PENDAHULUAN
Dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi dalam 3 genus, yaitu
Microsporum,
Trichophyton,
dan
Epidemophyton.
Untuk
kepentingan
klinis
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita tinea kapitis di Poliklinik
RSUD Jayapura periode Mei 2015 Mei 2016.
1.3.2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran penderita tinea kapitis berdasarkan usia.
b. Untuk mengetahui gambaran penderita tinea kapitis berdasarkan klasifikasi
etiologi.
c. Untuk mengetahui gambaran penderita tinea kapitis berdasarkan penanganan.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh
spesies dermatofita. Kelainan ini ditandai dengan lesi bersisik, kemerah-merahan,
alopesia dan kadang - kadang terjadi gambaran klinis yang lebih berat yang disebut
kerion.1
2.2 Epidemiologi
Insidens tinea kapitis masih belum diketahui pasti, tersering dijumpai pada anakanak 3-14 tahun2 jarang pada dewasa,2,3 kasus pada karena infeksi T.tonsurans dapat
dijumpai misalkan pada pasien AIDS dewasa.3 Transmisi meningkat dengan
berkurangnya higiene sanitasi individu, padatnya penduduk dan status ekonomi rendah.2
Insidens tinea kapitis dibandingkan dermatomikosis di Medan 0,4% (1996-1998),
RSCM Jakarta 0,61 0,87% (1989 - 1992), Manado 2,2 6% (1990-1991) dan Semarang
0,2%. 4
2.3 Etiologi
Spesies dermatofit umumnya dapat sebagai penyebab, kecuali E. floccosum, T.
concentricum dan T. mentagrophytes var. interdigitale (T. interdigitale) yang
semuanya jamur antropofilik tidak menyebabkan tinea kapitis2 dan T. rubrum
jarang. 4 Tiap negara dan daerah berbeda-beda untuk spesies penyebab tinea
kapitis2 , juga perubahan waktu dapat ada spesies baru karena penduduk migrasi. 2
Spesies antropofilik (yang hidup di manusia) sebagai penyebab yang predominan.
2.4 Penegakkan Diagnosis
2.4.1
Anamnesa
Di klinik tinea kapitis dapat dilihat sebagai 3 bentuk yang jelas, yaitu :
1.
Gray patch ringworm merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh
genus Microsporum dan seing ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai
dengan papul merah kecil disekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk
bercak, yang menjadi pucat dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal.
Warna rambut menjadi abu-abu dan tidak berkilat lagi. Rambut mudah patah
dan terlepas dari akarnya, sehingga mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa
nyeri. Semua rambut didaerah tersebut terserang jamur, sehingga dapat
terbentuk alopesia setempat. Tempat-tempat ini terlihat sebagai grey patch.
Pada pemeriksaan dengan lampu wood dapat dilihat fluoresensi hijau
kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melampaui batas-batas grey patch
tersebut. Tinea kapitis yang disebabkan oleh microsporum audouini biasanya
disertai tanda peradangan ringan, hanya sekali-sekali dapat terbentuk kerion.1
2.
Kerion adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa
pembengkakan yang menyerupai sarang lebah dengan serbukan sel radang
yang padat disekitarnya. Bila penyebabnya Microsporum canis dan
Microsporum gypseum, pembentukan kerion ini lebih sering dilihat, agak
kurang bila penyebabnya Trichophyton tonsurans, dan sedikit sekali
penyebabnya adalah Trichophyton violaecum. Kelainan ini dapat berakibat
alopesia yang menetap. Jaringan parut yang menonjol kadang-kadang dapat
terbentuk.1
3.
2.4.2
Pemeriksaan Fisik
2.4.3
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikologik untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri
atas pemeriksaan langsung sediaan basah dan biakan. Pada pemeriksaan
mikologik untuk mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis, yang dapat berupa
kerokan kulit, rambut, dan kuku. Bahan untuk pemeriksaan mikologik diambil dan
dikumpulkan sebagai berikut : terlebih dahulu tempat kelainan dibersihkan dengan
spirtus 70%, kemudian untuk :
1. Kulit tidak berambut (glaborous skin)
Dari bagian tepi kelainan sampai dengan bagian ssedikit diluas
kelainan sisik kulit dan kulit dikerok dengan pisau tumpul.
2. Kulit berambut
Rambut dicabut pada bagian kulit yang mengalami kelainan. Kulit
didaerah tersebut dikerok untuk mengumpulkam sisik kulit. Pemeriksaan
dengan lampu Wood dilakukan sebelum pengumpulan bahan untuk
mengetahui lebih jelas daerah yang terkena infeksi dengan kemungkinan
adanya fluoresesnsi pada kasus-kasus tinea kapitis tertentu;
3. Kuku
Bahan diambil dari bagian kuku yang sakit dan sedalam-dalamnya
sehingga mengenai seluruh tebal kuku, bahan dibawah kuku diambil pula.
Pemeriksaan langsung sediaan basah dilakukan dengan mikroskop, mulamula dengan pembesaran 10x10, kemudian dengan pembesaran 10x45.
Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan diatass gelas alas,
kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH. Konsentrasi larutan KOH untuk
sediaan rambut adalah 10% dan untuk kulit dan kuku 20%. Setelah sediaan
dicampur dengan larutan KOH, ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untuk
melarutkan jaringan. Untuk mempercepat proses pelarutan dapat dilakukan
pemanasan sediaan basah diatas api kecil. Pada saat mulai keluar uap dari sediaan
tersebut, pemanasan sudah cukup. Bila terjadi penguapan, makan akan terbentuk
Kristal KOH, sehingga tujuan yang diinginkan tidak tercapai untuk melihat
elemen jamur lebih nyata dapat ditambahkan zat warna pada sediaan KOH.
Misalnya tinta Parker superchhroom blue black.
Pada sediaan kulit dan kuku yang terlihat adalah hifa, sebagai dua garis
sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet (artrospora)
pada kelainan kulit lama dan atau sudah diobati. Pada sediaan rambut yang dilihat
adalah spora kecil (mikrospora) atau besar (makrospora). Spora dapat tersusun
diluar rambut (ektotriks) atau didalam rambut (endotriks). Kadang-kadang dapat
terlihat hifa pada sediaan rambut.
Pemeriksaan
dengan
pembiakan
diperlukan
untuk
menyokong
Pada
agar
Sabouraud
dapat
ditambahkan
antibiotic
saja
dengan penipisan rambut daerah kepala, alis mata, bulu mata atau belakang
telinga. Sering tampak pada pasien penyakit syaraf atau immunodefisiensi.
1.2 Dermatitis atopic
Dermatitis atopik yang berat dan luas mungkin mengenai kepala dengan
skuama kering putih dan halus. Khas tidak berhubungan dengan kerontokan
rambut, bila ada biasanya karena trauma sekunder karena garukan kepala
yang gatal. 6 Disertai lesi dermatitis atopik di daerah lain
1.3 Psoriasis
Psoriasis kepala khas seperti lesi psoriasis dikulit, plak eritematos berbatas
jelas dan berskuama lebih jelas dan keperakan diatasnya, 6 dan rambutrambut
tidak
patah1.
meningkatnya
Kepadatan
rambut
berkurang
menyeluruh
dalam
kerapuhan
di
plak
rambut
psoriasis
dan
juga
kecepatan
rontoknya rambut telogen. 10% psoriasis terjadi pada anak kurang 10 tahun
dan 50% mengenai kepala6 , dan sering lesi psoriasis anak terjadi pada
kepala saja, maka kelainan kuku dapat membantu diagnosis psoriasis
1.4 Pitiriasis amintasea (pititrriasis asbestos)
Adalah tumpukan skuama dalam masa yang kusut1. Dermatitis kepala
lokalisata yang non infeksius yang tidak diketahui sebabnya6. Skuama yang
putih tebal melekat sering dijumpai mengikat batang rambut proksimal.
Kepala dapat tampak beradang. Rontok rambut sementara dapat terjadi
dengan pelepasan manual skuama yang melekat. Kelainan kulit dilain tempat
yang menyertai biasanya tidak ada, namun dapat mempunyai penyakit yang
menyertai, yaitu Dermatitis atopik atau keradangan kulit lainnya6. Ada yang
menganggap sebagai psoriasis dini
2. Diagnosis banding tinea kapitis yang alopesia jelas :
2.1 Alopesia areata
rambut
oleh
pasien
sendiri.
Umumnya
panjang
rambut
menggigit-gigit
kecemasan.6
kuku,
Dapat disertai
menghisap
ibu
jari
atau
ada
depresi
berupa
2.7 Farmakoterapi
2.7.1
Terapi oral
Obat antimitotik digunakan untuk penetrasi folikel rambut. 6 Gold standar
terapi oral untuk tinea kapitis pada empat dekade adalah griseofulvin. 6 Obat baru
yang dapat digunakan untuk alternatif terapi tinea kapitis adalah flukonazole,
ketokonazole,itrakonazole, dan terbinafine.
Griseofulvin
Merupakan turunan dari spesies penicillium mold. Griseofulvin sebagai
fungistatik dengan efek inhibitor RNA jamu, DNA, menghambat sintesis
asam nukleat, microtubular assembly, dan merusak sintesis dinding sel. Dosis
rekomendasi untuk tinea kapitis adalah 20mg/kg/hari untuk micronized form
dan 15mg/kg/hari untuk ultramicronized form atau 0,5-1 g untuk orang
dewasa dan 0,25-0,5 g untuk anak-anak. Lama pengobatan umumnya 6-12
minggu. Terapi tergantung pada organisme ( misalnya infeksi T. tonsurans
mungkin 14 memerlukan pengobatan jangka panjang ) tetapi bervariasi antara
8 dan 10 minggu . Efek samping termasuk mual dan ruam pada 8 15 %.
Obat ini kontra indikasi pada kehamilan. Griseofulvin tidak larut dalam
air dan absorbsinya buruk dari saluran pencernaan. Sehingga untuk
mempertinggi
absorpsi
obat
dalam
usus, sebaiknya
obat
dimakan
Terbinafine
Terbinafine adalah fungisidal terhadap kedua Trichophyton dan
Microsporum spp. Terbinafine adalah obat allylamine sebagai antijamur
spektrum. Terbinafine bekerja dengan memblok pembentukan ergosterol pada
membran sel jamur dengan menghambat squalene epoksidase yang mengarah
ke akumulasi squalene . Obat ini dimetabolisme di hati dan diekskresikan
terutama dalam urin . Terbinafine tersedia sebagai krim atau dalam bentuk
tablet (250mg) . Di beberapa negara tablet pediatrik tersedia ( 125mg ) . Dosis
62,5 mg-250 mg sehari tergantung pada berat badan atau dosis dewasa adalah
250 mg sedangkan pada anak-anak digunakan berdasarkan pada berat badan
yaitu : < 20 kg (62,5 mg/hari) , 20 40 kg (125 mg/ hari) dan > 40 kg (250
mg/hari). Durasi pengobatan dilakukan selama 4 minggu, namun jika
penyebabnya adalah T. tonsurans membutuhkan pengobatan selama satu
bulan. Efek samping terinafine ditemukan pada 10% pada penderita yaitu
Rehabilitasi
2.11
Prognosis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka