Anda di halaman 1dari 14

Dermatofitosis Pada Anjing

dan Kucing
Pendahuluan
• Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada
bagian kutan/ superfisial atau bagian dari jaringan lain yang
mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk). Dermatofitosis
ini dapat menular antar sesama hewan, dan antara manusia dengan
hewan (antropozoonosis) dan hewan kemanusia (zoonosis) dan
merupakan penyakit mikotik yang tertua di dunia (Ahmad, 2010).
Etiologi
• Dermatofita yang paling sering menginfeksi kulit hewan adalah
1. Microsporum dan
2. Tricophyton.
Tiga spesies yang menjadi penyebab sebagian besar kasus dermatofitosis
pada anjing dan kucing adalah
1. M. canis,
2. M. gypseum, dan
3. T. mentagrophytes.
Umumnya, M. canis yang paling sering menyebabkan kasus dermatofitosis
pada kucing dan anjing. Dermatofitosis ditularkankan melalui kontak dengan
rambut yang terinfeksi dan cendawan yang ada di kulit hewan, pada lingkungan,
atau melalui benda mati yang berperan sebagai agen penularan penyakit (Miller
dkk., 2013).
• Struktur mikroskopik isolat
M. canis pada perbesaran
(A) makrokonidia,
(B) mikrokondia,
(C) hifa berseptat (pewarnaan
LPCB)
Gejala Klinis
• Gejala yang terlihat pada anjing sering terjadi kerusakan disertai
kerontokan bulu di seluruh muka, hidung dan telinga, perubahan yang
tampak pada kulit berupa lingkaran atau cincin dengan batas jelas
dan umumnya dijumpai di daerah leher, muka terutama sekitar
mulut, pada kaki, dan perut bagian bawah. Selanjutnya terjadi
keropeng, lepuh dan kerak, dan dibagian keropeng biasanya bagian
tengahnya kurang aktif, sedangkan pertumbuhan aktif terdapat pada
bulu berupa kekusutan, rapuh dan akhirnya patah, ditemukan pula
kegatalan (Riza, 2009).
• Lesi M. canis pada bagian
badan kucing
Penularan
• Penularan dermatofitosis tergantung pada banyak faktor termasuk:
• Jumlah bahan infektif, frekuensi paparan, kesehatan global kucing dan
anjing, dan stres fisiologis.
• Paparan terhadap spora infektif melalui kontak langsung antar hewan
adalah rute penularan yang paling umum dan penting dan merupakan
faktor risiko tertinggi.
• Kucing dan anjing juga dapat terkena spora infektif melalui kontak dengan
mainan, sikat, pakaian, sarung tangan, kulit yang terinfeksi atau bahkan
parasit eksternal (Newbury dkk., 2010)
• Kucing dan anjing juga dapat terkena infeksi melalui transmisi spora
melalui udara (Mancianti dkk., 2003)
Masa inkubasi
• Masa inkubasi sebagian besar dikutip dalam buku teks sebagai 2-4
minggu
• Ada bukti bahwa infeksi aktif berkembang lebih cepat. Kontak antara
spora infektif dan kulit, dan mikrotrauma bersamaan diperlukan
untuk perkembangan penyakit.
Diagnosa
• Pemeriksaan secara klinis hewan yang diduga terinfeksi jamur dapat
dilakukan dengan beberapa metode. Untuk mendapatkan hasil yang
akurat perlu dilakukan sekurang-kurangnya dua metode pemeriksaan.
Kecurigaan terhadap dermatofitosis dapat diperiksa dengan metode
antara lain superficial skin scrape, trichogram, sitologi (tape
preparation, impression smear, cotton bud swabs), pemeriksaan
dengan Wood’s lamp, dan dermatophyte culture (Taylor, 2010).
Pemeriksaan Kulit dengan Impression Smear
• Pemeriksaan Kulit dengan Impression Smear. Alat yang disiapkan
berupa objek glass, cover glass dan bahan yang disiapkan berupa
pewarnaan diff quick. Ambil sebuah objek glass lalu tempelkan pada
spesimen yang akan diambil, jika spesimen memiliki permukaan
sempit dapat diambil dengan catton bud. Kemudian dengan gelas
objek satu lagi, spesimen dibuat ulasan. Lakukan pewarnaan dengan
Diff Quick stain. Hasil diamati di bawah mikroskop denga perbesaran
10x dan 40x
Tenik Impression Smear untuk Organ Dalam :
• Biopsi jaringan yang diperoleh di lakukan impression smear dengan
meletakkannya secara cruent-cut pada permukaan objek glass. Slide
dikeringkan di udara dan difiksasi dalam metanol selama 5 menit. Slide
smear pertama kali diperiksa dengan pewarnaan sitologi Hema ‘Gurrs’
(VWR International, Leuven,Belgia), mencatat waktu untuk menemukan
sel-sel yang igin diamati, menandai posisinya pada slide mikroskop, dan
diambil foto pertama. Bintik (spot) tambahan juga ditandai dan difoto.
Smear kemudian didehidrasi menggunakan etanol 100%, 95%, dan 75%
dalam 5 menit, lalu dicuci dan diwarnai ulang dengan Gomori – Grocott
methenamine silver stain (GMS). Tempat-tempat slide yang sama diamati
dan difoto lagi. Identifikasi bentuk sel-sel yang ingin diamati dapat
dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali..
Pengamatan lebih lanjut dilakukan pada perbesaran 1000 kali
menggunakan minyak emersi (Ponce dkk., 2014).
Teknik Impression Smear untuk Bagian Superfisial :
• Teknik ini dilakukan dengan menekan slide terhadap kulit. Bersihkan
bulu dan kulit pada daerah yang akan ditekan. Buka permukaan
pustula dan papula secara perlahan. Tekan objek glass/slide ke daerah
lesi dan biarkan mongering. Warnai dengan Dif Quik (noda Wright).
Periksa slide dibawah mikroskop dengan perbesaran 400 kali
menggunakan minyak emersi.
Differential Diagnosis
• Staphylococcal folliculitis
• Demodicosis
• Allergic dermatitis
• Pemphigus (especially foliaceus)
• Keratinization defects (Tilley dan Smith, 2016).
Treatmen
• Griseofulvin, dalam dosis 30-50 mg / kg setiap hari biasanya diperlukan minggu ke
bulan dan harus dilanjutkan setidaknya dua minggu setelah pemulihan klinis.
• Imidazol, seperti Ketoconazole dan itraconazole juga digunakan meskipun
itraconazole tidak terdaftar untuk penggunaan hewan. Ketoconazole digunakan
dengan dosis 10 mg / kg setiap hari dan itrakonazol telah digunakan dengan dosis
5 hingga 10 mg / kg setiap hari.
• Terbinafine (Lamisil) adalah antijamur sistemik terbaru yang mungkin lebih aman
daripada ketoconazole atau bahkan itraconazole. Dosisnya 10-30 mg / kg setiap
24 jam.
Perawatan tambahan, dermatofitosis harus diselidiki dengan hati-hati di
semua kontak hewan peliharaan, terutama pada kucing (yang dapat menjadi
pembawa asimptomatik yang penting), Jamur Vaksin disiapkan secara komersial
dan diperkenalkan sebagai Fel-o-Vax MC-K oleh Fort Dodge. Ini Vaksin ini
dimaksudkan untuk digunakan sebagai tambahan untuk pengobatan dari pada
profilaksis (Lefkaditis, 2006).

Anda mungkin juga menyukai