Anda di halaman 1dari 3

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

NomorDokumen Nomor Revisi Halaman


RSUALMED/SPO/PPI/062 01 1 dari 3

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


Direktur RSU Allam Medica
PROSEDUR
OPERASIONAL
06 Januari 2017
dr. M. Fajar Mukharram
Pembina Utama Muda
NIP.
Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan
untuk menangani suatu penyakit infeksi.
PENGERTIAN Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan
spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat,
interval dan lama pemberian yang tepat.
Sebagai acuan penggunaan antibiotik yang bijak di RSU Allam Medica
TUJUAN Bumiayu.
1. Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional di RSUAllam Medica
Bumiayu berdasarkan buku Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 dengan PERMENKES RI
No. 2406/Menkes/Per/XII/2013
2. Pasien dengan klinis infeksi atau suspek infeksi harus diambil kultur
sesuai dengan klinis tempat terjadinya infeksi. Idealnya kultur
KEBIJAKAN diambil sebelum pemberian antibiotik, namun dalam hal antibiotik
sudah diberikan sebelum dilakukan kultur maka harus diberikan
catatan mengenai antibiotik empiris yang diberikan saat pengiriman
sampel.
3. Antibiotik sebagai terapi empirik dapat diberikan sambil menunggu
hasil kultur dan hanya diberikan selama 5 hari atau sampai hasil
kultur dan tes kepekaan antibiotik keluar.
Sesuai dengan SK Direktur No. 188.4 / 014.I /2015 tentang jenis
kegiatan PPI.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RSUALMED/SPO/PPI/062 01 2 dari 3

1. Antibiotik empiris diberikan di RSU Allam Medica Bumiayu


berdasarkan :
1.1. Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011
1.2. Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang sudah
ditetapkan Formularium RSU Allam Medica Bumiayu
2. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik.
3. Pemberian dengan indikasi, yaitu
3.1. Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan
mengacu secara klinis, mikrobiologi, hematologi, kimia,
serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3.2. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan
infeksi non bakterial.
3.3. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I dan
PROSEDUR spektrum sempit.
3.4. Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh dokter dan
diberikan oleh farmasi, jika ada hasil kultur atau telah
mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi klinik (mekanisme
automatic stop order). Antibiotik tersebut memiliki kekhasan
dalam mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi seperti
Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA, Ceftazidime untuk
Pseudomonas MDRO, golongan Carbapenem untuk MDRO,
Cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk batang gram
negatif dan Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO.
3.5. Automatic stop order dilakukan dengan cara:
3.5.1. Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik khusus,
farmasi akan meminta hasil salinan kultur dan pola
kepekaan antibiotik yang telah disetujui oleh spesialis
mikrobiologi klinik.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK

Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman


RSUALMED/SPO/PPI/062 01 3 dari 3

3.5.2. Salinan tersebut akan diteruskan ke komite farmasi dan


dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun komite PPI yang
akan bekerja lewat IPCO (Infection Prevention Control
Officer). Hasil konsultasi disampaikan ke dokter
penanggung jawab pasien.
3.5.3. Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan pelayanan
untuk mendapatkan pengesahan.
3.5.4. Jika telah disetujui maka antibiotik dapat diberikan.
3.5.5. Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap 6 bulan
menggunakan kriteria Gyssens dan disusun peta medan
kuman.
4. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan:
4.1. Peta medan kuman RSUD Kardinah Tegal
4.2. Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik
4.3. Usulan spesialis mikrobiologi klinik
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan
UNIT TERKAIT 4. Instalasi Rawat Intensif
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Farmasi
7. Komite Medik
8. Mikrobiologi Klinik

Anda mungkin juga menyukai