Anda di halaman 1dari 11

EPILEPSI ABSANS PADA ANAK Tiara Agustina

Skenario
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang ke
puskesmas dibawa oleh keluarganya karena sering
mendapatkan teguran di kelas karena sering
bengong hingga orang tua nya mendapatkan surat
peringatan, keluhan ini berlangsung sejak 2 tahun
terakhir

Rumusan masalah Hipotesa

Anak laki-laki usia 7


tahun sering bengong di
Anak tersebut di diagnose
kelas dan mendapatkan
menderita epilepsy absans
teguran sejak 2 tahun
yang lalu
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
Identitas laki-laki 7 tahun TTV TD: 110/70, N: 88x/menit, RR: 20x/menit, T: 37

RPS pasien sering bengong sejak 2 thn terakhir, Compos Mentis, Tampak Sakit Ringan.

gejala bengong bisa sampai puluhan kali/hari. Inspeksi, Palpasi, Perkusi & Auskultasi  dalam

Bicara lambat, sering terhenti sejenak saat berbicara batas normal.

Pemeriksaan Neurologis  dalam batas normal


atau berjalan, sering termenung, dan mata kedutan.
(pupil, reflex cahaya, motorik, sensorik, refleks fisiologis dan patologis)
RPD, RPK, sosial & pribadi  tidak ada hasil

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Lengkap: Hb 12gr/dL, Leu 9000/uL, Trombo 200.000/uL
2. Radiologik: CT-Scan / MRI kepala dalam batas normal
3. Perekaman EEG (Elektroensefalografi): Letupan umum dengan frekuensi 3 Hz paku dan gelombang (3 Hz generalized
spike-wave discharges).
Kejang Absans Kejang Parsial Kompleks
Kelompok epilepsi Generalisata
Gangguan Tingkah Laku Fokal GPPH
Penyebab
Etiologi Idiopatik (genetik)
Faktor psikososial FaktorLesi struktural
genetik, struktur anatomi,
Gejala neurokimiawi
Terhentinya aktivitas, bengong, otak,pengecilan
dan perubahan lobus
kesadaran
prefrontal
Dapat disertai kanan, nukleus kaudatus kanan,
automatisme
globus palidus kanan serta vermis

Aura Tidak ada Ada


Automatisme Getaran kelopak mata, Gerakan tidak bertujuan dan
Gejala muncul saat mengedip-ngedip,
PR (14-16) LK (10-12) tidak terkoordinasi
<7 tahun
mengangguk-angguk, kecapan
Gejala • Agresibibir • Hiperaktif
Durasi • Pelanggaran
30 detikhak orang lain • Impulsive
1-2 menit
• Sulit memusatkan perhatian
Kejadian > 2 kali/hari Jarang > 2 kali/hari
Kebingungan pasca kejang Tidak ada Ada
EEG Letupan umum dengan frekuensi Spikes (proyeksi tajam)
3 Hz paku dan gelombang unilateral atau bilateral,
gelombang tajam, atau
pelepasan gelombang lambat
Epilepsi absans
Kejang ini ditandai dengan hilangnya
kesadaran yang berlangsung sangat
singkat sekitar 3-30 detik.
Jenis yang jarang dijumpai dan
umumnya hanya terjadi pada masa
anak-anak atau awal remaja. Sekitar
15-20% anak-anak menderita
kejang tipe ini

I. Typical Absence Seizures


A. Simple: impairment of
consciousness only
B. Complex
1. With mild clonic co
2. With changes in to
3. With automatism
4. With autonomic co
II. Atypical Absence Seizures
PATOFISIOLOGI EPILEPSI ABSANS
Terjadi depolarisasi dan repolarisasi yang
Perubahan pada sirkuit Influks Na berlebihan,
berlangsung berkali-kali dan cepat (terjadi
antara thalamus dan kalium refluks tetap
hipereksitasi pada neuron)
korteks serebri seperti semula

Terjadi aktivasi ritmik korteks Terjadi sirkuit abnormal pada


pada saat sadar jaras thalamo-kortikal

Gejala Klinis:
1. Onset dimulai usia 3-8 tahun
2. Hilangnya kesadaran selama beberapa detik, mengedip-ngedip atau
menggerak-gerakkan bibir, serta pandangan kosong (<30 detik)
3. Kedutan pada mata atau wajah
4. EEG  3 Hz spike & wave
Etiologi Epidemiologi

Mutasi genetik kanal kalsium tipe T Neuron pyramidal non korteks


• Idiopatik • Di amerika 3-4 %
Kejang general Sirkuitabsans
epilepsi thalamo
• Mutasi genetic pada kortikal Neuron relay
Peningkatan
• 2/3aktifitas
PR kanal kalsium tipe T
canal T kalsium
• Jalur
Anak usia 8-4 tahun
thalamokortikal Neuron dlm nucleus retikularis
Serangan Spike wave discharge
terganggu
Meningkatkan burst-mode firing pada thalamus

Penting
Meningkatkan aktifitas osilasi pada sistem thalamokortikal
Voltage – gated calcium
channel (Arus T kalsium)
Terbuka
Penghubung utama
fase tidur antara
non-REM
3 keadaan fungsional sistem
(pada sensori
saat perifer dan
seseorang
Tertutup sadar penuh) Kalsium masuk ke sel ketika kanal T
Kanal T kalsium korteks serebri terbuka
Tidak
Tidak sadar Aktif
atau “bengong” pada
saat sedang sadar penuh
Typical absence seizure Atypical absence seizure

Pemeriksaan
Labolatorium

Simple Complex Radiologi


Diagnosis
• Muncul perlahan
Automatism EEG • > lama dari
Memandang typical
ketempat jauh • Menjilat bibir • Jarang di
Video EEG
tanpa ada gerakan • Mengunyah dapatkan
• Menggaruk automatisme
• Meraba – raba
pakaian
Ethosuximide (ESM) Valproate (VPA)

Dosis Inisiasi 10-15 mg/kgBB/hari 20 mg/kgBB/hari (<20kg)


40 mg/kgBB/hari (>20kg)

Dosis Maintenance 20-40 mg/kgBB/hari 20-30 mg/kgBB/hari (<20kg)


20-40 mg/kgBB/hari (>20kg)

Kontra Indikasi Penyakit hati, hipersensitifitas, Hipersensitivitas


gangguan siklus urea

Efek Samping Teratogenik Gastrointestinal

Sebagian besar sembuh sendiri, terutama pada anak yang


serangan pertamanya usia < 10 tahun
Edukasi Gejala dapat dikontrol dengan menggunakan obat
Komunikasikan kepada keluarga untuk menjelaskan keadaan
anak kepada pihak sekolah
KOMPLIKASI
Kejang tonik klonik
Sering disebut dengan kejang grand mal. Kesadaran hilang dengan cepat
dan total disertai kontraksi menetap dan masif di seluruh otot.
Mata mengalami deviasi ke atas. Fase tonik berlangsung 10 - 20 detik
dan diikuti oleh fase klonik yang berlangsung sekitar 30 detik.
Selama fase tonik, tampak jelas fenomena otonom yang terjadi seperti
dilatasi pupil, pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut jantung.
KESIMPULAN
Kejang absans merupakan salah satu bentuk dari kejang epilepsi umum, dan
termasuk dalam kelompok kejang umum yang idiopatik. Saat serangan, pasien
mengalami gangguan kesadaran mendadak yang berlangsung selama beberapa
detik. Selama itu pula, aktifitas motorik terhenti dan pasien diam tanpa reaksi.
Selain itu pasien sadar dan langsung melakukan aktifitas seperti biasa. Umumnya
jenis kejang ini menyerang anak-anak dan membutuhkan waktu pengobatan
selama 2 tahun tanpa berhenti agar dapat sembuh total.

Anda mungkin juga menyukai