sebagai land policy instrument, akan menjadi dasar kebijakan dan perencanaan
pemanfaatan lahan yang amat penting. karena di dalamnya setiap unsur dapat
dikendalikan dan diarahkan agar tidak lebih menambah kompleksitas permasalahan
ruang, tidak hanya ditujukan untuk mengantisipasi urban form tertentu, tetapi justru
yang lebih fundamental adalah mengupayakan agar dapat meningkatkan efisiensi dan
distribusi tanah perkotaan, mempertahankan daya dukung lingkungan yang nyaman,
sehat, dan lestari. UUPR merupakan formalisasi kegiatan perencanaan pemanfaatan
ruang di Indonesia, yang berarti bahwa pada setiap aktivitas pembangunan, proses
penyusunan rencana, legalisasi dan implementasinya, didasarkan atas jalur-jalur legal
formal yang telah ditetapkan. Untuk itu, selain disyaratkan memenuhi unsur-unsur
legal formal dan filosofis, juga harus memperhatikan ke-kuatan berlaku secara
sosiologis di masyarakat.
1. Kawasan lindung.
2. Kawasan budi daya.
3. Kawasan strategis nasional.
Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang besar dan luas seperti
Indonesia. Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin tercapainya pembangunan yang
serasi dan seimbang, baik antarsektor di dalam suatu wilayah pembangunan maupun
antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam skala yang lebih
kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara memperhatikan hubungan
yang saling terkait antara kabupaten dan kecamatan dalam satuan wilayah
administrasi yang lebih kecil.
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang banyak,
dapat dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke kota maupun
antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju kota besar maupun kota
kecil di Indonesia, menunjukkan angka yang terus meningkat sejalan dengan pesatnya
pertumbuhan kota.
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya gerakan
arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang
relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terhadap alat
transportasi, perhubungan, perdagangan, perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.
Secara kelembagaan pemerintah telah membentuk badan pengelola Kapet Biak yang
bertugas memberi rekomendasi teknis kepada pemerintah daerah yang berkaitan
dengan investasi, penyederhanaan perijinan dan peraturan melalui pelayanan satu
atap, pelayanan data dan informasi bagi investor, serta pengembangan konsep
ekonomi terpadu. Lembaga ini telah menetapkan beberapa sektor yang dapat memacu
pertumbuhan perekonomian di kawasan tersebut antara lain pariwisata, pertanian dan
perindustrian, namun sektor-sektor ini kurang memberikan dampak terhadap
pertumbuhan perekonomian di kawasan tersebut, catatan BPS melaporkan bahwa
sektor yang memberikan kontribusi tertinggi di wilayah Kapet Biak adalah sektor
bangunan dan jasa (Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, 2013).Tanpa adanya
infrastruktur pendukung yang memadai dan kualitas sumberdaya manusia yang
rendah, maka sulit terjadi pertumbuhan ekonomi di kawasan ini. Selain itu
sumberdaya bersama yang dimiliki Kapet Biak adalah laut. Sumberdaya ini memiliki
potensi pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan biota laut lainnya sehingga dapat
dikelola untuk pengembangan wilayah. Tujuan umum dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan
pertumbuhan Kapet Biak dalam kurung waktu lima belas tahun dan tujuan spesifiknya
ialah menganalisis tipologi wilayah, menganalisis sektor unggulan dan menganalisis
potensi sumberdaya ikan.
TUGAS
NAMA : NURHAYATI UMASUGI
MAPEL : GEOGRAFI