Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum
(ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret-sekret yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium
yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.
Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji fungsi
hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan dapat pula
dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis anemia
(Anonim, 2012).
Pemeriksaan darah melalui reaksi kimia, yang dilakukan dengan cara manual, semi
otomatis atau Otomatis. Sampel yang digunakan pada pemeriksaan kimia yaitu serum atau
plasma. Serum adalah Bagian cair darah yang didapat dengan cara darah didiamkan sampai
membeku kemudian dilakukan pemutaran dengan centrifuge dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan. Plasma adalah Bagian cair darah yang didapat dengan cara darah ditambahkan
dengan antibeku (anti koagulan seperti EDTA), kemudian dilakukan pemutaran dengan
centrifuge dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Parameter reagent yang terdapat pada Kimia Klinik antara lain:

Pemeriksaan fungsi hati : protein total, albumin, globulin, bilirubin total,direk/indirek,


SGOT, SGPT, GGT,fosfatase alkali, cholinesterase, ammonia, HCO3 (bikarbonat)

Pemeriksaan fungsi jantung : CK, CKMB, LDH, myglobin, Troponin T, NT-proBNP

Pemeriksaan fungsi pancreas : amylase, lipase

Pemeriksaan Lemak : Cholesterol, HDL, LDL, Trigliserida, Lp(a), Apo A-1, Apo B

Pemeriksaa fungsi ginjal : ureum, creatinin, asam urat, Cystatin C

Pemeriksaan gula darah dan HbA1c


Pemeriksaan untuk kimia klinik secara otomatis dapat menggunakan alat clinic
analyzer. Clinical analyzer adalah alat pemeriksaan kimia klinik yang mencakup pemeriksaan
1 | Page

dalam darah, cairan tubuh dan urin. Alat ini digunakan di laboratorium pratama (setingkat
puskesmas) hingga laboratorium utama dan laboratorium rujukan. Prinsip dari alat ini adalah
melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik secara otomatis mulai dari pemipetan sampel,
penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan cahayanya. Kelebihan clinic analyzer
adalah bahwa tahapan analitik dapat dilakukan dengan cepat dan bisa digunakan untuk
memeriksa sampel dengan jumlah banyak secara bersamaan.
Clinic Analyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan
yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu
menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan
industri. Autoanalyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral,
logam, dan material biologis dari suatu larutan.
Jenis-jenis tes yang dibutuhkan meliputi tingkat enzim (seperti banyak dari tes fungsi
hati), tingkat ion (misalnya natrium dan kalium), dan lainnya (seperti glukosa, albumin
serum, atau kreatinin). Ion sederhana sering diukur dengan elektroda selektif ion, yang
memungkinkan satu jenis ion melalui, dan perbedaan mengukur tegangan Enzim dapat diukur
dengan tingkat mereka mengubah salah satu zat warna yang lain, Dalam tes ini, hasil untuk
enzim yang diberikan sebagai suatu kegiatan, bukan sebagai konsentrasi enzim. Tes-tes lain
menggunakan perubahan kolorimetri untuk menentukan konsentrasi bahan kimia yang
bersangkutan. Kekeruhan juga dapat diukur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Fungsi dari Clinic Analyzer?
2. Bagaimana Prinsip Kerja Clinic Analyzer?
3. Apa saja Bagian-bagian alat Clinic Analyzer?
4. Bagaimana Cara Kerja Clinic Analyzer?
5. Bagaimana Interpretasi hasil Clinic Analyzer?
6. Bagaimana Kelebihan dan Kelemahan dari alat Clinic Analyzer?
7. Bagaimana Cara Pemeliharaan dan Kalibrasi alat Clinic Analyzer?
8. Apa saja Troubleshooting pada alat Clinic Analyzer?
9. Apa saja Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat Clinic Analyzer?
10. Apa saja gold standart dari pemeriksaan kimia klinik?
1.3 TujuanMakalah
2 | Page

1. Untuk mengetahui Fungsi dari Clinic Analyzer


2. Untuk mengetahui Prinsip Kerja Clinic Analyzer
3. Untuk mengetahui Bagian-bagian alat Clinic Analyzer
4. Untuk mengetahui Cara kerja Clinic Analyzer
5. Untuk mengetahui Interpretasi hasil Clinic Analyzer
6. Untuk mengetahui Kelebihan dan kelemahan dari Clinic Analyzer
7. Untuk mengetahui Pemeliharaan dan Kalibrasi alat Clinic Analyzer
8. Untuk mengetahui Troubleshooting pada alat Clinic Analyzer
9. Untuk mengetahui Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat Clinic Analyzer
10. Untuk mengetahui gold standart dari pemeriksaan kimia klinik

3 | Page

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Gambar 2.1 Clinic Analyzer ABX Pentra 400


Clinic Analyzer merupakan sebuah instrumen laboratorium klinik yang dirancang
untuk mengukur berbagai macam bahan kimia tubuh.
Antara lain untuk mengukur :
1) Glukosa darah
2) Asam Urat
3) SGOT
4) SGPT
2.2 Prinsip Kerja Clinic Analyzer ABX Pentra 400
Cahaya putih dari lampu halogen tungsten ditangkap oleh lensa kondensor pertama,
kemudian mengalami pemantulan dari cermin pantul dan dipertajam oleh lensa kondensor
kedua, selanjutnya cahaya akan melalui kuvet dan berinteraksi dengan campuran reagensia
dan bahan pemeriksaan yang telah selesai bereaksi. Cahaya yang diteruskan dari kuvet
tersebut diarahkan dan dipusatkan oleh lensa kondensor ketiga kemudian ditangkap oleh

4 | Page

sejenis cermin cekung reflective grating spreads menjadi cahaya monokromatik dan
merefleksikannya pada detektor PDA (Pixel Digital Analogical)

2.3 Bagian - Bagian Alat Clinic Analyzer ABX Pentra 400

5 | Page

6 | Page

2.3.1 Tempat Reagen

Tempat reagen terdiri dari 52 nomor posisi, yaitu 44 pada suhu dingin dan 8 pada
suhui kamar.
2.3.2 Reagen, Rak Reagen, Rak Kalibrator Reagen, Rak Reagen Kontrol

2.3.2.1 Wadah Reagen


Wadah reagen menempati satu posisi per tempat reagen. Baik pada
kompartemen tunggal atau wadah kompartemen kembar. Beberapa reagen dan
7 | Page

pengencer dikemas dalam satu wadah reagen. Wadah reagen diidentifikasi oleh
barcode. Pembacaan barcode ini direkam ke automatic record dan reagen
dibedakan berdasarkan karakteristik dari larutan

<<Reagent

Configuration>>

menu.
2.3.2.2 Rak Reagen
Rak reagen memegang tiga sektor dan dapat mengakomodasi baik tiga reagen,
dilluents atau pengencer atau kombinasi antara reagen dengan pengencer.
(misalnya: satu reagen dan dua pengencer). Volume yang terdapat pada rak
reagen antara 4, 10, dan 15 mL.
2.3.2.3 Rak Kalibrator Reagen dan Rak Reagen Kontrol
Rak kalibrator reagen atau rak reagen kontrol menempati satu posisi per rak
dan dapat menampung hingga tiga kalibrator yang berbeda atau kontrol. rak
kalibrator reagen atau rak reagen kontrol memegang wadah sampel dengan
menggunakan adaptors.

2.3.3 Rak Sampel

Rak sampel terdiri dari 6 posisi nomor, setiap posisi dapat memegang 10 posisi rak
sampel. Rak sampel mempunyai mobile around yang memungkinkan rotasi searah jarum jam.
Rak sampel dilengkapi dengan detektor untuk mendeteksi adanya tabung sampel. Rak sampel
juga dilengkapi dengan pembaca barcode yang memungkinkan pembacaan rak dan sampel.
8 | Page

2.3.4 Rak Sampel, Rak Cup Sampel, Rak Sampel Kalibrator, Rak Sampel Kontrol

2.3.4.1 Rak Sampel


Rak sampel terdiri dari 10 posisi sampel. Posisi ini dibagi menjadi dua
bagian berikut:
Lima posisi eksternal yang menerima:
- Primer dan sekunder dari tabung 7, 10 mL (diameter: 16 mm)
- Setelah penambahan adapter, primer dan sekunder dari tabung 2, 3, 4 dan 5
mL (diameter: 13 mm).
Lima posisi internal yang yang menerima tabung primer dan sekunder dari 2,
3, 4 dan 5 mL (diameter:13 mm).
Rak

sampel

diidentifikasi

oleh

barcode

tertentu.

Barcode

membaca

menginformasikan instrumen ID rak. Untuk sampel diidentifikasi oleh mode


identifikasi, pembacaan barcode mengarah ke otomatis asosiasi barcode dengan
Sampel ID yang sesuai pada Worklist tersebut.
2.3.4.2 Rak Cup Sampel
Rak cup sampel terdiri dari 10 posisi sampel yang hanya menerima tempat
9 | Page

sampel. Rak cup sampel diidentifikasi oleh barcode tertentu. Barcode membaca
menginformasikan instrumen.
2.3.4.3 Rak Sampel Kalibrator dan Rak Sampel Kontrol
Kalibrator / rak sampel kontrol terdiri dari 10 posisi sample yang hanya
menerima tempat sampel. Rak ini didedikasikan untuk kalibrator atau kontrol.
Rak sampel kalibrator / kontrol diidentifikasi oleh barcode tertentu, dan juga
bahwa rak didedikasikan untuk kalibrator atau kontrol. Kalibrator dan kontrol
tidak boleh ditempatkan di rak yang sama. Rak dengan label kuning berdedikasi
untuk kalibrator dan dengan label hijau untuk kontrol. Kalibrator dan kontrol
dapat juga diposisikan pada rak sampel atau rak tempat sampel.
2.3.5 Sistem Pengambilan Sampel

2.3.5.1 Jarum Suntik


Setiap perakitan jarum suntik terdiri dari per barel kaca, penghisap dari logam
dilengkapi dengan ujung teflon, katup dan sekrup pas memegang kepala jarum
suntik.
10 | P a g e

Reagen jarum suntik


Jarum suntik 1000 uL ini mengontrol volume reagen. Ini harus diisi dengan air
setiap saat dan tidak boleh ada ruang udara dalam jarum suntik atau tabung.
Jarum suntik ini melakukan sampling dari 15 - 600 uL setiap 0,1 uL ( 0,05 uL).
Contoh jarum suntik
Jarum suntik 100 uL ini mengontrol volume sampel, air suling dan reagen
tambahan. Ini harus diisi dengan air setiap saat dan tidak boleh ada ruang udara
dalam jarum suntik atau tabung. Jarum suntik ini melakukan sampling dari 2 95 uL setiap 0,1 uL ( 0,02 uL).
2.3.5.2 Jarum
Jarum Reagen
Jarum reagen adalah jarum stainless steel dengan lapisan teflon eksternal dan
internal, dari ujung ke ujung, dengan tabung teflon kapiler. Jarum reagen
memanaskan reagen sebelum mengeluarkan ke kuvet tersebut. Suhu yang
dipanaskan adalah 37C ( 0,5C). Kelompok reagen dilengkapi dengan deteksi
kadar dan deteksi volume.
Jarum Sampel
Jarum sampel adalah jarum stainless steel dengan lapisan teflon eksternal dan
internal. Sampel dilengkapi dengan deteksi langsung, jarum sampel tidak
menembus tabung primer dan sekunder atau tempat sampel. Sampel juga
dilengkapi dengan deteksi kadar dan deteksi penyumbatan atau tidak cukup
sampling. Jarum sampel didekontaminasi antara masing-masing sampel di
menara pencucinya.

11 | P a g e

2.3.6 Cuvette Changer

Cuvette changer terdiri dari dua bagian:


1) Rak
2) grabber tersebut.
Rak dapat menyimpan hingga 30 segmen kuvet baru dan 30 segmen kuvet yang
digunakan. Segmen cuvette dimuat dan dibongkar oleh grabber terletak di belakang rak. Jika
kuvet changer MATI,
segmen kuvet harus dimuat dan dibongkar secara manual (lihat gambar diatas) :
1) Rack cuvettes digunakan
2) Rack cuvettes baru
2.3.7 Segmen Kuvet

12 | P a g e

Setiap segmen kuvet pakai terdiri dari 12 kuvet identik dibentuk. Total volume
dikuvet yang harus disertakan antara 150 uL 600 uL. Perawatan harus diperhatikan dalam
penyimpanan dan penanganan segmen untuk mencegah kerusakan, kerusakan atau
kontaminasi. Segmen kuvet harus dibiarkan dalam plastik pembungkus sampai digunakan
untuk mencegah debu kontaminasi.
2.3.8 Tempat Reaksi
Tempat reaksi dapat menyimpan hingga 6 segmen kuvet, masing-masing dengan 12
kuvet. Ini bergerak pada sumbunya yang mempunyai rotasi dan memungkinkan berputar
searah jarum jam dan anti-searah jarum jam. Kuvet membaca dilakukan ketika rotasi searah
jarum jam. Tempat Reaksi terletak di ruang yang dipanaskan pada suhu 37C ( 0,2C) oleh
sirkulasi udara. Suhu sensor yang terletak di dalam ruang kontrol suhu pada 37C. Sensor
suhu lain adalah terletak di luar ruang untuk digunakan sebagai referensi. Jika suhu rak
reaksi tidak stabil, alarm system dipicu dan ditampilkan di Peringatan Sistem menu.
2.3.9 Mixer

13 | P a g e

Pengaduk ini terdiri dari stainless steel dengan lapisan teflon eksternal. Setelah reagen
dan sampel telah dimasukkan ke kuvet tersebut, mixer menghomogenkan dengan campuran
reaksi. Kecepatan pencampuran bervariasi sesuai dengan aplikasi. Mixer dibersihkan setiap
pencampuran di menara pencucinya.

2.4 Cara Kerja Clinic Analyzer ABX Pentra 400


2.4.1 Alur analisa:
1.

Persiapan (bahan pemeriksaan, reagensia, kuvet, glycol, air destilasi,


kalibrator dan kontrol)
Pemrograman parameter pemeriksaan.
Pemrograman data-data serum kontrol dan kalibrator.
o Nomor bacth.
o Expire date.
o Nilai nilai target.
Melaksanakan kalibrasi dan kontrol, bila sudah tekan OK
Pemeriksaan bahan pemeriksaan.
Print out hasil.

2.
3.

4.
5.
6.

2.4.2 Prosedur menjalankan


1.
Cek kondisi dari :

Air pada Reservoir Bottle, apabila kurang tambahkan air.


Waste Container, apabila sudah penuh kosongkan kontainer.
Kuvet baru, apabila kurang tambahkan kuvet baru pada tempatnya.
Kuvet bekas, apabila penuh kosongkan tempat kuvet bekas.
14 | P a g e


2.

Ketersediaan kertas yang ada pada printer.

Nyalakan ABX Pentra 400 dengan cara :

Manual
Otomatis

: Tekan tombol hitam yang ada pada bagian kanan alat.


: Apabila alat telah diprogram untuk dihidupkan secara

otomatis, maka alat akan langsung hidup sesuai dengan jam yang
diprogram.
3.

Tunggu alat melakukan proses inisialisasi, setelah selesai pilih Nama


Operator (user name) dan masukkan password. Pilih juga New Worklist

4.
5.

untuk memulai dengan worklist baru. Kemudian tekan OK.


Tunggu alat melakukan proses Start Up sampai alat menunjukkan ready.
Dari main menu cek status dari reagen yang ada pada reagen tray. Cek dan
segera ganti reagen yang ditunjukkan dengan warna merah. Apabila status
reagen menunjukkan warna oranye berarti sisa reagen hanya cukup untuk

6.

beberapa pemeriksaan saja sehingga harus disiapkan reagen backup.


Lakukan kontrol dan kalibrasi (jika perlu) dari reagen-reagen yang akan
digunakan. Letakkan kontrol dan kalibrator di tempat yang telah ditentukan

7.

(kontrol di rak berwarna hijau, kalibrator di rak berwarna kuning).


Cara melakukan kalibrasi yaitu dari main menu pilih Worklist, kemudian pilih
Calibration, setelah itu tekan tanda (+) dan pilih Calibration expired only,
kemudian di layar ditampilkan pemeriksaan apa saja yang harus dikalibrasi

8.

pada waktu tersebut. Tekan tombol OK.


Apabila hasil dari kontrol dan kalibrasi telah sesuai dengan batas yang

9.

ditentukan (valid) maka alat siap untuk digunakan.


Apabila alat telah selesai mengerjakan sampel dan akan dimatikan, tekan
tombol Exit. Setelah itu pilih menu Shutdown dengan meminta System

10.

Cleaning, setelah itu tekan OK.


Biarkan alat melakukan proses pencucian kemudian bagian alat untuk
pemeriksaan akan mati tetapi power utama tetap nyala (tombol power tidak
dimatikan) untuk menjaga kestabilan suhu reagen.

2.5 Interpretasi hasil Clinic Analyzer ABX Pentra 400


1.
Bila kalibrator dan kontrol serum tidak memenuhi nilai targetnya, maka
2.

pemeriksaan tidak dapat dilakukan.


Bila hasil terlalu tinggi kadarnya dibandingkan dengan nilai kalibrator, maka alat
akan secara otomatis mengencerkan bahan pemeriksaannya.

15 | P a g e

3.

Bila kualitas bahan pemeriksaan kurang baik, alat akan menginformasikannya dan

4.

tidak melakukan pemeriksaan yang diminta.


Nilai yang nilainya terlalu tinggi atau rendah dari nilai rujukan akan diberi tanda

5.

bintang.
Hasil pemeriksaan disajikan dalam bentuk angka yang berasal dari nilai absorbansi
dan kurva

2.6 Reagensia yang digunakan


1.
Unit pendingin : larutan glycol ( NH4Cl=ammonium chlorida).
2. Air pencuci : air steril pasokan khusus.
3.
Reagensia khusus autoanalizer produk Horiba ABX.
4.
Reagensia modul ISE (bila digunakan).
2.7 Kelebihan dan Kelemahan dari Clinic Analyzer ABX Pentra 400
2.7.1 Kelebihan
1. Lebih Cepat dalam pemeriksaan sampel
2. Dirancang untuk melakukan pengujian berulang kali untuk memperoleh data dengan
kualitas yang tetap baik.
3. Akurasi dan presisi lebih baik
4. Kapasitas sampel lebih banyak
5. Parameter yang diuji lebih banyak

2.7.2 Kekurangan
1. Lebih Mahal
2. Memerlukan perawatan berkala

2.8 Pemeliharaan Clinic Analyzer ABX Pentra 400


1) Suhu ruangan harus diperhatikan, alat harus diletakkan di tempat yang sejuk dan tidak
terkena sinar matahari langsung
2) Lakukan control secara berkala
3) Selalu cek reagen
16 | P a g e

2.9 Kalibrasi Clinic Analyzer ABX Pentra 400


Clinic Analyzer memang sangat membantu analis dalam mengerjakan tahapan analitik
namun perlu diperhatikan, setiap hari baik Clinic Analyzer harus selalu dikalibrasi untuk
menjamin keakuratan hasil.
Untuk Clinic Analyzer, cara kalibrasinya adalah dengan menggunakan serum control.
Serum yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya diperiksa dengan menggunakan
autoanaliser seperti memeriksa sampel. Hasil yang didapat dibandingkan dengan kadar serum
control. Jika masih dalam range, maka Clinic Analyzer masih memberikan hasil yang valid
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.
Begitu juga untuk autoanaliser hematologi, digunakan darah yang konsentrasinya sudah
diketahui dengan pasti. Darah control tersebut dilakukan pemeriksaan sama seperti
pemeriksaan sampel lalu hasilnya dibandingkan dengan kadar darah control sebenarnya.
Kalibrasi yang seperti dijelaskan di atas dilakukan setiap hari sebelum melakukan
pemeriksaan pada sampel sehingga hasil yang didapatkan akurat.
2.10 Troubleshooting pada alat Clinic Analyzer ABX Pentra 400
1) Ada masalah pada hasil pemeriksaan
Apabila ada gelembung udara dalam pereaksi/sampel di jarum suntik:

Reagen/sampel

jarum

suntik

kiat

plunger

harus

diganti:

- Ganti reagen / sampel di ujung jarum suntik plunger dengan mengikuti prosedur
yang sesuai
Reagen/sampel di jarum suntik harus diganti:
- Ganti reagen / sampel di jarum suntik dengan mengikuti prosedur yang sesuai
dengan prosedur Qualitest untuk memeriksa akurasi dan pipetting presisi. Jika
masalah diulang, memanggil perwakilan HORIBA ABX.
2) Spektrofotometer
Stabilitas Cahaya
Stabilitas cek cahaya sudah tidak akurat. Sistem alarm stabilitas Cahaya dipicu dan
ditampilkan di Peringatan Sistem menu.
Masalah dengan lampu:
-

Secara fisik memeriksa apakah lampu ON dan menggantinya jika perlu dengan

mengikuti prosedur yang sesuai.


Masalah lain:
gelembung udara yang terlihat dalam pereaksi/sampel

di jarum suntik:

- Lakukan siklus priming


17 | P a g e

Reagen / sampel jarum suntik plunger harus diganti:


- Ganti reagen / sampel ujung jarum suntik plunger dengan mengikuti prosedur yang
sesuai.
Reagen / sampel jarum suntik harus diganti:
- Ganti reagen / sampel jarum suntik dengan mengikuti prosedur yang sesuai Lakukan
prosedur Qualitest untuk memeriksa akurasi dan pipetting presisi. Jika masalah berulang,
panggil perwakilan HORIBA ABX.
2.11 Hal-hal yang harus diperhatikan pada alat Clinic Analyzer ABX Pentra 400
1) Lampu dicatat waktu pemakaiannya ( apabila sudah redup dilakukan penggantian
lampu)
2) Apabila alat stand by 24 jam, lampu jika tidak digunakan dimatikan
3) Filter harus di cek secara berkala
4) Gunakan aquadest sesuai standar
2.12 Metode Pengukuran
Secara umum prinsip pengukuran ada 5 metode,antara lain:
1.Spektrofotometri

Pada metode ini pengukuran dilakukan dengan cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu kaca obyek(kuvet).
Prinsip ini dapat digunakan pengukuran enzim dan substrat dalam sampel.Beberapa
enzim yang dapat diperiksa antara lain ;ALT,AST,CK-MB,GGT.Sedangkan contoh
substrat yang dapat diperiksa antara lain : Albumin,amonia,bilirubin
total,HDL,Kreatinin,LDL,Asam Urat.

18 | P a g e

2.Turbidimetri
Pada metode ini pengukuran didasarkan kekeruhan larutan dengan cara mengukur
hilangnya intensitas cahaya pada panjang gelombang tertentu akibat adanya hamburanhamburan partikel yang tersuspensi dalam larutan.
Metode pengukuran ini menyerupai metode pemeriksaan metode spektrofotometri.
Pada metode ini dapat digunakan untuk pengukuran /pemeriksaan protein khusus dan
penyalahgunaan zat. Contoh protein khusus:
APO A1,APO B,CRP,Ig A,Ig M,Ig G. Sedangkan contoh zat yang dipersalahgunakan
adalah :Kokain,Etanol,Metadon,Metamfetamin.
3.Flouresensi Polarimeter
Pada metode ini didasarkan terpencarnya sinar oleh suatu zat yang telah menyerap sinar
atau radiasi elektromagnetik.Dimana cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu
bergerak merambat kearah bidang tertentu.
Prinsip ini sering digunakan pemeriksaan kadar obat dalam darah seperti
Prokainamid,Karbamazepin,gentamisin,kadar hormon tiroid seperti : Tiroksin (T4)
total,T4 bebas,Thyroid Stimulating hormon(TSH).
4.Ion Selective potensiometri
Pada metode ini didasarkan sensor yang mengubah aktivitas ion tertentu yang terlarut
dalam larutan kedalam potensial listrik.
Metode dapat ini digunakan untuk pemeriksaan pH darah,Ion Na,K,Cl,Li.
5.Electrochemiluminescence
Metode ini didasarkan adanya peredaran cahaya yang dihasilkan ketika terjadi reaksi
elektrokimia dalam larutan.Peredaran cahaya yang dihasilkan ini ditangkap oleh
detektor dan dihitung konsentrasi larutan tersebut.
2.13 Tipe Operasi Instrumen
Dalam Instumen Automated Chemistry Analyzer terdapat beberapa tipe operasi yang
menentukan bagaimana instrumen ini bekerja.Beberapa tipe operasi alat tersebut adalah :
1.Continous Flow
Continous Flow merupakan aliran reagen untuk setiap reaksi sampel yang berjalan terus
menerus.Karakteristik alat yang menggunakan tipe operasi ini mampu memberikan hasil
19 | P a g e

es tunggal sekitar 40 sampel/jam dan mampu bekerja serentak pada 6-12 hasil tes secara
stimulan,sehingga mampu mengerjakan 360-720 tes/jam.
Pada metode Continous Flow,sampel setelah di identifikasi di sampel holder,sampel
dialirkan kemudian dialirkan kedalam tabung. Kemudian reagen ditambahkan kedalam
sampel.Campuran antara reagen dan sampel dinkubasi dalam waktu tertentu,hinga reaksi
kimia selesai. Hasil reaksi dipompakan kedalam kuvet untuk dianalisis secara
spektrofotometri.
Kekurangan dari metode ini adalah adanya pemborosan reagen. Hal ini dikarenakan
reagen yang dipakai untuk setiap reaksi kimia yang terjadi pada setiap sampel yang
mengalir.
2.Analisis Sentrifugal
Pada metode analisis sentrifugal,dengan cara memanfaatkan adanya kekuatan sentrifugal
untuk memcampur sampel dengan reagen. Kemudian aliquaot diskrit dari sampel dan
reagen dianalisis secara paralel dengan menggunakan motor dan gaya sentrifugal.Gerak
rotasi tersebut kemudian digunakan untuk memindahkan kuvet melalui sistem optik.
3.Analisis Diskrit
Pada metode analisis diskrit,dilakukan pengujian pada setiap tes dari sampel secara
terpisah.Akses dilakukan secara random dan tidak teratur dengan mencampurkan sampel
dan reagen dalam wadah yang berbeda pada setiap tes.
Metode ini memiliki kemampuan menjalankan beberapa tes dalam waktu bersamaan
ataupun satu tes untuk beberapa sampel pada waktu yang bersamaan.
Pada metode analisis diskrit, lebih banyak digunakan sebagian besar instrumen.Reaksi
antara sampel dan reagen dilakukan dalam kuvet yang terpisah.Sehingga hal ini dapat
meningkatkan biaya pemeriksaan dikarenakan produk hanya dapat digunakan 1 kali.

2.14 Diagram blok sistem Instrumen


Setiap Blok sistem diagram kerja diatas merupakan subsistem dalam instrumen
keseluruhan.Dimana semua blok diagram sistem diatasdiatur /dibawah pengawasan
komputer. Sampel dari pasien yang telah mengalami proses preanalitik dimasukkan didalam
alat dan disimpan dengan pemberian kode tertentu.
20 | P a g e

Dalam melakukan pembacaan absorbansi pada teknik spektrofotometri terdapat 3


metode,yaitu:
1.Endpoint
Merupakan pembacaan absorbansi dilakukan pada saat reaksi telah selesai pada waktu
tertentu,dimana nilai absorbansi sebanding dengan konsentrasi zat yang diukur.
Contoh :pemeriksaan Gula Darah
2.Fix 2 point
Merupakan pembacaan absorbansi dilakukan pada saat awal reaksi dan akhir
reaksi,dimana selisih nilai absorbansi sebanding dengan konsentrasi zat yang diukur.
Contoh :pemeriksaan kreatinin
3.Fix multi point
Merupakan pembacaan absorbansi dilakukan pada beberapa kalidengan interval
tertentu,dimana kenaikan atau penurunan nilai absorbansi sebanding dengan konsentrasi
zat yang diukur.
Contoh :pemeriksaan SGOT

21 | P a g e

Setelah instrumen mendapatkan nilai absorbansi,alat akan melakukan perhitungan


hingga diperoleh data pengukuran dari sampel yang diukur.
Data pengukuran yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan batas angka normal
yang tersimpan dalam memori data base.Dimana instrumen akan memberikan tanda
khusus apabila dari parameter yang diperiksa diluar batas normal.
Apabila hasil pengukuran diluar kemampuan baca instrumen,maka perlu dilakukan
pengenceran ataupun pengulangan dari sampel yang diperiksa. Setelah melalui proses itu
diatas,maka sistem instrumen akan memerintahkan printer untuk mencetak data hasil
pemeriksaan.
2. 15 Gold Standard
Metode pemeriksaan kimia klinik tidak hanya menggunakan clinic analyzer
saja namun dapat menggunakan cara lain :
1) Gula Darah (Glukosa)
Glukosa adalah sumber utama energi bagi tubuh manusia. Glukosa diubah menjadi
glikogen baik yang akan disimpan dihati atau tryglicerides akan disimpan di jaringan lemak.
Konsentrasi glukosa didalam darah diatur oleh beberapa hormone,termasuk dua diantaranya:
insulin dan glucagon. Jumlah glukosa didalam darah digunakan unuk mendiagnosa kelainan
metabolis karbohidrat seperti diabetes, glikemia neonatal, idiophatic hipoglikemia dan
penyakit pankraes.
Metoda
Prinsip

: GOD PAP
: Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase membentuk

suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk direaksikan dengan 4 aminoantypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa
kompleks yang berwarna.Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar
glukosa dalam sampel.
Nilai normal :
1. Puasa: 70-105 mg/dL
2. 2jpp: <120 mg/dL

22 | P a g e

3. Sewaktu:
2) Protein Total
Protein menurut para ahli ialah senyawa kimia yang mengandung suatu unsur karbon
(C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), dan juga kadang-kadang mengadung belerang
(s) atau juga fosfor (P). Protein berfungsi sebagai suatu lahan pembangun tubuh, yakni untuk
dapat membentuk sel-sel baru dan juga memperbaiki sel-sel yang telah rusak. Protein total
(TP) adalah pemeriksaan untuk mengukur semua protein yang terdiri dari Albumin dan
Globulin
Metoda
: Biuret
Prinsip
: Protein bereaksi dengan cupri membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar protein total dalam sampel.
Nilai normal : 6,6 8,8 g/dl
3) Albumin
Albumin adalah protein darah yang diproduksi oleh hati dan berperan dalam
mempertahankan volume darah normal. Albumin memainkan peran penting dalam
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dan tergantung pada membran sel dan mekanisme
transportasi, termasuk difusi, osmosis, filtrasi, dan transpor aktif. Pemeriksaan untuk
mengetahui kadar albumin dalam darah untuk mendeteksi dan mengevaluasi kondisi dan
gangguan fungsi hati, ginjal serta malnutrisi.
Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
Metoda
: Brom Cresol Green (BCG)
Prinsip
: Albumin dengan BCG dalam buffer sitrat dan suasana asam pH 4,2 akan
membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi albumin dalam sampel.
Nilai normal : 3,5 6,0 g/dl
4) Globulin
Globulin adalah salah satu dari tiga jenis protein serum, yang lainnya adalah albumin
danfibrinogen. Beberapa globulin diproduksi di hati, sementara yang lain dibuat oleh
sistemkekebalan tubuh. Globulin Istilah meliputi kelompok heterogen protein dengan berat

23 | P a g e

molekultinggi khas, dan kedua kelarutan dan tingkat migrasi elektroforesis lebih rendah
daripadaalbumin. Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan
albumin.
Perhitungan : Globulin = Total Protein Albumin
Nilai normal : 2,0 3,0 g/dl
5) Kolesterol
Kolestrol merupakan lemak darah yang disintesis dihati serta ditemukan dalam sel
darah merah, membran sel dan otot. Kolesterol serum digunakan sebagai indicator penyakit
arteri koroner dan arteriosclerosis. Pada kadar kolesterol yang tinggi dapat berhubungan
dengan kecenderungan genetic (herediter), obstruksi bilier atau asupan diet.
Metoda
: CHOD PAP (Kolorimetrik Enzimatik)
Prinsip
: Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase diubah menjadi
kolesterol dan asam amino bebas. Kolesterol yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan
enzim kolesterol oksidase membentuk kolestenon dan hydrogen peroksida. Hydrogen
peroksida yang terbentuk bereaksi dengan DSBmT (disulphobutyl-m-toluidin disodium) dan
4-amino antipyrin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk quinonimin yang berwarna
merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol total.
Nilai normal : < 200 mg/dl
6) Trigliserida
Trigliserida adalah lemak utama di dalam tubuh yang sangat erat kaitannya dengan
kolesterol. Trigliserida adalah faktor resiko independen penyakit jantung, yang bisa
membawa kadar kematian.
Metoda
: GPO PAP (Glycerol phosphatase-oxidase/Peroxidae)
Prinsip
: Trigliserida oleh enzim lipoprotein lipase dirubah menjadi gliserol dan asam
amino bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dengan bantuan enzim gliserol
kinase membentuk gliserol-3-phospat dan ADP. Gliserol-3-phospat dioksidasi dengan bantun
enzim gliserol phospat oksidase menjadi dihidroksi aseton phospat dan hydrogen peroksida.
Hidrogen peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi klorophenol membentuk quinonimin
yang berwarna merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar
trigliserida dalam sampel.
Nilai normal : <160 mg/dl
24 | P a g e

7) HDL Cholesterol
HDL disebut lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan
lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena
dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan
mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A
(apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai
kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Metoda
: CHOD PAP
Prinsip : LDL, VLDL dan chylomykron dalam sampel akan dinonreaktifkan dengan
penambahan detergent khusus, berupa accelerator dan cholesterol oksidase sehingga hanya
HDL yang reaktif. Kemudian HDL ini diperiksa dengan metoda CHOD-PAP.
Nilai normal :
Pria
: 30 70 mg/dl
Wanita
: 30 85 mg/dl
8) LDL Cholesterol
Kolestrol LDL adalah lemak yang jahat karena bisa menimbun pada dinding dalam
dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang menyuplai makanan ke jantung
dan otak. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Metoda
: CHOD PAP
Prinsip
: LDLCholesterol ditentukan secara langsung dalam dua tahap pemeriksaan.
Tahap pertama adalah mengeluarkan fraksi lain selain LDL, kemudian pada tahap kedua
LDL direaksikan dengan bantuan enzim cholesterol oksidase dan cholesterol esterase menjadi
senyawa tidak berwarna yang dengan penambahan kromogen berubah menjadi senyawa
komplek berwarna sehingga dapat diukur.
Nilai normal : < 130 mg/dl
9) CKMB

25 | P a g e

CK-MB adalah isoenzim dengan massa 86,000 Dalton yang banyak terdapat pada sel
otot jantung dan dilepaskan ke sirkulasi darah pada saat terjadinya infark miokard.2 CK-MB
terdapat di jantung dengan konsentrasi yang relatif tinggi (secara kasar mencapai 20% dari
total kreatin kinase di miokard)
Metoda
: Kinetik optimasi
Prinsip
: CK-MB terdiri dari 2 sub unit CKM dan CKB, dimana sub unit CKM
dihambat oleh antibodi spesifik dan hanya aktivitas sub unit CK-B yang setara dengan
setengah aktivitas iso enzim MB yang diperiksa dengan cara kinetik enzimatik. Creatin
phosphat dan ADP dengan adanaya enzim creatin kinase akan berubah menjadi creatin dan
ATP, dimana ATP ini bersama glukosa oleh enzim heksokinase diubah menjadi glukosa-6phosphat dan ADP. Glukosa-6-phosphat bersama NADP oleh enzim G-6-P-DH akan diubah
menjadi gluconat-6-phosphat dan NADPH. Aktivitas CK-B sebanding dengan perubahan
NADP. Hasil yang terukur kemudian dikonversikan dengan CKMB.
Nilai Normal : < 24 U/L
10) LDH
LDH atau Dehidrogenase laktat (bahasa Inggris: lactate dehydrogenase, LDH, LD,
EC 1.1.1.27) adalah enzim dehidrogenase dengan isoform. Merupakan salah satu enzim yang
melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati, dan otot
jantung. Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan.
Metoda
: Kinetik IFCC
Prinsip : Piruvat dan NADH dengan adanya enzim LDH bereaksi menjadi laktat dan
NAD. Aktivitas LDH ditentukan dengan cara mengukur penurunan konsentrasi NADH.
Nilai Normal : < 480 U/L
11) SGOT / AST
SGOT / AST merupakan salah satu enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh
sel-sel hati, selain itu juga terdapat dalam sel miokard. Kadar SGOT/AST tinggi dapat
ditemukan setelah terjadi infark miokardium akut dan kerusakan hati 6-10 jam setelah Ml
akut.
Metoda
Prinsip

: Kinetik IFCC
: L-aspartat dan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ASAT akan menjadi

oksaloasetat dan L-glutamat. Oksaloasetat yang terbentuk akan mereduksi NADH dengan
26 | P a g e

bantuan enzim malat dehidrogenase (MDH) menjadi L-Malat dan NAD+. Aktivitas katalitik
ASAT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban.
Nilai normal : Pria
: 0-50 U/L
Wanita : 0-35U/L

12) SGPT / ALT


SGPT/ALT adalah enzim yang terdapat pada sel hati dan sel jantung yang akan
dikeluarkan apabila terdapat kerusakan baik di sel hati maupun di sel jantung. Pemeriksaan
ini berguna untuk mengetahui adanya nekrosis dari sel hati.
Metoda : Kinetik UV IFCC
Prinsip
: L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ALT
membentuk Lglutamate dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan mereduksi NADH dengan
bantuan enzim laktat dehidrogenase (LDH) membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas
katalitik ALT ditentukan dengan mengukur penurunan absorban.
Nilai normal : Pria
: 0-50 U/L
Wanita

: 0-35 U/L

13) Alkali Phosphatase


Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi
terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga
berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang
membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam
serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.
Metoda
: Kinetik IFCC
Prinsip
: Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-nitrophenyl phosphat menjadi pnitrophenol dan phosphat. Aktivitas ALP ditentukan dengan mengukur p-nitrophenol secara
kinetik pada 405 nm.
Nilai normal : Pria
: 35 - 104 U/L

27 | P a g e

Wanita : 40 - 120 U/L


14) Bilirubin Total
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan produk utama dari hasil
perombakan heme dari hemoglobin yang terjadi akibat perombakan sel darah merah oleh sel
retikuloendotel. Selain sebagai hasil pemecahan eritrosit, juga di hasilkan dari perombakan
zat-zat lain. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan melalui cairan empedu.
Tingkat kelebihan nya dalam darah (hiperbilirubinemia) dapat mengindikasikan kerusakan
hati. Pemeriksaan bilirubin total merupakan pengukuran jumlah total bilirubin dalam darah,
meliputi bilirubin tak terkonjugasi dan terkonjugasi.
Metoda
: DCA (Dichloro anilin)
Prinsip
: Bilirubin total bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana alkali membentuk
senyawa diazo (2,4 dichloro-anilin diazo) yang berwarna biru hijau. Intensitas warna yang
terbentuk setara dengan konsentrasi bilirubin total dalam serum.
Nilai normal : 0,1 1,2 mg/dl
15) Bilirubin Direk
Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran
empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi
urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin
terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin
(reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.
Metoda
: DCA (Dichloro anilin)
Prinsip
: Bilirubin direk bereaksi dengan dichloro anilin pada suasana asam
membentuk senyawa diazo yang berwarna merah.
Nilai Normal : 0,1 0,2 mg/dl
16) Bilirubin Indirek
Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang
terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum
dapat bereaksi, Kadar bilirubin indirek diperoleh dari pengurangan kadar bilirubin total
dengan bilirubin direk. karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.
Perhitungan : Bilirubin Indirek = Bilirubin total bilirubin direk
Nilai Normal : 0,2 0,7 mg/dl
28 | P a g e

17) Ureum
Ureum adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,
oksigen, dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Ureum adalah hasil akhir
metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya didalam hati
dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang
normal adalah 20 mg- 40 mg setiap 100 cc darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal
protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Metoda
: Urease GLDH/salicylate
Prinsip
: Urease akan menghidrolisis urea menjadi ion ammonium dan bikarbonat.
Ammonium yang terbentukakan bereaksi dengan oxoglutarat dan NADH. Kemudian dengan
bantuan enzym GLDH, oxoglutarat akan menjadi glutamat yang disertai perubahan NADH
menjadi NAD. Penurunan konsentrasi NADH sebanding dengan konsentrasi ureum dalam
sampel.
Nilai Normal :
1. Serum/plasma

: 15-39 mg/dL

2. Urine

: 1,7-2,9 gr/dL

18) Kreatinin
Kreatinin merupakan produk akhir dari keratin. Kreatinin serum digunakan
sebagai indikator kecepatan filtrasi glomerulus ginjal dan kreatinin urine sebagai ukuran
untuk menilai kuantitas senyawa lain yang diekskresikan melalui urine. Keratinin darah
meningkat apabila fungsi ginjal menurun.
Metoda
: Alkaline Picrat, Kinetic
Prinsip
: Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk
senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga dengan salisilat dan klorida. Intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin dalam darah.
Nilai normal :
1. Urine: Pria

: 800-2000 mg/24 jam


Wanita : 600-1800 mg/24 jam

2. Serum/plasma: Pria

: 0,62-1,10 mg/dL
29 | P a g e

Wanita : 0,45- 0,75 mg/dL


19) Asam Urat
Asam urat adalah produk tambahan dari metabolisme purin, peningkatan kadar asam
urat bergantung pada fungsi ginjal, laju metabolisme purin dan asupan diet dari makanan
yang mengandung purin. Kadar asam urat sering berubah dari hari kehari sehingga
pemeriksaan kadar asam urat dapat diulang setelah beberapa hari atau beberapa minggu.
Metoda
: Uricase (modifikasi Trinder)/ Peroxidase
Prinsip
: Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk alantoin, CO2 dan peroksida.
Dengan bantuan enzim peroksidase, peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan 4aminoantipyrine dan 3,5- diclorosulphonate membentuk senyawa yang berwarna merah
muda.
Nilai normal :
1. Serum/plasma: Pria

: 3,5 7,0 mg/dL


Wanita

2. Urine

: 2,6 6,0 mg/dL

: 250-750 mg/dL

*untuk volume urine 1,5 L per 24 jam: 16,7-50,0 mg/dL

20) Amilase
Amilase adalah enzim yang memecah pati, mengubahnya menjadi gula. Ada dua jenis
utama: alpha dan beta. Alpha-amilase ditemukan dalam air liur manusia, di mana ia memulai
proses kimia dalam pencernaan dengan hidrolisis pati. Alpha-amilase juga ditemukan dalam
pankreas. Beta-amilase ditemukan dalam biji beberapa tanaman, serta bakteri, ragi, dan
jamur. Amilase juga ditemukan pada hewan lain yang menggunakannya untuk membantu
proses pencernaan.
Metoda
: Kinetik Enzimatik
Prinsip
:Substrat(4,6-ethylidene-p-nitrophenyl--D-maltoheptaoside) akan diuraikan
oleh enzim -amylase dimana hasilnya berupa oligosakarida akan dihidrolisa oleh -

30 | P a g e

glukosidase menghasilkan glukosa dan p-nitrophenol. Peningkatan pnitrophenol sebanding


dengan aktivitas - amylase dalam sampel.
Nilai Normal : <100 U/L
21) Lipase
Lipase adalah enzim yang dapat larut dalam air dan bekerja dengan mengkatalisis
hidrolisis ikatan ester dalam substrat lipid yang tidak larut air seperti trigliserida berantai
panjang. Dengan demikian, lipase tergolong dalam enzim esterase. Enzim ini juga mampu
mengkatalisasi pembentukan ikatan ester (esterifikasi) dan pertukaran ikatan ester
(transeterifikasi) pada media bukan air. Lipase diproduksi pada karbon berlipid, seperti
minyak, asam lemak, dan gliserol. Lipase dari bakteri kebanyakan diproduksi secara
ekstraselular. Kebanyakan lipase dapat bekerja pada kisaran pH dan temperatur yang
bervariasi, walaupun lipase dari bakteri yang bersifat basa lebih umum. Lipase adalah serina
hidrolase dan mempunyai stabilitas yang tinggi dalam larutan organik.
Metoda
: Enzymatik photometrik
Prinsip
: 1-2-o-dilauryl-rac-glycero-3-glutamic acid (6-methylresorufin) ester
ditambahkan pada suatu micro-emulsion yang akan dipecah oleh lipase menjadi co-lipase dan
bile acid. Kombinasi co-lipase, bile acid dan substrat akan mengalami penguraian oleh enzim
lipolitik dan esterase sehingga menghasilkan methylresorufin ester yang dengan cepat
terdegradasi menjadi methylresorufin yang berwarna. Intensitas warna ini sebanding dengan
aktivitas lipase dalam sampel.
Nilai Normal : <90 U/L
22) Calsium
Kalsium merupakan sebuah elemen kimia yang memiliki simbol Ca dan nomor atom
20. Kalsium adalah mineral penting yang paling banyak dibutuhkan oleh manusia. Kalsium
bermanfaat untuk membantu proses pembentukan tulang dan gigi serta diperlukan dalam
pembekuan darah, kontraksi otot, transmisi sinyal pada sel saraf.
Metoda
: OCP (Ortho Cresol Pthalein)

31 | P a g e

Prinsip

: Pada suasana alkali, calsium dalam serum akan bereaksi dengan cresolpthalein

membentuk senyawa kompleks berwarna violet. Ion Mg 2+ yang mengganggu dapat diatasi
dengan penambahan 8- hidroquinolein.
Nilai Normal : 8,6 10,3 mg/dl

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Clinic analyzer merupakan salah satu alat laboratorium canggih yang dilengkapi
dengan sistem sequensial multiple analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan
32 | P a g e

yang lebih banyak berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu
menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium, rumah sakit, dan
industri. Clinic analyzer dapat digunakan untuk menganalisa kandungan air, gas, mineral,
logam, dan material biologis dari suatu larutan.

3.2 Saran
Clinic analyzer merupakan peralatan otomatis. Dalam pemakaiannya pengguna harus
memahami prosedur penggunaan yang sesuai dengan SOP alat, sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kesalahan dalam memakai alat, kesalahan saat memeriksa sampel, sampai
kerusakan alat dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/94291297/Pengertian-Globulin
kamuskesehatan.com/arti/globulin/

http://medicastore.com/kolesterol/ldl_hdl.php
33 | P a g e

https://artikesehatan.wordpress.com/kolestrol/
https://www.scribd.com/doc/105424721/Pemeriksaan-CKMB
https://id.wikipedia.org/wiki/Laktat_dehidrogenase
https://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/ldh-laktat-dehidrogenase/

34 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai