SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Pada suasana alkali, calcium dalam serum akan bereaksi dengan
cresolpthalein membentuk senyawa kompleks bewarna violet. Ion
Mg2+ yang mengganggu dapat diatasi dengan penambahan 8-
hidroquinolein.
2. Menggunakan metode OCP (Ortho Cresol Pthalein).
TUJUAN Untuk mengetahui kadar Kalsium dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Kalsium Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Homogenkan Reagen 1 dan 2 Kalsium 1000 uL ke dalam 1
tabung reaksi
Homogenkan, lalu pipet 1000 uL dimasukkan kedalam tabung
reaksi lain.
Inkubasi selama 10 menit
Tambahkan 20 uL serum darah kedalam tabung sampel
Homogenkan dan Inkubasi selama 5 menit, Baca dengan
Fotometer 5010v5+
Nilai Normal : 8,6 – 10,3 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PERIKSAAN REDUKSI URINE
No. Dokumen: No. Revisi: - Halaman:
SPO/Lab/04/2018 1
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Dalam suasana alkali kuat panas gula-gula (reduktor) dalam urine
akan mereduksi ion kupri (cu++) menjadi kupro (cu+) bisa dalam
bentuk cuOH ( kuning ) atau Cu2O ( merah ) tergantung jumlah
reduktor dalam urine.
Reaksi : glukosa + Cu++ → CuOH (kuning) Cu2O (merah)
2. Dengan menggunakan metoda Benedict
TUJUAN Untuk mengetahui glukosa dalam urine
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit SelaguriTentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
1. Tabung reaksi
2. Bunsen
3. Rak tabung
Reagen : Benedict
Cara Kerja
1. Masukkan urine reagen benedict 2,5 kedalam tabung reaksi
2. Tambahkan 4 tetes urine
3. Panaskan sampai mendidih
4. Baca hasilnya
Interpretasi :
- (negatif) : Tetap biru, tidak ada endapan
+ : Hijau dengan adanya endapan kuning
++ : Kuning
+++ : Orange
++++ : Merah bata
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Protein + Asam → Menggumpal
2. Dengan menggunakan metode pemanasan asam asetat 10%
TUJUAN Untuk mengetahui kadar protein urine pasien
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Bunsen
Reagen : asam asetat 10%
Cara Kerja
1. Masukkan urine kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
2. Lalu panaskan 1-2 menit
3. Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% dalam keadaan panas
4. Lalu panaskan kembali
5. Baca hasil
Interpretasi :
- (negatif) : Tidak ada keruhan
Trace : kekeruhan sedikit sekali
+ : kekeruhan sedikit (tidak ada butir-butir)
++ : kekeruhan jelas (berbutir)
+++ : kekeruhan hebat (berkeping-keping)
++++ : menggumpal
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. BaCl2 + sulfat dalam urine → BaSO4↓
Billirubin akan menggumpal pada molekul ini. FeCl3 akan
mengoksidasi billirubin menjadi biliverdin (hijau), bilicyanin
(biru), dancholetelin (kuning).
2. Dengan menggunakan metoda Harisson
TUJUAN Untuk mengetahui billirubin urine pasien
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Bunsen
4. Kertas saring
5. Corong
Bahan :
1. BaCl2
2. Fouchet
Cara Kerja
1. Masukkan 5 ml urine dan 5 ml BaCl2 kedalam tabung reaksi
(1:1)
2. Homogenkan
3. Kemudian saring dan biarkan kering
4. Setelah kering, teteskan fouchet 2-3 tetes keatas kertas saring.
5. Amati perubahan warna
Interpretasi :
Billirubin positif apabila timbul warna hijau atau biru kehijauan
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN VOLUME, KEJERNIHAN DAN WARNA
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman :
SPO/Lab/07/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Menggambarkan rupa urine harus dilakukan secepatnya setelah urine
dikeluarkan dengan cahaya tembus, yang mana urine dinyatakan
dengan kuning muda, kuning tua, coklat / tak bewarna, juga urine itu
dinyatakan dengan jernih atau keruh pada waktu dikeluarkan.
2. Dengan menggunakan metoda makroskopis.
TUJUAN Untuk mengambarkan rupa urine
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
Bahan : Urine
Cara Kerja
1. Isi tabung reaksi dengan ¾ tabung
2. Tinjaulah pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus
dalam posisi serong
3. Untuk menentukan warna gunakan latar belakang warna putih
4. Untuk menentukan kejernihan dan kekeruhan gunakan latar
belakang warna hitam.
Normal :
Volume : 1,5 – 2 L perhari
Kejernihan : Jernih
Warna : kuning
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Adanya bau yang semula ada, cukup bermakna dalam membantu
suatu diagnose.
2. Dengan menggunakan metoda makroskopis.
TUJUAN
Untuk menentukan jenis bau urine
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Berat jenis urine diukur dengan alat urinometer, dimana suhu urine
harus diperhatikan koreksinya terhadap hasil yang diperoleh.
2. Dengan menggunakan metoda Urinometer.
TUJUAN Untuk mengetahui berat jenis urine.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
1. Urinometer
2. Gelas ukur
Cara Kerja :
1. Tuang 40 ml urine kedalam gelas ukur
2. Lepaskanlah secara perlahan Urinometer keedalam gelas ukur
sehingga bebas dari dinding gelas ukur.
3. Untuk melepaskan putar Urinometer dengan menggunakan ibu
jari dan jari telunjuk.
4. Setelah Urinometer terapung ditengah-tengah dan tidak
menempel pada dinding tabung, bacalah berat jenis (BJ) tanpa
paralaks pada miniskus bawah.
.
Normal : 1,015 – 1,025
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Limbah cair semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radio aktif yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Pemeriksaan air limbah adalah melakukan tinjauan secara kontinyu
pada sumber- sumber air limbah rumah sakit dan melakukan panganan
yang diperlakukan atau penganalisaan dari semua pencatatan tentang
pemantauan dan pemeriksaan air limbah didasari tolak ukur yang telah
ditetapkan, kemudian dibuatkan tertulisnya.
TUJUAN Agar terkelola limbah cair rumah sakit dengan baik dan benar serta
terpantaunya kualitas air limbah yang dihasilkan rumah sakit sehingga
dampak yang akan ditimbulkan pada lingkungan dapat dikendalikan.
KEBIJAKAN 1. Pelaporan catatan debit harian air limbah
2. Pemeriksaan air limbah dilakukan 1 bulan sekali
3. Pelaporan hasil uji kualitas air limbah dari outlet dilaksanakan 3
bulan sekali
4. Pengambilan sampel limbah yang dilakukan oleh petugas kesling
atau petugas dari labor
5. Sampel air limbah tidak bisa dilakukan pemeriksaan jika lebih dari
6 jam
6. Jika hasil dari pemeriksaan bermasalah maka harus dilakukan
tindak lanjut pemecahan masalah.
7. Hasil kualitas’effluent limbah rumah sakit yang akan dibuang
kelingkungan harus memenuhi persyaratan banku mutu KEPMEN
LH No.58 Tahun 1995 dan SK Gubernur No.6 Tahun 2001.
PROSEDUR 1. Sampel limbah diambil dengan menggunakan botol steril dan
dirigent.
2. Pengambilan sampel di lakukan pada pukul 09.00 WIB s/d 11.00
WIB
3. Sampel diperiksa dalam waktu ≤ 6 jam
A. Cara pengambilan sampel dengan botol steril
Pertama mulut botol steril di flambir dengan menggunakan api
lampu spritus atau api dari lilin.
Kemudian rendam kan botol steril kedalam sumber air limbah
PEMERIKSAAN SAMPEL LIMBAH CAIR
SPO/Lab/12/2018 2/2
SPO
dr. Hj. dr.Hj.Hafleziani M.Kes
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN Sampah Medis adalah sampah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya : pengobatan,
perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan
yang beracun, infeksius, berbahaya.
TUJUAN Suatu prosedur untuk memusnahkan sampah medis di laboratorium
Rumah sakit Khusus Mata Regina Eye Center Padang.
KEBIJAKAN Ditetapkan Oleh kebijakan Direktur
PROSEDUR 1. Petugas para medis mengumpulkan sampah medis
2. Petugas cleaning service mengumpulkan sampah medis yang ada di
laboratorium ke tempat pengumpulan sementara.
3. Semua sampah medis yang telah dikumpulkan dan dimasukkan ke
container ata ember besar yang dimiliki tutup dan dilapisi dengan
plastic.
4. Sampah medis di bawa petugas ke RS. Yos Sudarso Padang dengan
kendaraan yang disediakan.
5. Sebelum sampah medis dibakar, petugas menimbang sampah medis
terlebih dahulu kemudian menyelesaikan ADM Keuangan dengan
pihak RS. Yos Sudarso Padang (Perhitungan pembakaran per kg x
Rupiah).
6. Selesei pembayaran, Sampah medis dibawa ke incinerator untuk
dibakar.
7. Petugas kembali ke laboratorium dengan menyerahkan bukti
kwitansi pembakar sampah medis tersebut.
UNIT TERKAIT Unit Kesehatan Lingkungan.
PEMISAHAN,PENGUMPULAN,PENGANGKATAN
SAMPAH MEDIS
No. Dokumen : No. Revisi: - Halaman :
SPO/Lab/16/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN Sampah Medis adalah sampah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan, gigi, veterinary, farmasi atau yang sejenisnya : pengobatan,
perawatan, penelitian atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan
yang beracun, infeksius, berbahaya.
TUJUAN Terkelolanya Sampah medis RS mulai dari tahap penimbulan sampai
tahap pengangkutan sehingga tidak menimbulkan dampak pada
kesehatan, baik kesehatan lingkungan maupun kesehatan masyarakat
sekitarnya.
KEBIJAKAN Ditetapkan Oleh kebijakan Direktur
PROSEDUR 1. Pemisahan sampah
Sampah medis dipisahkan pada saat penimbulan, dimana sampah
medis dimasukan ke kantong bewarna merah, kantong harus cukup
bermutu dan terjamin agar tidak sobek atau pecah pada saat
penanganan tidak bereaksi dengan sampah yang disimpannya.
2. Pengumpulan Sampah
Sampah medis sebelum dibawa ke incinerator dikumpulkan pada
tempat dengan syarat sbb :
a. Disimpan dalam container yang memenuhi persyaratan
b. Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang
tidak merembes, dan disediakan sarana penyimpanan.
c. Aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari
binatang dan bebas infeksi serangga dan tikus.
3. Pengangkutan
Pengangkutan sampah medis ke incinerator setiap hari. Pada tahap
pengangkatan sampah medis dari tempat penampungan ke
incinerator petugas harus memastikan:
a. Kantong telah tertutup
b. Jika mengangkat kantong, pegang pada bagian leher
c. Tidak akan terjadi penumpahan pengikat kantong tidak akan
putus pada saat pengangkutan.
UNIT TERKAIT Unit Kesehatan Lingkungan
PEMERIKSAAN SAMPEL AIR BERSIH
No. Dokumen: No. Revisi : - Halaman:
SPO/Lab/17/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal dari
perusahaan air minum, air yang di distribusikan melalui tangki air, air
kemasan dan harus memenuhi kualitas air untuk di minum.
TUJUAN Agar terciptanya hasil Air Bersih dan air yang bisa di minum sesuai
persyaratan kualitas air bersih.
KEBIJAKAN Ditetapkan Oleh kebijakan Direktur
PROSEDUR 1. Sampel Air bersih diambil dengan menggunakan botol steril dan derigent.
2. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 09.00 WIB
3. Cara pengambilan sampel dengan botol steril
Pertama mulut botol steril di flambir dengan menggunakan api
lampu spritus atau api dari lilin.
Kemudian rendam kan botol steril kedalam sumber air bersih
dengan sudut 300C untuk mengambil air. Air bilasan pertama
dibuang dan air yang keduanya baru diambil untuk sampel.
Ambil sampel air hingga tidak ada gelembung udara, kemudian
sebelum di tutup flambir kembali mulut botol, baru di tutup rapat.
Bawa sampel ke laboratorium.
a. Cara pengambilan sampel dengan derigent
o Pertama derigent di bilas terlebih dahulu dengan air sampel,
kemudian dibuang. Setelah itu air sampel baru diambil.
o Pengambilan sampel dengan derigent, derigent terlebih dahulu
dimasukan ke dalam sumber air dengan sudut kemiringan 300C
o Ambil sampel air tidak perlu sepenuh derigent, kemudian tutup
rapat derigent.
o Bawa sampel ke laboratorium.
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk alantoin, CO2 dan
peroksida. Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang
terbentuk akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrine dan 3,5-
diclorosulphonate membentuk senyawa yang berwarna merah muda
2. Dengan menggunakan metoda Uricase (modifikasi Trinder)
TUJUAN Untuk mengetahui kadar Asam urat dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Selaguri Tentang
pelayanan Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Asam Urat Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen Asam Urat 1000 uL kedalam 2 tabung
reaksi(blanko dan sampel)
Tambahkan 20 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 5 menit, Baca dengan Fotometer 5010v5+
Nilai Normal :
Pria : 3,4-7,0 mg/dl
Wanita : 2,3-6,1 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN UREUM
No. Dokumen : No. Revisi: - Halaman:
SPO/Lab/19/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Urease akan menghidrolisis urea menjadi ion ammonium dan
bikarbonat. Ammonium yang terbentuk akan bereaksi dengan
oxoglutarat dan NADH. Kemudian dengan bantuan enzyme GLDH,
oxoglutarat akan menjadi glutamate yang disertai perubahan NADH
menjadi NAD. Penurunan konsentrasi NADH sebanding dengan
konsentrasi ureum dalam sampel.
2. Dengan menggunakan metoda Urease GLDH.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar Ureum dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Ureun Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen 1 Urea 1000 uL ke dalam 2 tabung reaksi
(blanko dan sampel)
Tambahkan 10 uL serum darah kedalam tabung sampel
Homogenkan dan Inkubasi selama 3 menit
Tambahkan R2 1000 uL kedalam 2 tabung reaksi tersebut
Homogenkan dan inkubasi selama 5 menit lalu Baca dengan
Fotometer 5010v5+
Nilai Normal : 10 – 50 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN KREATININ
No. Dokumen: No. Revisi : - Halaman :
SPO/Lab/20/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga dengan
salisilat dan klorida Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
kadar kreatinin dalam darah.
2. Dengan menggunakan metoda Jaffe Reaction (fixed time)
TUJUAN Untuk mengetahui kadar Kreatinin dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen kreatinin Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Encerkan Reagen 2 dengan aquabidest 1:7
Masukkan Reagen 1 Kreatinin 1000 uL ke dalam 3 tabung reaksi
(standard dan sampel)
Tambahkan larutan Reagen 2 yang telah diencerkan masing-masing
tabung 1000 uL
Tambahkan 100 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 30 detik, Baca Standar dengan Fotometer 5010v5+
Baca sampel setelah inkubasi selama 2 menit dengan Fotometer
5010v5+
Nilai Normal :
Pria : 0,73 – 1,36 mg/dl
Wanita : 0,57 – 1,13 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN BILLIRUBIN TOTAL
No. Dokumen: No. Revisi: - Halaman:
SPO/Lab/21/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Alkali phosphate akan mehidrolisis p-nitrophenyl phosphate menjadi
p-nitrophenol dan phosphate. Aktivitas ALP ditentukan dengan
mengukur p-nitrophenol secara kinetik pada 405 nm.
2. Dengan menggunakan metoda Kinetik IFCC
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. L – asparat direaksikan dengan 2 – oxoglutarat dengan bantuan enzim
ASAT akan menjadi oksaloasetat dan L – glutamate.Oksaloasetat yang
terbentuk akan mereduksi NADH dengan bantuan enzim malat
dehidrogenase (MDH) membentuk L – Malat dan NAD+. Aktivitas katalik
ASAT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban.
2. Dengan menggunakan metoda Kinetik IFCC
TUJUAN Untuk mengetahui kadar SGOT dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen SGOT Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen 1 SGOT 1000 uL ke dalam 2 tabung reaksi (blanko
dan sampel)
Tambahkan 100 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 5 menit, lalu tambahkan 250 uL kedalam tabung
sampel
inkubasi selama 3 menit, baca dengan Fotometer 5010v5+
Nilai Normal :
Pria : ≤ 35 U/L
Wanita : ≤ 31 U/L
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAA LDL CHOLESTEROL
No. Dokumen : No. Revisi : - Halaman
SPO/Lab/25/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. LDL – Cholesterol ditentukan secara langsung dalam dua tahap
pemeriksaan. Tahap pertama adalah mengeluarkan fraksi lain selain
LDL, kemudian pada tahap kedua LDL direaksikan dengan bantuan
enzim cholesterol oksidase dan cholesterol esterase menjadi senyawa
tidak bewarna yang dengan penambahan kromogen berubah menjadi
senyawa komplek bewarna sehingga dapat diukur.
2. Dengan menggunakan metoda CHOD – PAP.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar LDL – Cholesterol dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR
Perhitungan :
Kolesterol – HDL – Trigliserida/5
Nilai Normal : < 130 mg/dl
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. LDL, VLDL dan chylomykron dalam sampel akan dinonreaktifkan
dengan penambahan detergent khusus, berupa accelerator dan
cholesterol oksidase sehingga hanya HDL yang reaktif. Kemudian HDL
ini diperiksa dengan menggunakan metoda CHOD – PAP.
2. Dengan menggunakan metoda CHOD – PAP.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar HDL – Cholesterol dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium..
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen SGOT Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen HDL Cholesterol 1000 uL ke dalam tabung
reaksi
Tambahkan sampel 500 uL
Homogenkan lalu inkubasi selama 10 menit
Sentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 4000
Pipet 1000 uL reagen cholesterol ke dalam 3 tabung reaksi (blanko,
standar, sampel)
Pipet 100 uL blanko, standard an supernatant HDL masukkan ke
tabung reaksi.
Homogenkan dan Inkubasi selama 5 menit, baca dengan Fotometer
5010v5+
Nilai Normal: pria : 30 – 70 mg/dl wanita : 30 – 85 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
No. Dokumen: No. Revisi: - Halaman:
1
SPO/Lab/27/2018
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliserol dan
asam amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP
dengan bantuan enzim gliserol kinase membentuk gliserol – 3 –
phospat dan ADP. Gliserol – 3 – phospat dioksidasi dengan bantuan
enzim gliserol phospat oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan
hydrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk akan
mengoksidasi klorophenol membentuk quinonimin yang bewarna
merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar
trigliserida dalam sampel.
2. Dengan menggunakan metoda GPO-PAP.
TUJUAN Untuk mengetahui kadar Trigliserida dalam darah.
KEBIJAKAN . Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Trigliserida Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen Trigliserida 1000 uL ke dalam 2 tabung reaksi
(blanko dan sampel)
Tambahkan 10 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 5 menit, baca dengan Fotometer 5010v5+
Nilai Normal: < 150 mg/dl
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Ester Cholesterol dengan adanya enzim kolesterolesterase diubah
menjadi kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk
dioksidasi dengan bantuan enzim kolesterol oksidase membentuk
kolestenon dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida yang
terbentuk bereaksi dengan DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin
disodium) dan 4 – amino antipyrin dengan bantuan enzim peroksidase
membentuk quinonimin yang bewarna merah muda. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol total.
2. Dengan menggunakan metoda CHOD – PAP (Kolorimetrik Enzimatik)
TUJUAN Untuk mengetahui kadar kholesterol dalam darah.
KEBIJAKAN . Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Kholesterol Total Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen Kholesterol Total 1000 uL ke dalam 2 tabung
reaksi (blanko dan sampel)
Tambahkan 10 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 5 menit, baca dengan Fotometer 5010v5+
Nilai Normal: < 200 mg/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN ALBUMIN/GLOBULIN
No. Dokumen : No. Revisi: - Halaman:
SPO/Lab/29/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Albumin dengan BCG dalam buffer sitrat dan suasana asam pH 4,2
akan membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.
2. Dengan menggunakan metoda Brom Cresol Green (BCG).
TUJUAN Untuk mengetahui kadar albumin dalam darah.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium..
PROSEDUR Alat :
Fotometer 5010v5+
Pipet Automatic
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan :
Serum darah
Reagen Albumin Rajawali
Cara Kerja
Siapkan semua alat dan bahan
Masukkan Reagen Albumin 1000 uL ke dalam 2 tabung reaksi
(blanko dan sampel)
Tambahkan 10 uL serum darah kedalam tabung sampel
Inkubasi selama 5 menit, baca dengan Fotometer 5010v5+
Nilai Normal: 3,5 – 6,0 mg/dl
PEMERIKSAAN GLOBULIN
Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan
albumin.
Perhitungan : Globulin = Total Protein – Albumin
Nilai Normal: 2,0 – 3,0 g/dl
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH
No. Dokumen: No. Revisi: - Halaman:
1
SPO/Lab/30/2018
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Kecepatan mengendapnya sel darah merah dalam plasma selama 1 jam.
2. Dengan menggunakan metoda Westergreen
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Inti bersifat asam dan sitoplasma bersifat basa. Zat warna basa akan
mewarnai bagian sel yang bersifat asam, yaitu kromatin dan DNA, zat
warna asam akan mewarnai sel yang bersifat basa, yaitu sitoplasma.
2. Denggan menggunakan metoda Pulasa giemsa.
TUJUAN Untuk melihat bentuk dan morfologi dari jenis sel-sel darh leukosit
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Mikroskop
Kaca objek
Bahan :
Darah (Kapiler atau EDTA)
Larutan Giemsa
Methanol
Cara Kerja :
1. Membuat Sediaan Apus
2. Letakkan setetes kecil darah (diameter tidak lebih dari 2 mm) kira-kira 2
cm dari ujungnya, dan letakkanlah kaca itu diatas meja dengan tetes darah
disebelah kanan.
3. Dengan tangan kanan lettakan kaca objek lain disebelah kiri tetesan darah
tadi dan digerakkan kekanan hingga mengenai tetes darah, tetes darah
akan menyebar pada sisi kaca penggeser, lalu tunggu sampai darah
mencapai setengah cm dari pinggir kaca objek.
4. Segera geserkan kaca itu kekiri sambil memegangnya miring dengan
sudut antara 30 dan 45 derajat. Jangan menekan kaca yang digeser itu ke
bawah.
5. Biarkan sediaan itu kering diudara.
6. Memulas sediaan Apus
7. Letakkan sediaan yang akan dipulas diatas rak tempat memulas dengan
rapi.
PEMERIKSAAN SEDIAN HAPUS DARAH TEPI
SPO/Lab/32/2018 2/2
SPO 8. Teteskan metanol ke atas sediaan itu, sehingga bagian yang terlapis darah
tertutup seluruhnya, biarkan selama 5 menit atau lebih lama.
9. Buanglah kelebihan methanol dari kaca objek.
10. Liputi sediaan dengan larutan giemsa dan biarkan selama 20 menit
11. Bilas dengan air suling.
12. Letakkan sediaan dalam sikap vertical dan biarkan mongering diudara
13. Periksa pada mikroskop dengan lensa 100x menggunakan minyak imersi.
Nilai Normal:
- Basofil : 0 – 1%
- Eosinofil :1–3%
- N. Stab :2–6%
- N. Segment : 50 – 70 %
- Limposit : 20 – 40 %
- Monosit :2-8%
Petugas Laboratorium
UNIT TERKAIT
PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN ALAT
AUTO ANALYZER MINDRAY
No. Dokumen: No. Revisi: - Halaman :
1/2
SPO/Lab/33/2018
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN Berdasarkan spesifikasi ukuran sel yang melewati filter dengan memakai
tegangan listrik untuk sekali pembacaan bisa diperiksa sekaligus beberapa
parameter seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Retikulosit, MCH,
MCHC, MCV dan Hitung jenis leukosit.
TUJUAN Untuk pemeriksaan Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit, Retikulosit,
MCH, MCHC, MCV dan Hitung jenis Leukosit.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Cara kerja alat Mindray
1. Persiapan :
Cek kecukupan reagent (Cell Pack dan Stromatolyser – WH)
Cek kertas printer tersedia
Cek instrument : kabel dan selang terpasang dengan benar
Cek Pembuangan : buang yang tidak perlu.
2. Menghidupkan alat
Urutan menghidupkan alat : Tekan tombol On/Off instrument
(setelah menu logon muncul)
Selft test
1. Ketika instrument dihidupkan Alat akan melakukan operasi :
Self test, Instrument QC Download Initialization bagian
mekanik dan hidrolik, mencuci, menunggu temperature stabil
dan cek background.
2. Jika nilai background keluar, nilai yang keluar akan bewarna
merah kemudian Klik Auto Rinse.
3. Jika nilai background sesuai dengan spesifikasi, maka alat
siap dioperasikan.
SPO/Lab/34/2018 2/2
4.Quality Control
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase
membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang
terbentuk direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi
benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks
yang bewarn. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding
dengan kadar glukosa dalam sampel.
2. Dengan menggunakan metoda GOD – PAP.
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Protein bereaksi dengan cupri membentuk senyawa kompleks
bewarna biru. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
kadar protein total dalam sampel.
2. Denggna menggunakan metoda Biuret.
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Untuk melihat adanya elemen – elemen ( sel – sel Kristal – Kristal dan
sebagainya) dalam urin maka dilakukan pemeriksaan dibawah
mikroskop. Hal ini dikerjakan dengan melakukan pemusingan pada
kecepatan tertentu dan waktu tertentu sehingga elemen – elemen
tersebut terpisah dari larutan supernatannya.
2. Dengan menggunakan metoda mikroskopis.
TUJUAN Untuk melihat sel – sel dan lain- lain dalam urine
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Tabung sentrifuge
Sentrifuge
Objek glass
Deck glass
Pipet tetes
Botol/penampung urine
Mikroskop
Bahan : Urine sewaktu
Cara Kerja
Kocoklah urine secara pelan – pelan
Masukkan urine kedalam tabung sentrifuge ± ¾ penuh.
Pusing selama 5 menit dengan kecepatan 1.500 – 2.000 Rpm.
Buanglah supernatannya dengan cara membalikkan tabung
sentrifuge secara cepat dan tanpa ada getaran.
Kocoklah tabung untuk mensuspensikan sedimen yang tertinggal di
bawah dasar tabung.
Dengan menggunakan pipet tetes dan taruhlah 2 (dua) tetes sedimen
terpisah ke atas sebuah objek glass dan tutup dengan deck glass.
Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x untuk mencari
lapang pandang, setelah itu dirubah ke pembesaran 40x
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
SPO/Lab/38/2018 2/2
Melakukan pemeriksaan
Hitunglah dalam 10x lapang pandang.
Nilai Normal:
Unsur organic
- Leukosit = 0 – 3 / LPB
- Eritrosit = 0 – 1 / LPB
- Silinder = 0 – 5 / LPK
- Epitel = 0 – 9 / LPK\
Unsur anorganik
- Ca oxalat
- Tripel phosphate
- Ca. Carbonat
- Ca amorf
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Pemeriksaan feses untuk penegak diagnos apakah ada parasit di usus.
2. Dengan menggunakan metoda Kuantitatif.
TUJUAN Untuk mengetahui apakah ada telur cacing dalam feses pasien.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR 1. Pemeriksaan Makroskopis
Warna feses
Lendir
Konsistensi
2. Pemeriksaan Makroskopis
1) Teteskan eosin diatas objek glass (1 tetes )
2) Kemudian ambil feses dengan lidi
3) Lalu homogenkan
4) Tutup dengan deck glass
5) Baca dengan mikroskop perbesaran 10 X 40
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Protein dalam suasana asam akan mengendap
2. Dengan menggunakan metoda Esbach.
TUJUAN Untuk mengetahui protein urine pasien.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
- Tabung Esbach
Bahan :
- Urine 24 jam dan asam asetat glacial
Cara Kerja :
1) Spesimen yang dipakai adalah urin tampung 24 jam dan harus jernih.
2) Urin diasamkan dengan beberapa tetes asam asetat glacial
3) Tabung Esbach diisi dengan urin sampai tanda “U”
4) Tambahkan Reagen sampai tanda “R”
5) Tabung ditutup dengan gabus/karet
6) Tabung dibolak balik 12x (tidak boleh dikocok)
7) Usahakan jangan sampai timbul gelembung
8) Biarkan berdiri tegak sampai 24 jam
9) Baca hasil tinggi endapan pada skala setelah 24 jam
Pembacaan Hasil :
Tinggi endapan dibaca pada skala yang terdapat pada tabung setelah
24 jam.
Kadar protein per 24 jam adalah :
Volume urine 24 jam (ml)/1000 x tinggi endapan Satuannya : g/24
jam
Syarat pemeriksaan esbach yaitu :
Pemeriksaan protein urine (metoda Asam Asetat) harus +3 atau +4
Urin yang diperiksa harus urin kumpul 24 jam.
Volume urin dicatat untuk menentukan satuan.
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium
PEMERIKSAAN WIDAL
No. Dokumen: No. Revisi:- Halaman:
SPO/Lab/41/2018 1
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Berdasarkan reaksi aglutinasi antigen salmonella dengan antibody
spesifik yang terdapat dalam serum penderita demam typhoid.
2. Dengan menggunakan metoda Aglutinasi.
Kriteria hasil :
Serum 5 uL -> 1/320
Serum 10 uL -> 1/160
Serum 20 uL -> 1/80
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Metoda Immunokromatografi adalah tes untuk mendeteksi kualitatif
HbsAg dalam serum/plasma. HBsAg dalam serum/plasma bereaksi
dengan partikel emes koloidal yang telah dilapisi dengan antibody
monoklonal (tukus) terhadap HBsAg. Immunokompleks yang
dihasilkan bermigrasi sepanjang membrane dan berikatan pada
daerah tes dengan monoklonal kedua antibody anti HBsAg (tikus)
yang terikat/melekat dalam bentuk garis horizontal (garis tes).
2. Dengan menggunakan metoda Rapid tes (Immunokromatografi).
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Anti HBs merupakan antibody spesifik untuk HBsAg, muncul di
darah 1 sampai 4 bulan setelah terinfeksi virus hepatitis B. Anti HBs
diinterpretasikan sebagai kekebalan atau dalam masa penyembuhan
penyakit hepatitis B. Antibodi ini memberikan perlindungan
terhadap penyakit hepatitis B.
2. Dengan menggunakan metoda Rapid tes Immunokromatografi.
Cara kerja :
a. Suhu kamarkan reagen dan strip
b. Letakkan strip tes pada posisi datar
c. Celupkan strip kedalam serum/plasma dengan arah panah
menunjukan ke bawah, sampel tidak boleh mengenai kertas
timah warna biru pada strip.
d. Tunggu 15 menit.
e. Baca hasil
Negatif : ditunjukkan dengan adanya satu garis.
Positif : ditunjukan adanya dua garis.
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. M. Turbeculosis mempunyai lapisan dinding lipid (Mycolic acid)
yang tahan terhadap asam. Proses pemanasan mempermudah
masuknya Carbol Fuchsin ke dalam sel. Dinding sel tetap mengikat
zat warna Carbol Fuchsin walaupun didekolorisasi dengan asam
alkohol.
2. Dengan menggunakan metoda Pewarnaan Ziehl Neelsen.
SPO/Lab/45/2018 2/2
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Mengukur waktu yang diperlukan oleh darah untuk menggumpal
setelah darah keluar dari pembuluh darah.
2. Dengan menggunakan metoda Kaca Objek.
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Mengukur waktu yang dibutuhkan pembuluh darah dan sistem
hemostasis untuk menghentikan pendarahan buatan.
2. Dengan menggunakan metoda Ivy.
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Prinsip : Antigen + antibodi = aglutinasi.
2. Dengan menggunakan metoda aglutinasi.
TUJUAN Untuk menetapkan ada/tidaknya antigen pada sel darah dan ada/
tidaknya antibodi pada serum/plasma pasien atau donor.
Interpretasi hasil :
SPO
dr.Hj.Hafleziani M.Kes
PENGERTIAN 1. Sisa RNA yang masih tertinggal pada retikusit akan akan terwarnai
oleh pewarna supravital Brillian Cresyl Blue (BCB) dan dihitung
dalam 1000 eritrosit.
2. Dengan menggunakan metoda Kering.
TUJUAN Untuk mengetahui jumlah retikulosit dari pasien.
KEBIJAKAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Selaguri Tentang pelayanan
Laboratorium.
PROSEDUR Alat :
Mikroskop
Kaca objek
Tabung kecil
Bahan :
Darah EDTA
Larutan Brilliancresylblue (BCB)
Cara Kerja :
Masukkan 100 uL darah EDTA ke dalam tabung kecil
Campurkan dengan 100 uL larutan BCB, biarkan selama ± 15
menit
Ambil setetes campuran tersebut, letakkan diatas kaca objek
untuk dibuat sediaanapus
Periksa dengan 100x menggunakan imersi oil dan jumlah
retikulosit dihitung per 1000 eritrosit.
Nilai Normal : 5 – 15 %
UNIT TERKAIT Petugas Laboratorium