Anda di halaman 1dari 18

OLEH :

FIRMAN WAHYUNI
ZEFANYA TOAR LALA
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler
yang bentuknya seperti corong yang besar di
bagian atas dan sempit di bagian bawah.
Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus
menyambung ke esofagus setinggi vertebra
servikal ke-6.
Ke atas, faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan
dengan rongga mulut melalui ismus
orofaring, sedangkan ke bawah faring
berhubungan dengan esofagus melalui aditus
faring.
Berdasarkan letaknya
faring dibagi atas :
Nasofaring
Orofaring
Laringofaring (Hipofaring)
Esofagus berupa pipa yang
berotot, dengan panjang 25 cm,
berawal pada faring dan beralih
menjadi gaster. Esofagus
berawal dari segmentasi
di bawah cartilago
krikoidea, melintas ke inferior
dan beralih menjadi gaster pada
ostium cardiacum.
Proses
menelan dapat dibagi
dalam 3 fase :
fase oral,
fase faringal dan
fase esofageal.
Fase oral terjadi secara sadar. Makanan yang
telah dikunyah dan bercampur dengan liur
akan membentuk bolus makanan. Bolus ini
bergerak dari rongga mulut melalui dorsum
lidah, terletak di tengah lidah akibat
kontraksi otot intrinsik lidah.
.Bolus terdorong ke posterior karena lidah
terangkat ke atas. Bersamaan dengan ini
terjadi penutupan nasofaring
Fase faringal terjadi secara refleks pada akhir
fase oral, yaitu perpindahan bolus makanan
dari faring ke esofagus.
Bersamaan dengan ini terjadi juga
penghentian aliran udara ke laring karena
refleks yang menghambat pernapasan,
sehingga bolus makanan tidak akan masuk
ke dalam saluran napas. Selanjutnya bolus
makanan akan meluncur ke arah esofagus
Fase esofageal ialah fase perpindahan bolus
makanan dari esofagus ke lambung. Dalam
keadaan istirahat introitus esofagus selalu
tertutup.
Pada akhir fase esophageal sfinkter ini akan
terbuka secara refleks ketika dimulainya
peristaltik esofagus servikal untuk
mendorong bolus makanan ke distal.
Selanjutnya setelah bolus makanan lewat,
maka sfringter ini akan menutup kembali.
Disfagia adalah sensasi gangguan pasase
makanan dari mulut ke lambung yaitu
perasaan sulit menelan atau makanan terasa
mengganjal di leher/dada atau makanan
terasa tidak turun ke lambung
Disfagia dapat disebabkan oleh gangguan pada
masing-masing fase menelan:
Keluhan disfagia pada fase orofaringeal
berupa keluhan adanya regurgitasi ke hidung,
terbatuk waktu berusaha menelan atau sulit
untuk mulai menelan.
Sedangkan keluhan disfagia fase esofageal
adalah perasaan mengganjal atau tidak mau
turun saat menelan serta sering disertai nyeri
retrosternal.
Berdasarkan penyebabnya, disfagia dibagi
atas :
(1) disfagia mekanik,
(2) disfagia motorik,
(3) disfagia oleh gangguan emosi.
Disfagia mekanis dapat disebabkan
oleh :
bolus makanan yang sangat besar,
penyempitan intrinsik atau
kompresi ekstrinsik lumen lintasan untuk
gerakan menelan.

NB:Penyebab utama disfagia mekanik


adalah sumbatan lumen esofagus oleh
massa tumor dan benda asing
Keluhan disfagia motorik disebabkan oleh
kelainan neuromuskular yang berperan dalam
proses menelan, contohnya:
Lesi di pusat menelan di batang otak,
kelainan saraf otak n.trigeminus, n.fasialis,
n.glosofaringeus, n.vagus dan n.hipoglosus,
kelumpuhan otot faring dan lidah serta
gangguan peristaltik esofagus
Berbagai macam manifestasi emosional yang
wajar disertai gejala-gejala vaskuler,
sekretorik dan motorik viseral.
Disfagia histerik yang sering bersifar globus,
yaitu perasaan seperti ada bola di
kerongkongan
1) sering minum pada saat makan,
2) makan makanan yang lebih cair. dan
3) makan secara lambat.
Odinofagia didefinisikan sebagai nyeri telan
dan dapat terjadi dengan disfagia. Odinofagia
atau nyeri tenggorok merupakan gejala yang
sering dikeluhkan akibat adanya kelainan
atau peradangan di daerah nasofaring,
orofaring dan hipofaring.
Nyeri terasa terus-menerus. tidak bersifat
tajam seperti ditusuk. Nyeri menyebar ke
punggung.

Anda mungkin juga menyukai