1. PENDAHULUAN
Penggunaan antibiotik dalam pelayanan kesehatan seringkali
tidak tepat sehingga dapat menimbulkan permasalahan seperti
pengobatan kurang efektif, peningkatan risiko terhadap
keamanan pasien, tingginya biaya pengobatan dan terutama
meluasnya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Berbagai studi
menemukan bahwa sekitar 40-62% antibiotik digunakan secara tidak
tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya
tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian mutu penggunaan
antibiotik di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan
80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi, 2009). Hasil penelitian
Antimicrobial Resistant in Indonesia (Amrin Study) terbukti dari 2.494
individu di masyarakat, 43% Escherichia coli resisten terhadap
berbagai jenis antibiotik antara lain: Ampisilin (34%),
Kotrimoksazol (29%) dan Kloramfenikol (25%).
Strategi pengendalian resistensi antimikroba/antibiotik melalui dua
kegiatan
utama yaitu penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dan
penerapan prinsip pencegahan penyebaran mikroba resisten
melalui kewaspadaan standar. Antimikroba memiliki pengertian yang lebih
luas mencakup antivirus, antibiotik, antiprotozoal, antelmintik, dan lain
-lain.
2. LATAR BELAKANG
Padahal sakit flu disebabkan oleh virus, bukan oleh bakteri. Hal ini bisa jadi
antibiotik tersebut melawan bakteri baik (flora normal) dalam tubuh yang
seharusnya berperan baik untuk tubuh kita. Jika flora normal tersebut
dibasmi, maka proteksi tubuh akan melemah.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Agar dalam penggunaan antibiotik dapat diberikan secara bijak
dan rasional
b. Tujuan Khusus
b) Kelompok
Watch
Kelompok ini di indikasikan secara spesifik dan terbatas pada
kondisi infeksi tertentu, berisiko terjadinya resistensi dan
dianjurkan untuk di monitor. Contoh antibiotik kelompok ini
meliputi: Azithromycin, Cefixime, Ceftriaxone, Ciprofloxacin,
Clarithromycin, Levofloxacin, Minocycline, Ofloxacin dan
Rifampicin.
c) Kelompok Reserve
Kelompok ini merupakan antibiotik pilihan terakhir,
penggunaannya sangat dibatasi sebagai terapi infeksi yang dicurigai
atau terkonfirmasi karena multi-drug-resistant organisms, dan
harus di monitor secara ketat. Contoh antibiotik kelompok ini
meliputi: Aztreonam, Cephalosporins fourth generation,
Polymyxin, dan Tigecycline.
4. Penggunaan antimikroba berdasarkan lndikasi
a) Antibiotik terapi
Pemberian antibiotik terapi meliputi antibiotik empiris dan
antibiotik definitif. Prinsip penggunaan antibiotik untuk
terapi empiris dan definitif, sebagai berikut:
(1) Antibiotik Terapi
Empiris
(a) Pengertian
(c) lndikasi