Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

OSGOOD SCHLATTER DISEASE

Oleh :
Bulan Putri Pertiwi
N 111 15 013

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes, Sp.OT, FICS, M.H
PENDAHULUAN
Pada tahun 1903, Robert Osgood (1873-1956), seorang
Ahli Bedah Ortopedi Amerika Serikat, dan Carl Schlatter
(1864-1934), seorang Ahli Bedah Swiss.
Penyakit atau sindrom Osgood-Schlatter (juga dikenal
sebagai Apophysis of tibial tubercle, atau knobby knee)
adalah iritasi ligamentum patella pada tuberositas tibialis.

KELOID 2
DEFINISI
Osgood Schlatter Disease adalah
penyebab nyeri lutut yang
merupakan fenomena traksi akibat
dari kontraksi M. Quadriceps femoris
yang berulang-ulang melalui tendon
patella sebagai tempat insersi dari
tulang tuberkulum tibialis imatur.
yang sangat umum pada anak usia
8-15 tahun.
KELOID 3
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 21% remaja atletik.

Berdasarkan predileksi seks, OSD lebih sering terjadi


pada anak laki-laki, dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan sebanyak 3:1.

Anak perempuan yang terkena biasanya berusia 10-11


tahun namun bisa berkisar dari usia 8-12 tahun. Anak laki-
laki yang terkena biasanya berusia 13-14 tahun namun
dapat berkisar dari usia 12-15 tahun.
KELOID 4
ETIOLOGI
Penyebab Osgood-Schlatter disease (OSD)
tidak diketahui; Namun, teori menunjukkan
bahwa kondisi ini merupakan hasil kontraksi
mekanisme ekstensor lutut berulang yang
menyebabkan mikroavulsi parsial tuberkulum
tibialis chondrofibro-osseus. Patofisiologi yang
diusulkan ini didukung oleh pelari berulang,
pelompat, atlet gimnastik, merupakan populasi
pasien OSD yang paling sering terjadi.1

KELOID 5
PATOFISIOLOGI

KELOID 6
GEJALA KLINIS
Sakit dan bengkak pada bagian tulang di bagian atas
tulang kering, di bawah lutut.

Tonjolan tulang yang terasa sakit saat disentuh atau saat


berlutut.

Nyeri saat olahraga di bagian depan tuberositas tibialis.

KELOID 7
DIAGNOSIS
Nyeri lutut anterior biasanya merupakan gejala
utama.
Anamnesis Pasien biasanya melaporkan nyeri lutut terjadi
selama aktivitas seperti berlari, melompat, jongkok,
dan menaik atau turun tangga

Range Of Motion penuh dari lutut


Tidak ada tanda efusi atau tanda meniscal
Pemeriksaan
Uji
Uji Lachman negatif (tidak ada ketidakstabilan lutut) Lachman
Fisik Pemeriksaan neurovaskular normal
Tidak ada penemuan abnormal dari sendi pinggul dan
ankle.

Histologi
Pemeriksaan
Radiologi
Penunjang Laboratorium
8
PEMERIKSAAN FISIK
Bengkak pada tibialis proksimal dan nyeri tekan.

Pembesaran atau penonjolan tuberkulum tibialis.

Nyeri yang dihasilkan dan diperparah dengan tekanan


langsung dan lompatan (kontraksi M. Quadriceps femoris).

Nyeri dengan ekstensi lutut yang dilawan (kontraksi M.


Quadriceps femoris).

Ketegangan hamstring.

Atrofi quadriceps.

Eritema tuberositas tibialis. 9


RADIOLOGI

10
RADIOLOGI

11
DIAGNOSIS BANDING

Sindrom Sinding-Larson-
Patella tendonitis
Johansson
Tumor (tulang atau jaringan
Apophysitis infeksi
lunak)
Penyakit Perthes (sering Osteomielitis tibia proksimal
timbul dengan nyeri lutut
bukan keluhan pinggul)
Sindrom Hoffa
Avulsi tendon / ruptur patella
Cedera plica sinovial
Chondromalacia patellae
(sindrom Patellofemoral)
Fraktur tuberkulum tibia
12
PENATALAKSANAAN
NSAID (Ibuprofen, Ketoprofen,
Medikamentosa Naproxen, Flurbiprofen)

Istirahat dan terapi es


selama 20 menit setiap
Non 2-4 jam
Medikamentosa Terapi Fisik
Terapi Bedah
KELOID 13
TERAPI

14
TERAPI FISIK

15
TERAPI FISIK

16
TERAPI BEDAH
INDIKASI KONTRAINDIKASI
Orang dewasa yang Tidak pernah dilakukan
memiliki ossicle besar dan pada anak yang sedang
bursa berlapis, yang dapat tumbuh, karena OSD
menyebabkan rasa sakit bersifat self-limiting
saat berlutut. diseases.
Jika demikian, pengobatan
terdiri dari eksisi bursa,
ossicle, dan berbagai
penonjolan.
17
KOMPLIKASI
Infeksi luka bedah / dehisiensi

Kosmetik yang buruk

Bekas luka yang tidak enak dipandang

Mati rasa peri-insisional

Gangguan pertumbuhan (skeletally immature)


KELOID 18
PROGNOSIS

Prognosis pada penyakit Osgood-


Schlatter (OSD) sangat baik. OSD
biasanya sembuh sendiri dan dan selesai
saat pasien berusia 18 tahun, saat
apofisis tuberkulum tibialis mengalami
ossifikasi

KELOID 19
PENCEGAHAN
Kehilangan berat badan untuk mendapatkan indeks
massa tubuh yang tepat untuk usia dan tinggi.

Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum


melakukan aktivitas fisik.

Pemanasan daerah dengan kompres panas atau


shower bisa memperbaiki peregangan.

Menjaga fleksibilitas, ketahanan, dan kekuatan otot


yang sesuai.

Menghindari ekstensi kaki berlebihan (seperti ekstensi


lutut dalam posisi duduk melawan resistensi).
KELOID 20
KESIMPULAN
1. Osgood Schlatter Disease adalah penyebab nyeri lutut yang
sangat umum pada anak usia 8-15 tahun. Kondisi ini bisa memiliki
waktu latihan yang panjang dan menyebabkan hilangnya waktu
dari atletik. Namun, hal ini jarang menjadi penyebab cacat
permanen atau disabilitas.
2. Berdasarkan predileksi seks, OSD lebih sering terjadi pada anak
laki-laki, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan sebanyak
3:1. Predileksi usia OSD biasanya terlihat pada masa remaja,
setelah pasien mengalami lonjakan pertumbuhan pesat beberapa
tahun sebelumnya.

KELOID 21
22

KESIMPULAN
3. Penyebab Osgood-Schlatter disease (OSD) tidak diketahui; Namun,
teori menunjukkan bahwa kondisi ini merupakan hasil kontraksi
mekanisme ekstensor lutut berulang yang menyebabkan mikroavulsi
parsial tuberkulum tibialis chondrofibro-osseus. Patofisiologi yang
diusulkan ini didukung oleh pelari berulang, pelompat, atlet gimnastik,
merupakan populasi pasien OSD yang paling sering terjadi.
4. Osgood-Schlatter disease (OSD) adalah diagnosis klinis. Riwayat
individu dan pemeriksaan fisik biasanya cukup untuk membuat
diagnosis OSD.
5. Terapi pada OSD meliputi terapi latihan fisik dan pemberian
medikamentosa golongan NSAID. Adapun terapi pembedahan sangat
jarang dilakukan.
KELOID
DAFTAR PUSTAKA
1. Gregory et al., 2017. Osgood-Schlatter Disease. Diakses pada 9 Agustus 2017 dari
<http://emedicine.medscape.com/article/1993268-overview>.
2. Gazya et al., 2014. Shock Wave Therapy versus Interferential Therapy in the Management of
Osgood-Schlatter Disease with Knee Brace. International Journal of Advanced Research in
Biological Sciences, Vol.1 pp 37-44. Cairo. Diakses pada 9 Agustus 2017 dari
<http://www.ijarbs.com/pdfcopy/may 2014/ijarbs5.pdf>.
3. De Lucena et al., 2015. Osgood Schlatters Disease. Association of Paediatric Chartered
Physiotherapists. Diakses pada 9 Agustus 2017 dari
<http://www.shb.scot.nhs.uk/departments/physiotherapy/APCP%20Osgood%20Schlatters.pdf
>.
4. Yanagisawa et al., 2014. Assessment of Osgood-Schlatter Disease and the Skeletal
Maturation of the Distal Attachment of the Patellar Tendon in Preadolescent Males. The
Ortopaedics Journal of Sports Medicine. Volume 2. DOI 10.1177/2325967114542084. Diakses
pada 9 Agustus 2017 dari: <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4588527/>.
5. Schlechter, J. 2015. Osgood-Schlatter Diseases. Diakses pada 9 Agustus 2017 dari
<http://www.youthsportsortho.com/pdf/osgood-schlatter-disease.pdf>.
24

KELOID

Anda mungkin juga menyukai