Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKOLOGI

MICROSPORUM, TRICHOPHYTON, EPIDERMOPHYTON

OLEH : KELOMPOK 4
TINGKAT : 2.A
JURUSAN : TLM

1. JULITA DWI WANTY TUATUBUN P07172319019


2. YANTI LAMBUSANGO P07172319053
3. AN NAOMI J. SAHUBURUA P07172319004
4. DEWI KAIMUDIN P07172319011
5. MICHAEL M. TAPILAHA P07172319025
6. RACHMAT A. TUHAREA P07172319035
7. NOVITA SAPSUHA P07172319029
8. SRI WAHYUNI LAKUANINE P07172319046
9. SHAREEN MAATITAWAER P07172319044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada AllahSubhanahu wa Ta'ala, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa
menyelesaikan sebuah Makala Mikologi

Makala ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa di pertanggungjawabkan hasilnya. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu penulis dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makala ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makala ini. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini. Terima
kasih, dan semoga makala ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Ambon, Februari 2021


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG……………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………
C. TUJUAN…………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………
A. MIKROSPORUM CANIS……………………………………………
B. TRICHOPHYTON MENTAGROPHYTES…………………………..
C. EPIDERMOPHYTON………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Infeksi jamur pada manusia dibedakan menjadi dua bentuk yaitu


dermatofitosis dan non dermatofitosis. Dermatofitosis yaitu penyakit pada
jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, disebabkan golongan jamur dermatofita.
Dermatofita tumbuh pada jaringan mati yang mengalami keratinisasi
menyebabkan eritema, vesikel, dan pruritus. Infeksi dermatofita pada manusia
disebabkan oleh tiga jenis jamur yaitu Microsporum, Trichophyton, dan
Epidermophyton. Ketiga spesies jamur ini dapat ditularkan dari manusia ke
manusia (antropofilik), dari binatang ke manusia (zoofilik), atau dari tanah ke
manusia (geofilik). Infeksi Epidermophyton hanya ditularkan oleh manusia
sedangkan berbagai spesies Trichophyton dan Microsporum dapat berasal dari
sumber manusia dan juga bukan manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Mikrosporum canis?


2. Apa itu Trichophyton mentagrophytes?
3. Apa itu Epidermophyton?

C. TUJUAN

1. Mengetahui apa itu mikrosporum canis


2. Mengetahui apa itu Trichophytin mentagrophytes
3. Mengetahui apa itu epidermophyton
BAB II

PEMBAHASAN

A. MICROSPORUM CANIS

Mikrosporum canis termasuk ke dalam organisme fungi dermatoifit zoofilik


yaitu organisme fungi yang menyerang kulit (terutama kulit kepala dan rambut)
dan merupakan fungi yang umumnya hidup dan tumbuh pada hewan (kucing dan
anjing). Microsporum canis dapat menyebabkan infeksi pada kulit kepala
manusia atau yang dikenal sebagai penyakit tinea capitis .Penyakit ini dapat
disebabkan karena adanya kontak dengan kucing atau anjing yang terinfeksi.
Seorang diduga terinfeksi dan terserag tinea capitis jika terjadi kombinasi dari
kebotakan,serta perubahan kulit kepala menjadi kering dan bersisik.

Belum banyak masyarakat tahu tentang istilah penyakit yang disebabkan oleh
jamur pada kulit kepala dan batang rambut. Tidak ada istilah khusus yang
digunakan untuk menyebut nama penyakit tersebut. Biasanya masyarakat hanya
tahu atau menduga bahwa anaknya menderita infeksi jamur dengan adanya
‘pitak’ atau kebotakan setempat yang memang merupakan gejala klinis yang
paling sering ditemui.

 Tinea Kapatis

Tinea Capitis merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur dermatofit


yang berkembang pada jaringan kulit. Infeksi ini lebih sering terjadi pada
kulit yang berkeringat dan lembap, dan menyerang lapisan luar kulit kepala
dan batang rambut.

 Pengambilan Sampel

Sampel untuk pemeriksaan penunjang tinea kapitis didapat melalui


kerokan kulit dan pencabutan rambut pada lesi. Prosedur dapat dilakukan
dengan menggunakan scalpel tumpul. Lokasi terbaik untuk kerokan kulit
adalah pada tepi lesi yang masih aktif.
Diagnosis pasti tinea kapitis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan lampu wood, pemeriksaan sediaan basah
dengan kalium hidroksida (KOH) 10% dan biakan jamur.

Ketika ingin dilakukan pengecatan, rambut harus di cabut dan jangan di


potong, taruh di slide/ gelas objeks mikroskop, ditetesi dengan potassium
Hydroxide (KOH) 10-20 % 1-2 tetes. Setelah itu dipanaskan dengan tujuan
untuk melarutkan dan diamati dari perbesaran lemah 10 x 10 dilanjutkan
dengan 10 x 45 tetapi tidak diperlukan mencapai 10 x 100 perbesaran dan
akan tampak gambaran khas berupa ektotrix atau endotrix.

Ektotix (artroconidia mengelilingi batang rambut) dan endotrix


(antrokonidia didalam batang rambut). Kulit dapat didapatkan dari kerokan
kulit dengan sisi tumpul skapel pada tepi lesi yang aktif.

B. TRICHOPHYTON MENTAGROPHYTES

Karakter jamur ini merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang
menggunakan keratin sbagai nutrisinya. Keratin adalah protein utama pada kulit,
rambut dan kuku.

Ketika jenis jamur tumbuh dan menggandakan diri pada kaki, terutama pada
jari kaki, dan sedikit darinya menyerang tangan. Jamur ini (Trichophyton
mentagrophytes) tumbuh dengan subur di area yang hangat dan lembab. Hal
tersebut menjadi lazim apabila kita memakai sepatu berbahan platik atau
berkeringat banyak. Jamur ini menular lewat kontak langsung atau hubungan
dengan materi seperti sepatu, kaus kaki, atau permukaan kolam.

 Tinea Unguium

Tinea unguium adalah salah satu jenis onikomikosis atau infeksi fungi
pada kuku yang disebabkan oleh dermatofita. Dermatofita adalah jamur yang
memiliki kemampuan untuk menginvasi jaringan yang memiliki keratin,
namun infestasinya terbatas pada lapisan epidermis terkornifikasi yang sudah
mati. Sehingga, secara struktural, infeksi dermatofita merupakan infeksi
jamur superfisial. Pada tinea unguium, dermatofita yang paling banyak
menyebabkan adalah Trichophyton mentagrophytes.

Penyebab jamur kuku yang satu ini dapat tertular di tempat-tempat


seperti, kolam renang dan ruang ganti umum. Selain itu, dermatofit juga
dapat menginfeksi kuku Anda ketika bepergian tanpa alas kaki. Anda juga
bisa terinfeksi jamur bila berbagi gunting kuku atau handuk yang sudah
terkontaminasi oleh jamur.

 Pengambilan sampel

Kuku kaki yang akan diambil sampelnya dibersihkan dengan kapas


alkohol 70%. Bagian kuku yang bergejala diambil sampelnya dengan cara
dikerok dengan menggunakan skalpel steril dan disposable dengan arah dari
atas ke bawah. Sampel ditampung pada kertas kering dan dimasukkan ke
dalam pot steril untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

Pemeriksaan sampel kerokan kuku dengan menggunakan direct


microscopy menggunakan larutan KOH 10%. Sampel diletakkan di atas
object glass dan ditetesi KOH 10%, ditutup dengan cover glass dan didiaman
selama 30 menit. Preparat selanjutnya diamati di bawah mikroskop dan
dilakukan pengamatan terhadap ada atau tidaknya hifa, konidia atau sel
yeast/ ragi.
C. EPIDERMOPHYTON

Jamur yang menyebabkan dangkal dan kulit mikosis, penyebab tinea corporis
(kurap), tinea cruris (gatal-gatal), tinea pedis (kaki atlet), dan tinea unguium.

 Tinea Corporis

Tinea corporis atau juga dikenal dengan nama ‘kurap tubuh’ adalah penyakit
kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Ciri khasnya adalah ruam
kulit berukuran kecil, berbentuk lingkaran, dan muncul pada beberapa bagian
kulit. Meski jarang berujung pada kondisi yang serius, penyakit yang disebabkan
oleh jamur bernama Dermatofita ini dapat dengan mudah menular.

Infeksi tinea corporis dapat menyebar dalam banyak cara, baik langsung
maupun tidak langsung, seperti:

a) Orang ke orang: Ini terjadi melalui kontak langsung dengan kulit orang
yang terinfeksi tinea corporis.

b) Hewan ke orang: Ini terjadi ketika mengalami kontak langsung dengan


hewan peliharaan yang terinfeksi. Baik anjing dan kucing dapat
menyebarkan infeksi kepada orang-orang. Ferret, kuda, kelinci,
kambing, dan babi juga dapat menyebarkan jamur ke orang-orang.
c) Benda ke orang: Mungkin untuk mendapatkan kurap melalui kontak
tidak langsung dengan benda-benda, termasuk rambut orang yang
terinfeksi, tempat tidur, pakaian, kamar mandi, dan lantai.

d) Tanah ke orang: Meski jarang, infeksi jamur juga dapat menyebar


melalui kontak dengan tanah yang sangat terinfeksi untuk waktu yang
lama.

 Pengambilan sampel

Sampel untuk pemeriksaan diambil dengan cara melakukan kerokan


kulit menggunakan sisi tumpul bisturi atau bone curette dan dilakukan dua
kali pengambilan bahan pemenksaan. Lesi kulit sebelumnya dibersihkan
dengan kapas alkohol 70%. Bahan pemeriksaan pertama diambil untuk
pemeriksaan langsung, dan bahan pemeriksaan kedua untuk kultur. Untuk
pemeriksaan langsung, skuama ditampung di gelas objek yang telah diberi
label berisi nama dan nomor. Nomor tersebut dicantumkan dalarm status
pasien. Kerokan lesi pada gelas objek ditetesi larutan KOH 10%, kemudian
ditutup dengan kaca penutup. Gelas objek dilewatkan di atas lidah api bunsen
secara perlahan dengan intensitas api tendah sebanyak tiga kali. Dilakukan
pemerilksaan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesamn lensa
okuler 10 kali dengan lensa objektif 10 dan 40 kali. Sampel untuk
pemeriksaan kultur diambil dengan cara yang sama, kemudian skuama
ditampung dalam pot steril vang diberi label berisi nama dan nomor sesuai
dengan nomor pemeriksaan sediaan langsung menggunakan larutan KOH
dan status pasien.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mikrosporum canis termasuk ke dalam organisme fungi dermatoifit zoofilik


yaitu organisme fungi yang menyerang kulit (terutama kulit kepala dan rambut)
dan merupakan fungi yang umumnya hidup dan tumbuh pada hewan (kucing dan
anjing). Microsporum canis dapat menyebabkan infeksi pada kulit kepala
manusia atau yang dikenal sebagai penyakit tinea capitis .Penyakit ini dapat
disebabkan karena adanya kontak dengan kucing atau anjing yang terinfeksi.
Seorang diduga terinfeksi dan terserag tinea capitis jika terjadi kombinasi dari
kebotakan,serta perubahan kulit kepala menjadi kering dan bersisik.

Karakter jamur ini merupakan jamur filamentous yang menyerang kulit yang
menggunakan keratin sbagai nutrisinya. Keratin adalah protein utama pada kulit,
rambut dan kuku.

Jamur yang menyebabkan dangkal dan kulit mikosis, termasuk E. floccosum,


penyebab tinea corporis (kurap), tinea cruris (gatal-gatal), tinea pedis (kaki atlet),
dan tinea unguium.
DAFTAR PUSTAKA

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/746/147032145.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://www.halodoc.com/artikel/begini-gaya-hidup-sehat-untuk-cegah-tinea-corporis

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/tinea-corporis/patofisiologi

file:///C:/Users/User/Downloads/7035-1-11974-1-10-20131104.pdf

Anda mungkin juga menyukai