungsi : untuk pemeriksaan konfirmative


hipertiroidisme pada bayi

Nama alat: Roche


Fungsi: (Electrolyte Analyzer) untuk
pemeriksaan elektrolit

Nama alat : Miditron Junior II


Fungsi : Untuk pemeriksaan urinalisis

Nama alat : Bayer


Fungsi : (Hematology Analyzer) untuk
pemeriksaan hematologi

Nama alat : Sysmex


Fungsi : untuk pemeriksaan koagulasi
(APTT/PPT)

2.2.

Laboratorium Mikrobiologi
Peralatan laboratorium yang terdapat dalam lab. mikrobiologi

Nama alat : Air Ideal


Fungsi : pemeriksaan cemarah udara di ruang
operasi dgn menggunakan media BAP

Nama alat : Bact Alert


Fungsi : menentukan adanya bakteri dalam
darah secara otomatis

Nama alat : Biology Safety Cabinet


Fungsi : Tempat untuk penaNaman bakteri

Nama alat : Waterbath


Fungsi : mencairkan media padat/beku

Nama alat : Inkubator


Fungsi : menginkubasi media yang telah
ditumbuhi bakteri

Nama alat : Biochemical Test merk API 20


Fungsi : untuk uji biokimia pada bakteri
secara semiotomatis

Nama alat : kulkas bahan infeksius


Fungsi : menyimpan bahan/specimen yang
infeksius

Nama alat : kulkas steril


Fungsi : menyimpan media yang belum
digunakan

Nama alat : alat gelas


Fungsi : sebagai wadah sampel dan plate
digunakan sbg wadah media

Nama alat : alat pengecatan


Fungsi : digunakan untuk membantu dalam
pembuatan preparat sebelum diamati di

mikroskop

Nama alat : tempat sampah non medis


Fungsi : menampung sampah non medis yang
dihasilkan di laboratorium

Nama alat : tempat sampah (berlabel


biohazard)
Fungsi : menampung sampah medis yang
dapat membahayakan

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini, dilakukan pengamatan ke laboratorium Niki Diagnostic Center,
dimana dalam pembahasan ini akan dibahas mengenai seluruh komponen manajemen
laboratorium Niki Diagnostic Center.
3.1 Organisasi
Organisasi adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam suatu pola koordinasi
yang dipersatukan untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan. Organisasi merupakan
suatu sistem dengan struktur yang teratur menggunakan semua sumber yang ada dalam suatu
pekerjaan dan menentukan mekanisme untuk menjalankannya melalui kerja sama dan
koordinasi. Laboratorium Klinik harus mempunyai struktur organisasi yang terpampang serta
terlihat dengan jelas.

a. Komponen Organisasi
Komponen dalam kelengkapan organisasi laboratorium disesuaikan dengan pedoman
pelayanan di masing-masing jenis dan jenjang laboratorium, yaitu laboratorium yang
mandiri atau laboratorium yang terintegrasi, dan pada dasarnya mengikuti struktur
organisasi masing-masing laboratorium. Laboratorium mandiri adalah Laboratorium
Klinik yang pelayanannya tidak terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
seperti Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK), Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK), Laboratorium Klinik yang diselenggarakan oleh swasta. Laboratorium
terintegrasi adalah Laboratorium Klinik yang pelayanannya terintegrasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, seperti laboratorium pada puskesmas, rumah sakit, atau
klinik.
Komponen Organisasi Laboratorium meliputi:

Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah alat untuk memusatkan perhatian dan daya pada
pencapaian sasaran dan tujuan melalui pendekatan yang teratur dan sesuai prosedur.
Struktur Organisasi menyediakan kerangka kerja untuk menjabarkan kebijaksanaan
dan rencana menjadi kegiatan dengan memperhitungkan sejumlah tenaga atau
pekerjaan terkait dengan tujuan organisasi yang dapat dibagi secara sistematik
menjadi unit-unit. Struktur pokok organisasi laboratorium, terdiri dari:
1) Jabatan Struktural
a) Kepala: memimpin dan memastikan semua kegiatan selaras dengan
kebijaksanaan organisasi.
b) Bidang/seksi-seksi: melaksanakan prosedur organisasi dan bekerja sama antar
bidang/seksi melalui koordinasi dan pengawasan Kepala.
c) Tata usaha/administrasi: menjalankan sistem pengaturan dokumen organisasi,
baik ke dalam maupun ke luar organisasi.
2) Jabatan Fungsional
Terdiri dari tenaga-tenaga teknis pelaksana kegiatan laboratorium di luar jabatan
struktural, yang melakukan kegiatan sesuai kompetensinya.

Tata Kerja
Tata Kerja menggambarkan hubungan kerja melalui penetapan garis kewenangan,
tanggung jawab, komunikasi serta alur kerja agar diperoleh fungsi yang optimal

melalui koordinasi unit-unit terkait. Tata kerja organisasi berusaha membentuk


struktur yang baik, serta secara efisien dan efektif membuat pengelompokan dari
sumber daya manusia, sarana fisik, dan fungsi-fungsi yang terkait agar tercapai
keberhasilan sasaran dan tujuan.
b. Proses Pengorganisasian
Proses pengorganisasian dimaksudkan untuk membangun kerja sama yang baik dan cara
koordinasi agar menghindari pekerjaan yang sia-sia dan menghindari situasi saling
menghalangi.
Proses pengorganisasian meliputi:

Pengembangan Struktur Yang BaikTata Kerja


1) Penentuan fungsi-fungsi yang perlu dilaksanakan dengan jenis perkerjaan yang
perlu dicapai.
2) Pembagian pekerjaan yang perlu menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang
dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3) Perkiraan kebutuhan sumber daya manusia (jumlah dankualifikasi).
4) Perkiraan kebutuhan sarana (peralatan, bahan dan ruang).
5) Pengelompokan dan atau pengoordinasian fungsi-fungsi termasuk sumber daya
manusia dan sarana yang ada ke dalam struktur organisasi.

Gambaran Hubungan Yang BaikInteraksi


1) Penugasan pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas tertentu (tanggung
jawab) dan keputusan yang tepat untuk melakukan upaya dalam melaksanakan
tugas tertentu (wewenang).
2) Penugasan kegiatan pekerjaan yang spesifik (jabatan fungsional). Tenaga teknis
pada setiap instalasi laboratorium pemerintah termasuk ke dalam kelompok

jabatan fungsional.
3) Gambaran penugasan ditulis dalam uraian tugas, alur/mekanisme kerja.
Laboratorium Niki Diagnostic Center didirikan pada 25 Agustus 2005 yang dikepalai
oleh Fanina Yulianthi,M.Com.MPA sebagai Direktur, dengan Penanggung Jawab dan
Konsultan antara lain : dr. Tjok Gede Oka,MS.,SpPK ; dr. Nym Sri Budayanti,SpMikro ; dan
dr.Nym Srie Laksminingsih, SpRad. Laboratorium Klinik Umum Utama Niki, memiliki
kebijakan mutu yaitu berkomitmen mewujudkan kesempurnaan dalam pelayanan dan hasil
diagnosis yang berkualitas tinggi, serta selalu berinovasi dalam memenuhi kepuasan dan
kepercayaan pelanggan.

Adapun Struktur Organisasi di laboratorium Niki Diagnostic Center adalah sebagai berikut:
Dan adapun ketenangaan disertai persyaratan pendidikan dan jumlah minimum dalam
laboratorium Niki Diagnostic Center
adalah sebagai berikut :
NO

JABATAN

PENDIDIKAN

JUMLAH

1.

PENANGGUNG JAWAB

SPESIALIS PATOLOGI

2.

TEKNIS
TENAGA TEKNIS

KLINIK
SPESIALIS PATOLOGI

KLINIK
SPESIALIS

MIKROBIOLOGI

NO
1.

DEPARTEMEN

KLINIK
ANALIS KESEHATAN
ANALIS

11
2

MIKROBIOLOGI
PERAWAT
ADMINISTRASI

10
4

JABATAN

JUMLAH

DIREKSI DAN PJ

Direktur, Wadir,

2.
3.
4.
5.

FINANSIAL
OPERASIONAL
MEDIS
LABORATORIUM

Penanggung Jawab
Manager dan Staf
Koordinator dan Staf
Manager dan Staf
Manager dan Staf

4
12
28
21

6.

SUPPORT SERVICE

Koordinator dan Staf

15

PRIA

TOTAL

85
36

WANITA

49

3.2 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk
tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas,disket, pita nama dan pita film. Bentuk catatan
dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara (syahlan : 253).
Sedangkan setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan pembuatan laporan. Laporan
adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya yang
disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tersebut (syahlan :
256).
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan
terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan
informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan
informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Manfaat pencatatan adalah sebagai berikut :
1. Memberi informasi tentang keadaan masalah atau kegiatan
2. Sebagai bukti dari suatu kegiatan atau peristiwa
3. Bahan proses belajar dan bahan penelitian
4. Sebagai pertanggungjawaban
5. Bahan pembuatan laporan
6. Perencanaan, pelaksaan, dan evaluasi
7. Bukti hukum
8. Alat komunikasi dalam penyampaian pesan serta mengingatkan kegiatan peristiwa
khusus.
a. Pencatatan yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center antara lain :
1) Kegiatan pelayanan.
Buku register penerimaan spesimen terdapat di loket berisi data pasien dan

pemeriksaan.
Buku register besar/induk berisi data-data pasien dan hasil pemeriksaan.
Buku register besar/induk berisi data pasien secara lengkap dan hasil

pemeriksaannya.
Buku register besar/catatan kerja harian tiap tenaga

2) Keuangan.

3) Logistik.
4) Kepegawaian.
5) Pencatatan kegiatan lain seperti PMI, keamanan lab kerja dsb
6) Pemantapan Mutu
b. pelaporan yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center meliputi :
1) Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan.
2) Laporan khusus
Laporan Kasus TB
Laporan Kasus HIV dan AIDS
Laporan Kejadian Luar Biasa
3) Laporan hasil pemeriksaan.
Di laboratorium Niki Diagnostic Center, ada dokumen yang wajib disimpan dimana
nantinya dapat dimusnahkan yang tentunya memiliki persyaratan tertentu. Dokumen yang
wajib disimpan antara lain :
Surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Surat Permintaan dan Hasil Rujukan
Dokumen-dokumen ini dapat dimusnahkan setelah berumur 5 tahun, disertai dengan berita
acara pemusnahan, berisi waktu pemusnahan, dan penanggungjawabnya.
3.3 Ruangan dan Fasilitas Penunjang
Luas ruangan setiap kegiatan harus cukup menampung peralatan yang dipergunakan,
aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur
pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
Secara umum, dalam suatu laboratorium harus tersedia ruang terpisah untuk:
1. Ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu pasien dan ruang pengambilan spesimen. Masingmasing sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.
2. Ruang pemeriksaan/teknis: luas ruangan tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan yang
dilakukan (beban kerja), jumlah, jenis dan ukuran peralatan, jumlah karyawan, faktor
keselamatan dan keamanan kerja serta kelancaran lalu lintas spesimen, pasien,
pengunjung dan karyawan, sekurang-kurangnya mempunyai luas 15 m2.
3. Untuk bank darah, pemeriksaan mikrobiologi dan molekuler sebaiknya masing-masing memiliki
ruangan terpisah.

4. Ruang administrasi/pengolahan hasil sekurang-kurangnya mempunyai luas 6 m2.


Persyaratan umum konstruksi ruang laboratorium sebagai berikut:
1. Dinding terbuat dari tembok permanen warna terang, menggunakan cat yang tidak luntur.
Permukaan dinding harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus cairan serta tahan
terhadap desinfektan.
2. Langit-langit tingginya antara 2,70-3,30 m dari lantai, terbuat dari bahan yang kuat,
warna terang dan mudah dibersihkan.
3. Pintu harus kuat rapat dapat mencegah masuknya serangga dan binatang lainnya, lebar
minimal ,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
4. Jendela tinggi minimal 1,00 m dari lantai.
5. Semua stop kontak dan saklar dipasang minimal 1,40 m dari lantai.
6. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, berwarna terang dan tahan
terhadap perusakan oleh bahan kimia, kedap air, permukaan rata dan tidak licin. Bagian
yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran
pembuanga air limbah. Antara lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung agar
mudah dibersihkan.
7. Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah dibersihkan
dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus tahan getaran.
a. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang secara umum meliputi:
1.
2.
3.
4.

Tersedia WC pasien dan petugas yang terpisah, jumlah sesuai dengan kebutuhan.
Penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
Keselamatan dan keamanan kerja.
Ventilasi: 1/3 x luas lantai atau AC 1 PK/20m2 yang disertai dengan sistem

pertukaran udara yang cukup.


5. Penerangan harus cukup (1000 lux di ruang kerja, 1000-1500 lux untuk pekerjaan
yang memerlukan ketelitian dan sinar harus berasal dari kanan belakang petugas).
6. Air bersih, mengalir, jernih, dapat menggunakan air PDAM atau air bersih yang
memenuhi syarat. Sekurang-kurangnya 20 liter/karyawan/hari.
7. Listrik harus mempunyai aliran tersendiri dengan tegangan stabil, kapasitas harus
cukup. Kualitas arus, tegangan dan frekuensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keamanan dan pengamanan jaringan instalasi listrik terjamin, harus tersedia
grounding/arde. Harus tersedia cadangan listrik (Genset, UPS) untuk mengantisipasi
listrik mati.
8. Tersedia ruang makan yang terpisah dari ruang pemeriksaan laboratorium.

Ruangan dan fasilitas penunjang yang tersedia di laboratorium Niki Diagnostic Center
antara lain :
NO

JENIS KELENGKAPAN

KETERANGAN

1.
2.

GEDUNG
VENTILASI

PERMANEN
x luas ruangan
AC 1 PK/20 m

3.

PENERANGAN

8 watt/m

4.

AIR MENGALIR (BERSIH)

90 liter/pekerja/hari

5.

DAYA LISTRIK

100 kva

6.

TATA RUANG
a. Ruang Tunggu

5 ruang (102 m)

b. Ruang Ganti

1 ruang

c. Ruang Pengambilan Spesimen

3 ruang (36 m)

d. Ruang Pengambilan Khusus Sputum

1 ruang (terbuka dan

e. Ruang pengambilan khusus bahan ginekologi

terkena sinar matahari)


1 ruang

f. Ruang Administrasi
g. Ruang Pemeriksaan Laboratorium

7 ruang (98 m)
3 ruang (120 m)

h. Ruang Sterilisasi
i. Ruang makan/minum

1 ruang
3 ruang

j. WC untuk pasien

8 ruang

k. WC untuk pegawai

3 ruang

7.

Tempat penampungan/pengolahan sederhana Ada pengolahan sederhana

8.

limbah cair
limbah cair
Tempat penampungan/pengolahan sederhana Ada penampungan limbah
limbah padat

padat

Berdasarkan syarat ruangan dan fasilitas penunjang, laboratorium Niki Diagnostic Center
telah memenuhi persyaratan karena gedungnya bersifat permanen, ruang tunggu pasien dan
ruang pengambilan sampel tersedia secara terpisah dan juga seluruh ruangan telah memenuhi
syarat luas minimumnya masing-masing.
3.4 Peralatan Laboratorium

Alat laboratorium adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan kegiatan di


laboratorium, baik laboratorium di sekolah, universitas, pusat penelitian, rumah sakit, klinik
atau laboratorium lainnya. Alat laboratorium biasanya dibuat dengan bahan atau material
yang khusus sesuai dengan tujuan penggunaaan alat tersebut, karena alat laboratorium
memerlukan daya tahan yang baik serta hasil yang baik pula.
Alat laboratorium ada yang terbuat dari bahan kaca atau glass, metal, plastik dan lain
sebagainya sesuai dengan kebutuhan, bahkan ada yang merupakan gabungan dari berbagai
material. Memilih alat laboratorium yang hendak digunakan harus sesuai dengan kebutuhan,
karena setiap alat laboratorium telah dibuat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat
laboratorium sangat banyak jenisnya, sehingga di dalam sebuah laboratorium akan sangat
banyak ditemukan alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Beberapa peralatan yang tersedia di laboratorium Niki Diagnostic center yang digunakan
untuk menunjang pemeriksaan antara lain :
NO

JENIS PERALATAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Antibiotik disc dispenser


Autoclave
Blood cell counter
Botol tetes
Bottle wash polyethilene
Bunsen burner
Differential cell counter
Electrolyte Analyzer
Freezer -20C
Gelas Pengaduk
Incubator
Inspirator
Kaca obyek
Kaca Penutup
Kamar Hitung Lengkap
Kapiler Hematokrit
Koagulometer
Lancet
Ose
Mikrodiluter 25, 50 uL
Mikroskop Binokuler
Mikropipet 5,25,50 uL
Mikroplate U/V
Mikroplate mixer
Mikroplate washer

KETERANGAN
tersedia
2 buah
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
1 buah
AVL
1 buah
tersedia
37C dan 44C
tersedia
Disposibel
Disposibel
tersedia
tersedia
Sysmex CA-50
Disposibel
tersedia
Tersedia
4 buah
Semua ukuran 13 buah
Mikroplate
tersedia
-

26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

Peralatan Elisa
Peralatan Gelas
Petridish diameter 10 cm
pH meter
Rak pengecatan
Rak tabung reaksi
Refrigerator
Rotator Mixer
Sentrifus elektrik
Sentrifus hematokrit
Spuit dan jarum
Slide holder disposibel
Spektrofotometer

MINI VIDAS, metode ELFA


tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
3 buah
Wina 1 buah
3 pcs
Disposibel
tersedia
Chemical Analyzer :

39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.

Sterilisator
Stopwatch
Tabung reaksi
Tabung sentrifus kaca
Tally counter
Tensimeter dan stetoskop
Tempat tidur pasien
Termometer -10C s/d 100C
Timer
Timbangan Analitik
Tips pipet
Tourniquet
Urinometer
Vortex Mixer
Waterbath
Westergreen
Alat bantu pipet/bulb
APAR
Desinfektan
Klem tabung
Wadah jarum untuk insenerasi
Emergency shower
Pemotong jarum & wadah pembuangan
Perlengkapan PPPK
Tips habis pakai
Sarung tangan
Masker
Jas Lab
Sepatu tertutup
Wastafel lengkap (sabun, air mengalir,

Vitalab Selectra, TRX 7010


UV dan panas : 3 buah
tersedia
tersedia
tersedia
1 buah
3 set
7 buah
tersedia
tersedia
1 buah
Disposibel
Tersedia
Miditron Junior II
1 buah
1 buah
1 set
2 buah
3 buah
tersedia
tersedia
tersedia
tersedia
1 buah
Dosposibel
S, M, L disposibel
Disposibel
tersedia
tersedia
tersedia

tissue pengering)
Alat laboratorium juga memerlukan perawatan yang khusus, disimpan ditempat yang
khusus pula, biasanya produsen alat laboratorium sudah menyediakan tempat untuk
penyimpanan alat yang mereka jual sehingga pengguna tidak kesulitan mencari tempat
khusus untuk menyimpan alat tersebut.
Pemeliharaan dan penyimpanan alat laboratorium, pemeliharaan di sini bukan berarti alat
disimpan dengan baik sehingga alatnya selalu utuh, akan tetapi alat tetap dipergunakan dan
agar tahan lama, tentunya perlu dilakukan perawatan sehingga alat-alat tersebut tahan lama
atau awet. Jadi yang dimaksud dengan pemeliharaan atau perawatan alat-alat atau menjaga
keselamatan alat adalah:
- Menyimpan pada tempat yang aman
- Perawatan termasuk menjaga kebersihan
- Penyusunan, penyimpanan alat-alat yang berbentuk set
- Menghindari pengaruh luar/lingkungan terhadap alat.
Dalam pemeliharaan alat perlu diketahui sifat-sifat dasar alat, antara lain:
1. Zat atau bahan dasar pembuatan.
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat
dikontrol. Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari
bahan yang tahan panas. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat
terbuat dari besi, maka tidak boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama
yang bersifat korosif. Bahan besi dengan asam akan cepat berkarat.
2. Berat alat.
Di laboratorium terdapat alat yang ringan, ada yang berat. Untuk alat-alat berat
jangan disimpan di tempat yang tinggi, sehingga sewaktu mau menyimpan atau
mengambil tidak sulit diangkat atau dipindahkan.
3. Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan.
Berbagai alat yang peka terhadap lingkungan, misalnya terhadap kelembaban, di
daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena
pada daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi
jamur. Lensa harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat
berjamur di daerah lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh kelembaban di lemari
penyimpanan dipasang lampu listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering.
Mikroskop harus disimpan dalam kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika).

4. Pengaruh bahan kimia.


Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif
dapat mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat-zat kimia harus disimpan
berjauhan dari alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam.
5. Pengaruh alat yang satu dengan yang lain.
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat yang terbuat dari logam harus
dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat yang diset dan terdiri dari alat
logam dan kaca, misalnya Respirator Ganong, Kalorimeter. Selain alat itu sendiri,
dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin
dalam penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak dipakai barulah dipasang atau
diset. Magnet jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatch dapat
kehilangan kestabilan bila disimpan berdekatan dengan magnet.
6. Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya
petugas laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang
yang murah. Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat
yang aman atau lemari yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat
disimpan pada rak atau tempat terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari
tertutup sebaiknya semua alat disimpan dalam lemari tersebut.
7. Bentuk dalam set
Jenis alat dalam bentuk set misalnya set electromagnet, semimicroapparatus. Untuk
menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada
tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan. Penyusunan magnet dalam
set electromagnet harus diperhatikan, tidak boleh disimpan sembarangan tanpa aturan
karena dapat kehilangan sifat kemagnetannya.
Berdasarkan pengamatan, alat-alat laboratorium Niki Diagnostic Center sudah cukup
lengkap dan juga terawat kebersihannya, juga disimpan sesuai dalam bentuk set, serta rutin
dikalibrasi.
3.5 Bahan Laboratorium
Bahan-bahan di laboratorium meliputi :
a. Reagen
Istilah reagen digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang
cukup untuk sebuah analisis atau percobaan. Reagen merupakan suatu zat yang dapat

digunakan untuk membuat, mengukur atau membangun keberadaan reaksi kimia. Cara
pewadahan reagen untuk mejaga keamanan dan kualitas reagen perlu dilakukan
pewadahan. Kriteria wadah reagen yang baik antara lain :
1) Botol yang gelap / berwarna coklat, hal ini dilakukan agar dapat terhindar dari sinar
2)
3)
4)
5)
6)

matahari.
Wadah reagen tidak bocor.
Wadah reagen harus bermulut kecil, dan tertutup rapat.
Wadah reagen harus berbahan dasar dari kaca.
Wadah reagen harus steril.
Tidak bereaksi dengan bahan kimia dari reagen yang diwadahkan.
Hal penting yang harus selalu diingat pada saat pewadahan reagen yaitu, pemberian

label yang berisi: nama reagen, tanggal pembuatan, tanggal penerimaan, konsentrasi dan
pelarut pada botol/ wadah reagen.

b. Standar
Standar adalah zat-zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh
dengan cara penimbangan. Standar ini berupa nilai pasti yang umumnya digunakan untuk
kalibrasi. Terdapat 2 macam standar, yaitu standar primer dan standar sekunder.
1. Standar primer
Standar primer adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti yang
merupakan zat termurni dalam kelasnya dimana kemurniannya mencapai > 99%. Syarat
agar suatu zat menjadi larutan baku primer antara lain :
a) Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-1200C)
dan disimpan dalam keadaan murni.
b) Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
c) Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
d) Mempunyai massa relatif dan berat ekivalen yang besar, sehingga kesalahan karena
penimbangan dapat diabaikan.
e) Mempunyai komposisi yang jelas.
f) Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stoikiometrik.
2. Standar Sekunder
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri. Zat yang

dapat digunakan untuk larutan baku sekunder, biasanya memiliki karakteristik seperti di
bawah ini:
a) Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui
kemurniannya.
b) Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap CO2 pada
waktu penimbangan.
c) Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer.
c. Kontrol
Kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan
di laboratorium atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari-hari. Kontrol
merupakan nilai yang berupa range yang umumnya digunakan sebagai quality control
untuk memastikan bahwa reagen yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam kondisi
yang baik dan siap untuk digunakan. Perbedaan kontrol dengan standar yaitu, standar bisa
dijadikan sebagai kontrol tetapi, kontrol tidak bisa dijadikan sebagai standar karena
standar harus berupa nilai pasti (tidak berupa range seperti pada kontrol).
d. Air
Air merupakan bahan termurah dan paling sering digunakan dalam kegiatan di
laboratorium, dimana air yang digunakan di laboratorium harus memenuhi standar.
Berdasarkan tingkat kualitasnya, air dibedakan menjadi :
1. Air jenis 1
2. Air jenis 2
3. Air jenis 3
Berikut ini adalah spesifikasi jenis air :
SPESIFIKASI
Kandungan bakteri maks (CFU/mL)

JENIS AIR
Jenis 1

Jenis 2

Jenis 3

10

1000

Tahanan listrik min (megaohm-cm)


10
1,0
1,0
Kandungan silikat maks (m/L SiO2)
0,05
0,1
1,0
pH
5,0 8,0
Penggunaan air dalam kegiatan di laboratorium, dikelompokkan sebagai berikut :
a) Air jenis 1
Air yang digunakan untuk metode pemeriksaan yang memerlukan gangguan minimal
dan ketepatan/ketelitian tinggi.
b) Air jenis 2
Air yang digunakan untuk pemeriksaan yang tidak memerlukan air jenis 1, misalnya :
persiapan reagen, pewarnaan.
c) Air jenis 3
Air yang digunakan untuk pencucian peralatan laboratorium.

e. Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Media berfungsi sebagai tempat tinggal, sumber makanan, dan
penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakan pada media, selain itu media
juga berfungsi untuk membiakkan, mengasingkan, mengirimkan dan meyimpan
mikroorganisme dalam waktu yang lama di laboratorium.
Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti
keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu:
a) Media harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri.
b) Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan bakteri.
c) Tidak mengandung zat-zat penghambat.
d) Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud
tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
f. Alat Kesehatan
Berdasarkan PERMENKES 1189-1190-1191 Th 2010: Alat kesehatan adalah
instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang
sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh. Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana
dimaksud oleh produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia
dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut :
diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit;
diagnosis, pemantauan, perlakuan, pengurangan atau kompensasi kondisi sakit;
penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi atau proses

fisiologis;
mendukung atau mempertahankan hidup;
menghalangi pembuahan;
desinfeksi alat kesehatan; dan
menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in
vitroterhadap spesimen dari tubuh manusia

g. Bahan Habis Pakai Lainnya

Bahan habis pakai merupakan bahan yang umur pakainya pendek atau bahkan sekali
pakai habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Beberapa jenis bahan medis habis pakai
tersebut adalah masker, penutup rambut atau hair cap, plester perban, sarung tangan
medis dan operasi, tissue alcohol, dan bahan lainnya.
Pemilihan bahan laboratorium juga didasarkan pada beberapa perhitungan diantaranya :

Kualitas
Dalam pemilihan bahan laboratorium tentunya harus memperhatikan kualitas dari
bahan yang akan digunakan untuk memastikan bahwa hasil yang diperoleh juga
memiliki kualitas yang baik (akurat) dan dapat dipercaya.

Pabrikan
Bahan-bahan yang digunakan di laboratorium merupakan produksi pabrik yang telah
dikenal dan telah memiliki sertifikat ataupun legalitas dari pihak yang berwenang.

Deskripsi lengkap
Bahan yang digunakan di laboratorium harus memiliki deskripsi lengkap dari bahan
tersebut seperti, batas sentivitas bahan/reagen, cara penyimpanan, komposisi, dan hal
lainnya yang menunjang penggunaan bahan tersebut di laboratorium.

Kadaluarsa panjang
Masa kadaluwarsa yang panjang dimaksudkan agar bahan yang digunakan di
laboratorium memiliki masa pakai yang panjang untuk memenuhi kebutuhan
pemeriksaan sehingga pembelian bahan laboratorium bisa lebih efisien.

Isi kemasan
Isi kemasan atau volume dari bahan juga sangat penting dipertimbangkan saat
pemilihan bahan laboratorium karena semakin banyak isinya maka bahan tersebut
dapat menunjang kegiatan pemeriksaan di laboratorium dengan jangka waktu yang
lebih lama sehingga dapat meminimalisir anggaran pembelian bahan.

Mudah diperoleh
Untuk menunjang terlaksananya aktivitas di laboratorium yang lancar, maka apabila
jumlah persediaan bahan di laboratoium sudah sedikit maka, harus segera dipenuhi
dengan bahan laboratorium yang baru yang tentunya mudah diperoleh untuk
menjamin

keberlangsungan

berkesinambungan.

kegiatan

pemeriksaan

di

laboratoium

yang

Biaya
Dalam memilih bahan perlu dipertimbangkan analysis cost-benefit, yaitu seberapa
besar keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan, termasuk di
dalamnya biaya penyediaan bahan.

Pemasok
Pemasok atau vendor tempat pembelian bahan laboratorium harus memiliki
kredibilitas yang baik untuk menjamin kualitas dari bahan yang dibeli.

Kelancaran pengadaan
Kelancaran pengadaan ini dimaksudkan bahwa bahan tersebut diproduksi secara
berkesinambungan atau diproduksi pada periode tertentu yang telah ditetapkan oleh
pihak produsen sehingga tidak mengganggu atau menghambat kegiatan pemeriksaan
di laboratorium.

Hal-hal lain yang juga harus diatur dalam menangani bahan laboratorium diantaranya :
a) Safety stock
Jumlah safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang
sangat dibutuhkan di luar kebutuhan rutin atau yang sering terlambat diterima dari
pemasok.
b) Persediaan minimum
Persediaan minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan operasional normal sampai pengadaan berikut
c) Persediaan maksimum
Persediaan maksimum merupakan jumlah bahan paling banyak yang terdapat di dalam
laboratorium guna menunjang pemeriksaan. Jumlah persediaan maksimum ini tidak
boleh melebihi jumlah yang telah ditentukan untuk mencegah terjadinya kadaluwarsa
pada bahan.
d) First in First out (FIFO)
Bahan yang lebih dahulu dibeli harus digunakan lebih awal juga dibandingkan dengan
bahan yang dibeli belakangan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kadaluwarsa
pada bahan laboratorium.
Adapun pengadaan bahan di laboratorium Niki Diagnostic Center dilakukan secara
berkala, umumnya setiap 1 (satu) bulan sekali, dan ada juga yang dipesan sesuai dengan

aturan pemesanan. Apabila di tempat persediaan masih tersedia 4 botol reagen, maka reagen
belum boleh dipesan dari pemasok.
3.6 Spesimen
Spesimen adalah bahan pemeriksaan laboratorium yang dapat berupa darah, urin, feses,
maupun cairan tubuh lainnya. Pengambilan spesimen merupakan salah satu dari serangkaian
proses yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen
memenuhi syarat untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan
dengan mengikuti kaidah yang benar. Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya
sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis
pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah
warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai, dan ditampung dalam
wadah yang memenuhi syarat.
Kesalahan dalam prosedur pengambilan spesimen di laboratorium meliputi tiga tahap
yaitu, tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering diawasi
dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik, sedangkan proses pra
analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan
kontribusi paling sering terjadi, dengan frekuensi 46-68,2% diikuti oleh postanalitik, 18,547% dan, analitik 7-13,3%. Tahap pra analitik adalah semua proses yang terjadi sebelum
sampel diproses dalam autoanalyzer. Termasuk permintaan tes-tes yang tidak tepat, tulisan
tangan tidak terbaca pada form permintaan, mempersiapkan pasien, menerima spesimen,
memberi identitas spesimen pengambilan sampel yang tidak benar, penundaan transportasi,
dan kesalahan pengolahan

sampel. Tahap analitik yaitu tahap mulai kalibrasi peralatan

laboratorium, sampai dengan menguji ketelitian-ketepatan dan uji spesimen. Tahap pasca
analitik yaitu tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan, interpretasi hasil sampai dengan
pelaporan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya :
1) Diet
Misalnya pada pemeriksaan glukosa darah, pasien perlu dipuasakan 10 12 jam dan
untuk pemeriksaan trigliserida, pasien dipuasakan sekurang-kurangnya 12 jam sebelum
pengambilan darah.
2) Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium misalnya :

Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam
darah akan meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan
hemoglobin, hitung jenis lekosit, hematokrit, elektrolit. Pada urine akan terjadi

pengenceran
Tiazid mempengaruhi hasil tes glukosa, ureum
Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED
Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT)
Obat obatan penurun kadar lemak ternyata mempengaruhi hasil pemeriksaan
kretinin kinase; makan makanan yang berlemak tentunya akan mempengaruhi

kolesterol total; kopi dapat meningkatkan kadar kreatinin.


3) Alkohol
Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar
analit. Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2 4 jam setelah konsumsi alkohol dan
akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya
asidosis metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl
transferase (gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV.
4) Merokok
Berikut adalah beberapa pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan merokok :
1 Pemeriksaan glukosa darah
Pada pemeriksaan ini, merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.
2 Pemeriksaan ECG
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis untuk
mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang dihasilkan oleh
jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. (Syah, Efran.2015). Pada hari
pemeriksaan sebaiknya tidak merokok, tidak minum kopi (Admin. )
3 Pemeriksaan hormone kortisol
Merokok dapat meningkatkan hormon kortisol dalam darah
5) Aktivitas fisik
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di dalam pembuluh
darah dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon.
Akibatnya akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan vena,
serta terjadi perubahan konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT,
LDH, KED, hemoglobin, hitung sel darah, dan produksi urine.
6) Demam
Pada waktu demam akan terjadi :

Peningkatan glukosa darah pada tahap permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan
kadar insulin yang akan menyebabkan penurunan glukosa darah pada tahap lebih

lanjut.
Penurunan kadar kolesterol dan trigliserida pada awal demam akibat terjadinya
peningkatan metabolisme lemak, dan terjadi peningkatan asam lemak bebas dan
benda-benda keton karena penggunaan lemak yang meningkat pada demam yang

sudah lama.
Meningkatkan kemungkinan deteksi malaria dalam darah.
Meningkatkan kemungkinan hasil biakan positif (pada kasus infeksi).
Terjadi reaksi anamnestik yang akan menyebabkan kenaikan titer widal.
7) Trauma
Trauma dengan luka perdarahan akan menyebabkan antara lain penurunan kadar substrat
maupun aktifitas enzim, termasuk juga hemoglobin, hematokrit dan produksi urine. Hal
ini terjadi karena terjadi pemindahan cairan tubuh ke dalam pembuluh darah yang
menyebabkan pengenceran darah. Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan ureum dan
kreatinin serta enzim-enzim yang berasal dari otot.
8) Variasi harian
Adalah perbedaan kadar zat tertentu dalam tubuh dari waktu ke waktu, perbedaan ini
bisa disebabkan oleh waktu (usia) dan berupa siklus baik harian (variasi diurnal), bulanan
(menstruasi) dan musiman. Sedangkan variasi diumal yang terjadi antara lain :
Besi serum (Fe), kadar Fe bila diambil sore hari akan lebih tinggi dibanding pagi hari
Glukosa kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari sehingga tes GTT

bila dilakukan siang hari hasilnya akan lebih tinggi dibanding pada pagi hari.
Enzim, aktivitas enzim akan mengalami fluktuatif dari waktu ke waktu.
Eosinofil, jumlah akan lebih rendah pada malam sampai pagi bila dibanding siang

hari.
Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada pada malam hari.
Kalium. Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari daripada siang hari.
9) Umur
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit dan
kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali,
kolesterol total dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan
pertambahan umur.
10) Ras
Jumlah lekosit pada orang kulit hitam Amerika lebih rendah daripada orang kulit
putihnya. Demikian juga pada aktifitas creatin kinase. Keadaan serupa juga dijumpai

pada ras bangsa lain, seperti perbedaan aktifitas amylase, kadar vitamin B12 dan
lipoprotein.
11) Jenis Kelamin
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum dan
hemoglobin berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini akan menjadi tidak
bermakna lagi setelah umur lebih dari 65 tahun. Perbedaan lain berdasarkan jenis kelamin
adalah aktifitas CK dan kreatinin. Perbedaan ini lebih disebabkan karena massa otot pria
relatif lebih besar daripada wanita. Sebaliknya, kadar hormon seks wanita, prolaktin, dan
kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada wanita.
12) Kehamilan
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi
hemodilusi (pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan dan terus
meningkat sampai minggu ke-35 kehamilan.
Volume urine akan meningkat 25% pada trimester ke-3.
Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar tiroid, elektrolit, besi,
ferritin, protein total, albumin, lemak, aktifitas fosfatase alkali, faktor koagulasi dan
kecepatan endap darah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan karena induksi oleh kehamilan, peningkatan protein
transport, hemodilusi, peningkatan volume tubuh, defisiensi relative karena peningkatan
kebutuhan atau peningkatan protein fase akut.
Syarat-syarat yang diperhatikan saat pengambilan spesimen, diantaranya :
1) Alat
Alat yang digunakan untuk pengambilan spesimen disesuaikan dengan jenis spesimen
yang akan dianalisis. Peralatan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
bersih dan kering
tidak mengandung deterjen atau bahan kimia
sekali pakai buang (disposable)
steril (terutama untuk kultur kuman)
2) Wadah
Wadah untuk menampung spesimen sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak mengubah
zat-zat dalam spesimen, tidak retak/pecah, mudah dibuka dan ditutup rapat, serta
ukurannya sesuai dengan volume spesimen.
3) Pengawet
Pengawet adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam spesimen sehingga dapat
diperiksa dalam waktu tertentu. Misalnya, pada pemeriksaan darah lengkap yang harus

ditunda, maka sampel darah ditambahkan antikoagulan yang sesuai dengan pemeriksaan
yang dilakukan agar darah tidak membeku.
4) Waktu
Penentuan waktu pengambilan spesimen penting untuk diperhatikan.
Umumnya pengambilan dilakukan pada waktu pagi (ideal)
Spesimen untuk kultur kuman diambil sebelum pemberian antibiotik
Spesimen untuk pemeriksaan GO diambil 2 jam setelah buang air yang terakhir
Spesimen untuk malaria diambil pada waktu demam
Spesimen untuk mikrofilaria diambil pada tengah malam
Spesimen dahak untuk pemeriksaan BTA diambil pagi hari setelah bangun tidur
Spesimen darah untuk pemeriksaan profil besi diambil pada pagi hari dan setelah
puasa 10-12 jam.
5) Lokasi
Tentukan lokasi pengambilan spesimen sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan,
seperti :
Darah vena umumnya diambil dari vena lengan (median cubiti, vena cephalic, atau
vena basilic). Tempat pengambilan tidak boleh pada jalur infus atau transfusi, bekas

luka, hematoma, oedema, canula, fistula


Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis (pergelangan tangan), arteri

brachialis (lengan), atau arteri femoralis (lipat paha).


Darah kapiler umumnya diambil dari ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian
tepi atau pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki pada bayi. Tempat yang
dipilih untuk pengambilan tidak boleh memperlihatkan gangguan peredaran darah

seperti sianosis atau pucat.


Spesimen untuk pemeriksaan biakan kuman diambil dari tempat yang sedang

mengalami infeksi, kecuali darah dan cairan otak.


6) Volume
Volume spesimen yang diambil disesuaikan dengan jenis pemeriksaan dan metode yang
digunakan untuk menganalisis sampel.
7) Teknik pengambilan
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengambilan spesimen adalah :
Teknik atau cara pengambilan. Pengambilan spesimen harus dilakukan dengan
benar sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada.
Cara menampung spesimen dalam wadah/penampung.
8) Pemberian identitas
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label

wadah spesimen. Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil ke laboratorium
harus memuat :
1). Tanggal pengambilan spesimen
2). Nama dan nomor pasien
3). Jenis spesimen
9) Suhu
Beberapa spesimen disimpan pada suhu yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan misalnya, sampel serum untuk pemeriksaan imunoserologi sebaiknya disimpan
dalam lemari es suhu 2-8C, atau dibekukan pada suhu -20C.
10) Cahaya Matahari
Spesimen sebaiknya tidak terkena sinar matahari langsung untuk menjaga stabilitas dari
spesimen.
11) Stabilitas spesimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas spesimen antara lain :
a. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari.
3.7 Metode Pemeriksaan
Dalam melakukan pemeriksaan, laboratorium Niki Diagnostic Center memperhatikan hal-hal
antara lain :
a) Tujuan pemeriksaan
Tiap pemeriksaan memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang berbeda-beda. Pemeriksaan
dengan sensitifitas yang tinggi terutama dipersyaratkan untuk tujuan pemeriksaan
penyaring. Metoda yang baik adalah yang mempunyai sensitifitis dan spesifisitas setinggi
mungkin berbeda untuk pemeriksaan penyaring atau penegakan diagnosa. Pengertian dari
sudut pandang analitik, sensitivitas adalah batas kadar terendah dari suatu analit (zat yang
diperiksa) yang dapat dideteksi dengan metode tertentu. Spesifisitas adalah batas adanya
gangguan zat-zat lain pada pemeriksaan (ikut terdeteksi).
b) Kecepatan hasil pemeriksaan misalnya pada keadaan gawat darurat.
Metode pemeriksaan yang baik adalah metode pemeriksaan yang dapat memberikan hasil
yang cepat dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi.

c) Rekomendasi resmi dari lembaga/badan yang diakui atau organisasi profesi. Sesuai
perkembangan ilmu dan teknologi
3.8 Bakuan Mutu
Bakuan mutu dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan jenjang dalam suatu organisasi.
Setiap jenjang jabatan memiliki kewenangan maupun kewajiban tertentu dalam menciptakan
dan memelihara mutu, dan hal itu tercermin dari jenis atau nama dokumen atau bakuan mutu
yang digunakan. Semakin tinggi jenjang jabatan semakin normatif sifat dokumen dan
aktifitas yang berada dibawah tanggung jawabnya, semakin rendah jenjang jabatannya
semakin teknis sifat dokumen dan aktifitas yang menjadi kewenangan serta tanggung
jawabnya.
Pada umumnya jenjang dokumen dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Normatif
Pedoman tentang kebijakan mutu yang membuat segala kebijakan dalam hal mutu
yang berlaku dalam lingkungan laboratrium yang bersangkutan dalam pedoman ini, harus
tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin dicapai dan segala upaya yang
dilakukan pada sasaran mutu tersebut dapat benar-benar tercapai.
2) Tingkat menengah
Prosedur operasi baku yang membuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan
suatu aktifitas sebagai contoh :

Prossedur baku pendaftaran

Prosedur baku penerimaan spesimen

Prosedur pengendalian mutu internal

Prosedur pengadaan reagen

Prosedur baku penerimaan spesimen

Prosedur pemeriksaan

3) Teknis
Petunjuk teknis yang mengatur bagaimana segala langkah teknis/instruksi kerja yang
mengatur bagaimana segala langkah teknis harus dilakukan. Sebagai contoh: dalam

prosedur pemeriksaan yang disebutkan secara umum dirinci langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menganalisa sampel. Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung
prosedur tetap tersebut lalu dibuatkan pedoman bagi masing-masing analit (parameter
pemeriksaan), sehingga akan tersedia misalnya: petunjuk teknis pemeriksaan glukosa,
dan petunjuk teknis pemeriksaan HbSAG.
3.9 Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Kegiatan
ini terdiri atas empat komponen penting, yaitu : pemantapan mutu internal (PMI),
pemantapan mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan pendidikan dan pelatihan.
a. Pemantapan Mutu Internal
Adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing lab
oratorium secara rutin, teratur, dan terus menerus, terhadap setiap tahap pemeriksaan (pre
analitik, analitik, dan post analitik), agar memperoleh hasil yang tepat dan teliti.
Kegiatan pemantapan mutu internal dapat berupa : Kalibrasi peralatan, uji kualitas air, uji
kualitas reagen, uji kualitas media, uji kualitas antigen-antisera, pemeliharaan strain
kuman, uji ketelitian dan ketepatan, pencatatan dan pelaporan hasil, dll.
b. Pemantapan Mutu Eksternal
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar lab untuk
menilai penampilan suatu lab dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan PME dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional dan
diikuti oleh semua laboratorium, baik milik pemerintah maupun swasta dan dikaitkan
dengan akreditasi laboratorium kesehatan serta perizinan laboratorium kesehatan swasta.
Pemantapan mutu yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center juga meliputi:

Audit Mutu Internal


Audit adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan
yang dilaksanakan di laboratorium. Audit ada dua macam, yaitu audit internal dan
audit eksternal.
Audit internal dilakukan oleh tenaga laboratorium yang sudah senior. Penilaian yang
dilakukan haruslah dapat mengukur berbagai indikator penampilan laboratorium,

misalnya kecepatan pelayanan, ketelitian laporan hasil pemeriksaan laboratorium dan


mengidentifikasi titik lemah dalam kegiatan laboratorium yang menyebabkan

kesalahan sering terjadi.


Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga laboratorium sangat penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan laboratorium melalui pendidikan formal, pelatihan
teknis, seminar, workshop, simposium, dsb. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara

berkelanjutan dan dipantau pelaksanaannya.


Validasi Hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil
pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium
rujukan. Validasi dapat mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang

dikeluarkan.
Akreditasi, dengan melakukan proses kredensial.
Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan (ATLM) untuk
menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis
Kredensial juga merupakan proses memverifikasi pendidikan, surat ijin, registrasi,
kompetensi, pelatihan, dan pengalaman dengan sumber yang mengeluarkan

kredensial sebelum individu tersebut mulai memberikan pelayanan kepada pasien.


Berdasarkan pengamatan saat kunjungan, dapat disimpulkan bahwa pemantapan mutu
yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center sudah memenuhi standard an juga
lengkap, karena baik pemantapan mutu secara internal maupun eksternal telah dilaksanakan.
Selain itu juga, dari segi ketenagaannya telah diberi pelatihan dan pendidikan berupa
seminar-seminar dan diakreditasi kelayakan individu tersebut dalam memberi pelayanan
kepada pasien.
3.10 Keamanan Laboratorium
Keselamatan dan keamanan Kerja (P3K) di laboratorium memerlukan perhatian dan
upaya yang terus menerus, sejalan dan melekat dengan pelaksanaan pekerjaan laboratorium
itu sendiri baik dibidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Pengelolaan
laboratorium supaya merupakan bagian yang melekat pada semua aktivitas laboratorium
untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kesakaitan, penderitaan, serta kerugian material dan
financial.
Perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dilaboratorium dengan
membina dan mengembangkan kesadaran akan pentingnya keamanan dan keselamatan di

laboratorium, antara lain dengan diberikannya serta adanya informasi yang cukup dan
relevan untuk dapat mengerti dan mengetahui bahaya-bahaya di laboratorium serta akibatakibat yang diakibatkan oleh bahan kimia dan bahan berbahaya lainnya.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di laboratorium antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses serta
perlengkapan yang digunakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya pengawasan yang
dilakukan selama melakukan kegiatan di laboratorium.
3. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
4. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk yang semestinya harus ditaati.
5. Tidak bersikap hati-hati saat bekerja di laboratorium.
Pengaturan Keamanan Laboratorium meliputi :
Pencegahan infeksi
Pengaturan tata ruang
Penggunaan peralatan
Sterilisasi, dan desinfeksi
Pengelolaan spesimen
Pengelolaan limbah
Pengamanan terhadap bahan kimia, bahan radioaktif, dan infeksi mikroorganisme
Tanggap darurat
Berdasarkan pengamatan saat kunjungan, keamanan dan keselamatan di laboratorium
Niki Diagnostic Center telah memenuhi standar dengan pengaturan tata ruang yang sangat
baik, pengelolaan specimen dan penggunaan peralatan yang baik. Namun, disini untuk
pengolahan limbah, laboratorium Niki belum memiliki incinerator sendiri, melainkan bekerja
sama dengan pihak lain.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan pengamatan di Laboratorium Niki Diagnostic Center diperoleh simpulan
bahwa Laboratorium Niki Diagnostic Center didirikan pada 25 Agustus 2005 yang dikepalai
oleh Fanina Yulianthi,M.Com.MPA sebagai Direktur, dengan Penanggung Jawab dan Konsultan
antara lain : dr. Tjok Gede Oka,MS.,SpPK ; dr. Nym Sri Budayanti,SpMikro ; dan dr.Nym Srie
Laksminingsih, SpRad. Pencatatan yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center
meliputi kegiatan pelayanan seperti buku register besar/catatan kerja harian tiap tenaga (catatan
keuangan,logistic, kepegawaian, pencatatan kegiatan lain seperti PMI, keamanan lab kerja dan
pemantapan Mutu). Pelaporan yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center meliputi
laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan, laporan khusus, laporan hasil

pemeriksaan, surat Permintaan Pemeriksaan Laboratorium, hasil Pemeriksaan Laboratorium,


surat Permintaan dan Hasil Rujukan.
Berdasarkan syarat ruangan dan fasilitas penunjang, laboratorium Niki Diagnostic Center
telah memenuhi persyaratan karena gedungnya bersifat permanen, dimana pembagian ruangan di
laboratorium Niki Diagnostic Center terdiri atas ruang penerimaan terdiri dari ruang tunggu
pasien dan ruang pengambilan specimen, ruang pemeriksaan/teknis, ruangan untuk bank darah,
pemeriksaan mikrobiologi dan molekuler, ruang administrasi/pengolahan hasil. Selain itu
tersedia pula ruangan penunjang seperti WC pasien dan petugas yang terpisah, dan ruang
penampungan/pengolahan limbah laboratorium.
Berdasarkan pengamatan, alat-alat laboratorium Niki Diagnostic Center sudah cukup
lengkap dan juga terawat kebersihannya, juga disimpan sesuai dalam bentuk set, serta rutin
dikalibrasi.
Adapun pengadaan bahan di laboratorium Niki Diagnostic Center dilakukan secara
berkala, umumnya setiap 1 (satu) bulan sekali, dan ada juga yang dipesan sesuai dengan aturan
pemesanan. Apabila di tempat persediaan masih tersedia 4 botol reagen, maka reagen belum
boleh dipesan dari pemasok.
Pada pengolahan specimen dilakukan pengawasan terhadap kesalhan yang mungkin terjadi
berdasarkan tahapan pengambilan spesimen di laboratorium meliputi tiga tahap yaitu, tahap pra
analitik, analitik, dan pasca analitik.
Pemantapan mutu yang dilakukan di laboratorium Niki Diagnostic Center sudah memenuhi
standard an juga lengkap, karena baik pemantapan mutu secara internal maupun eksternal telah
dilaksanakan. Selain itu juga, dari segi ketenagaannya telah diberi pelatihan dan pendidikan
berupa seminar-seminar dan diakreditasi kelayakan individu tersebut dalam memberi pelayanan
kepada pasien.
Niki Diagnostic Center telah memenuhi standar dengan pengaturan tata ruang yang sangat
baik, pengelolaan specimen dan penggunaan peralatan yang baik. Namun, disini untuk
pengolahan limbah, laboratorium Niki belum memiliki incinerator sendiri, melainkan bekerja
sama dengan pihak lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium Kesehatan. [online] tersedia:
http://kumpulankimia.blogspot.co.id/2011/10/sistem-keselamatan-kerja-di.html

(Diakses:

11 Mei 2016 ; 15:29)


C. Budimarwanti, M.Si . PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM
KIMIA. . [online] tersedia: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengelolaan%20alat
%20dan%20bahan%20di%20laboratorium%20kimia.pdf
Dang, Dangsony. 2014. Penggunaan Alat dan Bahan Alboratorium. [online]. Tersedia:
https://www.scribd.com/doc/233738160/Penggunaan-Alat-Bahan-Laboratorium. [Diakses:
9 Mei 206 pukul 11.00 WITA]
Oktriaviani, Desty. 2012. Cara Penyimpanan dan Pewadahan Reagen dalam Laboratorium.
[online].

Tersedia:

http://oktriaviani.blogspot.co.id/2012/06/cara-penyimpanan-dan-

pewadahan-reagen.html. [Diakses: 10 Mei 2016 pukul 10.25 WITA]

Riswanto. 2009. Faktor-faktor Pasien yang dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium.


[online]. Tersedia : http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/12/faktor-faktor-pasien-yangdapat.html. [Diakses: 10 Mei 2016 pukul 20.46 WITA]
Riswanto.

2009.

Pemantapan

Mutu.

[online]

tersedia:

http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/11/pemantapan-mutu.html (Diakses : 10 Mei 2016 ;


20:22)
Riswanto. 2010. Pemantapan Mutu Pra Analitik Pemeriksaan Laboratorium. [online]. Tersedia:
http://labkesehatan.blogspot.co.id/2010/07/pemantapan-mutu-pra-analitik.html.

[Diakses:

10 Mei 2016 pukul 20.17 WITA]


Romeo.

2015.

Penggolongan

Alat

Kesehatan

(ALKES).

[online].

Tersedia:

http://blog.stikom.edu/romeo/2015/02/06/penggolongan-alat-kesehatan-alkes/. [Diakses: 10
Mei 2016 pukul 13.40 WITA]
Septi Margi Lestari.2015. CARA PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KLINIK YANG
BAIK (RUANG DAN FASILITAS PENUNJANG). [online] tersedia:
http://ow.ly/KNICZ http://semar-septi.blogspot.co.id/2015/03/cara-penyelenggaraanlaboratorium_27.html#!/tcmbck
Setyaningrum, Ika Septenia. 2013. Bakuan Mutu dan Bahan Kontrol. [online]. Tersedia:
http://ikasepteniaa.blogspot.co.id/2013/02/bakuan-muta-bahan-kontrol.html. [Diakses: 10
Mei 2016 pukul 20.09 WITA]
Syarifudin. 2014.PENCATATAN DAN PELAPORAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
. [online] tersedia: http://materi-paksyaf.blogspot.co.id/2014/04/pencatatan-dan-pelaporandalam.html

Anda mungkin juga menyukai