Anda di halaman 1dari 21

Angiocardiografi Untuk pmx jantung Kateter pembuluh darah Digital Subsfraction Angiography ( DSA ) Untuk membuat image pembuluh

uluh darah arteri USG Menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan tidak menimbulkan ionisasi seperti sinar X Bersifat non invasive Untuk melihat pergerakan organ Tidak perlu kamar gelap CT Scan Computerised Tomography dx dapat dipertajam Gambar per slice Magnetic Resonance ( MRI ) Menghasilkan citra ( image ) tanpa memakai radiassi ionisasi Sinar X Gelombang yang digunakan dalam dunia kedokteran 0, 50 A 0,125 A 1A = 10-8 cm Grid potongan potongan timah tipis yang letaknya sejajar, masing masing dipisahkan oleh bahan tembus sinar. Penyerapan = makin tinggi kepadatan / berat atomnya, makin besar penyerapannya. Perlengkapan untuk membuat radiograf 1. Film Roentgen ( Film X Ray ) 2. Intensifying Screen alat yang terbuat dari kardus khusus yang mengandung lapisan tipis emulsi fosfor dengan bahan pengikat yang sesuai. 3. Kaset suatu tabung tahan cahaya yang berisi 2 buah intensifying Screen. 4. Grid ( kisi-kisi ) 5. Alat alat fiksasi : - Bantal pasir - Bantal spons - Ikat pinggang penekan - Klem kepala 6. Alat alat pelindung ( proteksi ) - Diafragma cahaya - Konus - Pelindung Gonad - Pencegah pelindung - Pelindung ovarium - Apron timbal` - Sarung tangan timbale - Kaca timbal - Karet timbale 7. Marker ( tanda / kode ) Radiolusen dan Radiopak

Radiolusen / bayangan hitam benda benda yang mudah ditembus Sinar X Radiolusen / bayangan putih benda benda yang sukar ditembus Sinar X 1. Radiolusen ( hitam ) = Gas, udara 2. Radiolusen sedang ( moderately radiolucent ) jaringan lemak 3. Keputih putihan ( intermediate ) Jaringan ikat Otot Darah Kartilago Epitel Batu kolesterol Batu asam urat 4. Radioopak sedang ( moderately Radiopague ) Tulang Garam kalsium 5. Radioopak ( putih ) Logam logam berat Luka permukaan yang dangkal Kerusakan kulit Epilasi Kuku rapuh Kerusakan Hemopoetik Lemfapeni Leukopeni Anemi Leukemi Kehilangan respon terhadap daya tahan spesifik Induksi keganasan Leukemi Karsinoma kulit Sarcoma Berkurangnya kemungkinan hidup Aberasi genetic Efek lain = katarak lentikuler, obesitas, sterilitas - sementara tetap

Bahan radiasi 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Satuan satuan radiasi Rontgen satuan pemaparan radiasi 2, 58. 10-4 couloms / kg udara Rad satuan disis serap 1 rad = 100 reg / gram Untuk melepaskan tenaga 100 erg dalam 1 gram Gray 1 Gray = 100 rad Rem satuan dosis ekuivalen Dosis serap di kalikan dengan factor kualitas rem = rad X factor kualitas 1 Roentgen = 1 Rad = 1 Rem 3 cara pengendalian tingkatan pemaparan radiasi Jarak Waktu Perisai

Trauma skelet Fraktur patologik Coz tumor / ca Fraktur Stress karena trauma ringan Pmx radiologi = - Foto AP - Foto lateral - Foto aksial ( untuk fraktur femur / humiurus Macam Macam tipe Fraktur 1. F. Transversal 2. F. Oblik 3. F. Kominutif 4. F. Kvulsi 5. F. Greenstick 6. F. Gpifisos dengan separasi 7. F. Kompresi ex. Vertebral 8. F. Impresi pada cranium Hal hal yang harus diperhatikan pada pmx foto roentgen Fraktur, lokasinya dimana ? Tipe fraktur dan kedudukan fragmen Struktur tulang ( biasa, patologik ) Jika dekat sendi ( dislokasi, fr. Epifisis ) Pelebaran sela sendi karena efensi

proximal )

Pmx radiologic selanjutnya adalah untuk kontrol 1. Setelah reposisi untuk menilai kedudukan fragmen 2. Pemeriksaan periodic untuk menilai penyembuhan fraktur - Pembentukan callus - Konsolidasi - Remodeling terutama anak anak - Adanya komlikasi a. Osteomielitas b. Nekrosis araskular hilangnya / terputusnya suplay darah kematian tulang. c. Non union karena imobilisasi tidak sempurna garis patah menetap d. Delayed Union - Org tua karena aktifitas obteablas menurun - Reposisi kurang baik - Def vit c dan d - Fr. Patalogik - Adanya infeksi e. Mal Union = reposisi fr. Kurang baik deform tulang f. Atrofi Sudeck = komplekasi osteoporosi Trauma Skelet regional I. Fr. Dan dislokasi pada pergelangan tangan dan pada tangan Fr. Radius bag distal 1. Fr. Collas Fr. Radius bag distal dengan angulasipost dislokasi ke post 2. Fr. Smith Fr. Radius bag destal + angulasi / dislokasi fr. Distal ke Voler. Fr. Tulang manikulare manus - Sulit dilihat karena tipis lebih mudah setelah beberapa hari - Bisa nekrosis avaskuler jika fr. Melalui pinggang ( waist ) tulang navikular

Fr. Metacarpal Sering terjadi setelah meninja Fr. Bennett Fr. Dislokasi pada basis metacarpal I Jika curiga = foto PA, lateral, oblik, dibuat foto tangan yang sehat jika meragukan. Sering tidak terdiagnosis Seluruh karpus mengalami dislokasi ke Voler / ke Post. Dislokasi tulang karpus dislokasi perlunar Tulang lunatum dislokasi ke Voler

Dislokasi tulang karpalia II.

Fr dan dislokasi pada siku dan lengan bawah Fr. Dislokasi siku = biasanya karena trauma berat Fr. Suprakondiler humerus Terutama pada anak anak Ada angulasi dan dislokasi fragmen destalk e posterior Fr. Bennett Fr. Metakorpal I ( basis ) Fr. Epikondilus medialis / lat, humerus anak anak Fr. Interkondilus ( T-fracture ) humerus Fr. Kaput radi Anak anak = kolum radi Dewasa = caput radi Fr. Olekranon Dislokasi sendi siku Fr. Radius ulna Fr. Monteggia fr. ulna bag prox dengan dislokasi kaput radi Fr. Galeasi , fraktur radiasi bag distal dengan dislokasi ulna bag distal Fr.dengan dislokasi pada bahu dan lengan atas

Foto thoraks 1. Cara pembacaan (dari dalam ke luar) posisi AP, PA, Lateral - Mengukur CTR (Cardiac Thoraxic Ratio) - Menarik garis tengah vertebra melaui proc. Spinosus - Jarak terjauh dengan batas jantung kanan dan kiri - Bandingkan dengan lebar thoraks, tarik garis sejajar sinus costophrenicus - CTR = A1+A2 x 100% N < 50% boleh diukur jika inspirasi penuh. C6 terlihat B 2. Perhatikan pinggang jantung 3. Letak apex tidak lebih dari 2/3 lateral - Evaluasi jantung membesar atau tidak 4. Arcus aorta (prominen??, adakah kalsifikasi) 5. Penilaian trakea Menilai lapangan baru 1. Jarak clavicula vertebra simetris atau tidak (1/3 anterior, medial, posterior) 2. Penilaian vaskularisasi (bronkovaskular pattern) - Vaskularisasi paru N lebih banyak di bawah daripada di atas (a. Pulmonalis) - Penilaian hilus: normal hilus 1,6 cm (a. Pulmonalis) hilus kanan lebih tinggi dari hilus kiri - Penilaian lapangan paru: N berwarna radiolucent (hitam) 3. Sudut sinus costophrenicus tajam 4. Penilaian costa - Kontinuitas, jumlah, densitas

- Simetris atau tidak - Scapula dan clavicula simetris 5. Soft tissue (adakah emfisema subcutis?) - Syarat foto thorak yang baik pasien harus inspirasi maksimal supaya rongga dada terlihat jelas - Penilaian vaskular paru jika lapang paru bagian atas banyak pembuluh darah kongestif karena pelebaran v. Pulmonalis (kelainan jantung/ decomp) chephalisasi - Jika lapang paru ramai suspect broncitis - Jika efusi basah costa melebar - Jika efusi kering costa menyempit - Edem paru gambaran butterfly apperiance mengikuti pembuluh darah simetris - Edem karena jantung tidak simetris - TBC gambaran di atas paru kearena aerob obligat - Pulmuner vascularity distribusi a. Pulmoner merata contoh: asma (kongestif pulmonum) - Fibroinfiltrat (seperti kapas) proses kp (biasanya hilus tertarik/organ tertarik. Contoh jantung). Biasanya di apex - KP = jika unilateral minimal = jika bilateral moderate = jika lebih dari advance - Gambaran massa padat (putih, halus, rata), bronkus tidak terlihat, pada pneumonia masih terlihat bronkus - Bronkitis kronis kalsifikasi di bronkus - Reumatic heart disease (kelainan jantung) diawali sakit tenggorokan. Penyebab: S. Aureus. Gambaran radiologi: kongestif pulmonum, edem, efusi pleura - Jika pada foto PA tidak yakin massa, maka foto lateral kanan - Pada pasien DM gambaran KP terkadang terlihat pada bronkus lobus inferior - Tanda-tanda KP pada gambaran radiologi: 1. Pembesaran kelenjar hilus 2. Adanya infiltrat (berupa garis) 3. Adanya efusi - Mitral stenosis karena rheumatic heart disease - Bronkitis kronis (tampak ramai): aorta prominen, tidak ada fibrosis, paru terlihat datar. Pembacaan foto thorak - Posisi PA (umum) Ciri: clavicula lurus simetris Scapula melebar ke lateral Costa berbentuk Ics melebar Perhatikan! Pasien harus inspirasi maksimal 1. Penilaian jantung - Bentuk dan ukuran, CTR (cardio thoracic ratio) - Pinggang jantung - Aorta knob atau arcus aorta adakah kalsifikasi 2. Penilaian bronkus 3. Penilaian lapang paru - Bronkovaskuler pattern meningkat atau cephalisasi - Adakah infiltrat - Adakah fibrosis - Adakah edem 4. Penilaian pleura - Adakah efusi - Adakah pneumothorax

- Sudut costofrenikus tajam 5. Penilaian costa - Adakah fraktur - Simetris atau tidak - Adakah dislokasi 6. Penilaian soft tissue - Adakah emfisema subcutis Posisi AP Ciri: clavicula berbentuk Scapula agak ke tengah Costa lurus Ics agak menyempit Posisi lateral 1. Penilaian mediastinum - Sup= - Anterior = belakang os sternum sampai dengan bagian anterior pericardium - Medium = bagian belakang pericardium posterior (berisi jantung, timus) - Posterior = bagian belakang pericardium posterior sampai bagian depan corpus vertebra Perselubungan di hemithorak Pada bayi prematur/ BBLR foto Ro curiga hialus membran disease, perkembangan jika tidak baik ada bintik-bintik putih, jika berat (putih semua), tanda = tidak ada surfaktan Kasus umum (kesimpulan ditulis suspect) 1. KP 2. Bronkitis kronis paru-paru kotor 3. Bronkopnumonia bronkus kotor 4. Pneumonia densitas dengan air bronkogram 5. Kardiomegali dengan kongestif pulmonus 6. Efusi pleura 7. Massa 8. Edem paru - Foto thorak sentrasi paru, jantung, soft tissue - Foto thorakal untuk melihat tulang-tulang posisi AP, Lateral - Foto thorakolumbal AP, Lateral, Oblique BOF 1. Batas: atas diafragma bawah simpisis pubis lateral kulit atau flank 2. Kontras dari foto Bayangan batas organ intra abdominal (gradasi hitam- abu-abu putih) 3. Identitas Nama, umur, jenis kelamin, tanggal pemeriksaan, tanda kiri atau kanan 4. Posisi: AP, dekubitus lateral, wangenstein reis 5. Persiapan penderita Urus-urus, lavemen, puasa 6. Posisi penderita: di tengah meja, tulang vertebra di garis tengah 7. Saat exposure: ekspirasi, diam atau tidak bergerak 8. Penilaian BOF Gas usus, kontur organ hepar-lien, ginjal ureter buli-buli, psoas shadow, vertebra Pembacaan BOF 1. Penilaian gas usus Gaster = di fundus Usus halus N, tidak ada gas kecuali pasien tua, kolik

Colon = gas +, sisa makanan / fecal material 2. Penilaian kontur organ Hepar = v. Hepatika v. Cafa inf jantung kanan Lien = v. Porta hepar Ginjal = adakah batu? 3. Psoas shadow Batas jelas, simetri kanan kiri, mulai thoracal 12 sampai dengan cavum pelvis ke m. iliopsoas 4. Os vertebra/lumbosacral Proc. Spinosus, pedikel, simetris? Scoliosis? 5. Cavum pelvis Buli-buli adakah batu? rectum gas usus? shantons line colum femur ke arah os. pubis 6. Evaluasi caput femur Dislokasi sendi? Densitas, kontinuitas? Tanda-tanda fraktur 7. Tr. Urinarius Apendicitis retensi barium Meteorismus dilatasi ringan Ilius hearing bone sign Psoas shadow kayak bajing itu tanda spondilitis. Jika trauma, psoas shadow tidak terlihat karena trauma perdarahan retroperitoneal. Tulang vertebrae : Pedikel bisa rusak jika ada tumor Jika hanya infeksi, gambaran masih bagus. Bising usus meningkat jika ada dilatasi usus halus. Stenosis, obstruksi, keganaasan, bisa menekan organ. Ren : Berwarna putih : Nefritis kronis ( Batas sinus kortek tidak jelas karena obstruksi kronis bagian distal atau stenosis karena batu / toksin). Obstruksi hidronefrosis ginjal rusak.

DM / Hipertensi : Batu Staghorn (Tanduk rusa) Multiple pada ginjal.

Jika ada proses metastase, axes ginjal mengikuti psoas shadow. Lumbosacral : Keluhan Low Back Pain Normal : sepanjang promontorium (>45 Unstable) Liping (Tajam) : tanda-tanda spondilitis. Vertebrae lumbal I PCO yang tidak ada costae.

Resiko kegemukan.

Rectum Jika ada udara tidak ada obstruksi tapi bisa ileus.

Jika tidak ada udara meningkat.

curiga obstruksi, kroscek dengan stetoskop bising usus

Gambaran BOF posisi PA

melihat spatium intervertebrale.

Syarat IVP (Intra Vena Pyelografi) : 1. Herring bone sign 2. Step ladder garis seperti tangga posisi leflateral dicubitus. 3. Fluid level : usus ada cairan ileus paralitik, invaginasi, volvulus colon sygmoid. 4. Tyfoid ada udara bebas antara hepar dan diafragma karena perforasi harus operasi.

Ginjal :

Kontur ginjal 3,5 cm corpus vertebrae. Posisi BOF hanya AP Staghorn batu pelvis yang masuk ke kalix, di USG memastikan batu di ginjal/ tidak. Ektasis ringan (melebar biasanya hidronefrosis) batu di IVP atau retrograde pyelografi. USG hidronefrosis (Calictasis ringan).

PEMERIKSAAN RADIOLOGI - X-foto / foto polos Scalp : Calvaria, Sella tursica (fontanella anterior menutup setelah 24 bulan, fontanella posterior menutup setelah 2-3 bulan). Waters : paling utama sinus paranasalis, ex. Fraktur zygoma. Foto Schuller : untuk melihat mastoid, curiga otitis media. Cervical : AP-Lateral untuk melihat trakea penyempitan di foramen intervertebralis (oblique) adanya lipping Thorax : top lordotik foto AP AP-Oblique

Extremitas AP-Lateral. Kaki

Vertebrae = Lumbosacrale untuk melihat vertebrae dan untuk melihat pasien Lw Back

Pain. X-ray dengan kontras IVP, Urofrogram, Sistouterografi. Upper GI : Untuk melihat esofagus dan lambung

Usus halus

barium

Colon barium in loop USG merambat melalui air : Kepala : hanya untuk bayi sebelum ubun-ubun menutup dibawah 1 tahun untuk kecurigaan hidrocephalus. Leher : Thyroid, Submandibula. Thorax : Efusi (USG : pada posisi duduk) Abdomen : Tumor, kelainan liver, USG tidak bisa melihat usus kecuali appendicitis akut yang ada cairan (> 5 mm), tumor colon dengan colon in loop. Ca Mammae : untuk pasien muda < 36 tahun, jika > 30 tahun Mammografi. Extremitas : untuk melihat trombosis mengikuti pembuluh darah. Batu : terlihat penuh diatasnya bawah : shadow BPH USG Doppler untuk pasien sirosis untuk melihat tekanan vena porta. USG lebih ke arah screening tapi tidak untuk diagnosa pasti.

Sinus Radioaktif : Sifat : memencar ke segala arah, lurus, bisa menembus segala macam. Syarat : harus dilapisi PB. CT-Scan : untuk kepala, thorax, abdomen, tulang perdarahan sulit. MRI : untuk jaringan lunak otak, vertebrae Orang yang rentan terkena efek Radiologi : Bayi Ibu hamil trimester I USG Ginjal : Korteks lebih putih dari pada lien Nefritis kronis. Stadium penyakit ginjal : Ringan di ELISA, Berat Nefrotomi. Hepar : Dinding GB menebal Cholecistitis untuk melihat discus intervertebralis

GB Slut Warna agak keputihan, biasanya normal warna hitam.

Vena Hepatika melebar Curiga Decomp Cordis. THORAX LAGI........ - Kardiomegali + Kongestif / Cephalisasi (Pembuluh Darah merata ke atas). - Massa di Mediastinum jelas. - Massa di paru tidak jelas kecuali tumor jinak jadi perlu foto lateral untuk croschek. Efusi Normal : Garis ellis Demosseau jelas, lurus, Costae melebar jika cairan. Jika sudah organisasi garis tidak beraturan. Costae tetap berdekatan. Posisi AP : Costae Berdekatan. Posisi PA : Costae Berjauhan. Infiltrat bulat-bulat KP Aktif. Jika seperti kapas KP lama. Croscheck foto lateral thorax untuk memastikan Infiltrat/massa. Bronkovaskular Pattern rame Bronkitis. Kongestif+KP??? Parahiler. Para aorta. Diafragma tertarik ke atas Tanting diafragma. Ciri Cystitis >3mm dan penebalan dinding GB. Pneumonia Opaqsitas dengan air broncogram. Jika tidak ada air broncogram maka curiga massa, atelektasis dan efusi. Kongestif Pembuluh Darah melebar. Bonkovaskular Pattern meningkat Bronkitis, Infiltrat (-). Dekomp gagal memompa Cephalisasi Kongestif Pulmonum Edema Paru Ascites di perut. Jika kurang Inspirasi kesan Cephalisasi.

Gambaran Oedema Paru putih bersih satu lapang paru. Awal Oedema Paru : Penebalan septasepta/melebar.Infeksi non spesifik (Leuko meningkat). Pneumonia: Causa KP dan Causa non KP tergantung riwayat Lab. Kalsifikasi Pengapuran di Pembuluh Darah HTdan TIA.

Jika ada hiperaerasi Emfisematus Lung dan Diafragma cembung. Bayi Bronkovascular Pattern Normal meningkat.

Hati-hati teliti apakah ada Infiltrat.

Lihat Trachea tertarik / tidak. Bronkopneumonia ( Bercak pada Alveolus secara difus) : Batuk, Panas, Sesak. Khas : Infiltrat bentuk bundar-bundar / bintik-bintik putih. Paru-paru kotor Bronkovaskular Pattern meningkat Suspect Bronkitis Kronis Bisa karena Asma.

Komplikasi KP Bronkiektasis >> seperti sarang tawon Honey Comb Appereance (Kronis). Bronkiektasis Dx Pasti dengan CT-Scan.

Ciri-ciri Mitral Stenosis : Kornus Pulmonalis membesar. Arcus mengecil. Atrium kiri membesar. Ciri-ciri Mitral Insufisiensi : Ventrikel kiri membesar, apex kebawah seperti sepatu. Atrium juga membesar. Arcus Aorta mengecil. TB Paru primer kelenjar membesar pada anak : Efusi Infiltrat Pembesaran kelenjar hilus. Pneumonia Konsolidasi rata. Opaqsitas (+) air bronkogram Densitas berupa bercak bulat pada Paru. Tumor Pancoast / KP mur lession. mengikuti bronkus.

Bronkopneumonia Posisi AP Lordotik

Type Metastase pada Paru : 1. Type Pneumonia 2. Koch Nodul kecil-kecil banyak >> sering. koin bundar-bundar kecil banyak, sering dari tumor tulang :

3. Type Coin Lession OsteoSarcoma. 4. Type Milier

DD : TB Paru Milier. mengikuti kelenjar lymfe (Bilateral). Efusi Pleura.

5. Lymfatik spread Mesotelioma Jamur

tumor pada pleura

Gambaran paru : Fungus Ball Pembuluh Darah tidak kelihatan !!!!

Gambaran Oedem Paru Oedem Jantung

tidak simetris, Ingat !!!!

X-FOTO KEPALA - Waters : 1. Pansinusitis 2. Ethmoidalis 3. Maxillaris 4. Frontalis 5. dibandingkan dengan orbita : Jika sama / >> gelap (Normal). Jika warna putih dibandingkan dengan orbita ada iritasi. Jika ada cairan Fluid level. curiga Sinusitis, harus dioperasi jika

Skull : Evaluasi calvaria ( Kalsifikasi, Destruksi ) Sella Tursica > 1,6 cm Mandibula.

PEMBACAAN FOTO SKULL ( KEPALA ) - Posisi : AP ( Caldwel ), Lateral, Waters, Schuller, PA ( Towne ). - Posisi AP : 1. Calvaria : Bentuk, adakah jejas ? ( Kalsifikasi, Destruksi ) Tanda-tanda TIK Impresia Digitata ( Tampak tapal kaki )

2. Os : Zygomatica, Maxilla, Mandibula, Dasar Orbita, Septum nasi. 3. Sinus : Frontalis Maxillaris Dibandingkan dengan orbita ( Normal ) = sama / >> gelap. Jika > Opaque Suspect Sinusitis. Posisi lateral 1. Calvaria : bentuk, adakah jejas? 2. Os : zigoma Maxilla Mandibula (> jelas) Palatum durum 3. Sella tursica penting!! 4. Sinus tidak terlalu jelas. Tulang : vertebra cervicalis ( 7) C1 tdk punya corpus, C2 corpus >> besar - Adakah fraktur / tidak - Adakah subluxatio / maju - Adakah lipping - Adakah penyempitan trachea / corpus alienum Posisi Waters - Focus pada area sinus - Sinus : frontalis, maxillaries, sphenoidalis, etmoidalis - Os : palatum durum > jelas

Dasar orbita sebagai pembanding Kasus umum - Sinusitis - Fraktur zigoma, maksilla, mandibula - Tumor pada sella tursica - Tumor pada sinus Infeksi sinus paranasalis 1. Penebalan mukosa 2. Air fluid level 3. Perselubungan homogeny / tidak homogen 4. Penebalan dinding sinus dengan sklerotik ( pada kasus2 kronik ) Posisi schuller : untuk melihat penampakan lateral dari mastoid Cervical root syndrome (CRS) :foto AP, lateral, oblique (non trauma) intervertebralis Jika kasus biasa misalnya fraktur : cukup AP dan lateral saja

untuk melihat foramen

EKSTREMITAS / TULANG - Osteofit / lipping proses pengapuran ( sakit ) - Korteks - Trabekulasi - OA biasanya di pinggir - Tuberkulum intercondilare Fraktur - Proses penyembuhan terbentuk kalus, cek komplikasi ( bone healing proses ) - Posisi lateral line of weight bearing di promontorium dengan sudut ferguson N = 40 Jika > 40 curiga low back pain Nyeri - Skoliosis thoracalis dengan konveksitas ke kanan Foto plantar pedis Tampak calcaneus spur proses degenerasi karena sudah tua Foto pedis ( AP, Oblique ) Lumen gangrene anaerob ( menghasilkan gas ) gambaran radioluscent bulat2 Urut urutan tulang knee - Trabekulasi ( bagian tengah ) - Lipping pada condylus lateral / medial - Femur dan tibia - Tulang post fraktur pembentukan kalus remodeling OA - Usia - Proses degenerative - Kebanyakan pada orang obese ( karena menyangga berat badan ) - OA grade II jika ada penyempitan celah sendi Spondilitis TB bentuk kifosis karena destruksi bagian anterior Paravertebra soft tissue swelling Spondilolithesis lumbal ada yang maju. Normal dilihat dari lateral - Subluxatio = maju - Titik tekan BB harus di promontorium Jika unstable jatuh di depan promontorium, garis silang di lumbal III - Nyeri jika ada benjolan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

- Kurva cenderung miring ke kanan / kiri - Jika ada spasme, klinis = low back pain - Adakah : kompresi, destruksi, jarak antar discus ( menyempit pada orang tua krn proses degenerative), fish appearance? Px curiga selulitis curiga ada edema jar lunak, jika masuk ke tulang, destruksi korteks dan medulla - Bisa dicari gas gangrene, lipping pada calcaneus - Mencari gas gangrene : - edema soft tissue - Destruksi tulang : osteomielitis akut dan kronis. Kronis ada penulangan baru infolukrum/sequester, ada kloaka ( tanda adanya destruksi ) - Sequester : tulang yang mati dalam medulla - Kloaka ; jalur nanah dari dalam tulang yang keluar - Arthritis purulenta : celah sendi menyempit (anlutosis) menyatu - Arthritis TB di sendi panggul dan lutut - Osteopeni trabekulasi > jarang ( >> hitam ), mengenai sendi penyangga panggul dan lutut - Impeksi : ada tekanan - Alignment : susunan bagus / tidak - Kurva = bentuk - Subluxatio = menonjol / maju - OA grade II spatium pada sendi agak menyempit baru ditulis grade kalo foto sudah focus pada 1 regio - Pada foto polos klasik, sarcoma osteogenik tampak dengan tanda tanda reaksi periosteal berbentuk cahaya matahari ( sun ray appearance ) Ewing tumor - Lokasi diafisis - Osteolitik onion skin Osteosarkoma - Lokasi metadiafisis - Lesi osteolitik dan osteoblastik - Sunburst appearance Pembacaan foto ekstremitas - Posisi : AP, PA, lateral, oblique - Perhatikan regio : Ekstremitas superior region brachii, hummerus, antebrachii( radius, ulna ) manus ( metacarpal ) Ekktremitas inferior : regio femur, cruris ( tibia, fibula ), pedis ( metatarsal ), tarsal, phalax proksimal, medial, distal Penilaian soft tissue adakah jejas, swelling, gas formation, tanda tanda inflamasi ( selulitis ) Penilaian tulang : korteks, trabekulasi ( medulla ), dislokasi / deformitas, non union, mal union, delayed union Penilaian sendi : adakah lipping, anlutosis ( penyempitan celah sendi ), dislokasi, osteoartritik Jika ada fraktur : lokasi, tipe fraktur Bekas trauma / corpus alienum Luksasi Ekstremitas superior : - Foto schuller : jika curiga frozen shoulder syndrome, exorotasi, endorotasi - Foto humerus : harus terlihat 2 sendi - Elbow / cubiti : posis AP, lateral - Antebrachii : - radius ( medial ) : > besar - Ulna ( lateral ) : > kecil - Wrist ( pergelangan tangan ) : untuk melihat tulang carpalia - Foto manus : posisi AP, oblique - Untuk melihat metastase : posisi AP, Lateral

Foto lumbosacral : untuk melihat tulang tulang, posisi AP, lateral Curiga pelvis foto pelvis AP, metabrolum, hip joint, shentons line Ekstremitas inferior : - femur : posisi AP, lateral, harus terlihat 2 sendi, jika curiga RA: foto kanan kiri - genu : AP, lateral. Jika curiga RA : kanan dan kiri - cruris : AP, lateral - ankle : pergelangan kaki : AP, lateral - pedis : AP, oblique

BOF cystitis : neurogenik bladder ( srg pd org tua) 1. flaccid buli penuh ngompol ( inkontinensia ) refluks vesiko ureter 2. Spastic buli kecil bolik balik kencing Pembacaan BOF 1. Penilaian bising usus normal, menurun / meningkat - Jika menigkat ringan : meteorismus - Meningkat sedang + faecal - Meningkat dan sampai ke rectum suspek ileus paralitik ( ada dilatasi usus ) tanda hearing bone sign ( obstruksi ) - Meningkat tapi tidak sampai ke rectum suspek obstruksi 2. Kontur organ : hepar lien, ginjal ureter buli2 ( adakah batu, lokasi ) 3. Psoas shadow : jelas / tidak simetris / tidak 4. Penilaian Tulang a. Vertebra : - Bentuk : Normal, Skoliosis, Kifosis, Lordosis - Alligment : Sususnan adakah subluxatio pedikel, proc. Spinosus, proc.transversus (adakah lipping ? lokasi ? ) spatium intervertebrale. b. Os.Sacrum c. Os.Ilium : Crista Iliaca d. Os.Iscium : agak ke belakang e. Os.Pubis ramus Sup et lat f. Acetabulum g. Caput Femur, Colum Femur, Trocanter mayor-minor, linea interfrochanteria-shentons line BOF posisi lateral : - Mengukur titik berat badan (Fergusons weight bearing line) : titik berat badan diukur dengan menarik dua garis diagonal yang saling bersilangan. Dari sudut corpus vertebralis III dari titik persilangan dua garis diagonal tersebut, ditarik garis vertikal kearah promotorium Os.Sacrum. Normal : garis vertikal akan jatuh pada promotorium Os.Sacrum. Normal : < 40. LLO (Left Lateral Decubitus) - Terlihat gambaran Step Ledder / anak tangga : ciri khas ileus paralitik / ileus obstruksi USG abdomen - Jika ada cairan bebas dalam abdomen, kontur > putih dari biasanya - Acites di USG : 1. Untuk menentukan apakah benar ascites / tidak 2. Untuk cari penyebab : - HT portal - GGK - Decomp Cordis o Oedema paru o Ascites - Keganasan Ca ovarium

Trias : o Ascites o Massa di ovarium o Efusi Peritonitis (TB > kental) Ascites permagna Trauma abdomen : mencari cairan bebas (antara hepar, ginjal, buli2)

Foto Lumbosacral (posisi AP-Lateral) 1. Trabekulasi (N/agak parotik) 2. Pedikel 3. Corpus 4. Discus intervertebralis / spatium intervertebralis 5. Alligment dan susunan Ciri osteoporosis : pedikel agak melengkung Agak hifosis karena kompresi vetebra thorakalis 12 dan vertebralis lumbal 1 Bagian anterior melibatkan discus vertebralis thorakalis 12 dan vertebralis lumbalis 1 - Curiga spondilitis - Jika vertebrae dan lumbal ada kompressi, sudut fergusson tidak usah diukur KASUS UMUM 1. Meteorismus (dilatasi usus) 2. Ileus paralitis 3. Obstruksi 4. Batu ginjal, batu bulu-buli : susp. ? 5. Skoliosis, hifosis, lordosis, spondiloarthritis 6. Dislokasi caput femur 7. Fraktur os.pubis ramus superior et inferior LLO : untuk melihat ileus paralitik / obstruksi - Jika (+) step ladder : ileus - Posisi miring ke kiri : jika ada udara bebas : dekat hepar / diatas hepar Wangenstein reis diganti : prone cross table (sujud) : untuk melihat pasien atresia ani. JANTUNG Ventrikel kanan

Truncus pulmonalis

Pulmo

Atrium sinistra

Ventrikel kiri

atrium kanan

Aorta

V. Cava inferior

Seluruh tubuh PEMBESARAN JANTUNG 1. Atrium kanan 2. Atrium kiri 3. Ventrikel kanan 4. Ventrikel kiri : insufisiensi trikuspid, anomali ebstein : MS, MI, VSD : MS, MI, ASD, VSD, TF : hipertensi, aorta insufisiensi, aorta stenosis

Aorta pulmonalis yang mengecil : pinggal jantung semakin dalam : - Atresia arteri pulmonalis - Tetralogi follat - Hipoplasi paru kiri Aorta pulmonalis yang meninggi besar : - LR shunt (ASD / VSD) - Stenosis pulmonal Aorta yang melebar : arcus aorta menonjol / prominent - Jantung berbentuk sepatu - AI, AS - MS, MI - Hipertensi - Usia - Aneurisma aorta Perfusi paru yang meninggi : - Kebocoran dari L R (ASD-VSD) - Arus darah yang meningkat karena jantung meningkat - Hipervolemik Perfusi yang berkurang : - Kelainan paru kronik - Dekompensasi ventrikel kanan - Penyumbatan sirkulasi dari jantung ke paru Kongesti : - Kelambatan aliran darah dalam arteri / vena - Pembuluh darah menjadi lebar - Karena edema interstitial, edema alveolar, sumbatan pada pembuluh limfe - Kongesti pada vena pulmonalis mnyebabkan hipertensi pulmonal Kelainan-kelainan jatung didapat :

1. Stenosis mitral - Menyebabkan hambatan bagi darah yang mengalir dari paru melalui vena pulmonalis - Vena-vena melebar - Tekanan atrium kiri dan vena pulmonalis bertambah tinggi - Dilatasi ventrikel kanan : insufisiensi katup tricuspid 2. Insufisiensi mitral - Mengecilnya aorta karena saat sistolik darah kembali ke atrium kiri - Pembesaran atrium kiri menghambat darah masuk ke paru HT pulmonal - Ventrikel kanan membesar karena hipertropi dan dilatasi Perubahan yang tampak pada paru : 1. Pelebaran pembuluh darah paru 2. Terjadinya bintik opak diparenkim paru 3. Efusi pleura 4. Bintik perkapuran diparu 3. Insufisiensi aorta / regurgitasi aorta - Sistolik normal membesar - Saat siastolik, darah kembali ke ventrikel aorta mengecil - Ventrikel kiri hipertropi dan dilatasi 4. Stenosis aorta - Dilatasi pasca stenotik pada aorta asenden - Ventrikel kiri hipertropi dan dilatasi - Pembesaran atrium kiri - Bendungan vena pulmonalis - Pelebaran aorta asendens Kelainan jantung bawaan : 1. Stenosisi pulmonal CO2 a. Penyempitan pada infundibular b. Penyempitan dikatup pulmonal c. Penyempitan dicabang arteri pulmonal 2. ASD (atrial septal defect) a. Kebocoran jantung dengan arah arus (L-R shunt) b. Hilus membesar, tebal dan terdapat pulsasi Hilus dance c. Dilatasi vertikel kanan dan arteri pulmonalis darah ke ventrikel kiri berkurang d. Pasien menjadi sianosis karena pembalikan arah arus darah penderita (R to L shunt) sindrom eisenmenger. 3. Kebocoran septum ventrikel (VSD) a. Biasanya dipars muskularis / pars membranacea dari septum b. L-R shunt karena ejeksi dari ventrikel c. Ventrikel kanan, pembulu darah arteri pulmonalis melebar d. Arteri pulmonalis menonjol e. Aorta menjadi kecil f. Atrium kiri melebar g. Ventrikel kiri hipertropi h. Jika tekanan ventrikel kanan menjadi > tinggi dari ventrikel kiri pembalikan arah kebocoran R-L shunt pasien sianosis (sindrom eisenmenger) 4. Patent ductus arteriosus (PDA) a. Berhubungan antara aorta dan arteri pulmonalis b. A. Pulmonalis dan cabangnya melebar c. Aorta desenden mengecil d. Jika penyempitan pada pembuluh darah paru bagian tepi tekanan si arteri pulmonalis meninggi (R-L) dari arteri pulmonalis ke aorta sianotik 5. Tatralogi fallot a. Hipertropi ventrikel kiri

b. VSD dengan arah kebocoran kanan ke kiri c. Steanosis pulmonal d. Semitransposisi letak aorta - Sejak sianosis - Paru-radiolusin - Jantung membesar ke kiri dengan pinggang jantung mendalam, konkaf - Disfagia karena aorta menekan esofagus 4 unsur pada tetralogi fallet 1. Steanosis pulmonalis 2. Defek pada sptum ventrikular (VSD) 3. Posisi aorta semitranposisi aorta 4. Ventrikel kanan melebar PARU Cor Pumonale kronik karena penyumbatan emfisema paru yang kronik pada bronkitis kronik Bronkitis kronik di bagi menjadi tiga : - Ringan : corakan paru ramai di basal paru - Sedang : corakan paru ramai disertai emfisema - Berat : corakan paru ramai disertai emfisema dan cor pulmonale Sindroma loffler perubahan bayangan opak dan eosinofilia Pneumonia rheumatik seolah-olah edema paru dan kongesti Emfisema : keadaan dimana paru lebih banyak udara - Ukuran paru bertambah - Emfisema kompensasi usaha tubuh menggantikan jaringan tubuh yang tidak berfungsi ( atelektasis ) - Emfisema senilis akibat proses degeneratif orang tua pada kolumna vetebra yang mengalami kifosis ( ukuran AP bertambah, vertikal tidak ) Atelektasis aerasi berulang tidak ada udara penyebab bronkus tersumbat, tekanan ekstrapulmoner, paralisis, hambatan gerakan nafas karena kelainan pleura Gambaran radiologik atelektasis - Bayangan lebih radioopaque dengan penarikan mediastinum kearah atelektasis - Diafragma ketarik keatas - Sela iga menyempit - Bagian paru sekitarnya emfisema dengan kompensasi hebat berupa herniasi hemitoraks yang sekat ke arah hemotoraks yang atelektasis Bronkiektasis keadaan bronkus yang melebar karena hilangnya sifat elastisitas dinding otot bronkus karena obstruksi dan peradangan kronis - Biasa karena kelainan kongenital : Sindroma kartagener : bronkiektasis, sinusitis, destrokardi Keluhan : sesak, batuk kronis, sekret banyak dan kental, ronki basah/halus. - Gambaran foto thoraks 1. Bronkovaskuler kasar terutama dilapangan paru bawah 2. Bayangan konsolidasi karena peradangan 3. Gambaran sarang tawon ( honet comb appereance ) 4. Kadang didapatka air fluid level Efusi pleura 1. Cairan transudat ( bening ) Karena gagal jantung , GGK, GGA, hipoproteinemia,, gagal fungsi hati, kelebihan cairan infus, fibroma ovarii ( meigs syndroma ) 2. Cairan eksudat ( keruh ) Infiltrat TB, empiema 3. Hemorrhagic karena trauma, infark, ca paru 4. Cairan getah bening ( filariasis, metastasis karena keganasan ) Gambaran radiologi efusi pleura

- Radiopak dengan permukaan atas cekung - Dari lateral atas ke medial bawah - Mendorong paru kearah sentral dan mediastinum kearah kontralateral - Jumlah cairan minimal 250-300 ml - Jika jumlah 100-200 ml terlihat di sinus costofrenicus post pada foto thoraks lateral - Jika kurang 100 ml ( posisi LLD ) - Kadang-kadang perlekatan pleura disebabkan oleh empiema (pus) Pneumothoraks udara dalam rongga pleura 1. Spontan 2. Cos trauma 3. Masuknya udara lewat mediastinum karena trauma pada trakea / esofagus 4. Udara dari subdiafragma karena robekan pada lambung Gambaran radiologik pneumothoraks - Bayangan radilusen tanpa struktur jaringan paru ( avaskuler pattern ) - Batas paru : garis radiopak tipis dari pleura viseral - Sela iga melebar Penebalan pleura - Pleuritis : pneumothorak berulang, penimbunan jaringan ikat, klasifikasi terjadi penebalan pleura - Tension pneumothorak bisa mendorong jantung kearah kontralateral - Densitas : kepadatann - Tuberkoloma : gambaran putih, bulat TB paru - Dari bentuk kelainan pada foto rontgen (bayangan bercak-bercak, awan-awan dan lubang suatu tanda aktif) - Bayangan garis-garis tanda kp tenang - Komplikasi : pleuritis, atelektasis karena stenosis bronkus - Tb sekunder / tb re infeksi di lapangan atas dan segmen apikal kiri bawah Klasifikasi TB sekunder 1. Tb minimal : sarang-sarang soliter di apek dan iga 2 depan 2. TB lanjut sedang (moderat) : bercak infiltrat/ lebih luas 1 paru, kavitas tidak lebiih 4 cm, luas tidak lebih 1 lobus 3. TB sangat lanjut ( far advanced) : kalsifikasi > 4cm Pembagian kelainan pada foto rontgen pada TB paru 1. Sarang eksudatif : awan dan bercak dengan bentuk tidak tegas 2. Sarang produktif : butir-butir bulat kecil, batanya tegas dan densitas sedang 3. Sarang induratif / fibrotik : bentuk garis-garis / pita tebal, batas tegas, densitas tinggi 4. Kavitas (lubang) 5. Sarang kapur (klasifikasi) Perburukan (perluasan ) penyakit TB paru 1. Pleuritis : infiltrat menyebar ke pleura melalui penyebaran hematogen 2. Penyebaran milier - Tampak sarang-sarang kecil sebesar kepala jarum - Gambaran baddai kabut (snow storm appearance) - Bisa menyebar ke ginjal, tulang, sendi, selaput otak. 3. Stenosis bronkus berakibat atelektasis lobus / segmen paru 4. Timbul lubang / kavitas Tumor pancoast / sindrom Horner : suatu perselubungan padat terutama dipuncak paru dengan gambaran destruksi tulang iga / korpus vertebrae disebut sebagai sulcus superior Metastasis limfogen : pembesaran kelenjar mediastinum yang dapat mengakibakna penekanan pada trakea, esofagus dan vena kava inferior. Konsolidasi karena pneumonia/ proses keradangan bisa dilihat dari proyeksi PA / Lat

Densitas karena kolaps / atelektasis hanya bisa dilihat satu proyeksi saja.

FOTO KONTRAS 1. GIT : Upper GI : untuk melihat lambung sampai dengan duodenum ---- esofagogram ---- barium follow throught untuk melihat usus ---- colon in loop ---- single kontras dan double kontras Apendisitis kronis ---- appendicogram jika kontras masuk ke apendik berarti normal jika tidak masuk ke apendik indikasi operasi 2. IVP --- BOF dulu --- 5 menit : apakah sudah masuk pelvikalix normalnya lancip jika clubbing ada odema ---- 15 menit : untk meihat ureter ---- 30 menit : VU penuh ---- post miksi Dosis kontras ivp harus sesuai serum kreatinin < 3,5

Anda mungkin juga menyukai