Anda di halaman 1dari 14

SOSIALISASI AKHIR

PEDOMAN PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA (PPAB)
PROFILAKSIS DAN TERAPI

TIM PPRA
RS. UNIVERSITAS HASANUDDIN
SENIN, 3 FEBRUARI 2020
Pedoman Penggunaan Antibiotika RSUH

 Dapat diKlik di google chrome


 bit.ly/PPAB-RSUH

 PPAB RSUH Tahun 2020 Edisi 1


2. PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA
1. Ketentuan Umum
 Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak

berdasarkan prinsip penggunaan “Antibiotic


Stewardship Program (ASP)”.
 Penggunaan antibiotik meliputi indikasi profilaksis

pada pembedahan dan indikasi terapi.


 Antibiotik indikasi terapi terdiri dari terapi empiris

dan terapi definitif.


 Jenis antibiotik yang digunakan untuk indikasi

profilaksis pada pembedahan tidak digunakan


untuk indikasi terapi, begitu juga sebaliknya.
2. Ketentuan khusus

Antibiotik Terapi Empiris dan Definitif


 Pemilihan terapi antibiotik empiris berdasarkan panduan
penggunaan antibiotik (PPAB) disusun berdasarkan pola
mikroba dan pola sensitivitas antibiotik di RS. Universitas
Hasanuddin, farmakokinetik-farmakodinamik serta kajian
evidence base medicine (EBM).
 Terapi antibiotik empiris diberikan selama 3 hari untuk
dilakukan evaluasi respon klinis dan/ atau hasil laboratorium.
 Terapi antibiotik definitif didasarkan hasil pemeriksaan
mikrobiologi sesuai prinsip penggunaan antibiotik secara
bijak. Penetapan jenis antibiotik harus mempertimbangkan
kendali mutu dan kendali biaya meliputi: aspek efektivitas,
keamanan, ketersediaan, biaya dan legalitas.
Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan
 Antibiotik profilaksis digunakan pada kategori operasi bersih berisiko
infeksi dan bersih kontaminasi.
 Pemberian antibiotik profilaksis ditujukan untuk mencegah kejadian
infeksi daerah operasi (IDO), menurunkan morbiditas dan mortalitas pasca
operasi.
 Saat pemberian 30-60 menit sebelum insisi, sekali pemberian atau dosis
tunggal dalam waktu 15-30 menit secara drip intravena (dilarutkan dalam
100 ml normal saline pada pasien dewasa) dan pemberian di ruang
perawatan.
 Pemberian antibiotik profilaksis diulang bila terjadi perdarahan lebih dari
1500 ml atau lebih dari 30% Estimated blood volume = EBV (pada pasien
anak > 15% EBV) atau lama operasi lebih dari 3 jam, lama pemberian
maksimal 24 jam sejak pemberian antibiotik profilaksis pertama, kecuali
pada kasus- kasus tertentu (sesuai Panduan Praktek Klinik= PPK).
 Rekomendasi jenis antibiotik profilaksis adalah Cephalosporin generasi I
(Cefazolin) atau generasi II (Cefuroxime), kecuali pada kasus-kasus
tertentu (sesuai PPK).
Antibiotik Profilaksis pada Non Bedah
 Antibiotik profilaksis pada kasus non-bedah mengacu pada PPK

yang berlaku dan referensi berbasis bukti (EBM) yang telah


disepakati di rumah sakit.

Antibiotika kombinasi
 Pemberian antibiotik lebih dari satu jenis ditujukan untuk

meningkatkan sinergisme efek antibiotik pada infeksi yang


spesifik dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten.
 Indikasi penggunaan kombinasi antibiotik pada kasus infeksi

yang dicurigai atau diketahui disebabkan lebih dari satu


mikroba patogen dan tidak bisa diatasi dengan satu jenis
antimikroba.
 Pertimbangan pemberian kombinasi antibiotik berdasarkan PPK

yang berlaku dan referensi berbasis bukti.


Kategorisasi Restriksi Antibiotik
Pengaturan pembatasan penggunaan antibiotik mengacu pada aturan
regulasi “restriksi” Formularium Nasional (FORNAS) dan Permenkes.

Jenis kategorisasi antibiotik meliputi :


1) Antibiotik lini pertama (unrestricted)
Diresepkan oleh DPJP, PPDS dan dokter umum

2) Antibiotik lini kedua (restricted)


Diresepkan oleh DPJP atau PPDS dibawah supervisi DPJP dan
diketahui oleh Tim PPRA.

3) Antibiotik lini ketiga (reserved)


Antibiotik lini ketiga ini termasuk antibiotik pengendalian khusus,
diresepkan oleh DPJP untuk indikasi tertentu atas persetujuan tim
PGA (Penatagunaan Antibiotika) menggunakan form khusus.
Antibiotik lini pertama (unrestricted)
Diresepkan oleh DPJP, PPDS dan dokter umum. Antibiotik lini pertama
meliputi:

 Aminoglikosida : Gentamycin
 Penisillin : Ampicillin, Amoxicillin
 Penisillin + penghambat betalaktamase : Ampicillin-sulbactam,
Amoxicillin - clavunalat acid
 Cephalosporin generasi 1 : Cephradin, Cephalexin, Cefadroxil,
Cefazolin
 Cephalosporin generasi 2 : Cephaclor, Cefuroxime
 Phenicol : Chloramphenicol, Thiamphenicol
 Golongan Linkosamide : Clindamycin oral
 Golongan makrolida : Erythromycin, Spiramycin, Clarithromycin,
Azithromycin
 Golongan quinolone : Ciprofloxacin
 Golongan tetrasiklin : Tetracyclin, Doxicyclin
 Kombinasi trimethoprim/sulfametoksazol : Cotrimoxazole oral
 Golongan imidazol : Metronidazole
Antibiotik lini kedua (restricted)
Diresepkan oleh DPJP atau PPDS dibawah supervisi DPJP dan
diketahui oleh Tim PPRA.

Antibiotik lini kedua meliputi:


 Cephalosporin generasi 3 oral : Cefixime, Cefditoren,

Cefpodoxim-proxetil
 Cephalosporin generasi 3 inj. : Ceftriaxone, Cefotaxime,

Ceftazidime, Cefoperazon, Cefoperazon-sulbactam,


Ceftizoxime.
 Fluoroquinolon : Levofloxacin, Ofloxacin,
Moxifloxacin
 Golongan monobaktam : Aztreonam
 Golongan aminoglikosida : Amikacin
 Golongan lain : Nitrofurantoin, Colistin per­
oral, Fosfomycin
Antibiotik lini ketiga (reserved)
 Antibiotik lini ketiga (reserved) termasuk antibiotik pengendalian
khusus, diresepkan oleh DPJP untuk indikasi tertentu atas
persetujuan tim PGA (Penatagunaan Antibiotika).

Antibiotik lini ketiga meliputi :


 Cephalosporine generasi 4 inj. : Cefepime, Cefpirome

 Golongan Carbapenem inj : Meropenem, Ertapenem, Doripenem,

Imipenem-cilastatin
 Vancomycin inj

 Piperacillin-tazobactam inj

 Tygecycline inj

 Linezolide inj

 Polimixin B inj

 Colistin inj

 Cotrimoxazole inj
PANDUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (PPAB)
 Setiap KSM/Bagian menyusun panduan penggunaan
antibiotik mengacu pada panduan praktek klinik terkait
penggunaan antibiotik (PPK-PAB) dan kebijakan
pengendalian penggunaan antibiotik RS. Universitas
Hasanuddin.
 Pemilihan jenis antibiotik pada panduan penggunaan
antibiotik (PPAB) disusun berdasarkan pertimbangan pola
mikroba dan pola sensitivitas antibiotik di RS. Universitas
Hasanuddin, farmakokinetik-farmakodinamik serta kajian
evidence base medicine (EBM).
 Usulan draft PPAB masing-masing KSM/Bagian akan dikaji
bersama oleh Tim PPRA, KFT dan KSM terkait, selanjutnya
ditetapkan dan disahkan oleh Direktur Utama, Evaluasi
dan revisi PPAB dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pemantauan dan evaluasi kebijakan dilakukan secara berkala
setiap tahun

Indikator evaluasi sebagai berikut :


 kuantitas penggunaan antibiotik

 kualitas penggunaan antibiotik

 kepatuhan terhadap kebijakan dan panduan penggunaan

antibiotik
 pola mikroba, pola sensitivitas dan resistensi antimikroba

 angka kejadian infeksi di rumah sakit yang disebabkan oleh

mikroba resisten
 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan secara

kolaboratif dan koordinatif antara KPRA, KFT, KPPI, Instalasi


Mikrobiologi Klinik, Instalasi Farmasi, dan KSM terkait.
SOSIALISASI DAN EDUKASI
Sosialisasi dan edukasi dalam meningkatkan
pemahaman pengendalian dan penggunaan
antibiotik bijak dilakukan pelatihan atau
workshop bagi :
◦ Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
◦ Tenaga kefarmasian
◦ Tenaga keperawatan
◦ PPDS-1
◦ PPDS-2
◦ MPPD/Dokter muda
 Pelaksanaan pelatihan atau workshop
bekerjasama dengan Bidang Diklat RS. UNHAS.
Alur Persiapan Penatagunaan Antibotika

Anda mungkin juga menyukai