Disusun oleh:
NAMA
NIM
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES JAMBI
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
makalah yang saya buat ini memiliki tema tentang pengolahan spesimen darah
Laboratoroium Klinik”.
Saya menyadari dalam proses penyusunan makalah ini tidak terlebas dari
bantuan dan kontribusi banyak pihak yang memberikan doa, saran, dan kritik
kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunannya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangant kami harapkan untuk melengkapi makalah ini. Semoga
makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lainnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Laboratorium Klinik.................................................................3
2.2 Spesimen Darah..........................................................................................4
2.3 Pengelolaan Spesimen Darah......................................................................5
2.3.1 Pengambilan Spesimen Darah..................................................................5
2.3.2 Penyimpanan Spesimen Darah...............................................................11
2.4 Pemeriksaan Hematologi..........................................................................12
2.5 Pemeriksaan Kimia Klinik........................................................................19
2.6 Pemeriksaan Imunoserologi......................................................................26
2.7 Pemeriksaan Bakteriologi.........................................................................33
2.8 Pemeriksaan Parasitologi..........................................................................38
BAB III PENUTUP........................................................................................46
3.1 Kesimpulan...............................................................................................46
3.2 Saran..........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................48
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pemeriksaan yang berasal dari tubuh
manusia yang diindikasikan memiliki penyakit. Darah, urin, tinja, sputum, merupakan
pemeriksaan laboratorium. Darah merupakan cairan yang dapat ditemui pada hampir
semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) yang memiliki fungsi untuk mengirim zat
– zat dan oksigen yang diperlukan oleh tubuh, sebagai pengangkut hasil metabolisme,
serta sebagai bentuk pertahanan tubuh terhadap bakteri / virus(Mardiana & Rahayu,
2017). Spesimen darah terbagi menjadi beberapa bentuk diantaranya whole blood,
1
tergantung jenis spesimennya. Kesalahan dalam pengelolaan spesimen dapat
laboratorium klinik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Melaksanakan pemantapan mutu internal dan mengikuti kegiatan pemantapan
masyarakat, dan
yang terindikasi memiliki penyakit. Darah merupakan salah satu contoh dari
adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang memiliki peran mengirimkan zat – zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, pengangkut hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
4
Darah yang akan menjadi bahan pemeriksaan dapat berupa whole blood,
a. Darah Kapiler, merupakan darah yang berasal dari pembuluh darah terkecil di
oksigen, karbon dioksida, serta nutrient dan zat kimia sampah antara darah dan
jaringan di sekitarnya.
merupakan pembuluh balik yang bermuara menjadi satu pembuluh darah balik
c. Darah Arteri, merupakan darah yang berasal dari pembuluh arteri yang
sebagai salah satu bahan pemeriksaannya. Darah dapat diolah menjadi beberapa
5
a. Whole blood
Pengertian
Whole blood merupakan spesemen darah lengkap yang berasal dari seluruh
makhluk hidup (kecuali tumbuhan) yang biasa digunakan untuk bahan pemeriksaan
di laboratorium. Whole blood mengandung 50% plasma, 1% sel darah putih dan
keping darah, dan 44% sel darah merah. Whole blood biasa digunakan pada
1) Hematokrit
2) Hemoglobin
6) Indeks eritrosit
pengambilannya diantaranya:
1) Darah kapiler, darah ini merupakan darah yang diambil dari pembuluh kapiler
yaitu hematokrit, hemoglobin metode sahli, hitung jenis sel darah metode pipet,
6
Cara pengambilan darah kapiler yaitu:
3) Peganglah jari yang akan ditusuk supaya tidak bergerak kemudian tekan
pemeriksaan
pembuluh vena, biasanya pembuluh vena yang digunakan adalah vena median
cubital. Pengambilan darah vena dapat digunakan dengan dua cara, yaitu
dengan cara manual dan cara vakum. Pengambilan dengan cara manual
7
Darah vena biasa digunakan pada beberapa bidang pemeriksaan laboratorium,
selanjutnya
kepalan tangannya
8
8) Letakkan kapas di lokasi penusukan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa saat lalu plester setelah darah berhenti keluar.
b. Serum
Pengertian
Serum merupakan bagian cair darah yang tidak mengandung sel – sel darah
dan faktor – faktor pembekuan darah. Serum diperoleh dari soesumen darah yang
gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan. Selain itu akan tampak pula
bagian cair dari darah. Serum merupakan salah satu spesimen yang banyak
parameter tersebut diantaranya pada bidang kimia darah (glukosa darah, profil
lipid, fungsi hati, fungsi ginjal, fungsi jantung,), imunoserologi (golongan darah
dan crossmatch), imunoserologi (widal, VDRL, tubex, TPHA, RF, dan CRP)
9
3) Lakukan sentrifugasi terhadap darah tanpa anticoagulant tersebut
4) Pisahkan serum (cairan jernih yang berada di bagian atas tabung) dari
c. Plasma
Pengertian
Plasma darah merupakan bagian darah yang merupakan cairan dengan fungsi
mengangkut dan mengedarkan sari – sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia.
plasma juga berfungsi sebagai pengangkut sisa metabolisme dari sel – sel tubuh untuk
terkandung 90% air, 8% protein, 0,9% (mineral, oksigen, enzim, antigen) dan bahan
pemeriksaan untuk bidang hematologi (PT, aPTT) dan kimia klinik (glukosa darah,
dll).
10
3) Homogenkan darah dengan antikoagulan pada tabung / vacutainer
5) Pisahkan plasma (cairan jernih yang berada di bagian atas tabung) dari
pemeriksaan karena beberapa alasan. Salah satu contoh penundaan pemeriksaan yaitu
11
2.4 Pemeriksaan Hematologi
a. Hematokrit
Deskripsi
cairan
Metode
Mikrohematokrit
Prinsip
Darah disentrifugasi pada kecepatan tinggi dalam waktu tertentu, sehingga sel –
sel akan terpisah dari plasmanya. Ruangan yang ditempati sel darah merah diukur
Tujuan
12
b) Memantau perubahan volume plasma darah
Spesimen
1) Tabung mikrohematokrit
3) Sentrifuge mikrohematokrit
4) Hematokrit reader
Prosedur
2) Tutup salah satu bagian ujung tabung menggunakan clay / micro burner
6) Hasil sentrifugasi harus memiliki tiga bagian, yaitu eritrosit, buffy coat,
dan plasma
13
7) Hasil selisih hematokrit harus memiliki selisih kurang lebih 2%, apabila
Nilai rujukan
b. Hemoglobin
Deskripsi
hematin asam dengan warna coklat tua. HCl tidak mampu bereaksi dengan
karboksihemoglonin.
14
Metode
Sahli
Prinsip
Darah yang ditambahkan asam lemah (HCl 0,1 N), maka hemoglobin akan
dirubah menjadi hematin asam yang berwarna coklat tua. Warna yang
Tujuan
Spesimen
1) Hemometer
2) Aquadest
Prosedur
1) Masukkan larutan HCl 0,1 N ke dalam pipet sahli sampai tanda batas 2
15
2) Isap darah menggunakan pipet sahli sahli hingga tanda batas 20μL
3) Hapus darah yang melekat pada bagian luar pipet menggunakan tissue
4) Masukkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung sahli yang telah terisi
HCl 0,1 N
10) Baca skala tabung sahli pada miniskus bawah larutan, catat, dan laporkan
Nilai rujukan
b) Bayi : 10 – 17 g/dL
c) Anak : 11 – 16 g/dL
16
c. Laju Endap Darah (LED)
Deskripsi
memiliki panjang 300mm dengan diameter bagian dalam tabung 2,6mm dan
memiliki skala 0 – 200mm. pipet tersebut dipasang pad arak tabung secara
vertical.
Metode
Westergren
Prinsip
darah dan dimasukkan dalam pipet Westergren yang akan diletakkan tegak
lurus dalam waktu tertentu. Maka sel – sel darah akan mengendap karena
17
perbedaan berat jenis. Jumlah millimeter darah yang mengendap selama 1 jam
Tujuan
kondisi inflamasi
Spesimen
1) Pipet Westergren
3) Bulb
Prosedur
sampai tepat pada tanda batas 0. Pastikan spesimen darah yang dipipet
2) Letakkan tabung pada rak tabung Westergren dengan posisi tegak lurus
18
4) Ukur tinggi plasma dalam mm, dari tanda batas 0 sampai tanda batas
eritrosit mengendap
Nilai rujukan
b) Anak : 0 – 10 mm/jam
Deskripsi
adalah pemeriksaan kadar glukosa pada darah pasien yang tidak puasa dan
dapat dilakukan kapan saja. Pemeriksaan GDS sering dilakukan karena selain
Metode
19
Trinder / GOD – PAP (Glukosa Oksidase – Para Aminofenazon)
Prinsip
Tujuan
Spesimen
plasma) dari sel darah supaya tidak terjadi glikolisis. Jika flourida digunakan
1) Spektrofotometer
2) Mikropipet
20
3) Stopwatch
4) Reagen glukosa
Prosedur
3) Diamkan reagen pada spesimen hinggua suhu reagen dan spesimen sama
Reagen 1 mL 1 mL 1 mL
Aquadest 10μL - -
Standar - 10μL
Spesimen - - 10μL
reagen blanko
21
Absorban (Standar)
Nilai rujukan
b. Kolestrol total
Deskripsi
serum / plasma. Kolesterol dalam tubuh disintesis dalam hati serta ditemukan
pula pada eritrosit, membrane sel, dan otot. Sekitar 70% dalam bentuk ester
Metode
Prinsip
membentuk asam lemak dan kolestrol bebas. Kolestrol bebas yang terbentuk
berwarna
22
Tujuan
Spesimen
1) Spektrofotometer
2) Mikropipet
3) Stopwatch
4) Reagen kolestrol
5) Aquadest
Prosedur
minum air putih dan tidak boleh melakukan aktivitas berat selama puasa
hijau
23
4) Diamkan reagen dan spesimen hingga suhu reagen dan spesimen sama
Reagen 1 mL 1 mL 1 mL
Aquadest 10μL - -
Standar - 10μL
Spesimen - - 10μL
reagen blanko
Absorban (Standar)
Nilai rujukan
c. Kreatinin
Deskripsi
24
Kreatinin merupakan produk sampingan katabolisme otot dari kreatin
fosfat. Jumlah kreatin yang diproduksi sebanding dengan massa otot. Oleh
karena itu kadar kreatinin dipengaruhi oleh jenis kelamin dan umur.
kreatinin didasarkan pada reaksi Jaffe pada tahun 1886. Reaksi ini melibatkan
komplek warna jingga kemerahan yang diukur pada panjang gelombang 599 –
560 nm.
Metode
Reaksi Jaffe
Prinsip
warna jingga kemerahan yang diukur pada panjang gelombang 490 nm (490 –
510 nm), tanpa perlu persiapan awal pengerjaan. Reaksi ini telah diperbaiki
metode awal
Tujuan
Spesimen
25
Serum / plasma (EDTA / heparin)
1) Spektrofotometer
2) Mikropipet
3) Stopwatch
4) Sentrifuge
5) Reagen kreatinin
6) Aquadest
Prosedur
Aquadest 100μL - -
Standar - 100μL
Spesimen - - 100μL
26
7) Hasil : Abs (A2 – A1) Pemeriksaan x konsentrasi standar
Nilai rujukan
Deskripsi
akut yang disintesis oleh hepatosit dan disirkulasikan dalam darah. CRP
mendapat namanya pada tahun 1930 pada saat Tillet dan Francis menemukan
dalam jumlah sedikit dalam darah, kadarnya meningkat 1000 kali lipat sebagai
respon terhadap cedera atau infeksi. CRP merupakan uji non spesifik,
Metode
27
Aglutinasi direk
Prinsip
Uji CRP-Lateks adalah uji aglutinasi slide. Partikel lateks dilapisi igG
Tujuan
Spesimen
Serum
1) Reagen CRP-lateks
3) Kontrol negative
4) Salin 0,9%
5) Pipet
6) Batang pengaduk
7) Slide aglutinasi
8) Mikropipet
28
9) Rotator
10) Stopwatch
Prosedur
2) Pipet 1 tetes control positive pada posisi kiri slide, 1 tetes control negative
pada posisi tengah slide, dan 1 tetes sampel pada posisi kanan slide
6) Perlahan miringkan slide tes ke belakang dan ke depan kira – kira sekali
kecepatan 100rpm
lingkaran 2, 3, 4, dan 5
29
10) Campur salin dan sampel pada lingkaran 2 dengan batang pengaduk,
positif (aglutinasi).
Nilai rujukan
b) Anak : Negatif
b. Tubex TF
Deskripsi
pasien. Jika hasil uji Tubex positif, maka hal tersebut menandakan terdapat
Metode
Prinsip
30
Antibodi anti-O9 pada serum pasien menghambat reaksi antara antigen
dilakukan dengan daya magnet, hasil dibaca secara visual terhadap skala
warna.
Tujuan
Spesimen
hingga ketiga
31
7) Tutup sumur reaksi dengan perekat yang telah disedikan dalam kit
9) Simpan sumur reaksi pada bagian atas skala warna TUBEX yang telah
11) Baca dan nilai hasil reaksi dengan membandingkan warna supernatant
Nilai rujukan
a) Dewasa : negatif
b) Anak : negative
c. HBsAg
Deskripsi
Viral hepatitis adalah penyakit sistemik yang melibatkan hati. Sebagian besar
kasus virus hepatitis akut ditemukan pada anak – anak dan orang dewasa. Hepatitis B
ditemukan oleh Blumberg, dkk. Antigen kompleks yang dikenal dengan antigen
permukaan hepatitis B yang ditemukan pada permukaan HBV adalah bagian yang
pertama kali terdeteksi kehadirannya oleh HBsAg dalam sampel serum menunjukkan
adanya infeksi aktiv HBV, baik akut maupun kronik. Infeksi HBV yang khas, HBsAg
normal dan 3 sampai 5 minggu sebelum pasien mengalami gejala atau menjadi
kuning.
32
Metode
Imunokromatografi
Prinsip
konjugat anti-HBsAg koloid emas pada membrane, cairan akan migrasi melalui
membrane nitroselulosa. Daerah uji (T) dilapisi dengan antibodi anti-HBsAg dan
daerah control (C) dilapisi antibodi IgG terhadap konjugat anti-HBsAg koloid emas
emas hingga terbentuk garis warna. Konjugat yang tidak berikatan akan termobilisasi
sampai daerah C dan membentuk kompleks antibodi IgG – anti-HBsAg koloid emas
Tujuan
Spesimen
33
1) Kit HBsAg
2) Pipet tetes
Prosedur
4) Hasil positif ditandai dengan terbentuknya garis merah pada daerah T dan
Nilai rujukan
a) Dewasa : Negatif
b) Anak : Negatif
Deskripsi
macam bakteri, namun dapat digunakan juga sebagai media differensial untuk
34
Prinsip
Tujuan
Spesimen
Darah
2) Timbangan digital
3) Erlenmenyer
4) Hotplate
5) Autoklaf
6) Petridish
Prosedur
yang diinginkan
35
3) Larutan yang telah homogen kemudian disterilisasi menggunakan
Interpretasi hasil
Pecahnya sel darah merah yang disebabkan oleh aktivitas koloni bakteri yang
Deskripsi
BHIB merupakan media cair berupa kaldu yang kaya akan nitrogen, vitamin,
dan karbon dalam bentuk Brain Heart Infusion dan Enzymatic Digest Gelatin di
dalam BHIB. Dekstrosa adalah sumber karbohidrat dan Natrium Klorida untuk
Prinsip
Tujuan
Melihat hemolisa
36
Spesimen
Darah
1) Reagen BHIB
2) Timbangan digital
3) Erlenmenyer
4) Hotplate
5) Autoklaf
6) Petridish
Prosedur
Interpretasi hasil
c. Uji Koagulase
37
Deskripsi
berikatan dengan protrombin yang terdapat dalam plasma, keduanya menjadi aktif
Prinsip
Tujuan
Spesimen
1) Ose
2) Sentrifuge
3) Slide
Prosedur
38
2) Ambil 1 ose koloni bakteri dari media pertumbuhan kemudian letakkan di
atas slide
4) Amati ada atau tidaknya gumpalan seperti pasir halus pada reaksi
tersebut.
Interpretasi hasil
a. Pemeriksaan malaria
Deskripsi
plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Plasmodium di Indonesia dapat dijumpai dari jenis Falciparum, Vivax, Ovale, dan
Malariae. Penyakit ini secara alami disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina
melalui gigitan.
Metode
Imunokromatografi
39
Prinsip
berdasarkan pengiaktan antigen yang terdapat dalam darah perifer dengan antibodi
monoclonal yang dikonjugasi dengan zat pewarna / gold particles pada fase mobile.
Bila darah manusia mengandung antigen tertentu, maka kompleks antigen antibodi
akan bermigrasi pada fase mobile sepanjang strip nitroselulosa dan akan diikat
dengan antibodi monoclonal pada fase immobile sehingga terlihat garis berwarna
Tujuan
Spesimen
Darah
1) Strip malaria
2) Lancet
3) Kapas alkohol
4) Tabung mikrokapiler
40
Prosedur
mikrokapiler dan teteskan pada kotak sampel yang terdapat pada Rapid
test
2) Tetskan larutan buffer pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan
petunjuk kit
Interpretasi hasil
a) Positif : terbentuk garis pada daerah tes (T) dan control (C)
b. Mikroskopis Malaria
Deskripsi
plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia.
Plasmodium di Indonesia dapat dijumpai dari jenis Falciparum, Vivax, Ovale, dan
41
Malariae. Penyakit ini secara alami disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina
melalui gigitan.
Metode
Mikroskopis
Prinsip
slide (sediaan tebal dan sediaan tipis). Sediaan tebal berfungsi untuk mencari parasite
malaria karena pada sediaan darah tebal sel darah merah dan sel darah putih
menumpuk. Parasite malaria yang ada akan terkonsentrasi pada area yang lebih kecil
sehingga akan lebih cepat terlihat di bawah mikroskop. Sediaan tipis biasanya
sel darah yang tersebar dan tidak menumpuk hanya satu lapisan.
Tujuan
Spesimen
Darah
1) Object glass
42
2) Lancet steril
3) Alkohol 70%
4) Kapas
5) Methanol
6) Giemsa
Prosedur
4) Buat sediaan darah tebal dari 2 tetes darah dan 1 apusan darah dari tetes
darah ketiga
menggunakan aquadest
Interpretasi hasil
43
c. Pemeriksaan mikrofilaria
Deskripsi
hidup cacing filarial dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk tersebut
mikrofilaria yang terdapat di tubuh penderita ikut terhisap ke dalam tubuh nyamuk.
Metode
Mikroskopis
Prinsip
mendeteksi mikrofilaria pada sel penderita yang diambil pada malam hari
Tujuan
Spesimen
1) Object glass
44
2) Spreader
3) Mikroskop
4) Autoklik
5) Bak pewarnaan
6) Alkohol
7) Giemsa
8) Methanol
9) Oil imersi
Prosedur
Interpretasi hasil
45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
46
Laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang memiliki fungsi
berlaku.
bahan yang berasal dari tubuh manusia yang diindikasikan memiliki penyakit. Darah
merupakan salah satu dari contoh spesimen yang dapat digunakan sebagai bahan
blood, serum, dan plasma merupakan bentuk spesimen darah yang sering digunakan
dalam pemeriksaan.
47
yang harus diperhatikan meliputi aspek pengambilan spesimen dan penyimpanan
spesimen.
3.2 Saran
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
48
KEMENKES. (2013). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
http://www.eldis.org/vfile/upload/1/document/0708/DOC23587.pdf
DARAH.
49