RSU YARSI PONTIANAK STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh PROSEDUR Direktur OPERASIONAL
Dr. H.Pendi. T. Perdjaman, M.Kes
NIK. 140074174 PENGERTIAN Antibiotik merupakan suatu bahan atau senyawa kimia yang digunakan untuk menangani suatu penyakit infeksi. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat. TUJUAN 1. Terlaksananya penggunaan antibiotik yang bijak di RSU YARSI Pontianak 2. Penurunan resistensi antibiotik di RSU YARSI Pontianak. KEBIJAKAN 1. Penggunaan antibiotik yang bijak dan rasional di RSU YARSI Pontianak berdasarkan buku Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 dengan PERMENKES RI No. 2406/Menkes/Per/XII/2013 2. Pasien dengan klinis infeksi atau suspek infeksi harus diambil kultur sesuai dengan klinis tempat terjadinya infeksi. Idealnya kultur diambil sebelum pemberian antibiotik, namun dalam hal antibiotik sudah diberikan sebelum dilakukan kultur maka harus diberikan catatan mengenai antibiotik empiris yang diberikan saat pengiriman sampel. 3. Antibiotik sebagai terapi empirik dapat diberikan sambil menunggu hasil kultur dan hanya diberikan selama 5 hari atau sampai hasil kultur dan tes kepekaan antibiotik keluar. PROSEDUR 1. Antibiotik empiris diberikan di RSU YARSI Pontianak berdasarkan : 1.1 Pedoman umum penggunaan antibiotik Kemkes 2011 1.2 Panduan praktek klinik dan clinical pathway yang sudah ditetapkan 1.3 Formularium RSU YARSI Pontianak
2. Antibiotik empiris diberikan setelah pengambilan spesimen untuk
pemeriksaan kultur dan tes kepekaan antibiotik. 3. Pemberian dengan indikasi, yaitu 3.1.Sudah ditegakkan diagnosis infeksi yang tepat dengan mengacu secara klinis, mikrobiologi, hematologi, kimia, serologi dan pemeriksaan penunjang lainnya. 3.2.Pemberian dengan indikasi, yaituTidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan infeksi non bakterial. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSU YARSI PONTIANAK PROSEDUR 3.3. Tidak memberikan antibiotik pada penyakit non infeksi dan infeksi non bakterial. 3.4. Pemberian antibiotik awal merupakan antibiotik lini I dan spektrum sempit. 3.5. Beberapa antibiotik hanya boleh diresepkan oleh dokter dan diberikan oleh farmasi, jika ada hasil kultur atau telah mendapat usulan dari spesialis mikrobiologi klinik (mekanisme automatic stop order). Antibiotik tersebut memiliki kekhasan dalam mengatasi kuman resisten atau memicu resistensi seperti Vancomycin dan Linezolid untuk MRSA, Ceftazidime untuk Pseudomonas MDRO, golongan Carbapenem untuk MDRO, Cephalosporin generasi III untuk kuman bentuk batang gram negatif dan Tigecycline untuk Acinetobacter MDRO. 3.6. Automatic stop order dilakukan dengan cara: 3.6.1. Setiap ada resep antibiotik terutama antibiotik khusus, farmasi akan meminta hasil salinan kultur dan pola kepekaan antibiotik yang telah disetujui oleh spesialis mikrobiologi klinik. 3.6.2. Salinan tersebut akan diteruskan ke komite farmasi dan dikonsultasikan ke tim PPRA ataupun komite PPI yang akan bekerja lewat IPCO (Infection Prevention Control Officer). Hasil konsultasi disampaikan ke dokter penanggung jawab pasien. 3.6.3. Berkas akan diteruskan ke direktur medik dan pelayanan untuk mendapatkan pengesahan. 3.6.4. Jika telah disetujui maka antibiotik dapat diberikan. 3.7.Penggunaan antibiotik akan dievaluasi setiap 6 bulan menggunakan kriteria Gyssens dan disusun peta medan kuman.
4. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan:
4.1.Peta medan kuman RSU YARSI Pontianak 4.2.Hasil kultur dan tes sensitifitas antibiotik 4.3.Usulan spesialis mikrobiologi klinik UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat 2. Instalasi Rawat Inap 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Instalasi Rawat Intensif 5. Instalasi Bedah Sentral. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BIJAK
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
RSU YARSI PONTIANAK UNIT TERKAIT 6. Instalasi Gawat Darurat 7. Instalasi Rawat Inap 8. Instalasi Rawat Jalan 9. Instalasi Rawat Intensif 10. Instalasi Bedah Sentral 11. Instalasi Farmasi 12. SMF Bedah 13. SMF Bedah Saraf 14. SMF Bedah urologi 15. SMF Anak 16. SMF Penyakit Dalam 17. SMF Obstetri dan Ginekologi 18. SMF Anestesi 19. SMF Jiwa 20. SMF Rehabilitasi Medik 21. SMF Saraf 22. SMF Dokter umum 23. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 24. Komite Perawatan 25. Komite Medik 26. Komite Farmasi 27. Bidang Pelayanan Medis 28. Bidang Pelayanan Keperawatan