Anda di halaman 1dari 24

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Panduan Praktikum Pengantar Laboratorium Medik untuk
mahasiswa/i Program Studi DIII Analis Kesehatan Politeknik Unggulan Kalimantan
ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
Praktikum Pengantar Laboratorium Medik Program Studi DIII Analis Kesehatan
Politeknik Unggulan Kalimantan. Panduan praktikum ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik,
terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan
praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i.
Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan Panduan Praktikum Pengantar
Laboratorium Medik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan petunjuk
praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Banjarmasin, 9 September 2021

Tim Penyusun

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 3
TATA TERTIB PRAKTIKUM

PRAKTIKUM I. Pengenalan Media, Reagensia dan Bahan Klinik


PRAKTIKUM II. Pengenalan Simbol Bahaya dan Pengelolaan Reagensia
PRAKTIKUM III. Pengoperasian Alat Gelas & Neraca Analitis
PRAKTIKUM IV. Pembuatan Media
PRAKTIKUM V. Pembuatan Reagensia

DAFTAR PUSTAKA

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


I. Sebelum masuk Laboratorium

1. Praktikan wajib membawa APD


2. Telah mengumpulkan laporan sebelumnya
3. Minimum keterlambatan 10 menit dari jadwal yang sudah ditetapkan. Bagi yang
terlambat tidak diperkenankan masuk Laboratorium

II Setelah memasuki Laboratorium

1. Praktikan memakai APD dengan baik dan benar


2. Mengisi daftar hadir yang telah disiapkan
3. Mengikuti pretest ataupun posttest dengan materi sesuai praktikum yang
dilakukan pada hari tersebut

III Selama praktikum berlangsung

1. Sebelum memulai percobaan bacalah dengan teliti petunjuk materi praktikum


yang bersangkutan dan renungkan mengapa segala sesuatu harus dilakukan
demikian pada waktu dilakukan percobaan, amati yang terjadi, catat dan
dokumentasikan
2. Hasil pengamatan dicatat pada buku Petunjuk Praktikum
3. Peliharalah suasana persaudaraan antar sesama, jangan mementingkan diri
sendiri
4. Jaga kebersihan meja kerja saudara(i), susunlah alat-alat yang akan dipergunakan
untuk percobaan hari itu dengan rapi dan pergunakan alat-alat dengan efisien
5. Semua praktikan bertanggung jawab atas perlengkapan/ alat yang
dipinjam
6. Bila terjadi kecelakaan segera laporkan ke laboran/ dosen yang bertugas.

IV Setelah praktikum selesai

1. Setelah praktikum selesai, alat dibersihkan dahulu dengan air dan jangan
menyimpan dalam keadaan kotor.
2. Kembalikan peralatan ke tempat semula
3. Praktikan wajib mengumpulkan laporan pada dosen selambat-lambatnya 1
minggu lamanya setelah menyelesaikan praktikum.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
JUDUL : Pengenalan Media, Reagensia dan Bahan Klinik
HARI/TANGGAL :
TEMPAT : Laboratorium Kimia Terpadu
MEDIA (MEDIUM)
Media/medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) dalam komposisi tertentu
yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba dengan tanpa bahan penghambat pertumbuhan mikroba lain.
A. Kegunaan Media
1) Untuk pembiakan dengan tujuan memperbanyak bakteri yang dicari
2) Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapatkan biakan murni
3) Untuk penyimpanan bakteri yang telah murni tersebut, baik untuk keperluan sehari-hari
(determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
4) Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya.
B. Jenis Media
Jenis media dapat digolongkan berdasarkan:
a. Susunan kimia Berdasarkan susunan kimianya terdapat berbagai jenis media, yaitu:
1) Media anorganik: media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik misalnya: silika gel.
2) Media organik: media yang tersusun dari bahan-bahan organik. Contoh: Air Pepton (AP).
3) Media sintetis: media buatan dengan komposisi tertentu baik siap digunakan atau buatan
sendiri. Contoh: SS Agar, MSA dan Endo Agar.
4) Media non sintetis: media alamiah misalnya media: media wortel, media kentang dan lainnya.
b. Konsistensi/Kepadatan
Berdasarkan konsistensinya, terdapat umumnya 3 jenis media, yaitu:
1) Media Cair (liquid medium), yaitu media berbentuk cair.
Contoh: air pepton, nutrient broth, media gula-gula.
2) Media Setengah padat (semisolid medium), yaitu media yang berbentuk setengah padat.
Contoh: SIM Agar, Carry Blair.
3) Media Padat (solid medium), yaitu media yang berbentuk padat.
Contoh: Mac. Conkey Agar, MSA, TSIA, Coklat Agar, SS Agar, EMB Agar.
c. Fungsi Media
Berdasarkan fungsinya, media dibagi atas:
Berdasarkan fungsinya, terdapat berbagai jenis media yaitu:
1) Media transpor: perbenihan yang digunakan untuk mengirimkan spesimen dari suatu tempat
ke laboratorium.
Contoh : Carry and Blair untuk tinja/rectal swab Stuart, Amies untuk usap nasofaring
2) Enrichment media: perbenihan yang digunakan untuk memperbanyak bakteri, baik yang ada di
dalam spesimen maupun koloni-koloni yang kecil-kecil. Contoh : Brain Heart Infusion broth
untuk darah (aerob) Thioglycolate broth untuk darah (anaerob) 3
3) Enrichment exclusive media: perbenihan yang dapat memperbanyak segolongan bakteri
sedangkan bakteri lainnya dihambat atau tidak dapat tumbuh. Contoh : Alcalis pepton water
untuk Vibrio spp Selenite broth untuk Salmonella spp
4) Exclusive media: perbenihan yang hanya dapat ditumbuhi segolongan bakteri saja, sedangkan
bakteri lainnya tidak tumbuh dan dapat dibeda-bedakan koloni species satu dengan lainnya.
Contoh : Blood Tellurite plate untuk difteri Azide agar untuk Enterococcus spp
5) Media universal: perbenihan yang dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri.
Contoh : Blood Agar, Brain Heart infusion agar, Tryptose soy
6) Selective media: perbenihan yang dapat digunakan untuk membedakan golongan satu dengan
lainnya. sehingga dapat dipillih koloni-koloni bakteri yang dicarinya.
Contoh : Blood agar, Brain Heart infusion agar. SS Agar untuk Salmonella Shigella.
7) Media identifikasi: perbenihan untuk 1 jenis ataupun untuk menentukan jenis bakteri, biasanya
digunakan beberapa jenis media.
Contoh: Media gula-gula, Simon’s Citrat Agar
d. Cara Pembuatan
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
Berdasarkan cara pembuatannya, media dibedakan atas:
1) Media Buatan Sendiri
a. Media dari bahan dasar
b. Media dari media dehidrasi (dehydrated)
2) Media Jadi (Komersial)

REAGENSIA
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa
dan menghasilkan zat lain.
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen/zat kimia dibagi menjadi:
1) Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent/AR)
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai
kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan pada
botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium kesehatan tidak dapat
digantikan dengan zat kimia tingkat lain.
2) Zat Kimia Tingkat Lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu:
a) tingkat kemurnian kimiawi (chemically pure grade). beberapa bahan kimia organik
berada pada tingkatan ini, tetapi penggunaannya sebagai reagen laboratorium
kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum dipakai rutin. Tidak
adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot yang lain pada tingkat ini
cocok untuk analisis.
b) tingkat praktis (practical grade).
c) tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjual
belikan di pasaran misalnya, alkohol 70 %.
d) tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini digunakan di
industri-industri kimia.
Zat kimia yang digunakan di Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau
beberapa bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati tahap
pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya tidak boleh
digunakan sebagai reagen di laboratorium kesehatan.
b. Menurut cara pembuatannya, dibagi menjadi:
1) reagen buatan sendiri
2) reagen jadi (komersial) reagen jadi adalah reagen yang dibuat oleh pabrik/produsen

BAHAN KLINIK
Bahan klinik dalam arti sempit laboratorium adalah semua bahan-bahan berupa spesimen yang diperoleh
dari pasien, baik dengan menampung, melakukan pungsi maupun dengan teknik khusus cara
pengumpulannya yang digunakan untuk bahan pemeriksaan laboratorium. Bahan klinik dapat juga
disebut dengan istilah material medik. Bahan klinik sebaiknya diperlakukan sebagai bahan infeksius
sehingga saat pengambilan, penanganan, penyimpanan hingga pemeriksaan harus menggunakan alat
pelindung diri (APD). Teknik pengumpulan yang tepat dan baik, akan menentukan kualitas bahan klinik
sebagai spesimen di laboratorium.
A. Jenis-Jenis Bahan Klinik
1. Darah 10. Muntahan
2. Plasma 11. Cairan lambung
3. Serum 12.Pus
4. Urine 13. Sekret
5. Faeces 14. Rambut kuku
6. Sputum 15. Potongan jaringan
7. Transudat Eksudat
8. Cairan Lumbal Pungsi (LCS)
9. Mani/Semen/Sperma
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Judul

Tujuan

Hasil Pengamatan

Pembimbing, Pembimbing, Praktikan,

Hajrah Hidriya, M.Pd Rizki Perdani, S.Tr.Kes ……………………………………………….


NIK. 1140917055 NIK. 1140719067 NIM.

PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


JUDUL : Pengenalan Simbol Bahaya dan Pengelolaan Reagensia
HARI/TANGGAL :
TEMPAT : Laboratorium Kimia Terpadu

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
Pengelolaan Reagen
A. Penyimpanan Reagen
1. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia
diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards),
pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary
containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi
resiko bahaya (hazard information).
2. Pisahkan antara sediaan liquid dan solid dan klasifikasikan berdasarkan sifatnya: flammable,
mudah meledak, toxic, oksidator, korosif, infeksi, dll.
3. Disimpan dalam suatu lemari hindari bahan dari kayu
4. Kondisi ruangan harus dingin/berpendingin udara atau dengan dilengkapi exhaust fan, lampu
ruangan pilih yang fire proof. Bila ruangan tidak dilengkapi dengan AC, ruangan harus
memiliki sirkulasi udara yg baik, karena ada beberapa reagen memerlukan ruang
penyimpanan di bawah suhu 250 C, atau suhu ruangan maksimal 300 C.
5. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan
sinar matahari. Di samping itu, tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang
menuju ruang asap atau ke luar ruangan. Pada penataan bahan kimiapun diperlukan sumber
literatur untuk mengetahui spesifikasi masingmasing bahan kimia tersebut. Spesifikasi bahan
kimia akan dijumpai pada buku katalog bahan.
6. Jika terjadi tumpahan, yang paling baik mengatasinya dengan pasir atau dengan air kran.
7. Buat sistem administrasinya: daftar isi, jumlah stok, symbol hazard, memasang perhatian APD
yg sesuai dg peruntukannya, dll.
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
8. Salah satu informasi penting yang harus selalu disertakan adalah lembar data keselamatan
data (Material Safety Data Sheet – MSDS)

B. Pengelolaan Reagen
a. Kriteria wadah reagen yang baik antara lain :
1. Botol yang gelap / berwarna coklat, hal ini dilakukan agar dapat terhindar dari sinar matahari.
2. Wadah reagen tidak bocor.
3. Wadah reagen harus bermulut kecil, dan tertutup rapat.
4. Wadah reagen harus berbahan dasar dari kaca.
5. Wadah reagen harus steril..
6. Tidak bereaksi dengan bahan kimia dari reagen yang diwadahkan.
b. Untuk reagen cair, diwadahkan pada botol yang memenuhi kriteria seperti di atas. Reagen yang
bervolume kecil, diwadahkan pada botol berukuran kecil. Sedangkan pada reagen yang
bervolume besar, diwadahkan pada botol ukuran besar atau jerigen yang besar
c. Untuk reagen serbuk, jika berisi banyak, dapat diwadahkan pada botol dengan mulut agak
lebar, hal ini bertujuan agar mudah dalam waktu pengambilan reagen pada waktu penimbangan.
d. Hal penting yang harus selalu di ingat pada saat pewadahan reagen yaitu, pemberian label
yang berisi, nama reagen, tanggal pembuatan, paraf pembuat reagen, tanggal penerimaan,
konsentrasi dan pelarut pada botol/ wadah reagen.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Judul

Tujuan

Hasil Pengamatan

Pembimbing, Pembimbing, Praktikan,

Hajrah Hidriya, M.Pd Rizki Perdani, S.Tr.Kes ……………………………………………….


NIK. 1140917055 NIK. 1140719067 NIM.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
JUDUL : Pengoperasian Alat Gelas & Neraca Analitis
HARI/TANGGAL :
TEMPAT : Laboratorium Kimia Terpadu

Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan gelas (glass ware equipment),
peralatan bukan gelas (non glass equipment) dan peralatan pemanas (heating equipment). Peralatan
gelas dibagi menjadi tiga yaitu peralatan gelas dasar, peralatan pengukuran dan peralatan analisis.
Berdasarkan ketahanan terhadap panas, peralatan gelas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
peralatan gelas tahan panas pada suhu tinggi dan peralatan gelas tidak tahan pada suhu tinggi.
Peralatan gelas bermerek pyrex biasanya tahan terhadap panas.
Peralatan bukan gelas diperlukan untuk mendukung penggunaan peralatan lain seperti peralatan
gelas, peralatan pemanas dan peralatan untuk menimbang. Sebagai contoh penjepit digunakan untuk
menjepit tabung reaksi, spatula digunakan untuk mengambil bahan dalam proses penimbangan dan lain-
lain.

ALAT GELAS & NON GELAS :


ALAT GELAS: ALAT NON GELAS
1. Erlenmeyer 1. Klem dan statif
2. Tabung reaksi 2. Spatula
3. Gelas beker/Beaker glass 3. Kawat kasa dan asbes
4. Gelas ukur 4. Rak tabung reaksi
5. Corong gelas 5. Kaki tiga
6. Labu pemanas/Labu didih 6. Lumpang dan alu
7. Labu volume 7. Penjepit kayu, dst
8. Botol reagen
9. Batang pengaduk
10. Pipet tetes
11. Pipet ukur
12. Pipet volumetric
13. Cawan petri/Petri dish
14. Buret, dst

Neraca analitik merupakan alat pengukur berat suatu zat atau


bahan kimia dalam jumlah sangat kecil. Tidak hanya mampu
menimbang hingga ukuran miligram, keakuratan yang tinggi hingga 4
angka di belakang koma. Bahkan, saking peka dan sensitifnya,
hembusan angin juga bisa mempengaruhi berat dari benda yang
ditimbang. Neraca analitik dilengkapi dengan lapisan kaca agar
udara di sekitarnya tidak akan mempengaruhi gerak angka pada
CARA KERJA : timbangan
1. Letakkan piringan di atas timbangan.
2. Tekan tombol “tare” agar bobot piringan nol.
3. Buka salah satu kaca pada timbangan.
4. Letakkan bahan kimia yang akan diukur bobotnya di atas piringan tersebut. Gunakan alat bantu
saat meletakkan bahan kimia tersebut karena meletakkan dengan tangan, debu yang ada pada
tangan akan mempengaruhi berat bahan tersebut.
5. Tekan tombol yang ada pada timbangan dan tunggu angka yang tertera hingga 4 digit di belakang
koma.
6. Bersihkan timbangan dengan sikat pembersih agar sisa bahan kimia tidak tertinggal yang akan
mempengaruhi keakuratannya saat melakukan timbangan berikutnya.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Judul

Tujuan

Hasil Pengamatan (Alat Gelas)

Alat Gelas Gambar Fungsi

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


Hasil Pengamatan (Alat Non Gelas)

Alat Gelas Gambar Fungsi

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


Hasil Pengamatan (Neraca Analitis)

Kesimpulan

Pembimbing, Pembimbing, Praktikan,

Hajrah Hidriya, M.Pd Rizki Perdani, S.Tr.Kes ……………………………………………….


NIK. 1140917055 NIK. 1140719067 NIM.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
JUDUL : Pembuatan Media
HARI/TANGGAL :
TEMPAT : Laboratorium Kimia Terpadu

ALAT DAN BAHAN :


ALAT : BAHAN : (sesuai kebutuhan)
15. Cawan petri 1. Nutrient Agar
16. Tabung reaksi 2. Lactosa Broth
17. Rak tabung reaksi 3. Triptic Soy Broth (TSB)
18. Autoclave 4. Aquadest
19. Gelas ukur
20. Beaker glass
21. Erlenmeyer
22. Lampu spiritus
23. Batang pengaduk
24. Kaki tiga dan asbes
25. Neraca analitik

PEMBUATAN MEDIA PADAT

Cara Kerja :
1. Menimbang nutrient agar sesuai resep
2. Melarutkan dengan aquades sesuai dengan volume yang diinginkan
3. Memanaskan dengan hotplate sampai mendidih
4. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas
5. Disterilkan di dalam autoclave suhu 121 0 C Selama 15 menit
6. Dituangkan ke dalam cawan petri steril masing-masing20 ml
7. Letakkan di tempat yang rata sampai beku.
8. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media

PEMBUATAN MEDIA SEMI SOLID

Cara Kerja :
1. Menimbang menurut resep yang ada
2. Melarutkan dengan aquades dalam volume tertentu
3. Mendidihkan pada hot plate
4. Memasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
5. Mensterilkan pada autoclave suhu 121 0 C selama 15 menit
6. Keluarkan tabung dari autoclave kemudian dinginkan
7. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media

PEMBUATAN MEDIA CAIR

Cara Kerja :
1. Menimbang menurut resep yang ada
2. Melarutkan dengan aquades dalam volume tertentu
3. Mendidihkan pada hot plate
4. Memasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
5. Mensterilkan pada autoclave suhu 121 0 C selama 15 menit
6. Keluarkan tabung dari autoclave kemudian dinginkan
7. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Judul

Tujuan

Alat dan Bahan

Skema Kerja

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


Hasil

Pembahasan

Kesimpulan

Pembimbing, Pembimbing, Praktikan,

Hajrah Hidriya, M.Pd Rizki Perdani, S.Tr.Kes ……………………………………………….


NIK. 1140917055 NIK. 1140719067 NIM.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
JUDUL : Pembuatan Reagensia
HARI/TANGGAL :
TEMPAT : Laboratorium Kimia Terpadu

PEMBUATAN CAT PEWARNAAN BAKTERIOLOGI

A. Cat/Pewarna Induk
Cat atau pewarna induk merupakan cat stok yang dibuat pekat sebagai bahan baku untuk membuat cat kerja yang lebih
encer. Cat induk dibuat dengan melarutkan bahan baku cat dengan alkohol 96% dengan konsentrasi 5%. Larutan kerja
pewarnaan dibuat dari larutan induk cat dengan mengencerkan larutan induk dalam kadar 10%.
1. Basic Fuchsin
5 gram Basic Fuchsin dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
2. Methylene Blue
5 gram Methylene Blue dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
3. Kristal Violet
5 gram Kristal Violet dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
4. Gentian Violet
5 gram Gentian Violet dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
5. Safranin
5 gram Safranin-O dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.

B. Granula Metode Loeffler


Loeffler Methylene Blue
- Methylene Blue……………………………………0,3 gram
- Alkohol 95%........................................................30 mL
- KOH 10%............................................................0,1 mL
- Aquadest…………………………………………...100 mL

PEMBUATAN REAGENSIA BAKTERIOLOGI

A. H2O2 5%
- Pembuatannya : Perhidrol pekat dalam konsentrasi 30% diencerkan menjadi 5% dengan aquadest sesuai dengan
volume yang akan dibuat.
- Guna : Larutan ini digunakan untuk pemeriksaan katalase. Hasil positif akan terbentuk gelembunggelembung
pada larutan.
- Stabilitas : Larutan ini kurang stabil dan dapat terurai sehingga sebaiknya disimpan pada suhu lebih rendah dari
suhu ruang.
- Cara : Biakan bakteri yang sudah ditanami, ditetesi dengan perhidrol 5% dan diamati adanya gelembungnya.

PEMBUATAN REAGENSIA KIMIA KLINIK

A. BaCl2 10 %
- Dilarutkan 10 gr BaCl2 dengan 100 ml aquadest
- Kegunaan :
Untuk memekatkan bilirubin dalam urine cara Harrison sehingga terlihat jelas saat dioksidasi menggunakan reagen
fouchet.

B. Schlesinger
- Bahan :
Zn. Asetat…………………………10 gr
Alkohol 95 %............................100 ml
- Cara : Kocok kuat-kuat dan biarkan bagian yang tidak larut di dalam botol.
- Kegunaan : Untuk pemeriksaan urobilin dalam urine

PEMBUATAN INDIKATOR

Indikator adalah senyawa organik/anorganik yang digunakan untuk menunjukan kondisi larutan dengan dua warna
yang berbeda. Warna awal merupakan warna sebelum berubah menjadi asam/basa, teroksidasi/tereduksi,
larutan/endapan dan ikatan senyawa kompleks chelate.
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
Senyawa organik (umumnya) atau anorganik yang digunakan dalam titrasi untuk menentukan dan menunjukkan titik
akhir suatu titrasi. Dalam pemakaiannya, indikator ada memberikan warna pada larutan misalnya pada Kompleksometri
atau juga berupa suatu endapan ini pada titrasi Argentometri. Warna yang muncul sebelum dan sesudah titik akhir titrasi
harus berbeda.
Bila suatu indikator dalam suatu titrasi kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, maka :
1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan
titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen). Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus mencakup
pH larutan pada titik ekivalen, atau sangat mendekatinya.
2. Perubahan warna harus terjadi dengan mendadak, agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus
dihentikan. Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus memotong bagian yang sangat curam dari kurva
titrasi.

A. K2CrO4 5 %
5 gr K2CrO4 dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

PEMBUATAN REAGENSIA PARASITOLOGI

Teknik flotasi pada metode apung untuk konsentrasi kista dan telur berdasarkan perbedaan BJ antara larutan kimia
tertentu (1120 sampai 1210) dan telur cacing serta kista protozoa (1050 sampai 1150). Terutama yang dipakai adalah
larutan gula,NaCl atau ZnSO4, telur dan kista mengapung dipermukaan larutan lebih berat, sedangakan tinja tenggelam
perlahanlahan ke dasar (Levine,1990). Larutan jenuh merupakan larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
maksimal pada suhu tertentu. Ciri bahwa suatu larutan sudah jenuh yaitu dengan terbentuknya endapan.

A. Larutan NaCl Jenuh


- Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai NaCl tidak dapat larut lagi di dalam aquadest.

B. Larutan ZnSO4 Jenuh


- Tambahkan NaCl sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai NaCl tidak dapat larut lagi di dalam aquadest.

PEMBUATAN LARUTAN BAKU

A. Larutan Baku Primer


H2C2O4 0,1 N dalam 100 ml
- Ditimbang 0,63 gram H2C2O4.2H20
- Dilarutkan dalam beaker glass dengan aquadest secukupnya
- Setelah larut, dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda garis
- Tutup dan kocok larutan hingga benar-benar homogen

B. Larutan Baku Sekunder


NaOH 0,1 N dalam 100 ml
- Ditimbang x gram kristal NaOH dengan BM = 40 dan BE = 40 (BE=BM)
- Dilarutkan dalam gelas ukur 100 ml dengan aquadest secukupnya (70 ml)
- Lalu tambahkan aquadest sampai tanda garis 100 ml
- Larutan siap dibakukan

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :

Kelompok :

Hari, tanggal :

Judul

Tujuan

Alat dan Bahan

Skema Kerja

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


Hasil

Pembahasan

Kesimpulan

Pembimbing, Pembimbing, Praktikan,

Hajrah Hidriya, M.Pd Rizki Perdani, S.Tr.Kes ……………………………………………….


NIK. 1140917055 NIK. 1140719067 NIM.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan


DAFTAR PUSTAKA
Khamidinal. 2016. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Tim Penyusun. 2021. Panduan Praktikum Pengantar Laboratorium Medik. Program Studi DIII Analis
Kesehatan. Politeknik Unggulan Kalimantan.

Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan

Anda mungkin juga menyukai