Anda di halaman 1dari 50

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK II

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGILABORATORIUM MEDIK

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRALUBUK


PAKAM
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
FAKULTAS FARMASI
Jl. Sudirman No. 38 Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang – Sumatera Utara
(20512) Telp. (061) 7952234 – 7952262 Faximile : (061) 7952234
Email : farmasimedistra@gmail.com,
Website: www.medistra.ac.id

SURAT KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
Nomor : 090.B/03.3/INKES-MLP/XI/2019

TENTANG
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020
FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

DEKAN FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

MENIMBANG : 1. Bahwa Untuk Melaksanakan Tugas Pendidikan dan Pengajaran Perlu


Ditetapkan Dosen Pengampu Mata Kuliah Pada Semester Ganjil Tahun
Akademik 2019 - 2020 di Lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium
Medik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam;
2. Bahwa berdasarkan Kalender Akademik Semester Ganjil Fakultas Farmasi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Tahun Akademik 2019-2020 maka
perkuliahan akan dimulai pada Februari 2020 dan berakhir pada Juli 2020;
Bahwa untuk keperluan dimaksud diatas maka perlu ditetapkan dengan Surat
3. Keputusan Dekan Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
sebagai pengesahannya.

MENGINGAT : 1. Undang – Undang RI Nomor : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan


Nasional;
2. Surat Keputusan Dirjend DIKTI Nomor : 297/KPT/I/2017, Tentang izin Institut
Kesehatan MEDISTRA Lubuk Pakam dan 161/D/O/2001 tentang izin
penyelenggaraan Program Studi ;
3. Undang-Undang RI Nomor : 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen;
4. Undang-Undang RI Nomor : 12 Tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 42 Tahun 2007, Tentang Sertifikasi Dosen;
Peraturan Pemerintah RI Nomor : 37 Tahun 2009, Tentang Dosen;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 23 Tahun 2013, Tentang Perubahan Atas
Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 4 Tahun 2014, Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tingggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
8. Kalender Akademik Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam T.A 2019 -
2020.
MEMPERHATIKAN : 1. Surat Keputusan Ketua Yayasan Medistra Lubuk Pakam Nomor 023/C.1/
YAY-M/VI/2016, tentang penetapan honorarium mengajar dan pemberian
insentif bagi setiap kegiatan akademik yang termasuk dalam lingkup pendidikan
dan pengajaran;

2. Hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan Sistem Penjaminan Mutu


Internal Fakultas Farmasi Semester Genap T.A 2019-2020.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pertama : Menugaskan Dosen untuk Menjadi pengampu Mata Kuliah bagi mahasiswa di
lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam (roster dan daftar nama terlampir).

Kedua : Kepada para dosen sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk menaati Kode Etik
Dosen dan Standar Pembelajaran yang telah ditetapkan serta berhak mendapatkan
honorarium mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan
Medistra Lubuk Pakam.
Ketiga : Pada setiap akhir semester, akan dilakukan penilaian Indeks Kinerja Dosen (IKD)
pengampu mata kuliah berdasarkan survei tingkat kepuasan mahasiswa.

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
Keempat :
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Lubuk Pakam


Pada Tanggal : 13 November 2019

Dekan,

Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si


NPP. 06.15.12.08.1991
Modul Deteksi DNA & RNA Bakteri

Lampiran Surat Keputusan :


Nomor : 017.A/03.2/INKES-MLP/II/2020
Hal : Penetapan Panitia Buku Kurikulum Program Studi
Teknologi Laboratorium Medik Program pada
Fakultas Farmasi
Tanggal : 03 Februari 2020

TIM PENYUSUN BUKU KURIKULUM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI


LABORATORIUM MEDIK PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
NO NAMA JABATAN
1 Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm., M.Si Ketua
2 Sa'adah Siregar, S.Si, M.Kes Sekretaris
3 Asvia Rahayu, S.ST, M.Biomed Anggota
4 Jhon Patar Sinurat, S.Pd, M.Si Anggota

Lubuk Pakam, 03 Februari 2020


Dekan,

Romauli Anna Teresia Marbun, S.Farm, M.Si


NPP. 06.15.12.08.1991

iv
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
iv LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
Modul Deteksi DNA & RNA Bakteri

VISI DAN MISI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

VISI
Menghasilkan laboran yang unggul dan profesional dalam bidang mikrobiologi
molekuler menuju tingkat Asia tahun 2028.

MISI
1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem
yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan
prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul dan profesional.
2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian mikrobiologi
molekuler klinis dengan menggunakan pendekatan riset.
4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis
riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan teknologi laboratorium
medik.
5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan,
organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri

v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
v LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

Karunia dan izin-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum

“Kimia Klinik II”. Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih

kepada pihak- pihak yang mendukung dan mengarahkan kami sehingga

penuntun praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik dan bermanfaat dalam

pembelajaran, Kami menyadari bahwa dalam penyusunan penuntun praktikum

ini, masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk itu, kami mengharapkan

adannya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

penuntun praktikum ini. Akhir kata, semoga penuntun praktikum ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca dan pelajar

dibidang Laboratorium.

Lubuk Pakam,

Tim Penulis

v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................................i
SK DEKAN ............................................................................................................................ ii
VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK ........................iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................v
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................vi
PRAKTIKUM I PENGAMBILAN DARAH ........................................................................... 7
PRAKTIKUM II PEMISAHAN PLASMA DAN SERUM ...................................................... 9
PRAKTIKUM III PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ............................................................. 11
PRAKTIKUM IV PEMERIKSAAN FUNGSI HATI ............................................................ 22
PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN FUNGSI LEMAK ......................................................... 36
PRAKTIKUM VI PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG ................................................... 39
PRAKTIKUM VII PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL ....................................................... 42
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL...................................................................................... 42
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 49

vi
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM I
PENGAMBILAN DARAH

I. Pendahuluan
Pada pemeriksaan, darah diambil dari vena atau kapiler tergantung pada kebutuhanya. Pada
umumnya tidak ada perbedaan hasil antara pemeriksaan darah kapiler dengan darah vena,
asalkan darah kapiler mengalir dengan deras. Bila darah kapiler kurang deras keluarnya dan
ujung jarinya ditekan-tekan dapat menimbulkan percampuran antara kapiler dengan darah
intertitiel.

II. Alat :

1. Tourniquet
2. Spuit
3. Pleaster
4. Safety Box

III. Bahan :
1. Kapas Alkohol 70%
2. Vacum Tube

IV. Cara kerja :


A. Prosedur Pengambilan Darah Vena
1. Dilakukan persiapan kerja seperti alat-alat yang akan digunakan.
2. Posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkok siku, pilih lengan yang paling banyak
melakukan aktifitas, letakan tangan diatas meja.
3. Melakukan perabaan (palfasi) pada lokasi vena yang akan ditusuk, pasien diminta, untuk
mengepalkan tangan.
4. Pasang tourniquet lebih kurang 3 jari diatas liat siku.
5. Lokasi vena yang akan ditusuk didesinfeksi dengan kapas alcohol 70% dengan sekali usap
6. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap keatas dengan kemiriringan antara jarum

7
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

dan kulit 15-30 derajat.


7. Setelah volume darah cukup, dilepaskan tourniquet dan pasien diminta membuka kepalan
tangannya.
8. Lepaskan atau tarik jarum dan segera letakan kapas alcohol 70% diatas bekas suntikan untuk
menekan bagian tersebut dan ditutup dengan plester atau hepavyx.
9. Memindahkan sampel darah dari dalam spuit ketabung dengan cara melepaskan jarum lalu
mengalirkan darah perlahan melalui dinding tabung.
10. Jika sampel harus diberi antikoagulan, maka segera mungkin darah dimasukan kedalam
tabung dengan antikoagulan (EDTA, Citras) campur dengan mebolak-balikan tabung
beberapa kali.

B. Prosedur Pengambilan Darah Kapiler


1. Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus
diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol,
tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering,
tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras
untuk mencegah terbentuknya jendalan.

8
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM II

PEMISAHAN PLASMA DAN SERUM

I. Pendahuluan
Serum dan plasma adalah bagian darah yang berperan penting dalam prosedur terapi dan
diagnostik pada manusia. Serum darah dan plasma darah keduanya merupakan salah dua dari
zat yang ada di dalam darah. Selain serum dan plasma zat lainnya adalah sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit darah.

II. Alat :

1. Centrifuge

III. Bahan :

1. Vacum tube

2. Tabung yang berisi 1mg NaF

3. Darah

IV. Cara Kerja:

A. Cara Memisahkan Serum

1. Dimasukkan 2 mL darah ke dalam tabung yang bersih dan kering ( tanpa koagulan)
kemudian didiamkan selama 15 menit.
2. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
3. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum, segera
diambil dengan pipet tetes dimasukkan pada tabung yang lain yang bersih dan kering.

9
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

B. Cara Memisahkan Plasma


1. Disiapkan tabung yang berisi 1mg NaF yang dialirkan 1 mL darah vena ke dalam botol
tersebut dari semprit tanpa jarum.
2. Dibiarkan darah tersebut selama 5 menit.
3. Setelah darah didiamkan kemudian di centrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15
menit.
4. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas plasma NaF, dan
segera dipisahkan ke dalam tabung yang bersih dan kering.

10
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM III

PEMERIKSAAN ELEKTROLLIT

I. Pendahuluan
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya
larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakanatom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk
asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada
kondisitertentu misalnya pada suhu tinggi atau rendah. Elektrolit kuat identik denganasam, basa,
dan garam kuat. Elektrolit meruupakan senyawa yang beriktan iondan kovalen polar. Sebagian
besar senyawa yang berikatan ion merupakanelektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang
merupakan salah satu jenisgaram yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam
bentuk larutanatau lelehan atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan dalam bentuk solidatau
padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit

A. Pemeriksaan Elektrolit Darah


1. Natrium (Na+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah
- Centrifuge

11
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

- Tabung tutup merah atau hijau


- Easylite
- Mikropipet
- Cuvet
- Blue tip/Yellow tip
Bahan :
- Serum
- Urin
- Plasma Lithium Heparin
Reagen : Solution Pack Na/K/Cl

Analitik

a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)


b. Prinsip :Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang
plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride
termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion
Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan)
yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan
yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat
melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan

Pasca Analitik

12
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

a. Nilai Normal :135 - 145 mEq/L


b. Nilai Kritis :
- <120 mEq/L lemah, dehidrasi
- 155 mEq/L gejala kardiovaskular dan ginjal.
- >160 mEq/L gagal jantung
c. Indikasi Klinis :
- Penurunan natrium terdapat pada penderita muntah, diare, penghisapan lambung,
cedera jaringan, diet rendah garam, luka bakar, gagal ginjal, penggunaan obat
diuretik furosemid, thiazid dan manitol.
- Peningkatan natrium terdapat pada penderita: dehidrasi, muntah, diare, gangguan
jantung kronis, hiperfungsi adrenal, gagal hepatik, intake Na tinggi, dan
penggunaan obat kortison, antibiotik, laksansia dan obat batuk
2. Kalium (K+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah
- Centrifuge
- Tabung tutup merah atau hijau
- Easylite
- Mikropipet
- Cuvet
- Blue tip/Yellow tip

13
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Bahan :
- Serum
- Urin
- Plasma Lithium Heparin
- Reagen : Solution Pack Na/K/Cl

Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang
plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride
termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion
Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan)
yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan
yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat
melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan

Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 3,5 - 5,2 mEq/L
b. Nilai Kritis :
- Kalium Dewasa : <2,5 atau >6,5 mEq/L
- Kalium Anak-anak : <2,5 atau >8 mEq/L
c. Indikasi Klinis :

14
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

- Peningkatan kalium (hiperkalemia) dapat terjadi apabila ada gangguan


ginjal,oliguri, anuria,infuse KCL, oerlukaan, metabolic asidosis, dan penggunaan
obatsefalosporin, heparin,epinefrin, histamine.
- Penurunan kalium (hipokalemia) dapat terjadi karena input kalium rendah
daneksresi lewat urin berlebihan, misalnya pada penyakit muntah, diare,
dehidrasi,malnutrisi, diet ketat,trauma, luka pembedahan, penghisapan lambung,
DMasidosis, banyak makan permen, luka bakar, hiperaldosteron,
alkalosismetabolic dan penggunaan obat diuretic, cortisone, insulin dan aspirin.
3. Klorida (Cl-)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Peralatan pengambilan darah
- Centrifuge
- Tabung tutup merah atau hijau
- Easylite
- Mikropipet
- Cuvet
- Blue tip/Yellow tip
Bahan :
- Serum
- Urin
- Plasma Lithium Heparin

15
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

- Reagen : Solution Pack Na/K/Cl

Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang
plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride
termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion
Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan)
yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan
yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat
melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan

Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 96 – 106 mEq/L
b. Nilai Kritis : <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L
c. Indikasi Klinis :
- Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal,
peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis, infuse NaCl, asidosis
metabolic, gangguan ginjal, dan dapat karena obat Amonium Chlorid (OBH),
penggunaan kortison dan asetazolamid.
- Penurunan Klorida dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan lambung,
diare, diet rendah garam, Ge, colitis, insufisiensi adrenal, infeksi akut, luka

16
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

bakar, alkalosis metabolic, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, asidosis
respiratorik, penurunan kadar Kalium dan Natrium, dapat juga terjadi karena
penggunaan obat Thiazid, diuretic loop dan bikarbonat.
4. Kalsium (Ca2+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus

b. Persiapan Sampel
1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
- Masukkan reagen 1 (Ion Kalsium) dan reagen 2 (Cresolphtalein Compleks ) ke
dalam beaker glass kecil dengan perbandingan 1:1
- Campur sampai homogen, tutup dengan parafilm.
- Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C.
2) Sulkowitch
- Diperlukan urin 24 jam
- Urin ditampung di wadah bersih bertutup ulir bermulut lebar
- Sampel baiknya langsung di periksa tanpa penundaan

c. Persiapan Alat dan Bahan


1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
- Beacker glass
- Parafilm
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Tip biru atau kuning
- Fotometer
- Reagen CPC
- Sampel : Urin 24 jam
2) Sulkowitch
- Tabung Reaksi

17
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

- Pipet Pasteur
- Reagen Sulkowitch
- Sampel : Urin 24 jam sebanyak 6 mL
Analitik
a. Metode :
1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
2) Sulkowitch
b. Prinsip :
1) CPC :Kalsium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan CPC
(Cresolphtalein Compleks) membentuk warna ungu. Intensitas warna yang
terbentuk setara dengan konsentrasi kalsium dalam serum. Kadarnya diukur pada
panjang gelombang 578 nm.
2) Sulkowitch :Reagen sulkowitch akan mengendapkan kalsium dalam bentuk
kalsium oklasat, tanpa kalsium fosfat oleh pH reagen itu.

c. Cara Kerja :
Cresolphtalein Compleks (CPC)
Blanko Standar Sampel

Standar - 20uL -

Serum - - 20uL

Reagen CPC 1000Ul 1000uL 1000uL

Homogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25°C.


Baca pada panjang gelombang 578 nm.

Sulkowitch
1) Masukkan 3 mL urin ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi.
2) Tabung reaksi kedua hanya dipakai sebagai control.
3) Pada tabung 1 tambahkan 3 mL reagen Sulkowitch, campur dan biarkanselama
2-3 menit.

18
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

4) Baca hasil secara semikuantitatif.

Pasca Analitik
a. Nilai Normal :
1) CPC : 8,1 – 10,4 mg/dL
2) Sulkowitch(Interpretasi Hasil)
- Negatif: Tidak terjadi kekeruhan
- Positif 1 : Terjadi kekeruhan yang halus
- Positif 2 : Kekeruhan sedang
- Positif 3 : Kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu < 20 detik
- Positif 4 : Kekeruhan berat yang terjadi seketika
b. Nilai Kritis Total Kalsium :
- 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan tetanus dan kejang.
- 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan kardiotoksisitas, aritmia, dan
koma).
- Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitonin.
c. Indikasi Klinis :
- Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme atau neoplasma
(kanker). Penyebab lain meliputi paratiroid adenoma atau hiperplasia (terkait
dengan hipofosfatemia), penyakit hodgkin, multiple mieloma, leukemia,
penyakit addison, penyakit paget, respiratori asidosis, metastase tulang,
imobilisasi dan terapi dengan diuretik tiazid.
- Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia,
penggantian kalsium yang tidak mencukupi, penggunaan laksatif, furosemide,
dan pemberian kalsitonin. Pseudohipokalsemia kadang-kadang ditemukan bila
konsentrasi albumin rendah karena adanya gabungan kalsium dengan albumin.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium :
 Hormon paratiroid bekerja pada tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam
darah, meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan meningkatkan reabsorbsi
kalsium di ginjal.
 Vitamin D menstimulasi absorpsi kalsium di usus.

19
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

 Estrogen meningkatkan simpanan kalsium dalam tulang.


 Androgen, glukokortik oid dan kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan
hipokalsemia dan kekurangan kalsium dalam tulang.

5. Magnesium (Mg+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Tip biru atau kuning
- Fotometer
- Sentrifuge
Bahan :
- Serum
- Reagen Xylidyl Blue

Analitik
a. Metode : Xylidyl Blue
b. Prinsip : Magnesium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan
Xylidyl Blue dalam suasana alkalis membentuk kompleks berwarna ungu. Rekasi
spesifik untuk magnesium karena dengan penambahan EDTA kalsium membentuk
kompleks ion kalsium EDTA .

20
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

c. Cara Kerja :
Blanko Standar Sampel

Standar - 10uL -

Serum - - 10uL

Reagen Xylidyl 1000uL 1000uL 1000uL


Blue

Campur, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25°C


Baca pada panjang gelombang 546 nm
Pasca Analitik
d. Nilai Normal :
- Serum/plasma : 1,8 – 2,5 mg/dL (0,74 - 1,03 mmol/L)
- CSF : 2,5 – 3,5 mg/dL (1,03 - 1,44 mmol/L)
e. Indikasi Klinis :
- Penurunan magnesium terdapat apada malnutrisi protein, malabsorbsi, sirosis
hati, alkoholime, hipoparatiroid,, hipoaldosteron, hipokalemia, diare kronis,
reseksi usus, dehidrasi dan karena penggunaan abat diuretik, kalsium glukomnas,
ampoterisin B, neomicin, dan insulin.
- Peningkatan magnesium dalam darah terdapat pada penderita dehidrasi berat,
gangguan ginjal, leukemia limpasitik dan mielosistik, DM awal, obat antasid
terutama Mg dan Laksansia Mg.

21
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM IV

PEMERIKSAAN FUNGSI HATI

I. Pendahuluan
Fungsi hati dapat dibagi dalam fungsi metabolisme, fungsi sintesis, fungsi ekskresi, fungsi
penyimpanan dan fungsi detoksifikasi (penawar racun) Namun hanya sebagian kecil yang dapat
diukur dengan tingkat produknya dalam darah. Tes fungsi hat (LFTs atau LFS) yang meliputi enzim
hati, adalah tes yang dirancang untuk memberikan informasi tentang kondisi hati seseorang. Tes
fungsi hati (LFTS) mengukur konsentrasi berbagai protein dan enzim yang berbeda dalam darah,
baik dihasilkan oleh sel-sel hati atau dilepaskan ketika sel-sel hati mengalami kerusakan
Kebanyakan penyakit hati awalnya hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi sangat penting bila
penyakit ini terdeteksi secara dini. Ketertibatan hati dalam beberapa penyakit dapat menjadi sangat
penting. Tidak ada tes tunggal yang dapat memberikan ukuran keseluruhan fungsi hati. Sebaliknya
kelompok nilai yang terukur ditafsirkan secara kolektif untuk menentukan kemungkinan penyakit
hati, penyebab dan tingkat keparahah penyakit. Pengujian ini dilakukan oleh teknologi medis pada
serum/plasma pasien.

A. Pemeriksaan SGOT
a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel Pada pemeriksaan kadar SGOT dalam serum ini digunakansampel
serum (tanpa antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk
memisahkan antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGOT/AST ini
hanya menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). AST di dalam
serumstabil selama 10 hari pada suhu 2-8*C, 4hari pada suhu kamar (18-30)atau 14 hari
bila dibekukan.

2. Persiapan Alat dan Bahana.


 Alat
Alat
22
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan
biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan AST (SGOT),
aquadest dan spuit.
3. Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1 mL)
R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C atau 48 jam pada
suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU terhadap aquabidest pada
λ = 340 nmB.
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny
3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu30/37
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer
5. Dicatat hasil pengukuran
c. Pasca Analitik
Nilai Normal:
30oC= < 28 IU/L
37oC= < 40 IU/L

B. Pemeriksaan SGPT
a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel
Pada pemeriksaan kadar SGPT dalam serum ini digunakansampel serum (tanpa
antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk memisahkan
antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGPT/ALT ini hanya
menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). ALT di dalam
serumstabil selama 7 hari pada suhu 2-8*C, 3 hari pada suhu kamar (18-30) atau
30 hari bila dibekukan.
2. Persiapan Alat dan Bahan
 Alat

23 Alat
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan
biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan ALT (SGPT),
aquadest dan spuit.
 Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1
mL) R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C
atau48 jam pada suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU
terhadap aquabidest pada λ = 340 nm
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny
3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu 30/37 derajat
celcius
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer 5.Dicatat hasil
pengukuran
c. Pasca Analitik
Nilai Normal : 30oC = <26 IU/L, 37oC = <38 IU/L

C. PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL DAN DIRECT

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan bilirubin total directdan
indirect.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan bilirubin total direct dan
indirect.
b. Untuk dapat mengetahui kadar pemeriksaan bilirubin total
direct dan indirect pada suatu sampel serum.

24
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

METODE
Uji fotometri menggunakan 2,4 dicloroaniline (DCA)

PRINSIP
Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihdapkan pada bentuk diazotisasi
2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur dalam asam
sedangkan bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi 2,4 diklroaniline
menyediakan penentuan yang aman dari bilirubin total.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
 mikropipet
 tip
 tabung reaksi
 rak tabung reaksi
 spektrofotometer

25
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Bahan :
 serum
 aquades
 tissue

CARA KERJA
Bilirubin Total
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian
sebagai berikut.
Blanko kalibrator Sampel
Sampel - 25µl 25µl
Aquades 25µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl

3. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu37o C


atau 10 menit pada suhu 20-25 o C.
4. Di baca absorbansi A1 lalu ditambahkan reagen 2 (blanko,kalibrator
maupun sampel masing-masing 250 µl).
5. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu37o C
atau 30 menit pada suhu 20-25 o C.
6. Di baca absorbansi A2 nya
Bilirubin Direct
1. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian
sebagai berikut.
Blanko kalibrator sampel
Sampel 100µl 100µl
Aquadest 50µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl

26
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

2. Dihomogenkan kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu37o C


atau 30 menit pada suhu 20-25 o C.
3. Dibaca konsentrasinya pada spektrofotometer.

INTERPRETASI HASIL

Kadar Bilirubin
Kategori Total Direct Indirect
Dewasa 0,1-1,2 0,1-0,3 0,1-1,0
Anak-anak 0,2-0,8 - 0,1-1,0
Bayi baru lahir 1,0-1,2 - 0,1-1,0

D. PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN

TUJUAN
1. TujuanUmum
a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan total proteinpada
sampel serum secara fotometri.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan total proteinpada
sampel serum secara fotometri.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan total protein pada
sampel serum.
b. Mahasiswa dapat menentukan kadar total protein pada sampelserum.

METODE
Tes fotometri berdasarkan metode biuret

PRINSIP

27
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Bersama dengan ion tembaga, protein membentuk kompleks warna biru violet
dalam larutan alkali. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Mikropipet
 Tissue
 Aquadest
 Tabung reaksi
 Spektrofotometer
 Beaker Glass
 Botol semprot
 Blue Tip dan Yellow Tip
 Mikropipet
Bahan:
 Monoreagen(1:4) R1:R2
 Aquadest
 Standar
 Reagen tdd: R1 : Sodium hidroksida 100mmol/L
Potassium sodium tartrat
17mmol/L
R2 : Sodium hidroksida 500mmol/L
Potassium sodium tartrat 80mmol/L
Potassium iodide 75mmol/L
Tembaga sulfat 20mmol/L

28
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

CARA KERJA
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dipastikan semua alat dan bahan siap untuk digunakan
4. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing diisi label dengan
standar, blanko dan sampel
5. Dipipet masing-masing 500 ʮL monoreagen kemudian dimasukkanke
dalam masing-masing tiga tabung reaksi
6. Dipipet 10 ʮL aquadest dan dimasukkan pada tabung blanko
7. Dipipet 10 ʮL standar reagen dan dimasukkan pada tabung standar
8. Dipipet 10 ʮL sampel serum dan dimasukkan pada tabung sampel
9. Dihomogenkan dan diinkubasi selama 5 menit , pada suhu 20-25°C /37°C
dan dibaca absorbansi tidak lebih dari 60 menit.

10. Dibaca absorbansi sampel pada panjang gelombang 546 nm


11. Diinterpretasikan hasil pemeriksaan total protein yang didapat

INTERPRETASI HASIL

Dewasa: 6.6-8.8 g/dl

Anak-anak Perempuan Laki-laki


1-30 hari 4.2 - 6.2 g/dl 4.1 - 6.3 g/dl
1-6 bulan 4.4 - 6.6 g/dl 4.7 - 6.7 g/dl
6 bulan-1 tahun 5.6 - 7.9 g/dl 5.5 - 7.0 g/dl
1-18 tahun 5.7 – 8.0 g/dl 5.7 – 8.0 g/dl

29
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

E. PEMERIKSAAN ALBUMIN

TUJUAN
1. Untuk mengetahui pemeriksaan albumin dalam serum yang diperiksa
2. Untuk mengetahui kadar albumin serum yang diperiksa.

METODE
Metode yang digunakan adalah BCG (Bromocresol green)

PRINSIP
Dengan adanya BCG (Bromocresol green) pada pH yang sedikit asam, serum
albumin memproduksi perubahan warna dari indikator kuning hijau menjadi hijau
– biru yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 632 nm.

ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Tabung serologi
 Kuvet
 Spektrofotometer
 Pipet ukur
 Ball pipet
 Mikropipet
 Tip
 Rak tabung serologi
Bahan:
 Reagen albumin
 Serum control
 Sampel serum

30
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

 Aquadest

CARA KERJA
1. Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Reagen dan sampel dikondisikan pada suhu ruang.
3. Disiapkan 3 tabung serologi dan dilabeli blanko, standard an test.
4. Dipipet 2 mL reagen albumin dan dimasukkan pada ketiga tabung.
5. Pada tabung blanko ditambahkan 0,01 mL aquadest.
6. Pada tabung standar ditambahkan 0,01 mL serum standar.
7. Pada tabung sampel ditambahkan 0,01 m L sampel serum.
8. Masing – masing dimasukkan kedalam kuvet dan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 632 nm.

NILAI NORMAL
3 – 4,5 g % albumin

F. PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE (ALP)

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan Alkaline
Phosphatase (ALP)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
AlkalinePhosphatase (ALP)
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
Alkaline Phosphatase (ALP)

31
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

METODE
Kinetik fotometri tes, metode standar optimal berdasarkan German Societyof
Clinical Chemistry (DGKC).

PRINSIP
ALP
p-Nitrophenylphosphate + H2O Phosphate + p-Nitrophencl

ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Mikropipet
 Tip
 Beker glass
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Spektrofotometer
Bahan:

 Monoreagen ALP Sampel serum


 Standar

CARA KERJA
Pengujian Sampel

Sampel atau kalibrator 10 µL


Monoreagen 500 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit pada spektrofotometer. Baca
absorbansi kembali setelah 1,2,3 menit

32
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

INTERPRETASI HASIL

25 oc 30 oc 37 oc
Anak-anak
1-12 tahun U/L <480 <596 <727
µkat/L <8.00 <9.93 <12.1
13-17 tahun Wanita U/L <296 <367 <448
µkat/L <4.93 <6.12 <7.47
Pria U/L <617 <767 <935
µkat/L <10.3 <12.8 <15.6
Dewasa U/L <170 <211 <258
µkat/L <2.83 <3.52 <4.30

G. PEMERIKSAAN GAMMA-GT

TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Gamma-GT(GGT)
pada serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Gamma-GT (GGT)pada
serum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Gamma-GT (GGT) pada
serum sampel.

METODE
Uji kolorimetri kinetik sesuai dengan metode Szasz / Persijn [2]. Tes ini standar
sesuai dengan metode IFCC [4]. Hasil menurut IFCC ditentukan dengan
menggunakan faktor khusus atau, dalam kasus penggunaan kalibrator (TruCal U)

33
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

dengan menggunakan nilai kalibrasi yang diberikan untuk metode IFCC.

PRINSIP
GGT mengkatalisis transfer asam glutamat ke akseptor seperti, dalam hal ini,
glycylglycine. 4-amino-2-nitrobenzoate dan membebaskan menyerap cahaya pada
405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini secara langsung
terkait dengan aktivitas GGT.
Reaksi Kimia:

L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide + Glycylglycine Gamma-GT

Gamma-glutamyl-glycylglycine + 5-amino-2-nitrobenzoat

ALAT DAN BAHAN


Alat:

Mikropipet dan tip


Spektrofotometer
Tabung serologi
Rak tabung
Beaker glass
Bahan:
Reagen Dyasis Gamma-GT (GGT)
R1 : TRIS Penyangga pH 8,28 135 mmol/L
Glycylglycine 135 mmol/L
R2 : L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide pH 6,00 22
mmol/L

CARA KERJA

Sampel atau kalibrator 100 µL


Monoreagen 1000 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit. Baca absorbansi
kembali setelah 1,2,3 menit

34
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

INTERPRETASI HASIL

Perempuan Laki-laki
Dewasa < 38 U/L < 55 U/L
Anak-anak/Remaja
1 hari – 6 bulan 15-132 U/L 12-122 U/L
6 bulan – 1 1-39 U/L 1-39 U/L
tahun
1 – 12 tahun 4-22 U/L 3-22 U/L
13 – 18 tahun 4-24 U/L 2-42 U/L

35
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM V

PEMERIKSAAN LEMAK

Pendahuluan
Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen yang umumnya hidrofobik,
tidak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Lipid memegang peranan penting untuk
berfungsinya sel dan sebagai sumber energi, juga sebagai pelindung badan, pembentukan sel,
sintesis hormon steroid dan prekursor prostaglandin arut di dalam pelarut-pelarut organik.

A. Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP


• Tujuan Pemeriksaan Kolesterol : Untuk mengetahui kadar kolesterol darah seseorang dalam
mg/dl.
• Prinsip Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP Kolesterol ditentukan setelah
hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida
dan 4-aminoantipyrine dengan adanya phenol dan peroksidase.
• Reaksi Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP
Cholesterol ester + H2O → cholesterol asam lemak CHO Cholesterol + O2 → cholestene-
3-one + H2O2 POD 2H2O2 + PAP + Phenol → quinoneimine + 4H2O
• Alat dan Bahan
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Blue tip dan yellow tip
- Tisu Reagen
- pereaksi
- Fotometer
• Prosedur Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP
1. Persiapan Sampel
Blanko Sampel
Sampel - 10 uL

36
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Reagen 1000 uL 1000 uL


Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C atau 5 menit pada
suhu 37°C. Ukur absorbance sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60
menit.
2. Pengaturan fotometer Panjang gelombang : 546 nm Faktor : 840 Program
3. Nilai Normal Kolesterol < 200 mg/dl, Dicurigai : > 220 mg/dl, Meningkat : > 260
mg/dl.

B. PEMERIKSAAN Trigliserida

Metode : GPO-PAP (Gliseril Phospo Para Amino Phenazone).

Prinsip

Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase (LPL) diubah menjadi gliserol dan asam lemak
bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dan bantuan enzim glisero kinase menjadi
gliserol-3-fosfat dan ADP. Gliserol-3-fosfat dioksidasi dengan bantuan gliserol fosfat oksidase
menjadi dihidroksi aseton fosfat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk
mengoksidasi klorophenol dan 4-amino antipirin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk
quinoneimine yang berwarna merah muda.

Tujuan
Untuk mengetahui kadar trigliserid dalam darah.

Alat dan Bahan

Alat:

1. Tabung reaksi
2. Mikropipet
3. Blue dan yellow tip

Bahan:

1. Reagen trigliserid
2. Sampel serum

Prosedur

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

37
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

2. Sampel darah dibekukan terlebih dahulu selama 15-30 menit.


3. Sampel darah yang sudah beku disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit
sampai diperoleh serum.
4. Serum yang sudah terpisah dapat digunakan sebagai sampel pemeriksaan.
5. Memipet serum kedalam tabung reaksi.

Blanko Standart Sampel


Standart 10 µL
Serum 10 µL
Reagen Kerja 1000 µL 1000 µL 1000 µL

6. Dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit.


7. Dibaca pada panjang gelombang 500 nm.

Interpretasi Hasil

Pemeriksaan Normal
Laki-laki < 160 mg/Dl
Perempuan < 140 mg/dL

38
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM VI

PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG

A. Pemeriksaan CKMB

Pendahuluan
CPK atau creatine phosphokinase (atau kadang hanya disebut sebagai CK ataucreatine
kinase) adalah enzim yang dapat ditemukan pada berbagai sel, terutama pada sel otot. Dilihat dari
tipenya, enzim ini terdapat pada otot rangka (CK-MM), otot jantung (CK-MB), otak dan usus
(CK-BB), dan mitokondria (CK-mt). Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel ini, maka enzim
CPK akan bocor keluar. Pada saat terjadinya serangan jantung, CPK akan meningkat dalam 4-8
jam, mencapai puncak dalam 18 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam. Pemeriksaan CPK
kurang spesifik pada jantung, karena juga meningkat pada penyakit otot rangka, trauma, dan
infark serebri.

ALAT DAN BAHAN :


a. ALAT

NO NAMA ALAT JUMLAH


1 Tabung sentrifuge 1 buah
2 Disposable syringe 1 buah
3 Tourniquet 1 buah
4 Alkohol swab 1 buah
5 Rak tabung reaksi 1 buah
6 Sentrifuge 1 buah
7 Pipet otomatis 2 buah
8 Handscoon 1 pasang
9 Spektrofotometer 340 nm 1 buah
10 Kertas label 2 buah
11 Water bath 1 buah

39
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

12 Tabung reaksi 1 buah


13 Tips 2 buah

b. BAHAN

1. Darah 2 ml
2. Working solution

CARA KERJA :

Pemeriksaan CK-MB dengan monoreagent = sample start


 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Memasukkan reagent sebanyak 1000µL ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet
otomatik
 Memasukkan serum sebanyak 40µL ke dalam tabung ang telah diisi reagent
menggunakan pipet otomatik
 Memvortex tabung agar reagent dan sample tercampur
 Menginkubasi tabung reaksi selama 3 menit pada waterbath dengan suhu 37oC
 Membaca absorbansinya pada spektrofotometer (340nm)
 Membuat laporan kerja.

B. Pemeriksaan Troponin-T (Pre Analitik,Analitik dan Pasca Analitik)

Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus.

Persiapan sampel : Gunakan darah vena dengan antikoagulan EDTA atau heparin. Jangan
menggunakan sampel yang telah didinginkan atau beku. Stabul selama 8 jam pada suhu ruang.

Prinsip Pemeriksaan Troponin T


Metode : Enzym immunoassay (kwalitatif)
Prinsip : Menggunakan 2 monoklonal antibody spesifik yang berlabel emas dan biotin yang akan
membentuk kompleks sandwich dengan CTnT dalam sampel dan menghasilkan warna merah pada
garis tes dan garis kontrol.

Alat dan Bahan : Trop T Rapid Test

Cara 40
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Kerja Pemeriksaan Troponin T


Lepaskan disposible test Trop T dari sampulnya kemudian letakkan pada tempat datar.
Gunakan pipet syringe untuk mengisap sampel hingga tanda 150 uL.
Teteskan sampel pada disposible test Trop T.
Bacalah hasil 15 menit kemudian.

Nilai Rujukkan Troponin T

 < 0,1 ng/dL

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Troponin T

 Negatif : bila terbentuk hanya 1 garis (garis kontrol) (>0,1 ug/L)


 Positif : bila terbentuk 2 garis (garis kontrol dan garis tes) (<0,10 ug)

41
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRAKTIKUM VII

PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL

A. PEMERIKSAAN BUN (BLOOD UREA NITROGEN)

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan BUN (BloodUrea
Nitrogen) pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan BUN (Blood Urea
Nitrogen) pada sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaanBUN
(Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum

METODE
Metode yang digunakan adalah metode enzimatik UV Test (Urea-GLDH)

PRINSIP
Reaksi Enzimatis :

Urease 2NH4+ + HCO3


Urea + 2H2O

GLDH
2 – Oxoglutarat + NH4+ + NAD H L – glutamate + NAD++
H2O

ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Yellow tip

42
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

 White tip
 Mikropipet
 Pipet Ukur 1 m Stopwatch
 Tabung serologi
 Beaker glass
 Spektrofotometer ERBA

Bahan :
 Aquadest
 Reagen Diasys Urean FS monoreagen (dibuat dengan mencampurkan 4
bagian R1 dengan 1 bagian R2 (20 ml R1 + 5 mlR2)
 Sampel serum

CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Aquadest 5 µl - -
Standar - 5 µl -
Sampel - - 5 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl

4. Campuran dihohomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit padasuhu


25o/30oC atau selama 30-40 detik pada suhu 37oC.
5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 340 nm.
6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar urea pada sampel.

43
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

INTERPRETASI HASIL
 Dewasa
Umum : 17 – 43 mg/dl
Wanita < 50 tahun : 15 – 40 mg/dl
Wanita > 50 tahun : 21 – 43 mg/dl
Laki-laki < 50 tahun : 19 – 44 mg/dl
Laki-laki > 50 tahun : 18 – 55 mg/dl
 Anak-anak
1 – 3 tahun : 11 – 36 mg/dl
4 – 13 tahun : 15 – 36 mg/dl
14 – 19 tahun : 18 – 45 mg/dl

B. PEMERIKSAAN CREATININ

TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinindalam
serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar kreatinin dalam
sampel serum dengan metode Jaffe.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kreatinin dalam sampelserum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan.

METODE
Metode yang digunakan adalah metode jaffe reaction

44
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

PRINSIP
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk
senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga. Intensitas warna yang terbentuk
setara dengan kadar kreatinin dalam sampel, yang diukur dengan Fotometer
dengan panjang gelombang 490 nm.

ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Spektrofotometer
 Tabung reaksi dan rak tabung
 Tip
 Mikropipet 10 ul dan 1000 ul
 Beaker glass

Bahan :
 Tissue
 Sampel Serum
 Reagen Kreatinin : R1 : Sodium hidroksida 0,2 mol/L
R2 : Asam pikrat 20 mmol/L
 Standart kreatinin 2 mg/dL
 Aquades

CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

45
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Blanko Standar Sampel

Aquadest 25µl - -
Standar - 25 µl -
Sampel - - 25 µl
Monoreagent 500 j 500µl 500µl

4. Campuran dihohomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit.


5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 490 nm.
6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar kreatinin pada sampel.

INTERPRETASI HASIL
Nilai kreatinin normal pada metode jaffe reaction adalah:Laki-
laki : 0,6 - 1,1 mg / dL
Wanita : 0,5 - 1,9 mg / dL

C. PEMERIKSAAN ASAM URAT

TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar asam uratdalam
serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar asam uratdalam
sampel serum dengan metode TBHBA.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar asam urat dalam sampelserum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

METODE

46
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

Metode yang digunakan adalah enzimatis fotometri menggunakan TBHBA (2,4,6-


tribromo 3-hodroxybenzoic acid)

Prinsip
Prinsip dari reaksi enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang bereaksi
dengan air akan dioksidasi menjadi alantoin oleh adanya urikase, selanjutnya
hidrogen peroksida sebagai hasil samping reaksi tersebut akan bereaksi dengan 4-
aminoantipyrine dan 2,4,6–tribomo–3-hydroxybenzoic acid (TBHBA) membentuk
quinimine yang berwarna merah muda dengan bantuan peroksidase warna yang
terbentuk selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Visibel
pada panjang gelombang maksimal.
Reaksi Kimia:
Uricase
Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2
POD
TBHBA + 4-aminoantipyrine + 2 H2O2 Quinoneimine + 3H2O

ALAT DAN BAHAN


Alat:
 Spektrofotometer
 Tabung reaksi dan rak tabung
 Tip
 Mikropipet 10 ul dan 1000 ul
 Beaker glass
 Kuvet
Bahan:
 Serum
 Reagen asam urat (R1 dan R2)
 Standar asam urat
 Aquades

47
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Aquadest 10 µl - -
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl

4. Campuran dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 10 menit.


5. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 520 nm.

6. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar asam urat pada sampel

INTERPRETASI HASIL

Wanita (mg/dL) Laki-laki (mg/dL)


Dewasa 2,6 – 6,0 3,5 – 7,2
Anak-anak
0- 5 hari 1,9 -7,9 1,9 – 7,9
1-4 tahun 1,7 – 5,1 2,2 – 5,7
5-11 tahun 3,0 – 6,4 3, 0 – 6,4
12 – 14 tahun 3,2 – 6,1 3,2 – 7,4
15 – 17 tahun 3,2 – 6,4 4,5 – 8,1

48
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II

DAFTAR ISI

Bayupurnama, Putut. 2007. Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ilmu Ajar


Penyakit Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Jakarta : Balai
Penerbit FK-UI.

Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel

E.N. Kosasih & A.S. 2008. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan


Laboratorium Klinik, Edisi 2, Karisma Publishing Group,
Tangerang,2008.

Frances K. Widmann, dkk. 1992. Tinjauan Klinis Atas Hasil


Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1. Jakarta: EGC.

Frances K. Widmann.1989, alih bahasa : Siti B. Kresno, R. Gandasoebrata,

J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9,EGC, 1989.

Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Efek Insulin Terhadap Metabolisme
Karbohidrat dan Lemak. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta: EGC. 1221-38

1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

Anda mungkin juga menyukai