Anda di halaman 1dari 24

Referat

Alopesia
Pembimbing: dr. Sri Windayati, Sp.KK

Presentan: Uyun Muna (H3A019012)


Pendahuluan

Kata “alopecia” berasal dari Yunani “alopex”, artinya rubah yang menderita penyakit kulit
sehingga kehilangan sebagian bulunya.
Menurut mekanisme terjadinya, alopesia dapat terjadi dengan atau tanpa disertai
pembentukan jaringan parut (sikatrikal dan non sikatrikal).
Epidemiologi

Alopesia Androgenik Alopesia Areata


• 25% terjadi pada usia 25 • Insideni alopesia areata sama
tahun. banyak antara pria dan
• Angka kejadian pada wanita.
perempuan dibandingkan • Usia dewasa muda (< 25
dengan laki-laki adalah 1:3. tahun); anak-anak lebih
sering terkena alopesia areata
Etiopatogenesis

01 Siklus rambut normal • Fase anagen rambut tumbuh selama


sekitar 3 tahun (1000 hari) dengan
berkisar antara 2 dan 6 tahun
• Fase katagen rambut berada dalam fase
transisi, berlangsung 1 atau 2 minggu, di
mana semua aktivitas pertumbuhan
berhenti
• Fase telogen adalah rambut istirahat,
fase ini berlangsung selama 3-5 bulan
(sekitar 100 hari) sebelum rambut rontok
Etiopatogenesis

02 Kerontokan rambut
difus
• Sebuah gangguan siklus rambut normal mengarah ke kebotakan. Hal ini
mungkin karena perubahan sirkulasi hormon, obat-obatan, penyakit kulit
inflamasi dan "stres" dari berbagai jenis
Etiopatogenesis

03 Focal Alopecia

Tidak adanya folikel rambut adalah tanda fisik yang penting karena
menunjukkan:
• Adanya suatu proses inflamasi yang membutuhkan penyelidikan lebih
lanjut.
• Bahwa ada tidak mungkin akan ada pemulihan yang besar rambut
pertumbuhan.
Etiopatogenesis

04 Androgenik alopesia

Pada garis rambut anterior akan rontok pada setiap sisi, ini disebut
Geheimratswinkeln ("gambaran profesor"), dan akhirnya dahi akan semakin
tinggi. Akhirnya, seluruh kepala bagian atas akan menjadi botak.
Pola alopecia pria tergantung pada androgen yang menstimulasi dan
tampaknya berhubungan dengan reseptor androgen gen
Klasifikasi

Alopesia nonsikatrikal Alopesia sikatrikal


tidak tampak peradangan tampak tanda-tanda kerusakan
jaringan, scarring, ataupun atrofi jaringan seperti inflamasi, atrofi,
pada kulit secara klinis dan scarring yang jelas
Diagnosis (Alopesia nonsikatrikal)

01 Pattern hair loss (kebotakan


berpola)
Tipe kebotakan yang paling umum dan progresif. Kebotakan
berpola ini diklasifikasikan oleh Hamilton (laki-laki). Sedangkan
kebotakan pada wanita diklasifikasikan oleh Ludwig.
Pada laki-laki, terdapat kemunduran dari batas rambut
anterior, terutama di daerah parietal, yang menghasilkan resesi
berbentuk huruf M. Sedangkan pada wanita, kebotakan di daerah
parietal dan temporal umumnya bukan merupakan keluhan utama
Diagnosis (Alopesia nonsikatrikal)

02 Alopecia Areata (AA)


Kebotakan setempat dengan bentuk bulat atau oval tanpa tanda inflamasi yang
jelas. Paling sering terjadi di kulit kepala. AA dibagi menjadi:
• Alopecia Areata (AA): area kebotakan soliter maupun multiple
• AA totalis (AAT): kebotakan total dari rambut terminal di kepala
• AA universalis (AAU): kebotakan total dari semua rambut terminal di
tubuh dan kepala.
• Ophiasis: kebotakan berbentuk seperti pita pada perifer kulit kepala
Diagnosis (Alopesia nonsikatrikal)

03 Effluvium Telogen
Adalah peningkatan kerontokan rambut normal sementara dari folikel
rambut kepala. ET mengakibatkan peningkatan jumlah rambut yang rontok per hari
dan apabila parah dapat menimbulkan penipisan rambut kepala secara difus.
Pasien datang dengan keluhan bertambahnya jumlah rambut yang rontok dan
dapat disertai dengan penipisan rambut pada berbagai derajat
Diagnosis (Alopesia nonsikatrikal)

04 Effluvium Anagen
Adalah kerontokan rambut yang disebabkan oleh radiasi ataupun
kemoterapi.
Bagian kulit lain tampak normal. Kebotakan rambut kepala tampak merata
dan ekstensif. Kebotakan juga terjadi di alis mata, janggut, rambut tubuh. Rambut
dapat tumbuh kembali apabila chemotherapy dan radiasi dihentikan
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

01 Chronic Cutaneous (Discoid) Lupus Erythematosus


Gejala klinisnya berupa plak eritematous, dapat bervariasi dalam jumlah, dan dapat
berkonfluensi. Tampak atrofi pada pasien lanjut usia. Sedangkan pada pasien LE
tampak kulit kepala eritematous difus dengan penipisan rambut.
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

02 Lichen Planopilaris (LPP)


Paling sering mengenai wanita usia pertengahan. Manifestasi pada kulit kepala
berupa eritema perifolikuler dengan atau tanpa hyperkeratosis. Terjadi
perubahan warna keunguan pada kulit kepala. Scaring timbul akibat inflamasi
yang berkelanjutan.
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

03 Pseudopelade Brocq
Merupakan stage terakhir dari semua alopesia sikatrikal noninflamasi dan beberapa
kelainan inflamasi. Pseudopelade mengisyaratkan bahwa kelainan yang ditemukan
mirip dengan AA. Gambaran lesi pada awalnya samar, licin, berwarna kulit atau
pink, berbentuk irregular tanpa adanya hyperkeratosis folikuler atau inflamasi
perifolikel
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

04 Central Centrifugal Scarring Alopecia (CCSA)


Merupakan alopesia progresif lambat yang dimulai dari vertex dan berkembang
secara sentrifugal. Pada dermatopathologynya ditemukan deskuamasi premature
dari selubung akar dalam yang akan menyebar ke selubung akar luar rambut,
infiltrate mononuclear terutama pada bagian isthmus, dan kehilangan epitel
folikuler dan digantikan oleh jaringan ikat
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

05 Alopecia Mucinosa (Follicular Mucinosis)


Berupa alopesia dengan lesi eritematous (papul, plak, atau skuama), timbul
terutama pada kulit kepala dan/atau wajah. Dermatopathologynya tampak musin
yang berlebih, infiltrasi lymphohistiocytic perifolicullar tanpa fibrosis lamellar
Diagnosis (Alopesia sikatrikal)

06 Folliculitis Decalvans
Ditandai dengan folikulitis pustule yang berujung kebotakan. Rambut yang
tersisa berkumpul, berasal dari satu orifisium folikel. Sering terjadi infeksi dari S.
aureus.
Pemeriksaan Penunjang

Trichogram Dermatopathology
Untuk menentukan jumlah rambut anagen dan telogen Untuk melihat jaringan kulit dan adneksanya baik yang
dan dibuat dengan menarik 50 helai rambut atau lebih. normal maupun yang abnormal pada level mikroskopik
Normalnya, sekitar 80-90% rambut berada dalam fase
anagen

Pemeriksaan hormon Pemeriksaan lain


Pada wanita dengan kebotakan dan bukti Penyebab lain penipisan rambut yang dapat diobati
peningkatan androgen, tentukan kadar harus disingkirkan dengan pemeriksaan TSH, T4,
testosterone (total dan bebas), kadar besi serum, kadar feritin serum, dan/atau TIBC,
dehydroepiandrosterone (DHEA) dan prolaktin darah rutin, RPR, dan ANA
Diagnosis banding

Tinea Kapitis Trichotillomania


Tinea kapitis adalah infeksi dermatofita Trichotillomania (trichotillosis) adalah
pada kulit kepala, alis mata dan bulu suatu bentuk alopesia neurosis yang
mata yang disebabkan oleh spesies dari ditandai oleh dorongan abnormal untuk
genus Microsporum dan Trichophyton. mencabut rambut. Bagian yang terlibat
Sinonim: Ringworm of the scalp and hair, umumnya regio frontal kulit kepala, alis,
tinea tonsurans, herpes tonsurans bulu mata, dan jenggot. Area rambut yang
hilang bisa berbentuk linier ataupun
berupa bentuk yang aneh.
Tatalaksana
● Non medikamentosa:
Bagi Alopecia sedang, dianjurkan terapi Camouflage yaitu dengan cara mewarnakan kulit kepala dengan warna yang
sama dengan rambut atau meletakkan fiber kecil ke bagian yang rontok yang melekat dengan cara elektrostatik pada
kulit kepala
● Medikamentosa
Obat yang digunakan untuk terapi alopecia antaranya adalah Finasteride oral, minoxidil topikal dan antiandrogen.
Terapi alopecia pada wanita adalah pemberial oral antiandrogen, topikal minoxidil atau kombinasi keduanya.
Pencegahan

● Menghindari penggunaan bahan kimia pada rambut


● Menghindari pemanasan rambut
● Menjaga kebersihan rambut
● Teratur menggunakan shampo
● Hindari stress
● Hindari kebiasaan mencabut-cabut rambut
Prognosis

Prognosis alopecia secara garis besarnya adalah baik karena tidak tidak mengancam jiwa namun
berbeda mengikut tipe alopecia. Alopecia areata prognosisnya kurang baik jika awitannya pada usia
dini dan biasanya ditandai dengan timbul penyakit atopik lain juga. Prognosis pada kelainan alopecia
bawaan sangat bervariasi dan tidak dapat dijangka dan berbeda pada tiap penderita
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai