KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Panduan Praktikum Pengantar Laboratorium Medik untuk
mahasiswa/i Program Studi DIII Analis Kesehatan Politeknik Unggulan Kalimantan
ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Panduan praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
Praktikum Pengantar Laboratorium Medik Program Studi DIII Analis Kesehatan
Politeknik Unggulan Kalimantan. Panduan praktikum ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa/i dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik,
terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan
praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i.
Penulis menyakini bahwa dalam pembuatan Panduan Praktikum Pengantar
Laboratorium Medik ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan petunjuk
praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tim Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
1. Setelah praktikum selesai, alat dibersihkan dahulu dengan air dan jangan
menyimpan dalam keadaan kotor.
2. Kembalikan peralatan ke tempat semula
3. Praktikan wajib mengumpulkan laporan pada dosen selambat-lambatnya 1
minggu lamanya setelah menyelesaikan praktikum.
REAGENSIA
Reagen adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa
dan menghasilkan zat lain.
a. Menurut tingkat kemurniannya reagen/zat kimia dibagi menjadi:
1) Reagen Tingkat Analitis (Analytical Reagent/AR)
Reagen tingkat analitis adalah reagen yang terdiri atas zat-zat kimia yang mempunyai
kemurnian sangat tinggi. Kemurnian zat-zat tersebut dianalisis dan dicantumkan pada
botol/wadahnya. Penggunaan bahan kimia AR pada laboratorium kesehatan tidak dapat
digantikan dengan zat kimia tingkat lain.
2) Zat Kimia Tingkat Lain
Zat kimia lain tersedia dalam tingkatan dan penggunaan yang berbeda, yaitu:
a) tingkat kemurnian kimiawi (chemically pure grade). beberapa bahan kimia organik
berada pada tingkatan ini, tetapi penggunaannya sebagai reagen laboratorium
kesehatan harus melewati tahap pengujian yang teliti sebelum dipakai rutin. Tidak
adanya zat-zat pengotor pada satu lot tidak berarti lot-lot yang lain pada tingkat ini
cocok untuk analisis.
b) tingkat praktis (practical grade).
c) tingkat komersial (commercial grade). merupakan kadar zat kimia yang bebas diperjual
belikan di pasaran misalnya, alkohol 70 %.
d) tingkat teknis (technical grade). umumnya zat kimia dalam tingkatan ini digunakan di
industri-industri kimia.
Zat kimia yang digunakan di Laboratorium Klinik ialah zat kimia tingkat analitis atau
beberapa bahan kimia organik pada tingkat kemurnian kimiawi yang telah melewati tahap
pengujian sebelum dipakai rutin. Ketiga jenis tingkatan zat kimia lainnya tidak boleh
digunakan sebagai reagen di laboratorium kesehatan.
b. Menurut cara pembuatannya, dibagi menjadi:
1) reagen buatan sendiri
2) reagen jadi (komersial) reagen jadi adalah reagen yang dibuat oleh pabrik/produsen
BAHAN KLINIK
Bahan klinik dalam arti sempit laboratorium adalah semua bahan-bahan berupa spesimen yang diperoleh
dari pasien, baik dengan menampung, melakukan pungsi maupun dengan teknik khusus cara
pengumpulannya yang digunakan untuk bahan pemeriksaan laboratorium. Bahan klinik dapat juga
disebut dengan istilah material medik. Bahan klinik sebaiknya diperlakukan sebagai bahan infeksius
sehingga saat pengambilan, penanganan, penyimpanan hingga pemeriksaan harus menggunakan alat
pelindung diri (APD). Teknik pengumpulan yang tepat dan baik, akan menentukan kualitas bahan klinik
sebagai spesimen di laboratorium.
A. Jenis-Jenis Bahan Klinik
1. Darah 10. Muntahan
2. Plasma 11. Cairan lambung
3. Serum 12.Pus
4. Urine 13. Sekret
5. Faeces 14. Rambut kuku
6. Sputum 15. Potongan jaringan
7. Transudat Eksudat
8. Cairan Lumbal Pungsi (LCS)
9. Mani/Semen/Sperma
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
LEMBAR KERJA MATA KULIAH
PRAKTIKUM PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Nama/NIM :
Kelompok :
Hari, tanggal :
Judul
Tujuan
Hasil Pengamatan
B. Pengelolaan Reagen
a. Kriteria wadah reagen yang baik antara lain :
1. Botol yang gelap / berwarna coklat, hal ini dilakukan agar dapat terhindar dari sinar matahari.
2. Wadah reagen tidak bocor.
3. Wadah reagen harus bermulut kecil, dan tertutup rapat.
4. Wadah reagen harus berbahan dasar dari kaca.
5. Wadah reagen harus steril..
6. Tidak bereaksi dengan bahan kimia dari reagen yang diwadahkan.
b. Untuk reagen cair, diwadahkan pada botol yang memenuhi kriteria seperti di atas. Reagen yang
bervolume kecil, diwadahkan pada botol berukuran kecil. Sedangkan pada reagen yang
bervolume besar, diwadahkan pada botol ukuran besar atau jerigen yang besar
c. Untuk reagen serbuk, jika berisi banyak, dapat diwadahkan pada botol dengan mulut agak
lebar, hal ini bertujuan agar mudah dalam waktu pengambilan reagen pada waktu penimbangan.
d. Hal penting yang harus selalu di ingat pada saat pewadahan reagen yaitu, pemberian label
yang berisi, nama reagen, tanggal pembuatan, paraf pembuat reagen, tanggal penerimaan,
konsentrasi dan pelarut pada botol/ wadah reagen.
Kelompok :
Hari, tanggal :
Judul
Tujuan
Hasil Pengamatan
Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium meliputi peralatan gelas (glass ware equipment),
peralatan bukan gelas (non glass equipment) dan peralatan pemanas (heating equipment). Peralatan
gelas dibagi menjadi tiga yaitu peralatan gelas dasar, peralatan pengukuran dan peralatan analisis.
Berdasarkan ketahanan terhadap panas, peralatan gelas dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
peralatan gelas tahan panas pada suhu tinggi dan peralatan gelas tidak tahan pada suhu tinggi.
Peralatan gelas bermerek pyrex biasanya tahan terhadap panas.
Peralatan bukan gelas diperlukan untuk mendukung penggunaan peralatan lain seperti peralatan
gelas, peralatan pemanas dan peralatan untuk menimbang. Sebagai contoh penjepit digunakan untuk
menjepit tabung reaksi, spatula digunakan untuk mengambil bahan dalam proses penimbangan dan lain-
lain.
Kelompok :
Hari, tanggal :
Judul
Tujuan
Kesimpulan
Cara Kerja :
1. Menimbang nutrient agar sesuai resep
2. Melarutkan dengan aquades sesuai dengan volume yang diinginkan
3. Memanaskan dengan hotplate sampai mendidih
4. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas
5. Disterilkan di dalam autoclave suhu 121 0 C Selama 15 menit
6. Dituangkan ke dalam cawan petri steril masing-masing20 ml
7. Letakkan di tempat yang rata sampai beku.
8. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media
Cara Kerja :
1. Menimbang menurut resep yang ada
2. Melarutkan dengan aquades dalam volume tertentu
3. Mendidihkan pada hot plate
4. Memasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
5. Mensterilkan pada autoclave suhu 121 0 C selama 15 menit
6. Keluarkan tabung dari autoclave kemudian dinginkan
7. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media
Cara Kerja :
1. Menimbang menurut resep yang ada
2. Melarutkan dengan aquades dalam volume tertentu
3. Mendidihkan pada hot plate
4. Memasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
5. Mensterilkan pada autoclave suhu 121 0 C selama 15 menit
6. Keluarkan tabung dari autoclave kemudian dinginkan
7. Setelah dingin, masukkan ke dalam lemari es khusus media
Kelompok :
Hari, tanggal :
Judul
Tujuan
Skema Kerja
Pembahasan
Kesimpulan
A. Cat/Pewarna Induk
Cat atau pewarna induk merupakan cat stok yang dibuat pekat sebagai bahan baku untuk membuat cat kerja yang lebih
encer. Cat induk dibuat dengan melarutkan bahan baku cat dengan alkohol 96% dengan konsentrasi 5%. Larutan kerja
pewarnaan dibuat dari larutan induk cat dengan mengencerkan larutan induk dalam kadar 10%.
1. Basic Fuchsin
5 gram Basic Fuchsin dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
2. Methylene Blue
5 gram Methylene Blue dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
3. Kristal Violet
5 gram Kristal Violet dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
4. Gentian Violet
5 gram Gentian Violet dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
5. Safranin
5 gram Safranin-O dilarutkan dengan 100 mL alkohol 96%. Larutan 5% siap untuk digunakan.
A. H2O2 5%
- Pembuatannya : Perhidrol pekat dalam konsentrasi 30% diencerkan menjadi 5% dengan aquadest sesuai dengan
volume yang akan dibuat.
- Guna : Larutan ini digunakan untuk pemeriksaan katalase. Hasil positif akan terbentuk gelembunggelembung
pada larutan.
- Stabilitas : Larutan ini kurang stabil dan dapat terurai sehingga sebaiknya disimpan pada suhu lebih rendah dari
suhu ruang.
- Cara : Biakan bakteri yang sudah ditanami, ditetesi dengan perhidrol 5% dan diamati adanya gelembungnya.
A. BaCl2 10 %
- Dilarutkan 10 gr BaCl2 dengan 100 ml aquadest
- Kegunaan :
Untuk memekatkan bilirubin dalam urine cara Harrison sehingga terlihat jelas saat dioksidasi menggunakan reagen
fouchet.
B. Schlesinger
- Bahan :
Zn. Asetat…………………………10 gr
Alkohol 95 %............................100 ml
- Cara : Kocok kuat-kuat dan biarkan bagian yang tidak larut di dalam botol.
- Kegunaan : Untuk pemeriksaan urobilin dalam urine
PEMBUATAN INDIKATOR
Indikator adalah senyawa organik/anorganik yang digunakan untuk menunjukan kondisi larutan dengan dua warna
yang berbeda. Warna awal merupakan warna sebelum berubah menjadi asam/basa, teroksidasi/tereduksi,
larutan/endapan dan ikatan senyawa kompleks chelate.
Program Studi DIII Analis Kesehatan – Politeknik Unggulan Kalimantan
Senyawa organik (umumnya) atau anorganik yang digunakan dalam titrasi untuk menentukan dan menunjukkan titik
akhir suatu titrasi. Dalam pemakaiannya, indikator ada memberikan warna pada larutan misalnya pada Kompleksometri
atau juga berupa suatu endapan ini pada titrasi Argentometri. Warna yang muncul sebelum dan sesudah titik akhir titrasi
harus berbeda.
Bila suatu indikator dalam suatu titrasi kita pergunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi, maka :
1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan
titrasi (yakni selisih antara titik akhir dan titik ekivalen). Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus mencakup
pH larutan pada titik ekivalen, atau sangat mendekatinya.
2. Perubahan warna harus terjadi dengan mendadak, agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus
dihentikan. Untuk memenuhinya maka trayek indikator harus memotong bagian yang sangat curam dari kurva
titrasi.
A. K2CrO4 5 %
5 gr K2CrO4 dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Teknik flotasi pada metode apung untuk konsentrasi kista dan telur berdasarkan perbedaan BJ antara larutan kimia
tertentu (1120 sampai 1210) dan telur cacing serta kista protozoa (1050 sampai 1150). Terutama yang dipakai adalah
larutan gula,NaCl atau ZnSO4, telur dan kista mengapung dipermukaan larutan lebih berat, sedangakan tinja tenggelam
perlahanlahan ke dasar (Levine,1990). Larutan jenuh merupakan larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah
maksimal pada suhu tertentu. Ciri bahwa suatu larutan sudah jenuh yaitu dengan terbentuknya endapan.
Kelompok :
Hari, tanggal :
Judul
Tujuan
Skema Kerja
Pembahasan
Kesimpulan
Tim Penyusun. 2021. Panduan Praktikum Pengantar Laboratorium Medik. Program Studi DIII Analis
Kesehatan. Politeknik Unggulan Kalimantan.