KIMIA KLINIK II
PROGRAM STUDI
TEKNOLOGILABORATORIUM MEDIK
SURAT KEPUTUSAN
DEKAN FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
Nomor : 090.B/03.3/INKES-MLP/XI/2019
TENTANG
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020
FAKULTAS FARMASI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
Pertama : Menugaskan Dosen untuk Menjadi pengampu Mata Kuliah bagi mahasiswa di
lingkungan Program Studi Teknologi Laboratorium Medik Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam (roster dan daftar nama terlampir).
Kedua : Kepada para dosen sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk menaati Kode Etik
Dosen dan Standar Pembelajaran yang telah ditetapkan serta berhak mendapatkan
honorarium mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Yayasan
Medistra Lubuk Pakam.
Ketiga : Pada setiap akhir semester, akan dilakukan penilaian Indeks Kinerja Dosen (IKD)
pengampu mata kuliah berdasarkan survei tingkat kepuasan mahasiswa.
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat
Keempat :
kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Dekan,
iv
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
iv LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
Modul Deteksi DNA & RNA Bakteri
VISI
Menghasilkan laboran yang unggul dan profesional dalam bidang mikrobiologi
molekuler menuju tingkat Asia tahun 2028.
MISI
1) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan sistem
yang mendukung pada FF sehingga pembelajaran tersebut menghasilkan
prodi yang dapat menghasilkan alumni berkarakter unggul dan profesional.
2) Menyelenggarakan proses praktik laboratorium yang kondusif dan handal di
berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
3) Mengoptimalkan dan mengimplementasikan penelitian mikrobiologi
molekuler klinis dengan menggunakan pendekatan riset.
4) Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis
riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan teknologi laboratorium
medik.
5) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan,
organisasi, dan stakeholders baik dalam maupun luar negeri
v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
v LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
“Kimia Klinik II”. Pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih
penuntun praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik dan bermanfaat dalam
ini, masih banyak kekurangan yang ditemui. Untuk itu, kami mengharapkan
penuntun praktikum ini. Akhir kata, semoga penuntun praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua terutama bagi para pembaca dan pelajar
dibidang Laboratorium.
Lubuk Pakam,
Tim Penulis
v
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................................................................................i
SK DEKAN ............................................................................................................................ ii
VISI MISI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK ........................iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................v
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................vi
PRAKTIKUM I PENGAMBILAN DARAH ........................................................................... 7
PRAKTIKUM II PEMISAHAN PLASMA DAN SERUM ...................................................... 9
PRAKTIKUM III PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ............................................................. 11
PRAKTIKUM IV PEMERIKSAAN FUNGSI HATI ............................................................ 22
PRAKTIKUM V PEMERIKSAAN FUNGSI LEMAK ......................................................... 36
PRAKTIKUM VI PEMERIKSAAN FUNGSI JANTUNG ................................................... 39
PRAKTIKUM VII PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL ....................................................... 42
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL...................................................................................... 42
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 49
vi
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM I
PENGAMBILAN DARAH
I. Pendahuluan
Pada pemeriksaan, darah diambil dari vena atau kapiler tergantung pada kebutuhanya. Pada
umumnya tidak ada perbedaan hasil antara pemeriksaan darah kapiler dengan darah vena,
asalkan darah kapiler mengalir dengan deras. Bila darah kapiler kurang deras keluarnya dan
ujung jarinya ditekan-tekan dapat menimbulkan percampuran antara kapiler dengan darah
intertitiel.
II. Alat :
1. Tourniquet
2. Spuit
3. Pleaster
4. Safety Box
III. Bahan :
1. Kapas Alkohol 70%
2. Vacum Tube
7
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
8
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM II
I. Pendahuluan
Serum dan plasma adalah bagian darah yang berperan penting dalam prosedur terapi dan
diagnostik pada manusia. Serum darah dan plasma darah keduanya merupakan salah dua dari
zat yang ada di dalam darah. Selain serum dan plasma zat lainnya adalah sel darah merah, sel
darah putih dan trombosit darah.
II. Alat :
1. Centrifuge
III. Bahan :
1. Vacum tube
3. Darah
1. Dimasukkan 2 mL darah ke dalam tabung yang bersih dan kering ( tanpa koagulan)
kemudian didiamkan selama 15 menit.
2. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
3. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum, segera
diambil dengan pipet tetes dimasukkan pada tabung yang lain yang bersih dan kering.
9
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
10
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM III
PEMERIKSAAN ELEKTROLLIT
I. Pendahuluan
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya
larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakanatom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit
bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk
asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai elektrolit pada
kondisitertentu misalnya pada suhu tinggi atau rendah. Elektrolit kuat identik denganasam, basa,
dan garam kuat. Elektrolit meruupakan senyawa yang beriktan iondan kovalen polar. Sebagian
besar senyawa yang berikatan ion merupakanelektrolit sebagai contoh ikatan ion NaCl yang
merupakan salah satu jenisgaram yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalam
bentuk larutanatau lelehan atau bentuk liquid dan aqueous. Sedangkan dalam bentuk solidatau
padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit
11
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Analitik
Pasca Analitik
12
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
13
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Bahan :
- Serum
- Urin
- Plasma Lithium Heparin
- Reagen : Solution Pack Na/K/Cl
Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang
plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride
termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion
Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan)
yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan
yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat
melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 3,5 - 5,2 mEq/L
b. Nilai Kritis :
- Kalium Dewasa : <2,5 atau >6,5 mEq/L
- Kalium Anak-anak : <2,5 atau >8 mEq/L
c. Indikasi Klinis :
14
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
15
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Analitik
a. Metode : Ion Selective Elektroda (ISE)
b. Prinsip : Aliran cairan yang melewati elektrode natrium terbuat dari selang
kaca, yang dibuat sensitif terhadap ion natrium.Elektrode Kalium terbuat dari selang
plastic yang menggunakan valinomycine sebagai elemen selektif. Elektrode Chloride
termasuk tabung plastik, khususnya diformulasikan untuk selektif terhadap ion
Chloride. Potensial dari setiap elektrode yang terukur dibandingkan terhadap
elektrode referensi yang terbuat dari perak/perak Chloride dengan voltase(tegangan)
yang stabil dan tetap.
c. Cara Kerja :
1) Serum dimasukkan ke dalam cuvet sebanyak 250 uL.
2) Dipilih analyze blood dan tekan yes, maka probe sampel akan turun.
3) Probe sample dimasukkan ke dalam cuvet yang berisi serum, kemudian tekan
yes.
4) Biarkan sampai proses pengambilan sampel selesai, probe tertarik naik dan alat
melakukan analisa sampel.
5) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan pada display.
6) Hasil yang diperoleh dicatat dan didokumentasikan
Pasca Analitik
a. Nilai Normal : 96 – 106 mEq/L
b. Nilai Kritis : <70 atau > 120 mEq/L atau mmol/L
c. Indikasi Klinis :
- Peningkatan klorida dapat terjadi pada penderita dehidrasi, hiperfungsi adrenal,
peningkatan Na, cedera kepala, decompensasio cordis, infuse NaCl, asidosis
metabolic, gangguan ginjal, dan dapat karena obat Amonium Chlorid (OBH),
penggunaan kortison dan asetazolamid.
- Penurunan Klorida dapat terjadi pada penderita muntah, penghisapan lambung,
diare, diet rendah garam, Ge, colitis, insufisiensi adrenal, infeksi akut, luka
16
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
bakar, alkalosis metabolic, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, asidosis
respiratorik, penurunan kadar Kalium dan Natrium, dapat juga terjadi karena
penggunaan obat Thiazid, diuretic loop dan bikarbonat.
4. Kalsium (Ca2+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
- Masukkan reagen 1 (Ion Kalsium) dan reagen 2 (Cresolphtalein Compleks ) ke
dalam beaker glass kecil dengan perbandingan 1:1
- Campur sampai homogen, tutup dengan parafilm.
- Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C.
2) Sulkowitch
- Diperlukan urin 24 jam
- Urin ditampung di wadah bersih bertutup ulir bermulut lebar
- Sampel baiknya langsung di periksa tanpa penundaan
17
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
- Pipet Pasteur
- Reagen Sulkowitch
- Sampel : Urin 24 jam sebanyak 6 mL
Analitik
a. Metode :
1) Cresolphtalein Compleks (CPC)
2) Sulkowitch
b. Prinsip :
1) CPC :Kalsium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan CPC
(Cresolphtalein Compleks) membentuk warna ungu. Intensitas warna yang
terbentuk setara dengan konsentrasi kalsium dalam serum. Kadarnya diukur pada
panjang gelombang 578 nm.
2) Sulkowitch :Reagen sulkowitch akan mengendapkan kalsium dalam bentuk
kalsium oklasat, tanpa kalsium fosfat oleh pH reagen itu.
c. Cara Kerja :
Cresolphtalein Compleks (CPC)
Blanko Standar Sampel
Standar - 20uL -
Serum - - 20uL
Sulkowitch
1) Masukkan 3 mL urin ke dalam masing-masing 2 tabung reaksi.
2) Tabung reaksi kedua hanya dipakai sebagai control.
3) Pada tabung 1 tambahkan 3 mL reagen Sulkowitch, campur dan biarkanselama
2-3 menit.
18
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Pasca Analitik
a. Nilai Normal :
1) CPC : 8,1 – 10,4 mg/dL
2) Sulkowitch(Interpretasi Hasil)
- Negatif: Tidak terjadi kekeruhan
- Positif 1 : Terjadi kekeruhan yang halus
- Positif 2 : Kekeruhan sedang
- Positif 3 : Kekeruhan agak berat yang timbul dalam waktu < 20 detik
- Positif 4 : Kekeruhan berat yang terjadi seketika
b. Nilai Kritis Total Kalsium :
- 6 mg/dL (1,5 mmol/L) dapat menyebabkan tetanus dan kejang.
- 13 mg/dL (3,25 mmol/L) dapat menyebabkan kardiotoksisitas, aritmia, dan
koma).
- Terapi cepat pada hiperkalsemia adalah kalsitonin.
c. Indikasi Klinis :
- Hiperkalsemia terutama terjadi akibat hiperparatiroidisme atau neoplasma
(kanker). Penyebab lain meliputi paratiroid adenoma atau hiperplasia (terkait
dengan hipofosfatemia), penyakit hodgkin, multiple mieloma, leukemia,
penyakit addison, penyakit paget, respiratori asidosis, metastase tulang,
imobilisasi dan terapi dengan diuretik tiazid.
- Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia,
penggantian kalsium yang tidak mencukupi, penggunaan laksatif, furosemide,
dan pemberian kalsitonin. Pseudohipokalsemia kadang-kadang ditemukan bila
konsentrasi albumin rendah karena adanya gabungan kalsium dengan albumin.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium :
Hormon paratiroid bekerja pada tulang untuk melepaskan kalsium ke dalam
darah, meningkatkan absorpsi kalsium di usus dan meningkatkan reabsorbsi
kalsium di ginjal.
Vitamin D menstimulasi absorpsi kalsium di usus.
19
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
5. Magnesium (Mg+)
Pra-Analitik
a. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan Sampel
- Darah vena di sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
- Pisahkan serum/plasma dari endapan.
- Serum/plasma siap digunakan untuk pemeriksaan.
c. Stabilitas Spesimen
Serum/plasma stabil selama 24 jam pada suhu 2-8oC
d. Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
- Tabung reaksi
- Mikropipet
- Tip biru atau kuning
- Fotometer
- Sentrifuge
Bahan :
- Serum
- Reagen Xylidyl Blue
Analitik
a. Metode : Xylidyl Blue
b. Prinsip : Magnesium yang terdapat dalam sampel akan bereaksi dengan
Xylidyl Blue dalam suasana alkalis membentuk kompleks berwarna ungu. Rekasi
spesifik untuk magnesium karena dengan penambahan EDTA kalsium membentuk
kompleks ion kalsium EDTA .
20
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
c. Cara Kerja :
Blanko Standar Sampel
Standar - 10uL -
Serum - - 10uL
21
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM IV
I. Pendahuluan
Fungsi hati dapat dibagi dalam fungsi metabolisme, fungsi sintesis, fungsi ekskresi, fungsi
penyimpanan dan fungsi detoksifikasi (penawar racun) Namun hanya sebagian kecil yang dapat
diukur dengan tingkat produknya dalam darah. Tes fungsi hat (LFTs atau LFS) yang meliputi enzim
hati, adalah tes yang dirancang untuk memberikan informasi tentang kondisi hati seseorang. Tes
fungsi hati (LFTS) mengukur konsentrasi berbagai protein dan enzim yang berbeda dalam darah,
baik dihasilkan oleh sel-sel hati atau dilepaskan ketika sel-sel hati mengalami kerusakan
Kebanyakan penyakit hati awalnya hanya menimbulkan gejala ringan, tetapi sangat penting bila
penyakit ini terdeteksi secara dini. Ketertibatan hati dalam beberapa penyakit dapat menjadi sangat
penting. Tidak ada tes tunggal yang dapat memberikan ukuran keseluruhan fungsi hati. Sebaliknya
kelompok nilai yang terukur ditafsirkan secara kolektif untuk menentukan kemungkinan penyakit
hati, penyebab dan tingkat keparahah penyakit. Pengujian ini dilakukan oleh teknologi medis pada
serum/plasma pasien.
A. Pemeriksaan SGOT
a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel Pada pemeriksaan kadar SGOT dalam serum ini digunakansampel
serum (tanpa antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk
memisahkan antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGOT/AST ini
hanya menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). AST di dalam
serumstabil selama 10 hari pada suhu 2-8*C, 4hari pada suhu kamar (18-30)atau 14 hari
bila dibekukan.
yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan
biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan AST (SGOT),
aquadest dan spuit.
3. Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1 mL)
R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C atau 48 jam pada
suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU terhadap aquabidest pada
λ = 340 nmB.
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny
3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu30/37
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer
5. Dicatat hasil pengukuran
c. Pasca Analitik
Nilai Normal:
30oC= < 28 IU/L
37oC= < 40 IU/L
B. Pemeriksaan SGPT
a. Pra Analitik
1. Persiapan Sampel
Pada pemeriksaan kadar SGPT dalam serum ini digunakansampel serum (tanpa
antikoagulan) yang didapatkan dari sentrifugasispesimen darah untuk memisahkan
antara sel-sel darah dan serum pasien. Untuk pemeriksaan SGPT/ALT ini hanya
menggunakanspesimen dari serum (yang tidak hemolisis). ALT di dalam
serumstabil selama 7 hari pada suhu 2-8*C, 3 hari pada suhu kamar (18-30) atau
30 hari bila dibekukan.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Alat
23 Alat
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
yang digunakan adalah fotometer, mikropipet 100µLdan 1000µL, tip putih dan
biru, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, sentrifus dan tourniquet
Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel serum, reagen pemeriksaan ALT (SGPT),
aquadest dan spuit.
Persiapan Larutan KerjaDicampurkan 5 bagian (5 mL) R1 dengan 1 bagian (1
mL) R2hingga homogen. Larutan ini stabil selama 14 hari pada suhu 2-8*C
atau48 jam pada suhu kamar (18-30). Absorbans larutan kerja harus>0,800 AU
terhadap aquabidest pada λ = 340 nm
b. Analitik
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dicampurkan 1 mL larutan kerja dan 100µL sampel serum hinggahomogeny
3. Diinkubasi pada incubator alat fotometer selama 60 detik pada suhu 30/37 derajat
celcius
4. Diukur pada panjang gelombang 340 nm pada fotometer 5.Dicatat hasil
pengukuran
c. Pasca Analitik
Nilai Normal : 30oC = <26 IU/L, 37oC = <38 IU/L
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan bilirubin total directdan
indirect.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan bilirubin total direct dan
indirect.
b. Untuk dapat mengetahui kadar pemeriksaan bilirubin total
direct dan indirect pada suatu sampel serum.
24
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
METODE
Uji fotometri menggunakan 2,4 dicloroaniline (DCA)
PRINSIP
Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihdapkan pada bentuk diazotisasi
2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur dalam asam
sedangkan bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi 2,4 diklroaniline
menyediakan penentuan yang aman dari bilirubin total.
25
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Bahan :
serum
aquades
tissue
CARA KERJA
Bilirubin Total
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian
sebagai berikut.
Blanko kalibrator Sampel
Sampel - 25µl 25µl
Aquades 25µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl
26
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
INTERPRETASI HASIL
Kadar Bilirubin
Kategori Total Direct Indirect
Dewasa 0,1-1,2 0,1-0,3 0,1-1,0
Anak-anak 0,2-0,8 - 0,1-1,0
Bayi baru lahir 1,0-1,2 - 0,1-1,0
TUJUAN
1. TujuanUmum
a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan total proteinpada
sampel serum secara fotometri.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan total proteinpada
sampel serum secara fotometri.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan total protein pada
sampel serum.
b. Mahasiswa dapat menentukan kadar total protein pada sampelserum.
METODE
Tes fotometri berdasarkan metode biuret
PRINSIP
27
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Bersama dengan ion tembaga, protein membentuk kompleks warna biru violet
dalam larutan alkali. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasi.
28
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
CARA KERJA
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dipastikan semua alat dan bahan siap untuk digunakan
4. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing diisi label dengan
standar, blanko dan sampel
5. Dipipet masing-masing 500 ʮL monoreagen kemudian dimasukkanke
dalam masing-masing tiga tabung reaksi
6. Dipipet 10 ʮL aquadest dan dimasukkan pada tabung blanko
7. Dipipet 10 ʮL standar reagen dan dimasukkan pada tabung standar
8. Dipipet 10 ʮL sampel serum dan dimasukkan pada tabung sampel
9. Dihomogenkan dan diinkubasi selama 5 menit , pada suhu 20-25°C /37°C
dan dibaca absorbansi tidak lebih dari 60 menit.
INTERPRETASI HASIL
29
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
E. PEMERIKSAAN ALBUMIN
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pemeriksaan albumin dalam serum yang diperiksa
2. Untuk mengetahui kadar albumin serum yang diperiksa.
METODE
Metode yang digunakan adalah BCG (Bromocresol green)
PRINSIP
Dengan adanya BCG (Bromocresol green) pada pH yang sedikit asam, serum
albumin memproduksi perubahan warna dari indikator kuning hijau menjadi hijau
– biru yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 632 nm.
30
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Aquadest
CARA KERJA
1. Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Reagen dan sampel dikondisikan pada suhu ruang.
3. Disiapkan 3 tabung serologi dan dilabeli blanko, standard an test.
4. Dipipet 2 mL reagen albumin dan dimasukkan pada ketiga tabung.
5. Pada tabung blanko ditambahkan 0,01 mL aquadest.
6. Pada tabung standar ditambahkan 0,01 mL serum standar.
7. Pada tabung sampel ditambahkan 0,01 m L sampel serum.
8. Masing – masing dimasukkan kedalam kuvet dan diukur absorbansinya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 632 nm.
NILAI NORMAL
3 – 4,5 g % albumin
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan Alkaline
Phosphatase (ALP)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
AlkalinePhosphatase (ALP)
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
Alkaline Phosphatase (ALP)
31
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
METODE
Kinetik fotometri tes, metode standar optimal berdasarkan German Societyof
Clinical Chemistry (DGKC).
PRINSIP
ALP
p-Nitrophenylphosphate + H2O Phosphate + p-Nitrophencl
CARA KERJA
Pengujian Sampel
32
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
INTERPRETASI HASIL
25 oc 30 oc 37 oc
Anak-anak
1-12 tahun U/L <480 <596 <727
µkat/L <8.00 <9.93 <12.1
13-17 tahun Wanita U/L <296 <367 <448
µkat/L <4.93 <6.12 <7.47
Pria U/L <617 <767 <935
µkat/L <10.3 <12.8 <15.6
Dewasa U/L <170 <211 <258
µkat/L <2.83 <3.52 <4.30
G. PEMERIKSAAN GAMMA-GT
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Gamma-GT(GGT)
pada serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Gamma-GT (GGT)pada
serum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Gamma-GT (GGT) pada
serum sampel.
METODE
Uji kolorimetri kinetik sesuai dengan metode Szasz / Persijn [2]. Tes ini standar
sesuai dengan metode IFCC [4]. Hasil menurut IFCC ditentukan dengan
menggunakan faktor khusus atau, dalam kasus penggunaan kalibrator (TruCal U)
33
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRINSIP
GGT mengkatalisis transfer asam glutamat ke akseptor seperti, dalam hal ini,
glycylglycine. 4-amino-2-nitrobenzoate dan membebaskan menyerap cahaya pada
405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang ini secara langsung
terkait dengan aktivitas GGT.
Reaksi Kimia:
Gamma-glutamyl-glycylglycine + 5-amino-2-nitrobenzoat
CARA KERJA
34
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
INTERPRETASI HASIL
Perempuan Laki-laki
Dewasa < 38 U/L < 55 U/L
Anak-anak/Remaja
1 hari – 6 bulan 15-132 U/L 12-122 U/L
6 bulan – 1 1-39 U/L 1-39 U/L
tahun
1 – 12 tahun 4-22 U/L 3-22 U/L
13 – 18 tahun 4-24 U/L 2-42 U/L
35
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM V
PEMERIKSAAN LEMAK
Pendahuluan
Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen yang umumnya hidrofobik,
tidak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Lipid memegang peranan penting untuk
berfungsinya sel dan sebagai sumber energi, juga sebagai pelindung badan, pembentukan sel,
sintesis hormon steroid dan prekursor prostaglandin arut di dalam pelarut-pelarut organik.
36
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
B. PEMERIKSAAN Trigliserida
Prinsip
Trigliserida dengan adanya enzim lipoprotein lipase (LPL) diubah menjadi gliserol dan asam lemak
bebas. Gliserol yang terbentuk direaksikan dengan ATP dan bantuan enzim glisero kinase menjadi
gliserol-3-fosfat dan ADP. Gliserol-3-fosfat dioksidasi dengan bantuan gliserol fosfat oksidase
menjadi dihidroksi aseton fosfat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida yang terbentuk
mengoksidasi klorophenol dan 4-amino antipirin dengan bantuan enzim peroksidase membentuk
quinoneimine yang berwarna merah muda.
Tujuan
Untuk mengetahui kadar trigliserid dalam darah.
Alat:
1. Tabung reaksi
2. Mikropipet
3. Blue dan yellow tip
Bahan:
1. Reagen trigliserid
2. Sampel serum
Prosedur
37
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Interpretasi Hasil
Pemeriksaan Normal
Laki-laki < 160 mg/Dl
Perempuan < 140 mg/dL
38
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM VI
A. Pemeriksaan CKMB
Pendahuluan
CPK atau creatine phosphokinase (atau kadang hanya disebut sebagai CK ataucreatine
kinase) adalah enzim yang dapat ditemukan pada berbagai sel, terutama pada sel otot. Dilihat dari
tipenya, enzim ini terdapat pada otot rangka (CK-MM), otot jantung (CK-MB), otak dan usus
(CK-BB), dan mitokondria (CK-mt). Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel ini, maka enzim
CPK akan bocor keluar. Pada saat terjadinya serangan jantung, CPK akan meningkat dalam 4-8
jam, mencapai puncak dalam 18 jam, dan kembali normal dalam 48-72 jam. Pemeriksaan CPK
kurang spesifik pada jantung, karena juga meningkat pada penyakit otot rangka, trauma, dan
infark serebri.
39
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
b. BAHAN
1. Darah 2 ml
2. Working solution
CARA KERJA :
Persiapan sampel : Gunakan darah vena dengan antikoagulan EDTA atau heparin. Jangan
menggunakan sampel yang telah didinginkan atau beku. Stabul selama 8 jam pada suhu ruang.
Cara 40
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
41
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRAKTIKUM VII
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan BUN (BloodUrea
Nitrogen) pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan BUN (Blood Urea
Nitrogen) pada sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaanBUN
(Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum
METODE
Metode yang digunakan adalah metode enzimatik UV Test (Urea-GLDH)
PRINSIP
Reaksi Enzimatis :
GLDH
2 – Oxoglutarat + NH4+ + NAD H L – glutamate + NAD++
H2O
42
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
White tip
Mikropipet
Pipet Ukur 1 m Stopwatch
Tabung serologi
Beaker glass
Spektrofotometer ERBA
Bahan :
Aquadest
Reagen Diasys Urean FS monoreagen (dibuat dengan mencampurkan 4
bagian R1 dengan 1 bagian R2 (20 ml R1 + 5 mlR2)
Sampel serum
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Aquadest 5 µl - -
Standar - 5 µl -
Sampel - - 5 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl
43
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
INTERPRETASI HASIL
Dewasa
Umum : 17 – 43 mg/dl
Wanita < 50 tahun : 15 – 40 mg/dl
Wanita > 50 tahun : 21 – 43 mg/dl
Laki-laki < 50 tahun : 19 – 44 mg/dl
Laki-laki > 50 tahun : 18 – 55 mg/dl
Anak-anak
1 – 3 tahun : 11 – 36 mg/dl
4 – 13 tahun : 15 – 36 mg/dl
14 – 19 tahun : 18 – 45 mg/dl
B. PEMERIKSAAN CREATININ
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinindalam
serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar kreatinin dalam
sampel serum dengan metode Jaffe.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kreatinin dalam sampelserum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode jaffe reaction
44
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
PRINSIP
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali membentuk
senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga. Intensitas warna yang terbentuk
setara dengan kadar kreatinin dalam sampel, yang diukur dengan Fotometer
dengan panjang gelombang 490 nm.
Bahan :
Tissue
Sampel Serum
Reagen Kreatinin : R1 : Sodium hidroksida 0,2 mol/L
R2 : Asam pikrat 20 mmol/L
Standart kreatinin 2 mg/dL
Aquades
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
45
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Aquadest 25µl - -
Standar - 25 µl -
Sampel - - 25 µl
Monoreagent 500 j 500µl 500µl
INTERPRETASI HASIL
Nilai kreatinin normal pada metode jaffe reaction adalah:Laki-
laki : 0,6 - 1,1 mg / dL
Wanita : 0,5 - 1,9 mg / dL
TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar asam uratdalam
serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar asam uratdalam
sampel serum dengan metode TBHBA.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar asam urat dalam sampelserum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan
METODE
46
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
Prinsip
Prinsip dari reaksi enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang bereaksi
dengan air akan dioksidasi menjadi alantoin oleh adanya urikase, selanjutnya
hidrogen peroksida sebagai hasil samping reaksi tersebut akan bereaksi dengan 4-
aminoantipyrine dan 2,4,6–tribomo–3-hydroxybenzoic acid (TBHBA) membentuk
quinimine yang berwarna merah muda dengan bantuan peroksidase warna yang
terbentuk selanjutnya diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Visibel
pada panjang gelombang maksimal.
Reaksi Kimia:
Uricase
Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2
POD
TBHBA + 4-aminoantipyrine + 2 H2O2 Quinoneimine + 3H2O
47
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalamsuhu
ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Aquadest 10 µl - -
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl
INTERPRETASI HASIL
48
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
MODUL
PRAKTIKUM KIMIA KLINIK II
DAFTAR ISI
Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel
J. Latu, Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 9,EGC, 1989.
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Efek Insulin Terhadap Metabolisme
Karbohidrat dan Lemak. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta: EGC. 1221-38
1
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK (DIV)
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM