Anda di halaman 1dari 42

KELAINAN RAMBUT DAN KUKU

ABDUL CHARIS KONORAS


20090310206
RAMBUT
 Definisi
serat keratin yang muncul dari permukaan kulit, merupakan salah satu adnexa kulit
yang terdapat di seluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki, kuku, serta bibir.
 Pertumbuhan rambut dipengaruhi oleh:
1. Keadaan fisiologik: hormon, metabolisme, nutrisi, vaskularisasi
2. Keadaan patologik: peradangan sistemik atau setempat dan obat

 Jenis rambut
1. Rambut lanugo: rambut halus pada badan fetus yang nantinya akan digantikan
oleh rambut velus dan rambut terminal
2. Rambut terminal: rambut kasar, mengandung banyak pigmen, terdapat di
kepala, alis, bulu mata, ketiak, genital eksterna
3. Rambut velus: rambut halus, sedikit pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh
Penampang rambut:

1. Kutikula: lapisan keratin


untuk perlindungan
terhadap kekeringan dan
pengaruh lain dari luar
2. Korteks : serabut
polipeptida yg memanjang
dan saling berdekatan,
mengandung pigmen
3. Medula: 3-4 lapis sel
kubus yg berisi keratohialin,
badan lemak, rongga udara.
SIKLUS RAMBUT
 Masa Anagen
Sel-sel matriks melaui mitosis
membentuk sel-sel baru  mendorong
sel-sel yang lebih tua keatas. Aktivitas ini
lamanya 2-6 tahun.

 Masa Katagen
Masa peralihan. Penebalan jaringan ikat
disekitar folikel rambut  bagian tengah
akar rambut menyempit dan bagian
dibawahnya melebar dan mengalami
pertandukan  gada (club). Masa
peralihan ini berlangsung 2-3 minggu.

 Masa Telogen
Masa istirahat. Sel epitel memendek 
membentuk tunas kecil (rambut baru) 
rambut gada akan terdorong keluar
ALOPESIA (KEBOTAKAN)

 Etiologi :
tidak diketahui, sering dihubungkan dengan
infeksi fokal, kelainan endokrin dan stres
emosional. Sebagian penderita
menunjukkan keadaan neurotik dan trauma
psikis

 TIPE
Alopesia areata= kebotakan yang terjadi
setempat, batas tegas, umumnya pada kepala,
tetapi dapat mengenai daerah rambut lainnya
Alopesia totalis= kebotakan yang
mengenai seluruh rambut kepala
Alopesia universalis= kebotakan yang
mengenai seluruh rambut yang ada pada tubuh
ALOPESIA AREATA
 Etiologi:
 Sering dihubungkan dengan adanya infeksi fokal, kelainan
endikrin, stres emosional

 Gejala klinis:
 Bercak bulat/lonjong dengan kerontokan rambut pada kulit
kepala, alis, jenggot, bulu mata. Pada tepi daerah yg botak ada
rambut yg terputus, bila rambut dicabut terlihat bulbus atrofi.
Sisa rambut seperti tanda seru (exclamation mark hair).
 Ikeda membagi menjadi 4 tipe:
 Tipe umum: 20-40 th, 6% mjd alopesia totalis
 Tipe atipik: mulai pada masa kanak-kanak, 75% menjadi alopesia
totalis
 Tipe prehipertensif: dimulai pada usia dewasa muda, 39% jadi
alopesia totalis
 Tipe kombinasi: dimulai setelah usia 40 th, 10 jd alopesia totalis
 Patogenesis:
 Pada alopesia areata masa fase telogen menjadi lebih pendek dan
diganti dengan pertumbuhan rambut anagen yang distrofik, Di
pengaruhi oleh faktor:
 Genetik: alopesia areata 25% diturunkan secara autosomal
dominan
 Imunologi
 Faktor lain : keadaaan atipikal
 Diagnosis Banding
 Tinea kapitis
 Lupus eritematosus
 Trikotilomania

 Pengobatan
 Beberapa dapat sembuh spontan
 Injeksi Intralesi triamsinolon asetonid
 Topikal dengan kortikosteroid
 Penutulan fenol 95% yang dinetralisasi dengan alkohol tiap minggu
MALE PATTERN ALOPECIA
(ALOPESIA ANDROGENIKA)

 Sinonim: Male pattern baldness,


common baldness
 Gejala klinis:
 Timbul pada akhir umur 20 th,
awal 30 th, rontok secara bertahap
dari bagian verteks dan frontal.
 Garis rambut anterior mundur,
dahi terlihat lebar, puncak kepala
botak.
 Pasangan suami istri sama-sama
menderita, maka anak laki-laki dan
setengah anak wanita akan
mengalami hal yang sama
 Hamilton membagi menjadi 8 tipe:
 Tipe I: rambut masih penuh
 Tipe II: pengurangan rambut kedua bag.
Temporal, belum terlihat alopesia
 Tipe III: border line
 Tipe IV: pengurangan rambut daerah
frontotemporal, pengurangan rambut
midfrontal
 Tipe V: tipe IV yang menjadi lebih berat
 Tipe VI: seluruh kelainan jadi satu
 Tipe VII: alopesia luas dibatasi pita rambut
jarang
 Tipe VIII: alopesia frontotemporal
menjadi satu dengan bagian verteks

Pada wanita tidak dijumpai tipeVI-VIII, kebotakan pada wanita


tampak tipis disebut female pattern baldness
ALOPESIA PREMATUR
 Pada laki-laki umur 20an, sering disertai dermatitis
seboroika berat, prognosis kosmetika buruk,
 Etiologi
 Umumnya merupakan penyakit keturunan dan hormonal,
bergantung pada rangsang hormon androgen. Ada korelasi
antara herediter, androgen, faktor usia
 Patogenesis
 Fase telogen yang tambah panjang, fase anagen memendek,
makin pendek fase anagen makin pendek pertumbuhan
rambut
 Pengobatan
Pengobatan untuk dermatitis seboroik dapat diberikan
Transplantasi rambut dari bagian oksipital ke bagian garis rambut
pernah dilakukan dan memberikan hasil sementara
MALE PATTERN ALOPECIA
PADA WANITA
 Sinonim : Alopesia androgenika pada wanita
 Kerontokan rambut wanita sedikit lebih temporal dan lebih
banyak pada bagian verteks.
 Kerontokan rambut terjadi secara difus mulai dari puncak kepala.
Rambut menjadi tipis dan suram, sering disertai rasa terbakar dan
gatal. Ini berlansung dalam jangka lama.
Etiologi
 kelebihan hormon androgen, meskipun kadar testosteron yang
beredar tidak meninggi
Pengobatan
secara empiris. Pemberian estrogen-ekuin (premarin) dalam
bentuk losio secara topikal menurunkan jumlah rambut yang rontok.
BENTUK ALOPESIA YANG LAIN
ALOPESIA LIMINARIS (ALOPESIA MARGINALIS)
• Kerontokan rambut disekeliling kulit kepala yang berambut

TRIKOTILOMANIA
• Merupakan alopesia neurosis. Rambut ditarik berulangkali sehingga putus
• Sering pada gadis yang mengalami depresi

ALOPESIA KARENA FAKTOR FISIS


• Karena radiasi yang berlebihan (radiodermatitis kronik)
• Epilasi menggunakan sinar X pada pengobatan tinea kapitis
• Alopesia karena tekanan (bayi yang berbaring pada satu sikap

ALOPESIA KARENA SISIR PANAS


• Pada wanita negro yang ingin meluruskan rambutnya
OFIASI
• Bentuk alopesia areata yang berkonfluensi
• Kebotakan terjadi pada pelipis, oksipital dan parietal

ALOPESIA SIFILITIKA
• Pada sifilis stadium II dini (moth eaten eppearance)
• Pada stadium II lanjut (alopesia areolaris)

ALOPESIA SEBOROIK
• Pengobatan langsung terhadap dermatitis seboroik

ALOPESIA MUCINOSA
• Terdapat pada kulit kepala dan daerah dagu karena perubahan musin sel epitel
folikel sebasea.
• Sering disertai limfoma
ALOPESIA KARENA RADANG
• Sering terlihat pada liken simplek kronik, DLE, liken planus dan kerion

TINEA KAPITIS
• Gray patch ringworm, Black dot ringworm, Kerion

ALOPESIA KARENA KELAINAN ENDOKRIN


• Hipotiroid → rambut kasar, kering dan jarang
• Hipertiroid → rambut sangat halus dan jarang

ALOPESIA KARENA OBAT


• Penggunaan kemoterapika pada cancer
PSEUDOPELADE BROCQ

 Sinonim: alopesia sikatrisata


 Etologi: peradangan
 Gejala klinis:
 Kebotakan disertai kerusakan
folikel rambut, sehingga nampak
sebagai bercak parut multiple,
bulat, lonjong/tidak teratur.
Ukuran numular dan berwarna DD
merah muda dengan permukaan sukar dibedakan dengan
alopesia karena SLE, folikulitis
mengkilat seperti permukaan supuratif, dan skleroderma
kulit bawah. Bersifat menetap Pengobatan
dan progresif Infiltrasi triamsinolon asetonid
2,5 mg/ml dengan interval 6-8
minggu
KERONTOKAN RAMBUT
 Sinonim : Efluvium
 Definisi: kehilangan rambut ± 120 helai perhari. Terjadi difus
atau lokal. Dapat unilokal/ multifokal.
 Gejala klinis: kerusakan folikel rambut (permanen) atau hanya
karena gangguan pertumbuhan rambut sementara (non permanen)

Difus Setempat (lokal)


Efluvium telogen Karena infeksi
Efluvium anagen Karena trauma
Alopesia androgenika Kerusakan batang
pada wanita rambut
Kelainan batang rambut Alopesia androgenika
pada pria
EFLUVIUM TELOGEN
 Kerontokan rambut terlalu cepat dan
terlalu banyak pada folikel rambut yang
normal. Disebabkan oleh rangsangan
yang mempercepat fase anagen menjadi
telogen.
 Efluvium telogen pascapartum: 2-5 bln setelah
melahirkan
 Efluvium telogen pasacanatal: bayi sejak lagi
lahir 4 bulan dan tumbuh lagi umur 6 bulan
 Efluvium telogen psikis: tiba-tiba, setelah stres
mental
 Efluvium pascafebris akut: >39⁰C, tifus,
pneumonia
EFLUVIUM ANAGEN
 Terjadi setelah pengobatan kemoterapi untuk karsinoma,
misalnya: antimetabolik, alkylating agents, obat penghambat
mitosis.
 Diberikan dosis tinggi akan terjadi kerontokan rambut anagen
dalam 1-2 mgg.
 Bila pengobatan dihentikan, maka aktivitas folikel kembali
normal dalam beberapa minggu.
KELAINAN BENTUK
DAN WARNA RAMBUT
 Trikoreksis nodosa (penyakit
mutiara)
 Etiologi:
 Mekanis (sikat rambut yang berujung keras)
 Termis (suhu panas kimiawi)
 Pada neurosis (sering menggosok-gosok
rambut)
 Gejala klinis: di rambut pd jarak
tertentu terlihat bintik-bintik
putih, korteks rambut hancur dan
terbelah, rambut mudah putus
 Pengobatan: pengguntingan rambut
dan menghilangkan kausanya
 Moniletriks (Beaded hair, moniliform hair)

 Etiologi: herediter, autosom dominan


 Gejala klinis:
1. Pada anak beberapa bulan, pada rambut terdapat bagian
yg melebar dan pada bagian yang lebih tipis seperti
kumparan yang diselingi segmen-segmen yg
atrofi.
2. Medula pada rambut yang melebar banyak berisi
udara sehingga rambut mudah patah
3. kepala tertutup rambut-rambut pendek
4. Biasanya disertai keratosis pilaris
 Trikoptilosis (Fragilitus cianum)
 Gejala klinis: Ujung-ujung rambut
terbelah secara memanjang. Terjadi karena
gangguan gizi, akibat suhu panas, bahan
kimia, rangsang mekanis

 Trikolasia
 Rambut mudah patah karena zat tanduk
mengalami kemunduran dalam kualitas

 Pili anulati (Ringed hair, leukotrikia


anularis)
 Etiologi: herediter
 Gejala klinis: rambut berwarna gelap, pucat
diselang-seling yang disebabkan karena
refleks cahaya yg berbeda dari ruang
berudara dalam korteks dan medula.
Pertumbuhan rambut normal
 Pili torti (twisted hair)
 Rambut terpilin sepanjang poros panjang
rambut, sehingga terlihat seperti spiral.
Penyakit ini diturunkan secara dominan
autosom

 Trikoreksis invaginata
(Bamboo hair)
 Ditandai dg intususepsi batang
rambut

 Kinking hair
 Kinking (berlekuk), twisting
(berputar) terutama di daerah
temporal dan meluas ke parietal dan
frontal, rambut seperti wol
 Trikonodosis (hair knots)
 Gejala klinis: terdapat simpul-simpul
terutama pada rambut keriting. Terjadi
karena gesekan kepala dengan bantal
 Diagnosis banding: Trikoreksia nodosa,
pedikulosis kapitis

 Kanitis
 Sinonim: gray hair, poliosis, perubahan warna
rambut menjadi putih(uban)
 Etiologi: berkurang atau hilangnya pigmen
melanin dalam korteks rambut, anemia
pernisiosa, penyakit Addison.
 Bentuk kanitis:
 Kanitis bawaan: albino, vitiligo
 Kanitis didapat: kanitis senilis (usia lanjut), kanitis
prematur (usia muda), kanitis areata (pada 1
daerah)
KELAINAN KELEBATAN RAMBUT
 Hipertrikosis
 Penambahan jumlah rambut pada
tempat-tempat yang biasanya
ditumbuhi rambut. Karena kelainan
bawaan,obat (kortikosteroid salep),
tekanan setempat yg terus menerus
 Hirsutisme
 Pertumbuhan rambut yg berlebihan
pd wanita dan anak-anak pada
tempat yg merupakan tanda seks
sekunder (kumis, janggut, cambang).
Disebabkan oleh obat yg
mengandung hormon, kelainan
endokrin.
 Hipotrikosis dan atrikosis kongenital
 Bayi lahir dg velus normal, tetapi setelah rontok ternyata rambut
terminal tidak tumbuh dan tetap berupa rambut velus. Bila seluruh
tubuh sama sekali tidak ditumbuhi rambut, memang tidak terbentuk
folikel rambut sejak lahir
KELAINAN KUKU
 Kuku adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal.
 Bagian kuku:
 Matriks kuku
 Dinding kuku (nail wall)
 Dasar kuku (nail bed)
 Alur kuku (nail groove)
 Akar kuku (nail root)
 Lempeng kuku (nail plate)
 Lunula
 Eponikium
 Hiponikium
DERMATOSIS YANG MENYEBABKAN
KELAINAN KUKU
Paronikia

Oniko-
mikosis

Dermatitis Liken Planus


penyebab kelainan
kuku Kuku

Psoriasis
Kuku

Penyakit
Darier
Paronikia
 Reaksi inflamasi mengenai lipatan kulit
disekitar kuku
 Gejala klinis : pembengkakan jaringan yg
nyeri & dapat mengeluarkan pus. Infeksi kronis
: terdapat celah horisontal pd dasar kuku.
Biasanya mengenai 1-3 jari terutama jari
telunjuk & jari tengah
 Gejala pertama karena ada pemisahan
lempeng kuku dari eponikiumtrauma
karena maserasi sering kena air. Celah yg
lembab terkontaminasi o/l kokus piogenik atau
jamur (Staphylococcus atau Pseudomonas aeruginosa
atau Candida albicans).
 Terapi : - cegah trauma
- mencuci dgn sarung tangan karet
- insisi supurasi pada paronikia akut
Onikomikosis
 Definisi
Infeksi jamur pd kuku
 Penyebab:
1. Berkaitan dengan T.pedis et manuum: T.rubrum, T. mentagrophyte
dan E.floccosum
2. Berkaitan dengan T. capitis: T. tonsuran,T.violaceum dan
T.schoenleini.
3. Non-dermatofit: Scopulariopsis brevicaulis, Acremonium, Fusarium,
Aspergillus dan Candida albicans
ONIKOMIKOSIS SUBUNGUAL DISTAL (OSD)
• Trichophyton rubrum.
• menyerang dasar kuku di bawah lempeng kuku melalui
hiponikium dan bergerak ke arah proksimal. Menunjukkan
hiperkeratosis subungual dan onikolisis, yang biasanya
berwarna kuning-putih.
ONIKOMIKOSIS SUPERFISIAL PUTIH (OSPT)/LEUKONIKIA TRIKOPHITA
• Tersering adalah T. mentagrophytes
• Disebabkan oleh invasi jamur ke lapisan superfisial
lempeng kuku yang membentuk "pulau-pulau putih" di
lempeng
• Kuku menjadi kasar dan runtuh dengan mudah.
ONIKOMIKOSIS SUB UNGUAL PROKSIMAL (OSP)
• Muncul daerah leukonikia di lempeng kuku proksimal yang
bergerak distal dengan pertumbuhan kuku.
• Infeksi dimulai dari lipatan kuku proksimal melalui kutikula
dan masuk ke kuku yang baru terbentuk, selanjutnya
bergerak ke arah distal.
INIKOMIKOSIS KANDIDA(OK)
• Dapat terjadi pada pasien immunocompromised,
dan pada orang dengan kandidiasis mukokutan
kronis.

Bifonazol-urea :
kombinasi derivat azol, yaitu bifonazol 1 % dengan urea 40 % dalam bentuk
salep. Urea untuk melisiskan kuku yang rusak sehingga penetrasi obat jamur
meningkat. Namun dapat terjadi iritasi kulit di sekitar kuku oleh karena urea.
Amorolfine :
merupakan derivat morfolin yang bersifat fungisidal. Digunakan dalam
bentuk cat kuku konsentrasi 5 %.
Ciclopiroxolamin 8 %:
suatu derivat piridon dengan spectrum anti jamur luas, juga digunakan dalam
bentuk cat kuku.
 salep whitfield
Kompres asam salisilat 5%, asam benzoat 10%, dan resorsinol 5%
dalam spiritus
Liken planus kuku

 Perubahan kuku berupa belah


longitudinal, lipatan kuku yg
mengembung (pterigium kuku),
kadang2 anonikia.

 Lempeng kuku menipis & papul liken


planus dapat mengenai lempeng kuku

 Px histopatologik : hiperkeratosis,
degenerasi sel basal % infiltrat limfosit
& histiosit yg seperti susu
 Kuku psoriasis (psosiatic
nail)
 Berupa Pits, terowongan dan
cekungan transversal (Beau’s
line) leukonikia dg permukaan
kasar atau licin. Dasar kuku
terdapat perdarahan dan berwarna
merah. Pengobatan dg inj.
Triamsinolon asetonid intralesi
 Penyakit Darier
 Kuku rapuh dan pecah-pecah
dengan perubahan warna
longitudinal dan hiperkeratosis di
bawah kuku
Anonika, Tidak tumbuhnya kuku karena defek Ektoderma kongenital, Iktiosis dan
infeksi berat dan fenomen Raynaud

Beau’s Lines, Adanya terowongan transversal dimulai dari lunula &


berjalan ke arah distal sesuai pertumbuhan kuku
Disebabkan karena penghentian sementara fungsi matriks kuku, morbili &
reaksi obat

Clubbed Finger (Hippocratic), Kuku mengembung &


berbentuk konveks arah transversal & longitudinal seperti arloji.
Eponikium menebal & jaringan lunak falangs terminal menyerupai
pemukul drum, pelebaran jg mengenai falangs tengah

Hang Nail, Eponikium tumbuh berlebihan & berbelah shg timbul


fisura pd pinggir kuku lateral, memberi rasa nyeri
Hapalonikia, Kuku yg melunak karena defek pd matriks shg
kuku tipis lunak & mudah sobek

Koilonikia (Spoon Nail), Kuku tipis & berbentuk cekung dgn


pinggir meninggi

Median Nail Dystrophy (Distrofia Unguis Mediana


Kanaliformis), Adanya celah yg longitudinal pd tengah2 kuku
karena trauma dapat sembuh spontan & timbul kembali

Nail Patella Elbow Syndrom (Osteo Onycho-displasi), Tidak


adanya/hiplopasia patela & kuku, penebalan skapula & hiperekstensi
sendi
Onychauxis, Kuku menebal tanpa kelainan kelainan
bentuk

Onychogryphosis, Kuku berubah bentuk dan menebal


seperti cakar. Sering disebabkan pemotongan kuku yg
tidak teratur

Onychatrophia, Kuku menjadi tipis & > kecil 


gangguan vaskular, Epidermolisis bulosa, liken planus,
penyakit Darier & Sindrom nail-platella-elbow

Onycholysis,Terpisahnya kuku dari dasarnya terutama


bagian distal/lateral
Onychorrhexis (Britte Nail), Kuku rapuh dan
pecah karena pemakaian sabun kuat, penghapus cat
kuku & pd keadaan hipotiroid serta def vit A & B

Onychophagia (nail Biting), Sering menggigit


kuku, merupakan gejala psikis

Onychopillomania, Gejala neurosis, penderita


merobek kuku

Shel Nail Syndrom, Kuku menyerupai clubbed nail


tetapi dasar kuku atrofi
Pakionikia, Penebalan pd lempeng kuku
, Penebalan kuku terjadi karena adanya
hiperkeratosis dari dasar kuku atau karena
perubahan matriks kuku

Pterygium Unguis, Kutikel yg tumbuh


abnormal shg menutupi lempeng kuku
bagian proksimal seperti pd Liken planus
PERUBAHAN WARNA PADA KUKU
(KROMONIKIA)
 Perubahan warna kuku disebabkan oleh pigmen melanin yg
dihasilkan oleh melanosit akibat melanogenesis yg berlebihan,
dpt jg disebabkan oleh adanya endapan zat lain pd bagian-
bagian kuku
 Kuku berwarna hijau (green nails)
Terjadi pd kuku yg mengalami onikolisis dan paronikia yg berat
akibat infeksi kuman Pseudomonas aeruginosa yg menghasilkan
pigmen piosianin yg berwarna hijau. Pigmen tersebut
diendapkan pd lempeng kuku
 Kuku berwarna hitam (black nails)
Disebabkan kerena melanogenesis yg berlebih. Dapat ditemukan
pada penyakit pinta, def vit B12, melanoma maligna, sindrom Peutz
Jehger. Infeksi jamur yg dapat membuat kuku berwarna hitam:
Candida albicans dan Blastomyces dermatitidis

 Kuku berwarna tengguli/ coklat/ merah tua


(brown nails).
Disebabkan oleh obat antimalaria (klorokuin, kinakrin, amidiakin,
fenoftalin)

 Kuku berwarna biru ( Blue nails)


Pada penyakitWilson
 Kuku berwarna kuning
Pertumbuhan kuku lambat, kuku cembung, tebal, lunula tidak
tampak dan seluruh badan kuku menjadi kuning, adanya edema
pd kuku, muka dan pleural effusion

 Kuku berwarna putih


Akibat terjadi kelainan keratinisasi kuku
 Warna putih terbatas: leukonikia pungtata, leukonikia striata
 Warna putih yang menyeluruh (leukonikia totalis)

Anda mungkin juga menyukai