Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahnya-lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Adapun judul makalah yang akan dibahas dalam perkuliahan Pengendalian Mutu yaitu
”Pemantapan Mutu Internal Mikrobiologi”. kelompok kami sangat berharap semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang
kami miliki.
Dalam kesempatan ini kelompok kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun saya harapkan dari semua pihak
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pemeriksaan mikrobiologi merupakan sarana diagnostic yang penting, hal
tersebut tercapai bila cara memilih, mengambil, menyimpan dan mengirim bahan
pemeriksaan benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengelola bahan pemeriksaan
tersebut. Apabila salah satu tata cara tidak memenuhi syarat, maka hasil pemerikaan yang
diperoleh tidak akan sesuai dengan keadaan klinis maupun perencaan pengelolaan
pengobatan. Salah satu cara agar pemeriksaan dapat diandalkan yaitu dengan
memantapkan mutu dalam (internal) maupun luar (external), terutama untuk laboratorium
sebaiknya dilakukan dengan cara dalam (internal), agar mempunyai nilai kepercayaan.
Defenisi pemantapan mutu adalah upaya mengukuhkan hasil mengidentifikasi,
memantau, menilai dan memperbaiki praktek yang terkait perawatan kesehatan.
Pemeriksaan pemantapan mutu mikrobiologi berbeda jika dibandingkan dengan
pemeriksaan pemantapan mutu kimia atau hematologi. Sebab bahan pembanding atau
pemantauan (control) yang digunakan antara lain mikroorganisme yang hidup yang tidak
dapat diletakan disembarang tempat. Pengontrol bakteri alami tidak dapat dibandingkan
nilainya dengan bakteri lainnya, seperti pada pemeriksaan kimia maupun hematologi.
Umumnya bahan pembanding untuk menetapkan pemeriksaan adalah dalam bentuk beku
kering, sehingga memudahkan pengiriman maupun penyimpanan. Tujuan pemantapan
mutu agar mendapatkan petunjuk diagnosis yang benar dari hasil yang diperoleh
sehingga dapat dipakai sebagai pemantapannya.
kualitas (mutu) merupakan kesesuaian antara harapan dan kenyataan, dengan kata
lain mutu merupakan kesesuaian anatara apa yang kita harapkan dengan apa yang kita
peroleh. Pemantapan mutu mikrobiologi memiliki spektrum luas dari pemantauan
performan alat, reagen sampai manfaat klinik pelayanan dan informasi (WHO,2007).
pengendalian Mutu Mikrobiologi Klinik terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium. 1) Tahapan Preanalitik kegiatan: Permintaan
pemeriksaan, Penulisan permintaan pemeriksaan, Persiapan pasien, Pengambilan
spesimen , Identifikasi spesimen, Transportasi specimen. 2) Tahap Analitik: Pemeriksaan
spesimen ( ID /AST). 3) Tahap Pasca Analitik: Penulisan hasil, Interpretasi hasil,
Penyampaian hasil, Tindakan yang diambil berdasarkan hasil. Tercapainya hasil yang
berkualitas dapat terganggu atau rusak pada tahapan mana saja dalam proses pemeriksaan
laboratorium .
Cakupan Pengendalian Mutu Mikrobiologi meliputi Pengendalian mutu spesimen,
peralatan, reagensia, media, sistem identifikasi, AST, personil. Sedangkan Pengendalian
Mutu Spesimen tergantung dari kesesuaian specimen, cara pengumpulan spesimen,
volume spesimen yang dikumpulkan, sistem pengiriman (penggunaan media transport,
penyimpanan yang tepat selama transportasi, waktu pengiriman).
Pengendalian mutu peralatan diantaranya lemari es, freezers, incubator, heating
block (pencatatan suhu setiap hari, pencatatan level CO2 inkubator setiap hari).
Biological safety cabinet (BSC) Pencatatan tekanan aliran udara setiap kali alat
dijalankan, penggantian HEPA filter sesuai rekomendasi pabrik. Pipet kalibrasi setiap
tahun (in-house or out sourced). Autoclave (Indikator kimia setiap kali dijalankan
(autoclave tape 3M), Indikator biologis setiap minggu (Attest 3M – Bacillus
stearothermophilus), Bowie-Dick Test untuk deteksi kebocoran udara).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemantapan Mutu ?
2. Apa Saja Langkah-Langkah Kegiatan PMI Mikrobiologi?
3. Apa Saja Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam uji sensitivitas antibiotic?
C. Tujuan
1. Untuk Dapat Mengetahui Pengertian Dari Pemantapan Mutu
2. Untuk Dapat Mengetahui Apa Saja Langkah-Langkah Kegiatan PMI Mikrobiologi
3. Untuk Dapat Mengetahui Apa Saja Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam uji
sensitivitas antibiotic
BAB II
PEMBAHASAN
e. Qc Testing Frequency
Minimal : Setiap batch baru , Lot # baru , Pengiriman/penerimaan. Bila ada
perubahan : (Penerima kit (kartu) baru , MedTech baru pakai alat, -Setelah
maintenance/perbaikan alat, -Update software ). Jumlah kuman kontrol yang
dipakai adalah “streamlined-QC”, jika kriteria ditentukan dapat penuhi dan
terdokumentasi.
C. Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi antara lain :
Pemantapan mutu media, Pemantapan mutu cat, Uji Sensitivitas Antibiotik, Strain
Standart, Pemantapan mutu Alat.
1. Pemantapan Mutu Media
Media kultur digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme,
menampilkan bentuk koloni, morfologi, sifat sifat organisme misalnya penghasil H2S
atau gas pada media fermentasi karbohidrat atau hemolisis pada agar darah
(WHO,2007)
a. Sumber media
1) Media kering hanya menambahkan aquades sebelum digunakan. Kualitas
harus diuji karena bisa terjadi kesalahan pada saat pembuatan dan sterilisasi.
2) Media kering sebagai bahan tambahan untuk isolasi organisme.Misalnya
darah atau serum atau faktor pertumbuhan lain, karena harus selalu dilakukan
pemantapan mutu
3) Media komersial, media jadi yang sering dipakai, pemantapan mutu
dilakukan sesuai petunjuk pabrik.
b. Sumber Kesalahan Media
1) Inappropriate media, kesalahan memilih media kering/kesalahan penambahan
bahan tambahan membuat media tidak bisa digunakan
2) Air, volume air yang dibutuhkan saat pembuatan media. Aquades/ deionized
water yang digunakan
3) Penimbangan media kering. Penimbangan ini harus cermat karena bisa
mengganggu komposisi media
4) Penuangan media harus akurat dan aseptis dalam tabung atau cawan petri.
Kesalahan volume mengakibatkan media terlalu tipis atau terlalu tebal
sehingga media tidak layak pakai
5) Sterilisasi media. Suhu yang terlalu tinggi saat sterilisasi atau terlalu lama
dipanaskan akan memperburuuk/merusak komposisi beberapa zat dalam
media, sehingga media tidak bisa digunakan
6) Alat alat gelas yang digunakan harus diperhatikn kesterilannya, karena sisa
kotoran pada gelas dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
e. Persiapan media
1) Ikuti petunjuk pabrik untuk persiapan dengan seksama.
2) Siapkan media dalam jumlah yang habis dipakai sebelum waktu
penyimpanan kadaluarsa (lihat di bawah).
g. Kendali-mutu media-jadi
1) Pengujian pH.
pH media yang dipersiapkan tidak perlu diperiksa secara rutin bila
dibuat secara benar dari bubuk kering. Jika media dibuat dari bahan dasar,
media tersebut hams dibiarkan mendingin terlebih dahulu sebelum pH-nya
diuji. Media padat hams diuji dengan elektroda permukaan atau setelah
maserasi dalam air suling. Jika pH-nya berbeda lebih dari 0,2 unit dari
spesifikasinya, sesuaikan dengan asam atau basa atau buat batch baru.
2) Sterilitas Media
Media harus steril ketika akan digunakan untuk inokulasi. Tiap
batch media harus dilakukan uji sterilitas. Sisihkan 1-5 % dari batch dan
letakkan didalam inkubator dengan suhu 35oC selama 48 jam. Sisanya
disimpan dalam lemari pendingin. Jika tumbuh kontaminan dalam media
karena sterilisasi tidak baik, maka harus dibuat media baru. Wadah yang
digunakan untuk uji sterilitas harus dibuang karena terjadinya dehidrasi
setelah inkubasi 48 jam dalam inkubator. Jika didapatkan lebih dari dua
koloni pada setiap plat, buang seluruh batch tersebut.
3) Pertumbuhan Media
Kemampuan media untuk mendukung pertumbuhan organisme
dilihat dari inokulasi media dengan isolat stock kultur. Kesalahan pemantapan
mutu yang sering terjadi adalah penggunaan inokulum yang padat akan
menyesatkan. Dalam spesies organisme mungkin lebih fastidious/rewel atau
dalam jumlah yang sangat sedikit, sehingga media tidak bisa mendukung
pertumbuhannya. Untuk melakukan tes sebaiknya digunakan suspensi
inokulum yang diencerkan.
5) Media Selektif
Media Selektif tidak hanya digunakan untuk mendukung
pertumbuhan organisme tetapi juga untuk menghambat pertumbuhan
organisme lain. Sebaiknya inokulasi tmedia dengan kedua kelompok
organisme. Untuk melihat efek hambatan digunakan inokulum yang padat.
Jika media dapat menghambat pertumbuhan inokulum yang padat berarti
akan dapat menghambat pertumbuhan organisme dalam spesimen yang hanya
sedikit (WHO,2007).
d. Pemilihan Obat
Pemilihan obat untuk antibiogram rutin didasarkan atas pertimbangan
spektrum antibakterial dari obat, farmakokinetik, toksisitas, efikasi dan
ketersediaannya dan juga harganya.
f. Cakram Antibiotik
Stok cakram antibiotik harus disimpan pada suhu C. Cakram antibiotik
yang akan digunakan bisa disimpan dalam refregirator sampai 1 bulan. Sebelum
digunakan cakram harus dibiarkan 1 jam dalam suhu kamar untuk penyesuaian
suhu. 0 -20
g. Standar Turbiditas
Tuangkan 0,6 mL larutan Ba chloride dihydrat 1% (10g/L) kedalam gelas
ukur dan jadikan 100mL dengan 1% (10mL/L asam sulfat, simpan dalan tempat
gelap pada suhu kamar (sampai 6 bulan), tutup rapat, untuk menghindarkan
terjadinya penguapan.
Definisi resisten dan sensitif. Hasil uji sensitivitas yang dilaporkan kepada
klinisi adalah klasifikasi dari mikroorganisme dengan dua atau lebih kategori
sensitivitas. Sistem yang paling sederhana hanya membagi dua kategori sensitif
dan resisten. Walaupun secara epidemologi dan statistik memberi banyak
kemudahan, tetapi sangat tidak fleksibel untuk klinis. Oleh karenanya yang sering
digunakan adalah kategori klasifikasi, yaitu : sensitif, intermediate, resisten
1) Sensitif: organisme dikatakan sensitif terhadap suatu obat ketika penyebab
infeksi berespon terhadap terapi dengan obat ini sesuai dosis yang
direkomendasikan.
2) Intermediate: mencangkup dua situasi. Dapat diaplikasikan pada strain yang
‘moderately susceptible’ terhadap antibiotik yang bisa digunakan dengan
dosis yang lebih tinggi karena toksisitasnya rendah atau antibiotik
terkonsentrasi pada fokus infeksi (misal: urine). Jaga diaplikasikan pada
strain yang sensitif terhadap antibiotik lebih toksis yang tidak dapat
digunakan dengan dosis tinggi. Pada situasi ini kategori ini berperan sebagai
buffer zona antara sensitif dan resisten.
3) Resisten: organisme tidak berespon terhadap obat yang diberikan, baik dosis
ataupun lokal infeksi.
4. Strain standart
Program pemantapan mutu harus menggunakan standard reference strain bakteri
yang diuji bersama kultur klinis, yang dilakukan tiap minggu atau 5 batch dari tes,
atau tiap batch baru dari agar Mueler Hinton atau batch baru dari cakram. Strain
standar minimal :
a. Staphylococcus aureus (ATCC 25923)
b. Escherichia coli (ATCC 25922)
c. Pseudomonas auruginosa (ATCC 27853)
Untuk kultur harian tumbuhkan dalam nutrient agar miring dan simpan dalam
refrigator, subkultur kedalam agar miring 2 minggu sekali.
A. Kesimpulan
pemantapan mutu adalah upaya mengukuhkan hasil mengidentifikasi, memantau,
menilai dan memperbaiki praktek yang terkait perawatan kesehatan. Pemeriksaan
pemantapan mutu mikrobiologi berbeda jika dibandingkan dengan pemeriksaan
pemantapan mutu kimia atau hematologi. Sebab bahan pembanding atau pemantauan
(control) yang digunakan antara lain mikroorganisme yang hidup yang tidak dapat
diletakan disembarang tempat. Salah satu cara agar pemeriksaan dapat diandalkan yaitu
dengan memantapkan mutu dalam (internal) maupun luar (external), terutama untuk
laboratorium sebaiknya dilakukan dengan cara dalam (internal).
Laboratorium mikrobiologi harus melakukan pemantapan mutu untuk
memastikan akurasi, realiabilitas dan reprodusibilitas dari bermacam tes yang digunakan
dalam isolasi, identifikasi dan uji sensitifitas antimikroba terhadap mikroorganisme.
Pemantapan mutu yang harus dilakukan dalam laboratorium mikrobiologi antara lain :
1. Pemantapan mutu media
2. Pemantapan mutu cat
3. Uji Sensitivitas Antibiotik
4. Strain Standart
5. Pemantapan mutu Alat
pengendalian Mutu Mikrobiologi Klinik terdiri dari tiga tahapan kegiatan yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium. 1) Tahapan Preanalitik kegiatan: Permintaan
pemeriksaan, Penulisan permintaan pemeriksaan, Persiapan pasien, Pengambilan
spesimen , Identifikasi spesimen, Transportasi specimen. 2) Tahap Analitik: Pemeriksaan
spesimen ( ID /AST). 3) Tahap Pasca Analitik: Penulisan hasil, Interpretasi hasil,
Penyampaian hasil, Tindakan yang diambil berdasarkan hasil. Tercapainya hasil yang
berkualitas dapat terganggu atau rusak pada tahapan mana saja dalam proses pemeriksaan
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Maria tuntun siregar dkk, 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik (TLM),
Kendali Mutu. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Di akses. 16 oktober
2021. http://bppsdmk.kemkes.go.id
Prihatini , 2018. Pengendalian Mutu Bidang Mikrobiologi Klinik, INDONESIAN
JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND LABORATORY. Diakses 16 oktober 2021.
https://www.researchgate.net