Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

Infeksi rumah sakit/nosokomial atau yang sekarang disebut Healthcare

Associated Infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi selama proses perawatan di

rumah sakit atau di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, saat masuk pasien tidak ada

infeksi atau tidak dalam masa inkubasi, infeksi di dapat di rumah sakit tapi muncul

setelah pulang. Juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi karena pekerjaan

(Kem.Kes. RI 2007).
Kejadian HAIs akan memberikan dampak sangat luas baik bagi rumah sakit

maupun pasien, masyarakat pengguna jasa rumah sakit. Adapun dampak dari HAIs

dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan dan angka kematian pasien, selain

itu dapat menyebabkan kerugian lain seperti :


Perpanjangan hari rawat (LOS meningkat)
Biaya perawatan dan pengobatan bertambah
Mutu pelayanan menururn
Citra rumah sakit menurun dan Kesempatan merawat penderita lain berkurang
Produktifitas dan pendapatan RS maupun pasien menurun.
Rasa tidak aman, tidak nyaman bagi pasien
Resiko cacat fisik, mental dan sosial ekonomi.
Dapat berakibat tuntutan hukum.

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit di tuntut untuk dapat

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah di tentukan.

Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan

pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi yang di peroleh di

rumah sakit, baik karena perawatan, bertugas atau datang berkunjung ke rumah sakit.
Angka infeksi nosokomial terus meningkat mencapai sekitar 9 % (variasi 3- 21 %) atau

lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia ( al varado,2000).
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan

kesehatan lainya perlu di terapkan program pencegahan dan pengendalian infeksi

(PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan

dan pelatihan,serta monitoring dan evaluasi.

1.1 LATAR BELAKANG

Program pencegahan dan pengendalian infeksi RS (PPIRS) sangat penting untuk

di laksanakan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, sebagai tempat

pelayanan kesehatan disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan yang berfokus pada

keselamatan untuk melindungi pasien, petugas juga pengunjung dan keluarga dari

resiko tertularnya infeksi karena di rawat, bertugas atau berkunjung ke suatu rumah

sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

HAIs dapat terjadi pada setiap unit di rumah sakit, pada umumnya terjadi pada

pelayanan medis dimana pasien ditangani dan mendapat tindakan invasif. Pengendalian

infeksi di RS akan berhasil apabila setiap petugas di rumah sakit sebagai pelaksana

sehari-hari mengetahui dan dapat menjalankan tugas dan kewajiban dengan sebaik-

baiknya, sehingga dapat mencegah dan mengendalikan infeksi ke tingkat yang

serendah-rendahnya.
Kementrian Kesehatan RI telah menerbitkan pedoman standar pelayanan

minimal Rumah Sakit,mencakup berbagai sasaran termasuk dalam bidang PPIRS untuk

mendukung peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Disamping itu juga

kementrian kesehatan telah menyusun dan menerbitkan pedoman managerial

pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan

lainya serta pedoman tata laksana pencegahan dan pengendalian infeksi, pada tahun

2007 yang di perbaharui tahun 2009,pedoman ini merupakan salah satu faktor sangat
3

penting bagi RS untuk mendapatkan dukungan manajerial serta menggalang komitmen

dari seluruh civitas hospitalia.


Hasil survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang

dilakukan oleh Perdalin Jaya dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti

Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk Infeksi

Luka Operasi (ILO) 18,9%, Infeksi Saluran kemih (ISK) 15,1%, Infeksi Aliran Darah

Primer (IADP) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan Infeksi Saluran Nafas Lain 15,1% serta

Infeksi lain 32,1%.


Rumah Umum Mitra Sehat sebagai rumah sakit yang berdiri di daerah kawasan

Tanjung morawa merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan umum/ pelayanan publik. Berbagai layanan kesehatan diantaranya penyakit

dalam, bedah, kebidanan, anak dan sebagainya, baik pasien rawat inap maupun rawat

jalan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan

pengunjung rumah sakit di hadapkan pada resiko terjadinya infeksi yang disebut infeksi

rumah sakit, oleh karena itu Rumah Umum Mitra Sehat dituntut untuk dapat

memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.
Di Rumah Sakit Umum Mitra Sehat pencegahan dan pengendalian infeksi

dimulai awal tahun 2016, dengan membentuk Tim Pencegahan dan pengandalian

infeksi. Namun dalam perjalanannya Tim PPI dirasa kurang berjalan dengan maksimal

oleh karena berbagai hal, dan sesuai dengan kapasitas RS 100 TT telah ditunjuk 1 orang

perawat pencegahan dan pengendalian infeksi purna waktu (IPCN Purna Waktu).
Hasil surveilans HAIs yang dilaksanakan di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Umum

Mitra Sehat sampai dengan bulan Desember Tahun 2016 Angka HAIs tertinggi di

Rumah Sakit Umum Mitra Sehat tahun 2016 adalah Plebitis , ISK 0,0, ILO 0,0%,

Dekubitus 0,0 dan Target / Standar Pelayanan Minimal untuk HAIs adalah 15

atau 1,5 %.

3
Terkait dengan hal tersebut diperlukan kerangka acuan program pencegahan dan

pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum Mitra Sehat agar semua kegiatan bisa

berjalan dengan optimal.


1.2 TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan Umum
Tercapainya kondisi lingkungan RS yang memenuhi persyaratan agar menjamin

pengendalian dan pencegahan infeksi dan membantu proses tata laksana klinis serta

penyembuhan pasien secara efisien sebagai bagian upaya rumah sakit dalam

peningkatan mutu pelayanan yang berfokus pada keselamatan.


Tujuan Khusus
1. Memperpendek lama hari perawatan di rumah sakit
2. Memberi peluang bagi pasien baru untuk mendapatkan perawatan
3. Mengurangi biaya perawatan dan pengobatan
4. Meminimalkan angka kejadian infeksi : ISK, ILO, Plebitis, Dekubitus.
5. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien dan petugas Rumah Sakit
6. Mengurangi terjadinya risiko cacat fisik
7. Mencegah risiko infeksi kepada petugas yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada pasien dan memberikan rasa aman.


8. Mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di rumah sakit.
9. Meningkatkan patient safety, kenyamanan dan kepuasan pasien, keluarga dan

masyarakat.
10. Meningkatkan Citra Rumah Sakit.

BAB II
RUANG LINGKUP
2.1 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
5

A. Kegiatan Pokok
Manajemen PPI yang merupakan kegiatan untuk mengendaliakan infeksi terkait

dengan pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

pembinaan, monitoring evaluasi serta pelaporan


B. Rincian Kegiatan
1. Membuat program kerja tahun 2016
2. Membuat kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit Umum

Mitra Sehat, antara lain :


a. Kebijakan PPI rumah sakit
b. Kebijakan tentang hand hygiene
c. Kebijakan tentang pembuangan dan pengelolaan sampah
d. Kebijakan tentang Isolasi Pasien
e. Kebijakan tentang pelayanan Sterilisasi
f. Kebijakan tentang Pelayanan Linen dan Laundry
g. Kebijakan pencegahan infeksi terkait kegiatan renovasi dan pembongkaran
h. Kebijakan tentang identifikasi resiko tinggi infeksi RS
i. dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan.
3. Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berkaitan dengan pencegahan

dan pengendalian infeksi nosokomial, antara lain:


a. SPO tentang hand hygiene
b. SPO penggunaan APD
c. SPO Pengelolaan limbah rumah sakit
d. SPO penanganan limbah benda tajam
e. SPO Isolasi Pasien
f. SPO prosedur sterilisasi
g. SPO pengelolaan linen
h. SPO kegiatan surveilans
i. SPO KLB
j. dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan.
4. Melaksanakan Program Pendidikan dan Pelatihan PPI (DIKLAT PPI) :
a. Pendidikan dan Pelatihan PPI kepada :
Semua staf (Dokter, Perawat, Non Medik) termasuk orientasi karyawan baru.
b. Sosialisasi PPI kepada :
1) Karyawan baru
2) Pasien, keluarga
3) Pengunjung
5. Melaksanakan Program Kewaspadaan Isolasi :
a. Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan (handhygiene)
2. Alat Pelindung Diri (APD) : Sarung tangan, masker, goggle, gaun, penutup

kepala, sepatu boot.

5
Melakukan sosialisasi hand hygiene dan APD kepada semua karyawan

rumah sakit
Penempatan fasilitas cuci tangan ( handwash/ handrub ) di area-area

pelayanan dan mudah dijangkau


Monitoring kepatuhan cuci tangan dan pemakaian APD
Audit cuci tangan
Evaluasi kegiatan
3.Peralatan perawatan pasien.
Pemantauan prosedur dekontaminasi
Pemantauan produk steril dari unit sterilisasi selama 1 tahun dengan uji

kultur
Pemantauan ruangan sterilisasi
Laporan kegiatan sterilisasi setiap bulan
Pemantauan Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use
4. Pengendalian lingkungan
Monitoring pengendalian lingkungan di rumah sakit/ pembersihan lingkungan

yang meliputi area :


Area pelayanan pasien : kamar operasi, kamar rawat inap, ruang praktek

dokter, ruang pemeriksaan penunjang, laboratorium, dll.


Area staf rumah sakit : area administrasi, ruang sekretariat, kantin, dll
Area pengunjung : lobby, kantin, ruang tunggu, dll
Angkutan : Ambulance setelah mengantar pasien / Jenazah Infectious
Sosialisasi tentang limbah rumah sakit kepada staf umum dan petugas

cleaning servis
Pemantauan pembuangan dan pengelolaan sampah oleh petugas cleanning

servis Pemantauan pembersihan ruangan pelayanan klinis antara lain : ruang

praktek dokter, ruang pemeriksaan penunjang, ruang tindakan, ruang

perawatan pasien, kamar bedah.


Pemantauan pembersihan ruangan non klinis : toilet, gudang, dll
Pengelolaan sampah infeksius, penanganan pembuangan darah, komponen

darah dan cairan tubuh


Pengelolaan Pembuangan benda tajam dan jarum
Monitoring dan evaluasi
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen.
Penanganan, transportasi dan proses linen yang terkena cairan tubuh, darah,

sekresi, ekskresi dengan prosedur yang benar.


7

Penggunaan APD
Penyortiran linen, hindari memanipulasi linen kotor.
Tehnik pencucian.
Kelembapan linen.
Laporan pengelolaan laundry.
6. Kesehatan karyawan/ Perlindungan petugas kesehatan
Berhati-hati dalam bekerja atau bekerja sesuai SPO
Hindari recapping jarum
Pemeriksaan rutin kesehatan tiap tahun terutama unit-unit resiko tinggi

( IGD, Farmasi, Lab. Klinik, Kamar jenazah, kamar bersalin ) dan resiko

sangat tinggi ( OK, ISOLASI, Lab. Infeksi)


Penanganan pasca pajanan
Pemberian imunisasi pada petugas terutama unit-unit resiko tinggi.
Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum dan pajanan lainnya serta tindak

lanjutnya.
Kerjasama dengan K3
7. Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang potensial menkontaminasi lingkungan dengan

menempatkan diruang terpisah (isolasi) atau kohorting.


Pencatatan dan Pelaporan penggunaan Ruang Isolasi
8. Hygiene Respirasi/ Etika batuk
Edukasi dan sosialisasi etika batuk : leaflet, banner, ex baner dll
Skrening batuk , Isolasi pasien batuk
Pemberian masker pasien batuk.
Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan
9. Praktek menyuntik yang aman
Prinsip pemberian obat dengan 7 Benar.
Pakai jarum yang steril, disposible.
d. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
1) Kontak: sarung tangan, gaun
2) Melalui droplet : Masker bedah, penutup wajah
3) Melalui udara (airborne): Masker N95/ Respiratorik.
4) Melalui Common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan)
5) Melalui vector (lalat, nyamuk, tikus)
10. Melaksanakan program surveilans yang mencakup angka kejadian: Pneumonia,

ISK,ILO, Plebitis, Dekubitus, pola kuman/ mikroorganisme, dan pemakaian

antibiotik.
Pengumpulan data sesuai formulir surveilans yang ada oleh IPCLN
Tabulasi data surveilans
Pembuatan laporan surveilans setiap bulan
Analisa data surveilans.

7
11. Melaksanakan PPI pada Program Pengendalian Resistensi Antimikroba meliputi

pengaturan hal-hal sebagai berikut :


a.Prinsip umum penggunaan antibiotika
b.Antibiotik profilaksis bedah
c.Antibiotik profilaksis non bedah ditujukan untuk pencegahan.
d.Kategori antibiotik untuk penggunaan empiris, dipilih berdasarkan dugaan

penyebab infeksi yang paling mungkin.


e.Antibiotik definitive
f.Antibiotik untuk kelompok khusus : anak, wanita hamil, usia lanjut.
g.Antibiotik kombinasi
h.Kategori antibiotic
i.Aspek kefarmasian dalam penggunaan antibiotic
j.Monitoring efektifitas antibiotik.
12. Melaksanakan program Pencegahan Infeksi terkait dengan pemasangan alat

kesehatan : melalui Penerapan Pencegahan Infeksi (BUNDLES) pada pemasangan

kateter intravaskuler, kateter urine menetap, tindakan pembedahan.


13. Melaksanakan Program Infection Control Risk Assesment ( ICRA)
ICRA pembangunan dan renovasi rumah sakit (Precautions for Construction &

Renovation).
14. Mengevaluasi hasil survey dan memberikan masukan kepada semua unit apabila

ditemukan angka infeksi yang tinggi atau jika terjadi kejadian luar biasa (KLB),

melalui rapat koordinasi.


15. Membuat laporan PPI tiap bulan, trimester, semester dan tahunan untuk

dilaporkan kepada tim pengendalian mutu RS dan direktur Rumah Sakit.


16. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Pelatihan / Simposium / Seminar

berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi kerjasama dengan bagian

diklat kep dan diklat RS.


17. Investigasi dan Bersama tim koordinasi KLB mengusulkan kepada Direksi untuk

segera mengambil tindakan apabila ada kejadian luar biasa (KLB).


18. Mengirim tenaga medis dan non-medis untuk mengikuti pendidikan, pelatihan,

dan seminar dalam bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.


19. Monitoring Kamar Jenazah
Penanganan Jenazah Infeksius
Penggunaan APD
Pencatatan dan Pelaporan Penggunaan Ruang Isolasi
9

BAB III
TATA LAKSANA
3.1 CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Dalam pelaksanaan program menggunakan beberapa metode antara lain :
1. Mengadakan rapat koordinasi antara tim PPI dengan unit
2. Melakukan sosialisasi tentang pencegahan dan pengendalian infeksi kepada staf

dan orientasi kepada staf baru


3. Melakukan monitoring/ pemantauan dengan formulir atau ceklist yang telah

dibuat
4. Melakukan kunjungan/ supervisi ke ruangan
5. Melakukan audit
6. Dan unit yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah semua unit/

instalasi : Rawat inap, Rawat jalan, Ru. IGD. CSSD dan Laundry, IPS-RS, K3,

Pemulasaran Jenazah, Instalasi Farmasi dll


3.2 SASARAN
1) Tercapainya angka kejadian infeksi RS/ infeksi nosokomial : ILO, ISK,

PNEUMONIA, Plebitis, Dekubitus 15 .


2) Terlaksananya surveilans aktif dengan pengamatan prospektif IPCN diruang

target.
3) Tercapainya 85% kepatuhan dalam melakukan cuci tangan oleh staf klinis

dengan 5 momen, dalam periode pemantauan setiap bulan


4) Tercapainya 100% kegiatan pemantauan produk sterilisasi selama periode

pemantauan 1 tahun dengan uji kultur.


5) Tercapainya 100 % pengelolaan limbah padat infeksius sesuai ketentuan.
6) Tercapainya 100% sosialisasi pencegahan dan pengendalian infeksi di RS

kepada seluruh staf klinis dan non klinis RS, pada periode sosialisasi besar 1

tahun sekali.
7) Tercapainya 75 % anggota Tim PPI yang terlatih dalam tahun 2016.

9
8) Tersedianya APD disetiap ruang/ Unit 85 % dalam tahun 2016.
9) Penggunaan antibiotik secara asas manfaat dan selektif > 80%
Evaluasi angka kuman udara dan permukaan lingkungan di kamar operasi

minimal 1 tahun di ruang resiko tinggi secara insidentil. Angka kuman

lingkungan tidak melebihi standar yang tercantum dalam persyaratan

Kepmenkes RI No. 1204/SK/X/2004, dan tidak ada bakteri pathogen.


10)Pemeriksaan Hygiene dan sanitasi makanan instalasi Gizi, kualitas pengelolaan

lingkungan pada area pemrosesan linen minimal setiap 6 bulan dengan target

pencapaian angka kuman tidak melebihi angka persyaratan Kep.Men.Kes.RI.

No.1204/SK/X/2004.
3.3 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Terlampir
3.4 EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

1) Setiap bulan hasil monitoring dan evaluasi program PPI dilaporkan kepada

Direktur Rumah Sakit.

2) Setiap 3 bulan dilakukan evaluasi pelaksanaan tujuan program

3) Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi program besar PPI Rumah Sakit.

3.5 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

1) Mencatat hasil monitoring kegiatan PPI menggunakan formulir monitoring

atau ceklist, pada akhir bulan akan direkap dan dibuat evaluasinya oleh

IPCN

2) Evaluasi program besar dilaksanakan setiap akhir tahun untuk melihat

pencapaian sasaran dan perencanaan tahun berikutnya.


11

BAB IV
DOKUMENTASI
Demikian Program Tim PPIRS Mitra Sehat 2016 disusun dengan harapan dapat

meningkatkan mutu pelayanan terutama pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap

karyawan, pasien, keluarga dan pengunjung rumah sakit umum mitra sehat.

Tanjung Morawa, 2016

Mengetahui Hormat kami

Dr.John Ryder Purba Dr. Hendry Syahputra


Direktur RSU Mitra Sehat Ka. Tim PPIRS

11
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PERIODE AGUSTUS DESEMBER 2016

No JENIS KEGIATAN SASARAN PJ BULAN RTL


8 9 10 11 12
1 Membuat program kerja PPIRS Petugas TIM PPI
Pasien
Pengunjung
2 Membuat kebijakan pencegahan dan Petugas TIM PPI
pengendalian infeksi di Rumah Sakit Pasien
Restu Ibu, antara lain :
Pengunjung
a. Kebijakan PPI di rumah sakit
b. Kebijakan tentang hand hygiene
c. Kebijakan tentang pembuangan
dan pengelolaan sampah.
d. Kebijakan tentang Isolasi Pasien.
e. Kebijakan tentang pelayanan
Sterilisasi.
f. Kebijakan tentang Pelayanan
Linen dan Laundri.
g. Kebijakan pencegahan infeksi
terkait kegiatan renovasi dan
pembongkaran.
h. Kebijakan tentang identifikasi
resiko tinggi infeksi RS
dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan
3 Membuat Standar Prosedur Petugas TIM PPI
Operasional (SPO) yang berkaitan Pasien
dengan pencegahan dan
Pengunjung
pengendalian infeksi nosokomial,
antara lain :
a. SPO tentang hand hygiene
13

b. SPO penggunaan APD


c. SPO Pengelolaan limbah rumah
sakit.
d. SPO penanganan limbah benda
tajam.
e. SPO Isolasi Pasien
f. SPO prosedur sterilisasi.
g. SPO pengelolaan linen.
h. SPO surveilans.
i. SPO KLB
dan lain-lain sesuai yang
dibutuhkan.
4 Melaksanakan Program Pendidikan Petugas TIM PPI
dan Pelatihan PPI (DIKLAT PPI) Pasien
Pengunjung
Pendidikan dan Pelatihan PPI
kepada :
a. Semua staf (Dokter, Perawat,
Non Medik) termasuk orientasi
karyawan baru.
b. Karyawan baru.
c. Pasien, keluarga.
Pengunjung
5 Melaksanakan Program Petugas TIM PPI
Kewaspadaan Isolasi Pasien
a. Kewaspadaan Standar
Pengunjung
1) Kebersihan tangan
(handhygiene).
2) Alat Pelindung Diri (APD) :

13
Sarung tangan, masker,
goggle, gaun, penutup
kepala, sepatu boat
Melakukan sosialisasi
hand hygiene dan APD
kepada semua karyawan
rumah sakit
Penempatan fasilitas cuci
tangan ( handwash/
handrub ) di area-area
pelayanan dan mudah
dijangkau
Monitoring kepatuhan
cuci tangan dan
pemakaian APD
Audit cuci tangan
Evaluasi kegiatan
3). Peralatan perawatan pasien.
Pemantauan prosedur
dekontaminasi
Pemantauan produk steril
dari unit sterilisasi
selama 1 tahun dengan
uji kultur
Pemantauan ruangan
sterilisasi
Laporan kegiatan
sterilisasi setiap bulan
Pemantauan Peralatan
kadaluwarsa, single-use
menjadi re-use
15

4). Pengendalian lingkungan


Monitoring pengendalian
lingkungan di rumah
sakit/ pembersihan
lingkungan yang meliputi
area :
Area pelayanan
pasien : kamar operasi,
kamar rawat inap,
ruang praktek dokter,
ruang pemeriksaan
penunjang,
laboratorium, dll.
Area staf rumah sakit :
area administrasi,
ruang sekretariat,dll
Area pengunjung :
Ruang tunggu, dll.
Angkutan : Ambulance
setelah mengantar
pasien / Jenazah
Infectious
Sosialisasi tentang limbah

15
rumah sakit kepada staf
umum dan petugas
cleaning servis
Pemantauan pembuangan
dan pengelolaan sampah
oleh petugas cleanning
servis
Pemantauan pembersihan
ruangan pelayanan klinis
antara lain : ruang praktek
dokter, ruang
pemeriksaan penunjang,
ruang tindakan, ruang
perawatan pasien, kamar
bedah.
Pemantauan pembersihan
ruangan non klinis : toilet,
gudang, dll
Pengelolaan sampah
infeksius, penanganan
pembuangan darah,
komponen darah dan
17

cairan tubuh
Pengelolaan Pembuangan
benda tajam dan jarum
Monitoring dan evaluasi
5).Pemrosesan peralatan pasien
dan penatalaksanaan linen.
Penanganan, transportasi
dan proses linen yang
terkena cairan tubuh, darah,
sekresi, ekskresi dengan
prosedur yang benar.
Penggunaan APD
Penyortiran linen, hindari
memanipulasi linen kotor.
Tehnik pencucian.
Kelembapan linen.
Laporan pengelolaan
laundry.
6).Kesehatan karyawan/
Perlindungan petugas
kesehatan
Berhati-hati dalam bekerja
atau bekerja sesuai SPO
Hindari recap jarum
Pemeriksaan rutin
kesehatan tiap tahun
terutama unit-unit resiko
tinggi
Penanganan pasca pajanan
Pemberian imunisasi pada

17
petugas terutama unit-unit
resiko tinggi dan resiko
sangat tinggi.
Pencatatan dan pelaporan
tertusuk jarum dan pajanan
lainnya serta tindak
lanjutnya.
Kerjasama dengan K3
7). Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang
potensial menkontaminasi
lingkungan dengan
menempatkan diruang
terpisah (isolasi) atau
kohorting.
8). Hygiene Respirasi/ Etika
batuk
Edukasi dan sosialisasi
etika batuk : leaflet,
banner, ex baner dll
Skrening batuk , Isolasi
pasien batuk
Pemberian masker pasien
batuk.
Menyediakan sarana
untuk kebersihan tangan
9). Praktek menyuntik yang
aman
Prinsip pemberian obat
dengan 5 Benar.
Pakai jarum yang steril,
19

disposible.
b. Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi
1. Kontak : sarung tangan, gaun
2. Melalui droplet : Masker
bedah, penutup wajah
3. Melalui Common vehicle
(makanan, air, obat, alat,
peralatan)
Melalui vector (lalat, nyamuk, tikus)
6. Melaksanakan program surveilans Pasien TIM PPI
yang mencakup angka kejadian:
Phlebitis, Pneumonia, ISK, ILO,
Dekubitus, pola kuman /
mikroorganisme, dan pemakaian
antibiotik.
1. Pengumpulan data sesuai
formulir surveilans yang ada
oleh IPCLN
2. Tabulasi data surveilans
3. Pembuatan laporan surveilans
setiap bulan
Analisa data surveilans.
7. Melaksanakan PPI pada Program Pasien TIM PPI
Penggendalian Resistensi
Antimikroba meliputi pengaturan
hal-hal sebagai berikut :
1. Prinsip umum penggunaan
antibiotika
2. Antibiotik profilaksis bedah
3. Antibiotik profilaksis non bedah

19
ditujukan untuk pencegahan.
4. Kategori antibiotik untuk
penggunaan empiris, dipilih
berdasarkan dugaan penyebab
infeksi yang paling mungkin.
5. Antibiotik definitive
6. Antibiotik untuk kelompok
khusus : anak, wanita hamil, usia
lanjut.
7. Antibiotik kombinasi
8. Kategori antibiotik
9. Aspek kefarmasian dalam
penggunaan antibiotik
Monitoring efektifitas antibiotik.
8 Melaksanakan program Pencegahan Petugas TIM PPI
Infeksi terkait dengan pemasangan Pasien
alat kesehatan : melalui Penerapan
Pencegahan Infeksi (BUNDLES)
pada pemasangan kateter
intravaskuler, kateter urine menetap,
ventilasi mekanik, tindakan
pembedahan.
9 Melaksanakan Program Infection Petugas TIM PPI
Control Risk Assesment ( ICRA).
Pasien
ICRA kategori resiko pengendalian Pengunjung
infeksi : ILO,Phelebitis, dan
sebagainya.

10 Mengevaluasi hasil survey dan Ruang RI TIM PPI


21

memberikan masukan kepada semua


unit apabila ditemukan angka infeksi
yang tinggi atau jika terjadi kejadian
luar biasa (KLB), melalui rapat
koordinasi.
11 Membuat laporan PPI tiap bulan, Ruang RI TIM PPI
trimester, semester dan tahunan
untuk dilaporkan kepada tim
pengendalian mutu RS dan kepala
Rumah Sakit.
12 Merencanakan dan melaksanakan Petugas TIM PPI
kegiatan Pelatihan / Simposium /
Seminar berkaitan dengan
pencegahan dan pengendalian
infeksi kerjasama dengan bagian
Diklat.

21

Anda mungkin juga menyukai