OLEH :
FIFI TRISNA
NIM: 1705014
FIFI TRISNA
NIM: 1705014
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
FIFI TRISNA
NIM: 1705014
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Laboratorium Medik
PERNYATAAN PERSETUJUAN
iii
Nama : FIFI TRISNA
Nim : 1705014
Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim penguji
Skripsi Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Syedza Saintika Pada Tanggal: Desember 2020.
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
(Drs.H. Hasrinal,Amd.Kep,MM)
iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
FIFI TRISNA
NIM: 1705014
Proposal Penelitian ini telah di uji dan dinilai oleh Panitia Penguji pada Program
Studi Teknologi Laboratorium Medik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Syedza Saintika Tanggal 20 Oktober 2020
Panitia Penguji
v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
( FIFI TRISNA)
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
bimbingan dari Ibu Rahmi Novita Yusuf, S. SiT, M.Biomed sebagai pembimbing
I dan Ibu Fenny Fernando, M.Keb sebagai pembimbing II, maka dari itu
semoga menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT. Amin. Selanjutnya peneliti juga
Padang
3. Ibu Rahmi Novita Yusuf, S.SiT, M.Biomed sebagai Ketua Prodi Teknologi
4. Ibu Niken, S.Pd, M.Pd Sebagai Penguji I dan Ibu Arniat Cristiani T, S.ST,
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang yang telah memberi izin dan bantuan
vii
7. Bapak/Ibu Dosen pengajar Stikes Syedza Saintika Padang yang telah
mendidik, memberikan dukungan yang maksimal dan do’a yang tulus kepada
ini. Akhir kata, peneliti mengharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
Padang,Desember 2020
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
1. Tujuan Umum....................................................................... 5
2. Tujuan Khusus...................................................................... 5
D. Manfaat penelitian..................................................................... 5
1. Bagi tempat penelitian.......................................................... 5
2. Bagi institusi pendidikan...................................................... 5
3. Bagi peneliti selanjutnya....................................................... 6
E. Ruang lingkup penelitian.......................................................... 6
ix
1. Glukosa darah sewaktu........................................................
14
2. Glukosa darah puasa............................................................
14
3. Glukosa darah 2 jam post prandial …………………..........
15
4. Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO)…………………......
15
C. Metode Pengukuran Kadar Glukosa..........................................
16
1. Metode kimia........................................................................
16
2. Metode Enzimatik................................................................
17
D. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Glukosa
Darah..........................................................................................
19
E. Glukometer (POCT)...................................................................
19
F. Fotometer...................................................................................
21
BAB III METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian............................................................................. 22
B.Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 22
C.Populasi dan Sampel..................................................................... 22
1. Populasi................................................................................. 22
2. Sampel................................................................................... 23
3. Kriteria Sampel..................................................................... 23
4. Teknik Pengambilan Sampel................................................. 24
D.Variabel dan Defenisi Operasional.............................................. 24
1.Variabel.................................................................................. 24
2.Definifi Operasional .............................................................. 24
E.Bahan Penelitian atau Instrumen Penelitian................................. 25
1. Bahan Penelitian................................................................... 25
2. Alat Penelitian...................................................................... 25
3. Prosedur Penelitian............................................................... 26
F.Teknik Pengumpulan data ........................................................... 29
G.Teknik Pengolahan Data ............................................................. 30
H.Analisis Data................................................................................ 30
I.Kerangka Konsep........................................................................... 31
J.Hipotesa penelitian........................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
HALAMAN
xi
DAFTAR TABEL
HALAMAN
xii
...................................................................................................
...................................................................................................
51
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 1. Permohonan menjadi responden
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menahun, ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dikarenakan tubuh tidak
masalah kesehatan dunia, insiden dan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Secara
global diperkirakan 422 juta orang dewasa menderita diabetes mellitus dibandingkan
dengan 108 juta pada tahun 1980. Internasional Diabetes Federation (2017)
mengatakan bahwa pada tahun 2017 tercataT 425 jual kasus dan diperkirakan
mengalami peningkatan menjadi 629 juta kasus sebesar 48%pada tahun 2025.
terbesar dengan prevalensi 8,9 – 11,1% setelah negara China, India, Amerika Serikat,
Brazil, dan Mexico ( International Diabetes Federation, 2017). Hasil data Riskedes
kejadian tertinggi terdapat didaerah DKI Jakarta ( 3,4% ) yang diiukti oleh
2018)
Barat tahun 2018, Jumlah kasus DM di Sumatera Barat tahun 2018 berjumlah
44.280, dengan jumlah kasus tertinggi berada diwilayah Kota Padang berjumlah
aliran darah sebagai glukosa dan gula lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa
adalah bahan bakar utama dalam jaringan tubuh serta berfungsi untuk menghasilkan
energi. Kadar glukosa darah sangat erat kaitannya dengan penyakit DM. Peningkatan
kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL yang disertai dengan gejala poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM (Amir S.M.J, dkk. 2015).
(Point of Care Test) POCT dan Fotometer. POCT adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kadar glukosa darah total berdasarkan deteksi elektrokimia dengan dilapisi
2
ensim glukosa oxidase pada strip membran. (Menkes, 2010) Kelebihan dari alat
POCT, Yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh perawat, pasien dan keluarga
untuk monitoring pasien, hasil yang relatif singkat, volume sampel yang dipakai
lebih sedikit, alat lebih kecil sehingga tidak perlu ruang khusus dan bisa dibawa.
dipengaruhi oleh suhu, hematokrit dan dapat terintervensi dengan zat tertentu, pra
analitik sulit dikontrol bila yang melakukan bukan orang yang kompeten. Jenis-jenis
pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan POCT yaitu glukosa darah, kolesterol,
Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya
lebih banyak darah dan dalam pengerjaannya memerlukan waktu yang lama dan
harga yang mahal. Pemeriksaan glukosa darah dengan fotometer sering digunakan
dilaboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk
menggambarkan kadar glukosa darah. Tak heran fotometer dijadikan sebagai standar
Di Laboratorium rumah sakit RSI Ibnu sina Simpang Empat pengukuran kadar
glukosa darah pasien menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat fotometer
merk DIRUI DR 7000D. Untuk pengukuran kadar glukosa darah puasa pada pasien
3
penderita diabetes melitus yang sering digunkan yaitu alat POCT merk Gluco Dr,
dimana alat fotometer digunakan apabila alat gluko Dr mengalami error atau kondisi
tertentu.
menghasilkan rata-rata 109,10 mg/dL dan 114,45 mg/dL, sampel diambil dari darah
vena untuk untuk alat POCT dan Fotometer. Hasil pemeriksaan glukosa darah
menunjukan hasil yang berbeda terhadap alat yang berbeda dan asal sampel yang
sama maka peneliti ingin mengetahui apakah ada atau tidak perbedaan hasil kadar
glukosa darah diantara kedua alat tersebut dengan menggunakan darah kapiler untuk
alat POCT merk Gluko Dr dan darah vena untuk alat fotometer merk DIRUI DR
7000D.
B. Rumusan Masalah
adalah Apakah terdapat perbedaan hasil kadar glukosa darah menggunakan alat
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil kadar
2. Tujuan khusus
DIRUI DR 7000D.
D. Manfaat Penelitian
dalam mengaplikasikan teori dan praktek yang telah diperoleh selama proses
E. Lingkup Penelitian
Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat terhadap pasien rawat jalan yang
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Glukosa
1. Defenisi Glukosa
makanan diserap kedalam aliran darah sebagai glukosa, dan gula ini diubah menjadi
glukosa dihati. Glukosa adalah precursor untuk sistesis semua karbohidrat lain
ditubuh, termasuk glikogen untuk penyimpanan ribosa dan deoksiribosa dalam asam
nukleat, galaktosa dalam laktosa susu dan glikolipid dan sebagai kombianasi dengan
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari
karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dihati dan otot rangka.
Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma darah. Faktor -
faktor yang dapat mempengaruhi kadar glukosa darah antar lain, bertambahnya
pertambahan berat badan dan usia, serta berolahraga. Kadar glukosa didalam darah
diatur oleh mekanisme hemostatic. Pada keadaan normal ketika sedang berpuasa
( Harymbawa, 2016).
3. Metabolisme Glukosa Darah
yang berupa disakarida, dalam proses pencernaan dimukosa usus halus akan
sukrose,laktase yang bersifat spesifik untuk satu jenis disakarida. Dalam bentuk
monoosakarida, gula akan diserap oleh usus halus. Glukosa dimetabolisme menjadi
piruvat melalui jalur glikolisis, yanh dapat terjadi secara anaerob, denagan
produkakhir yaitu laktat. Jaringan aerobic metabolisme piruvat menjadi asetil –KoA,
yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasi sempurna menjadi C02 dan
(Firgiansyah A, 2016).
Glukosa dan metabolitnya juga berperan dalam beberapa proses lain, seperti
konversi menjadi polimer glikogen dalam otot rangkan dan hepar, jalur pentosa
fosfat yang merupakan jalur alternatif dalam glikolisis untuk biosintesis molekul
pereduksi (NADPH) dan sumber ribosa bagi sistesis asam nukleat, triosa fosfat
membentuk gugus gliserol dari triasilgliserol, serta piruvat dan zat – zat antara dalam
siklus asam sitrat yang menyediakan kerangka karbon untuk asam amino dan asetil
KoA sebagai prekursor asam lemak dan kolesterol (Murray et al,2006) di dalam
(Firgiansyah A, 2016).
8
4. Manfaat Glukosa
1. Sumber energi
Glukosa merupakan suatu bahan bakar pada sebagian besar makluk hidup.
Penggunaan glukosa antara lain adalah sebagai respirasi aerobik, respirasi anaerobik,
atau fermentasi. Glukosa adalah bahan bakar utama manusia. Melaui respirasi aerob,
dalam satu gram glukosa mengandung sekitar 3,75 kkla (16 kilo Joule). Pemecahan
banyak adalah glukosa melaui glikolisis dan siklus asam sitrat, ghlukosa dioksidasi
membentuk CO2 dan air, memghasilkan sumber energi dalam bentuk ATP. Glukosa
merupakan sumber energi utama untuk otak. Kadar glukosa yang rendah akan
Glukosa merupkan analit yang diukur pada samapel darah. Darah manusia
normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap yaitu 70 - 100 mg
tiap 100 mL darah. Glukosa dalam darah dapat bertambah setelah memakan
makanan berkarbohidrat. Namun 2 jam setelah itu, jumlah glukosa akan kembali
pada keadaan semula. Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis jumlah
glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah. Glukosa diserap kedalam
langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot
yang menyimpannnya sebagai glikogen (pati hewan) dan sel lemak yang
9
akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi.
Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak
pernah secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula
lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat langsung diangkut kehati yang
1. Enzim
2. Hormon Insulin
3. Sistem gastrointestinal
4. Stres
Hampir semua jenis stres akan meningkatkan sekresi ACTH oleh kelenjar
5. Asupan karbohidrat
10
Penurunan dan peningkatan asupan karbohidrat (pati) mempengaruhi kadar
Glukosa Darah
a) Insulin
Insulin adalah hormon yang terbentuk di sel beta pankreas, memiliki efek
meningkatkan sintesis protein dan asam lemak, dan menekan perombakan protein
b) Somatostatin
metabolik menekan pelepasan glukagon dari sel alfa (bekerja lokal), menekan
c) Glukagon
Glukagon adalah hormon yang terbentuk dari sel alfa pankreas memiliki efek
11
d) Adrenalin
Adrenalin adalah hormon yang terbentuk di sel medulla adrenal memiliki efek
e) Cortisol
Cortisol adalah hormon yang terbentuk di sel cortex adrenal yang memiliki efek
metabolik meningkatkan sintesis glukosa dari asam amino atau asam lemak, dan
monosakarida. Karbohidrat dipecah oleh ptyalin dalam saliva di dalam mulut. Enzim
ini bekerja optimum pada pH 6,7 sehingga akan dihambat oleh getah lambung ketika
makanan sudah sampai di lambung. Dalam usus halus, amilase pankreas yang kuat
juga bekerja atas polisakarida yang dimakan. Ptyalin saliva dan amilase pankreas
sukrosa.
Laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim
laktase. Glukosa dan fruktosa dihasilkan dari pemecahan sukrosa oleh enzim
glukosa. Monosakarida akan masuk melalui sel mukosa dan kapiler darah untuk
12
diabsorbsi di intestinum. Masuknya glukosa ke dalam epitel usus tergantung
dalam hepar lewat vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa segera dikonversi menjadi
b) Glukoneogenesis
dan lintasan yang bertanggung jawab atas perubahan senyawa non karbohidrat
menjadi glukosa atau glikogen. Proses ini memenuhi kebutuhan tubuh atas glukosa
pada saat karbohidrat tidak tersedia dengan jumlah yang cukup di dalam makanan.
Substrat utama bagi glukoneogenesis adalah asam amino glukogenik, laktat, gliserol,
dan propionat. Hepar dan ginjal merupakan jaringan utama yang terlibat karena
c) Glikogenolisis
terutama simpanan di hati, sedang glikogen otot akan mengalami deplesi yang berarti
13
setelah seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Di hepar dan ginjal
(tetapi tidak di dalam otot) terdapat enzim glukosa 6-fosfatase, yang membuang
gugus fosfat dari glukosa 6-fosfat sehingga memudahkan glukosa untuk dibentuk dan
untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah lebih lanjut. Peningkatan kadar
glukosa darah (Hiperglikemia) dapat terjadi jika insulin yang beredar tidak
mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik. Keadaan ini disebut diabetes mellitus
seseorang untuk mengatur kadar glukosa agar tetap dalam batas normal. Dalam
keadaan puasa dimana tidak ada makanan yang diabsorbsi maka proses untuk
mempertahankan kadar glukosa darah puasa normal tergantung oleh hati, jaringan
perifer, dan hormon – hormon yang dapat menurunkan dan meningkatkan kadar
glukosa darah yang beritegersi dengan baik. Jika sesorang tidak mengatur glukosa
14
secara normal, maka ketidakmampuannya ini akan tercermin dari kadar glukosa
darah puasa yang meningkat atau menurun. Dengan demikian, tes glukosa darah
Test glukosa 2 jam post prandial merupakan suatu test penyaring sederhana
untuk mengetahui kemampuan seseorang untuk membuang beban glukosa yang ada.
Test ini terdiri dari pengukuran kadar glukosa darah pasien 2 jam setelah makan. Jika
kadar glukosa kurang dari 140 mg/dl 2 jam setelah makan, maka dapat disimpulkan
bahwa kadar glukosanya sudah kembali ke kadar semula sesudah kenaikan awal. Ini
glukosa yang normal. Sebaliknya, jika kadar glukosa pasien sesudah 2 jam masih
Test Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dilakukan jika kadar glukosa darah 2 jam
post prandial abnormal. Test dapat memberikan keterangan yang lebih lengkap
kadar glukosa puasa diukur, kemudian pasien makan 75 g glukosa dalam waktu 5
menit. Kadar glukosa kemudian diukur dalam interval setengah jam selama 2 jam
setelah pemberian glukosa. Pada orang yang sehat dan tidak beristirahat ditempat
tidur, kadar glukosa setelah pemberian beban glukosa mula-mula meningkat, tetapi
15
kemudian kembali ke kadar asal dalam waktu 2 jam. Nilai – nilai normal untuk
TTGO didefinisikan sebagai berikut: kurang dari 200 mg/dl pada menit ke-30, 60,
dan 90, dan kurang dari 140 mg/dl pada menit ke-120 (Dewa Muh. Erwan. 2016).
1. Metode kimia
tinggi. Prinsip pemeriksaan, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik amin
dan asam asetat glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna
hijau kemudian diukur secara fotometri (Departemen Kesehatan RI, 2005 ) di dalam
terjadinya kesalahan besar bila dibandingkan dengan metode enzimatik. Selain itu,
reagen-reagen pada metode kimiawi ini bersifat korosif pada alat laboratorium. Dan
gula selain glukosa dapat terukur kadarnya sehingga menyebabkan hasil tinggi palsu.
Pada penderita gagal ginjal, kadar ureum tinggi akan terjadi hasil pengukuran kadar
glukosa yang lebih tinggi. Demikian juga pada bayi yang baru lahir, akan tetapi
penyebabnya kadar bilirubin yang tinggi. Peningkatan kadar glukosa pada bayi yang
baru lahir karena terbentuk biliverdin yang berwarna hijau dan pada metode kimiawi
16
ini hasil reaksi antara glukosa dan reagen adalah warna hijau (Dewa Muh. Erwan.
2016).
2. Metode enzimatik
spesifitas yang tinggi, karena hanya glukosa yang akan terukur. Cara ini adalah cara
yang digunakan untuk menentukan nilai batas. Ada 3 macam metode enzimatik yang
digunakan yaitu glucose oxidase dan metode hexokinase (Dewa Muh. Erwan. 2016).
laboratorium yang ada di Indonesia. Sekitar 85% dari peserta Program Nasional
serum kontrol dengan metode ini (Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip
yang berwarna merah muda dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 546 nm. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan
kadar glukosa darah yang terdapat dalam sampel . Digunakannya enzim glucose
oxidase pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk
dianjurkan oleh WHO dan IFCC. Baru sekitar 10% laboratorium yang ikut
17
PNPME-K menggunakan metode ini untuk pemeriksaan glukosa darah
(Departemen Kesehatan RI, 2005). Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah
dinocleotide phosphate (NADP+). Pada metode ini digunakan dua macam enzim
yang baik karena kedua enzim ini spesifik. Akan tetapi, metode ini
dirancang hanya untuk penggunaan sampel darah kapiler, bukan untuk sampel
serum atau plasma. Strip katalisator spesifik untuk pengukuran glukosa dalam
Prinsip pemeriksaan pada metode ini adalah strip test diletakkan pada
alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator glukosa akan
mereduksi glukosa dalam darah. Intensitas dari elektron yang terbentuk dalam
alat strip setara dengan konsentrasi glukosa dalam darah. Cara strip memiliki
kelebihan hasil pemeriksaan dapat segera diketahui, hanya butuh sampel sedikit,
dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa butuh keahlian khusus. Kekurangannya
oleh kadar hematokrit, interfensi zat lain (Vitamin C, lipid, dan hemoglobin),
suhu, volume sampel yang kurang, dan strip bukan untuk menegakkan diagnosa
18
klinis melainkan hanya untuk pemantauan kadar glukosa (Dewa Muh. Erwan.
2016).
Glukosa garah
5. Penundaan pemeriksaan
sampel, hal ini dikarenakan adanya aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan
sampel pada suhu kamar akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah
E. Glukometer (POCT)
dilakukan pada pasien diluar laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap. Menurut kriteria dari CLIA (Clinical Laboratori Improvement
kompleksitasnya yaitu “waive” dan “non –waive”. Yang dimaksud dengan waive
19
test adalah pemeriksaan non kritis yang disetujiu FDA untuk penggunaan dirumah,
menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak beresiko untuk
membahayakan pasien bila hasil pemeriksaan tidak tepat. Sedangkan non wive test
dengan mudah dikontrol dan membutuhkan interprentasi minimal. Nama lain POCT
testing”(Firgiansyah A, 2016).
gula darah, HbA1c, gas darah, kadar elektrolit, masker jantung, masker sepsis, urine
Keuntungan penggunaan POCT yang utama adalah kecepatan. POCT sudah banyak
digunakan dirumah. Sekitar Pemeriksaan glukosa darah dapat menggunakan dua alat
yaitu Glukometer (Point of Care Test) POCT dan Fotometer. POCT adalah alat yang
elektrokimia dengan dilapisi enzim glukosa oxidase pada strip membran (Firgiansyah
A, 2016).
Kelebihan dari alat POCT, yaitu mudah digunakan dapat dilakukan oleh
perawat, pasien dan keluarga untuk monitoring pasien, hasil yang relatif singkat,
volume sampel yang dipakai lebih sedikit, alat lebih kecil sehingga tidak perlu ruang
khusus dan bisa dibawa. Adapun kekurangan dari alat POCT kemampuan
20
pengukuran terbatas, hasil dipengaruhi oleh suhu, pra analitik sulit dikontrol bila
F. Fotometer
Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya
lebih banyak darah dan dalam pengerjaannya memerlukan waktu yang lama dan
harga yang mahal. Pemeriksaan glukosa darah dengan fotometer sering digunakan
dilaboratorium klinik karena dianggap sebagai alat yang paling tepat untuk
menggambarkan kadar glukosa darah. Tak heran fotometer dijadikan sebagai standar
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
glukosa darah menggunakan alat glukometer merk Gluco Dr dan fotometer merk
DIRUI DR 7000D.
Islam Ibnu Sina Simpang Empat Pasaman Barat mulai dari bulan Desember sampai
bulan Januari.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang
Jika populasi > 100 maka diambil sampel 15-30 %, jika besarnya populasi < 100
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien yang akan
memeriksakan kadar glukosa darah puasa di Laboratorium Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat Pasaman Barat dari bulan Desember sampai bulan Januari.
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Ekslusi
23
4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian kali ini
adalah secara Accidental Sampling yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang
1. Variabel
2. Defenisi Operasional
24
mengukur intensitas
atau kekuatan
cahaya suatu larutan
3 Kadar Kadar gula darah Eksperimen Poct dan Hasil
glukosa adalah jumlah fotometer Pengukuran
darah kandungan glukosa mg/dl Skala
dalam plasma darah Rasio.
1. Bahan Penelitian
˗ Reagen glukosa
˗ Aquadest
˗ Reagen kontrol
˗ Strip gluco DR
2. Alat Peneltian
˗ Kapas alkohol
˗ Reagen glukosa
˗ Handscoon
˗ Tabung disposable
˗ Pipet mikro 10 µl
˗ Pipet 1000 µl
˗ Spuit 3 cc
˗ Rak tabung
25
˗ Tourniquit Centrifuge
˗ Stopwatch
3. Prosedur Penelitian
1. Pra Analitik
a. Persiapan Pasien
b. Pengambilan Sampel
Pada orang dewasa, dipakai salah satu vena dalam fosa cubiti, pada
bayi vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus
2. Analitik
1. Prosedur penelitian
Prinsip Kerja Prinsip kerja pada Alat POCT Merk Gluco Dr adalah
Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari arah bawah
strip.
Prosedur Kerja
2) Masukan strip Gluco Dr kedalam alat Gluco Dr, check kode yang
Prosedur Kerja
28
1) Siapkan semua alat dan bahan untuk pemeriksaan
volume 1000
µL
2. Pasca Analitik
Interpretasi Hasil
perlukan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data yang di peroleh
dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan dengan menggunakan alat POCT
1. Entry yaitu memasukan data dalam program computer untuk analisis lanjut.
4. Tabulating yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan disususn
H. Analisis Data
statistik. Hasil penelitian disajikan dengan bentuk tabel. Untuk melihat ada tidaknya
dengan kriteria pengujian jika P value < α maka hipotesis di terima. Dengan tingkat
terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat POCT
30
I. Kerangka Konsep
PASIEN
PEMERIKSAAN GLUKOSA
DARAH PUASA
HASIL PEMERIKSAAN
J. Hipotesa Penelitian
menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk DIRUI
Pasaman Barat.
darah menggunakan alat POCT merk Gluco Dr dan alat Fotometer merk
31
DAFTAR PUSTAKA
Amir S.M.J, dkk. 2015. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus
Tipe 2 Di Puskesmas Bahu Kota Manado. Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi. Manado
Depkes RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
Jakarta: Depkes.
Dewa Muh. Erwan. 2016. Perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
menggunakan metode glucose oksidase para amino peroksidase ( god-pap )
dengan metode strip Di rs. Dr. R. Ismoyo kota kendari Sulawesi tenggara,
Politeknik kesehatan kendari jurusan analis kesehatan, Kendari.
Endyasa dkk, 2018. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Metode Poin Of Care Test
(Poct) Dengan Photometer Pada Sampel Serum Diwilayah Kerja Puskesmas
Jereweh. Analis Kesehatan. Poltekes Kemenkes. Mataram.
Frishastuti, Nanda dkk. 2016. Survei kadar gula darah lansia pada komunitas senam
lansia di kota malang. Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu
Keolahragaan. Universias Negeri Malang.
32
Kemetrian Kesehatan, [Kemenkes]. (2018). Laporan Hasil Riset KesehatanDasar
Tahun 2018
33
Kimbal, John W. 1983. Biology. Harvard University.Publisher: Addison-Wesley.
34
LAMPIRAN HAL BELAKANG SETELAH DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I GENCHART
35
Lampiran 2
Kepada YTH :
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Teknologi Laboratorium Medik STIKES Syedza Saintika Padang :
Nim : 1705014
(FIFI TRISNA)
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
36
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Saya menyadari partisipasi ini bersifat suka rela dan tidak menimbulkan dampak
buruk dalam kehidupan saya maka saya bersedia dijadikan responden peneliti oleh FIFI
TRISNA mahasiswa STIKes Syedza Saintika Padang dengan judul “PERBEDAAN HASIL
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN
FOTOMETER”.
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya diberikan informasi dan memutuskan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
( )
37