Anda di halaman 1dari 6

Pemeriksaan Mikroskopis Jamur pada Kerokan (Kulit / Kuku) Superfisial

Tujuan:

Tujuan dari praktikum kali ini yaitu dapat mengetahui dan memahami teknik pembuatan sediaan
langsung (direct preparat) dari Kerokan Kulit / Kuku.

Mengetahui metode kultur Jamur

Mengetahui dan memahami cara pengamatan preparat langsung kultur jamur.

Dasar Teori:

Ø Pengertian Jamur

alam bahasa Inggris Jamur disebut Fungi / Fungus. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi
klasifikasi fungi, kerugian dan peranan jamur dam kehidupan manusia. Seiring perkembangan
teknologi jambur banyak digunakan dalam bioteknogi, misalnya pembuatan tempe, pembuatan
pesellin.

Ø Jamur Pada Kulit Manusia

Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit tersebut antara lain
mikosis yang menyerang langsung pada kulit. Panu, kadas, dan kurap merupakan topik yang akhirnya
redup, seiring dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat. Seorang yang terkena penyakit kulit
di atas, biasanya cenderung merasa gengsi atau malu untuk memeriksakannya. Penyakit ini merujuk
pada masyarakat tradisional yang kebersihannya kurang terjaga.

Pada kulit manusia, jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang
bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa bercak-
bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang
berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang. Sebagai
negara tropis Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit akibat
jamur sering kali menjangkiti masyarakat. Padahal, penyakit ini dengan mudah menular lewat
persentuhan kulit, atau juga dari pakaian yang terkontaminasi spora jamur.

Ø Jamur Pada Kuku Manusia

Penyakit jamur sudah sering ditemui masyarakat di daerah tropis, tidak terkecuali jamur kuku. Jamur
atau kurap kuku paling sering menyerang kuku kaki, meski dalam beberapa kasus bisa menyerang
kuku tangan. Biasanya, infeksi jamur dimulai dari bawah atau pinggir kuku. Gejalanya sendiri terlihat
dari perubahan warna kuku menjadi agak kekuningan atau keputihan, dilanjutkan dengan sering
pecah, mudah patah, bergerigi, mengelupas, berbau, hingga berwarna lebih kusam maupun gelap.
Seperti penyakit jamur pada umumnya, jamur kuku dapat menular ke kuku lain, atau bahkan menular
pada kuku orang lain. Hal ini dimungkinkan terjadi ketika penderita jamur dan orang lain menggunakan
barang yang sama, seperti sepatu, kaus kaki, dan gunting kuku.

Ø Jamur Pada Rambut Manusia

Tinea kapitis adalah infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit kepala dan rambut. Penyakit ini
disebabkan oleh spesies jamur golongan Dermatofita terutama T. rubrum, T. mentagrophytes dan M.
gypseum. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak yang dapat ditularkan dari binatang peliharaan
misalnya kucing dan anjing. Selain itu lingkungan kotor dan panas serta udara yang lembap ikut
berperan dalam penularan penyakit ini.

Jamur ini dapat masuk ke dalam kulit kepala atau rambut selanjutnya berkembang membentuk
kelainan di kulit kepala. Gejala penyakit ini yaitu adanya keluhan penderita berupa bercak di kulit
kepala yang terasa gatal dan sering disertai rontoknya rambut di tempat tersebut. Ada tiga bentuk
klinis dari tinea kapitis, setiap bentuk tinea kapitis memiliki gejala tersendiri.

Alat dan Bahan:

 ALAT :
1. Mikroskop
2. Petridist
3. Object glass
4. Cover glass
5. Scapel
6. Pipet tetes
7. Cool box
8. Kapas

 BAHAN :
1. Sampel jamur kuku,kulit, dan rambut
2. Alkohol 70%
3. KOH 10-40%

Cara Kerja :

Ø Kulit :

Bahan diambil dan dipilih dari bagian lesi yang aktif, yaitu daerah pinggir terlebih dahulu dibersihkan
dengan alkohol 70 % lalu dikerok dengan skapel sehingga memperoleh skuama yang cukup letakkan
diatas gelas obyek dan dituangi KOH 10 % lalu tutup dengan cover glass lalu periksa dibawah
mikroskop perbesaran 10x-40x

Ø Rambut :

Rambut yang dipilih adalah rambut yang terputus-putus atau rambut yang warnanya tidak mengkilap
lagi lalu tuangi dengan KOH 20 % lalu tutup dengan cover glass.

Ø Kuku :

Bahan yang diambil adalah masa detritus dari bawah kuku yang sudah rusak atau dari bahan kukunya
sendiri, selanjutnya dituangi dengan KOH 10 % dan dilihat dibawah mikroskop perbesaran 10x dicari
hifa dan spora.

Pembahasan

1. Trichosporon beigelii
Dari hasil pengamatan pemeriksaan kulit kepala seorang praktikan ditemukan jamur Piedra putih
(Trichosporon beigelii. Pengambilan sampel ini menggunakan ketembet pada kulit kepala yang
berketombe. Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop terdapat piedra putih. Piedra putih ialah
infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon beigelii. Penyakit ini jarang ditemukan,
terdapat di daerah beriklim sedang. Jamur ini dapat ditemukan di tanah, udara,dan permukaan tubuh.
Jamur penyebab piedra putih ini mempunyai hifa yang tidak berwarna.

Piedra putih ialah dengan memeriksa benjolan yang ada pada rambut. Pada pemeriksaan langsung
dengan larutan KOH 10%, tampak anyaman hifa yang padat, tidak berwarna atau berwarna putih
kekuningan. Diagnosa ditegakkan atas dasar gejala kllinis dan pemeriksaan laboratorium dengan KOH
dan kultur pada agar Sabauroud.

Gejala dan patologi yang ditimbulkan oleh jamur Piedra hitam ini adalah kulit kepala menjadi sangat
gatal dan timbul bercak – bercak hitam dikepala dan kulit kepala menjadi terkelupas diikuti dengan
serbuk putih yang biasanya disebut dengan ketombe namun apabila semakin parah diikuti dengan
banyaknya rambut yang rontok kemudian akan menyebar diseluruh kulit kepala akibatnya kulit kepala
yang terserang jamur ini tidak dapat lagi ditumbuhi oleh rambut. Selain pada rambut kepala, dapat
juga menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut. Pengobatan penyakit ini yaitu
dengan memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci daerah dengan rambut yang terkena
setiap hari denga shampoo. Kebersihan dijaga untuk mencegah penularan. Biasanya penyakit ini dapat
timbul karena adanya kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi. Jamur ini bukan
golongan flora normal pada manusia melainkan, jamur patogen yang dapat menyerang tubuh
seseorang namun tergantung dari daya tahan tubuh dan juga pengaruh lingkungan.

2. Ephidermaphytom floccosum

Dari hasil pengamatan pada daerah selangkangan terlihat adanya jamur Ephidermaphytom floccosum.
koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Di Indonesia penyakit ini cukup sering
ditemukan karena memang iklim tropis dan cukup lembab memberikan suasana yang bagus untuk
jamur tumbuh, selain itu pasien penulis juga memiliki badan yang gemuk dan cenderung mudah
berkeringat.

Jamur Epidermophyton floccosum merupakan jenis jamur patogen bukan dari golongan flora normal.
Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada kulit hewan dan manusia terutama pada bagian
selangkangan jamur ini berada pada bagian selangkangan karena pada daerah tersebut biasanya
apabila suhu tubuh meningkat akan lebvih banyak menghasilkan keringat sehingga memacu
pertumbuhan dari jamur ini sebab jamur ini menyukai tempat yang lembab dan tertutup dengan pH
yang cukup asam biasanya pada bagian tubuh yang ditempeli jamur ini akan mengakibatkan gatal –
gatal yang lama kelamaan akan memerah dan menjadi hitam biasanya diikuti dengan timbulnya kurap
pada kulit.

Penyakit ini biasanya dapat timbul akibat sering berganti-ganti pakaian dengan orang lain dan juga
kontak langsung. Penyebab tersering adalah akibat infeksi jamur yang mengenai kulit bagian terluar.
Penyakit ini cukup umum ditemui pada orang-orang yang: Mudah berkeringat, gemuk, diabetes, Suka
menggunakan pakaian ketat dan suka menggunakan pakaian secara bergantian dengan orang lain.
Hendaknya tidak menggunakan atau berbagi pakaian dengan orang lain, selain itu juga mengganti
pakaian dalam setiap 8 jam sekali. Handuk yang digunakan untuk mengelap badan bagian atas dan
bawah sebaiknya dipisahkan, dan setelahnya dijemur dan sesering mungkin diganti. Bila pasien
memiliki faktor risiko diabetes, sebaiknya mulai dilakukan pengobatan dengan obat anti diabetes yang
harus rutin. Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam proses pengobatan yaitu :krim anti
jamur(ex:fungisol), minum obat (ex:cetirizine) dan gunakan sabun antiseptic

3. Kandidiasis Vagina

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Gejala kandidiasis vagina
termasuk gatal vagina dan sebuah think cairan vagina. Candida albican sebenaranya merupakan flora
normal dalam tubuh manusia namun ia akan bersifat patogen apabila pertumbuhannya terlalu banyak
(blooming) sehingga apabila konsentrasinya dalam jumlah yang banyak dapat bersifat patogen dan
dapat menimbulkan penyakit. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak
berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam
jaringan. Terjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi, yang dapat
ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada keadaan yang menghambat pembentukan
tunas dengan bebas, tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Kelainan
jaringan yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses kecil atau
granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat
hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya abses kecil-kecil berwarna
keputihan. Biasanya juga terjadi pada laki-laki dimana ujung penis dan kulitnya tampak merah.

Membuat diagnosis kandidiasis vagina termasuk melakukan evaluasi medis yang lengkap dan
pemeriksaan riwayat dan fisik, termasuk pemeriksaan panggul. Ini termasuk mengambil sampel kecil
atau diambil sampel dari vagina atau leher rahim dan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk
mengkonfirmasi pertumbuhan berlebih dari ragi. Infeksi lain dari sistem vagina dan reproduksi, seperti
klamidia dan gonore, biasanya diuji pada saat yang sama. kandidiasis vagina dapat berhasil diobati
dengan rencana perawatan yang meliputi perubahan gaya hidup dan pengobatan.

4. Malassezia furfur

Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan kulit untuk mengetahui adanya jamur Malassezia
furfur pada seorang praktikan yang mengidap panu. Dengan menggunakan pisau kecil dan ketembet
untuk mengambil kerokan panu ditemukanlah spesies Malassezia furfur penyebab panu (pitiriasis
versikolor).

Penyakit panu dalam bahasa kedokterannya disebut pitiriasis versikolor atau tinea versikolor yang
disebabkan oleh jamur dalam genus Malassezia dan sebagai spesies tunggal disebut sebagai
Malassezia furfur. Nama Malassezia furfur diambil dari nama penemunya Louis-Charles Malassez (dari
prancis) pada akhir abad ke-19.

Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada kulit, dibagian belakang selain itu juga dapat
ditemukan pada kulit wajah manusia, jamur ini berada pada kulit karena kulit yang selalu berada
dalam keadaan yang banyak menghasilkan keringat sebab jamur ini menyukai tempat yang lembab
dan memiliki pH yang asam, sehingga apabila kondisi tempat jamur ini menempel sesuai dengan yang
diinginkannya ia akan berkembang biak dan membentuk bercak – bercak putih pada kulit. Dapat

Jamur ini bukan merupakan salah satu golongan flora normal dalam tubuh manusia. Jamur
ini juga dapat menempel pada kulit akibat faktor lingkungan dan agen penyebab seperti hewan
peliharaan baik itu anjing, dan kucing.

Infeksi karena jamur Malassezia furfur akan menimbulkan penyakit pitiriasis versikolor atau panu.
Gejalanya berupa bercak-bercak putih, kadang kemerahan atau cokelat. Biasanya terdapat di badan
tapi bisa juga menyebar ke wajah dan disertai rasa gatal bila berkeringat. Jika sudah sembuh, penyakit
panu itu sering meninggalkan bercak putih yang menetap dalam beberapa bulan sebelum kembali ke
kulit normal.

Pitiriaris versikolor timbul ketika ragi Malassezia furfur yang secara normal mengkoloni kulit berubah
dari bentuk yeast menjadi bentuk miselia yang patologik, kemudian menginvasi stratum korneum
kulit. Beberapa kondisi dan faktor yang berperan pada patogenesis pitiriaris versikolor antara lain
lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi, produksi kelenjar keringat yang berlebih. Jamur yang
ditemukan sebenarnya normal ditemukan di kulit manusia. Namun dalam keadaan tertentu, misalnya
kulit berkeringat, jamur ini akan membuat kulit menjadi berubah warna.

Pengobatan dapat dilakukan secara topikal dan sistemik. Bila lesinya minimal atau terbatas, dapat
diberikan secara topikal dengan golongan imidazol, misalnya ketoconazole dalam bentuk krim.
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten, karena penyakit panu sering kambuh
dan untuk mencegah serangan ulang

Hasil:

PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN


Jamur Pada Kulit negatif
Nama : Ibu Mulyana
Umur : 26 tahun

Jamur Pada Kuku positif


Nama : NN (penderita gangguan
jiwa)

Jamur Pada Rambut negatif


Nama : NN (penderita gangguan jiwa)

Kesimpulan :

Bahwa pada observasi pengambilan sampel jamur pada kuku, kulit, dan rambut yang sudah diperiksa
menyatakan bahwa jamur pada kuku dan kulit hasilnya adalah negatif dan pemeriksaan pada rambut
positif adanya jamur. Dengan dilaksanakannya praktikum ini kita dapat mengetahui cara pengambilan
jamur, pemeriksaan jamur sehingga kita dapat mengantisipasi penularan jamur kuku , rambut dan
kulit.

Daftar Pustaka:

· Jawetz, Melnick dan Adelberg.2008.Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23.Jakarta:Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

· Gandahusada, Prof.dr. Srisasi dkk.1998.Parasitologi Kedokteran Edisi ketiga.Jakarta: Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

· Tim Penyusun.1989.Mikologi Medik.Jakarta:Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen


Kesehatan RI.

http://jenisjenispenyakitkulit.blogspot.com/2011/04/kenali-jamur-pada-kulit.html
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=494_Jamur-Kuku-dan-Upaya-
Pengobatan

http://susanblogs18.blogspot.com/2012/11/tinea-kapitis-infeksi-jamur-
superfisial.html#ixzz2Tw1ynTi5

Anda mungkin juga menyukai