DISUSUN OLEH :
Mitras C Labiro N 111 15 030
Ita Indah Agustini N 111 15 1055
Fadila N 111 16 020
PEMBIMBING
Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher, S.H., M.Kes., Sp.F
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama:
Mitras C Labiro N 111 15 030
Ita Indah Agustini N 111 15 055
Fadila N 111 16 020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Visum et Repertum ......................................................................................2
1. Definisi Visum et Repertum..................................................................3
2. Peranan dan Fungsi Visum et Repertum ...............................................3
3. Bagian-bagian Visum et Repertum .......................................................3
4. Jenis Kasus Visum et Repertum ............................................................4
5. Peranan visum et Repertum dalam proses penanganan perkara pidana
serta dasar hukum penggunanaan oleh penyidik menurut KUHAP ......5
6. Prosedur Permintaan Visum et Repertum .............................................5
B. Standar Prosedur Penyerahan Laporan VeR Kepada penyidik ....................6
BAB III. PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sebagai alat bukti dalam proses peradilan yang sering diminta oleh pihak penyidik
(polisi) kepada dokter menyangkut perlukaan pada tubuh manusia. Jadi, pada satu
saat yang sama dokter dapat bertindak sebagai seorang klinisi yang bertugas
mengobati penyakit sekaligus sebagai seorang petugas forensik yang bertugas
membuat Visum et Repertum. Sedangkan pasien bertindak sebagai seorang yang
diobati sekaligus sebagai korban yang diperiksa dan hasilnya dijadikan alat
bukti.14
Visum et Repertum merupakan salah satu bentuk bantuan dokter dalam
penegakan hukum dan proses peradilan, serta menjadi alat bukti yang sah dalam
proses peradilan sehingga harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan dalam sistem
peradilan. Bagi penyidik (polisi/polisi militer) VeR berguna untuk
mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu berguna
untuk menentukan pasal yang akan didakwakan, sedangkan bagi hakim sebagai
alat bukti formal untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang dari
tuntutan hukum. Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur Operasional (SPO)
di suatu Rumah Sakit tentang tatalaksana pengadaan VeR.2
Visum et Repertum tidak hanya memenuhi standar penulisan rekam medis,
tetapi juga harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan dalam sistem peradilan.
Sebuah Visum et Repertum yang baik harus mampu membuat terang perkara
tindak pidana yang terjadi dengan melibatkan bukti-bukti forensik yang cukup.14
Penyerahan hasil Visum Et Repertum diserahkan kepada pihak penyidik
atau polisi. Sebagai tanda bukti penyerahan visum penyidik atau polisi
menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangan pada buku pengambilan Visum
et Repertum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan hasil
Visum et Repertum. Namun di dalam prosedur tetap belum dijelaskan..3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Visum et Repertum
1. Definisi Visum Et Repertum
Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
dokter atas permintaan tertulis penyidik yang berwenang mengenai hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun
bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya
dan di bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan. Rumusan yang jelas
tentang pengertian Visum et Repertum telah dikemukakan pada seminar
forensik di Medan pada tahun 1981 yaitu laporan tertulis untuk peradilan
yang dibuat dokter berdasarkan sumpah atau janji yang diucapkan pada
waktu menerima jabatan dokter, yang memuat pemberitaan tentang segala
hal atau fakta yang dilihat dan ditemukan pada benda bukti berupa tubuh
manusia yang diperiksa dengan pengetahuan dan keterampilan yang
sebaik-baiknya dan pendapat mengenai apa yang ditemukan sepanjang
pemeriksaan tersebut.16
Istilah Visum et Repertum ini dapat ditemukan dalam Lembaran
Negara Tahun 1937 Nomor 350 Pasal 1 yang terjemahannya adalah
Visum et Repertum pada dokter yang dibuat, baik atas sumpah dokter
yang diucapkan pada waktu menyelesaikan pelajarannya di Negeri
Belanda atau Indonesia, maupun atas sumpah khusus seperti tercantum
dalam Pasal 2, dan mempunyai daya bukti yang sah dalam perkara pidana
selama visa et reperta tersebut berisi keterangan mengenai hal-hal yang
diamati oleh dokter itu pada benda-benda yang diperiksa.15
3
4
a) Sebagai alat bukti yang sah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
KUHAP Pasal 184 Ayat (1) Pasal 187 huruf c.
b) Bukti penahanan tersangka. Di dalam suatu perkara yang
mengharuskan penyidik melakukan penahanan tersangka pelaku tindak
pidana, maka penyidik harus mempunyai bukti - bukti yang cukup
untuk melakukan tindakan tersebut. Salah satu bukti adalah akibat
tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka terhadap korban. Visum et
repertum yang dibuat oleh dokter dapat dipakai oleh penyidik sebagai
pengganti barang bukti untuk melengkapi surat perintah penahanan
tersangka.
c) Sebagai bahan pertimbangan hakim. Meskipun bagian kesimpulan
visum et repertum tidak mengikat hakim, namun apa yang diuraikan di
dalam Bagian Pemberitaan sebuah visum et repertum adalah
merupakan bukti materil dari sebuah akibat tindak pidana, di samping
itu Bagian Pemberitaan ini adalah dapat dianggap sebagai pengganti
barang bukti yang telah dilihat dan ditemukan oleh Dokter. Dengan
demikian dapat dipakai sabagai bahan pertimbangan bagi hakim yang
sedang menyidangkan perkara tersebut.8
6. Prosedur Permintaan Visum Et Repertum
Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan
perundang undang adalah diminta oleh penyidik, permintaan tertulis,
dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh penyidik, mayat
dibuat label, tidak dibenarkan visum et repertum diminta tanggal yang lalu.
Seperti yang telah di cantumkan dalam pasal 133 KUHP ayat 1 Dalam hal
penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
Ayat 2 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
8
visum tidak selalu diambil oleh pihak kepolisian. Jika kasus tidak untuk
kepentingan peradilan (berakhir damai) biasanya hasil visum tidak
diambil oleh pihak kepolisian melainkan hanya menjadi agenda rumah
sakit. Dalam pengambilan hasil visum pihak kepolisian harus mengurus
administrasi pada bagian Administrasi Visum terlebih dahulu yaitu
mengisi Buku Register Pengambilan Visum Et Repertum yang di
dalamnya mencantumkan tanggal pengambilan, nomor visum et repertum,
nama dokter, nama pengambil, pangkat, NRP, wilayah, tanggal
pengambilan dan tanda tangan pengambil.11
Standar prosedur penyerahan laporan VeR di RSUD KABELOTA
DONGGALA :
1) Penyidik diterima diruangan Forensik kemudian ditanyakan hal yang
dapat dibantu oleh petugas kesehatan/staf Forensik.
2) Penyedik diminta untuk duduk ditempat yang disediakan berhadapan
dengan petugas kesehatan/staf Forensik.
3) Petugas kesehatan meyerahkan hasil ketikan Visum et repertum kepada
penyidik untuk dibaca.
4) Apabila penyedik sudah menyetujui isi laporan Visum et repertum,
penyidik diminta untuk membubuhkan tanda tangannya pada buka
registrasi (tanda terima) yang sudah disiapkan oleh petugas
kesehatan/staf Forensik.12
BAB III
KESIMPULAN
1. Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas
permintaan tertulis penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan
medis terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga
bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah,
untuk kepentingan peradilan. Visum et Repertum menguraikan segala sesuatu
tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan,
yang karenanya dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti.4
2. Visum et Repertum memiliki 5 bagian yang tetap, yaitu ;
a) Kata Pro justicia yang dicantumkan di kiri atas, dengan demikian VeR
tidak perlu bermaterai.
b) Bagian pendahuluan,
c) Bagian Pemberitaan (hasil pemeriksaan).
d) Bagian Kesimpulan.
e) Bagian Penutup.
3. Pelaksanaan penyerahan visum et repertum di RSUD Kabelota Donggala
terdapat beberapa pelaksanaan yang sudah sesuai dengan prosedur tetap yaitu
Petugas kesehatan meyerahkan hasil Visum et repertum kepada penyidik.
Apabila pengambilan visum et repertum diwakilkan maka pihak yang
diwakilkan harus membawa surat kuasa dan kartu identitas dari instansinya
sebagai bukti penyerahan visum et repertum, akan tetapi pada prosedur tetap
tidak dijelaskan, sedangkan di dalam teori menyebutkan hasil visum
diserahkan langsung ke penyidik yang datang dengan korban dengan
menandatangani buku ekpedisi.
4. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyerahkan Visum et
Repertum kepada penyidik antara lain sebagai berikut;
a) Pastikan penyidik yang meminta Visum et Repertum tersebut adalah
penyidik yang sebelumnya menyerahkan Surat Permintaan Visum
10
11
DAFTAR PUSTAKA
11. Sari Puspita S. 2013. Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis Untuk
Keperluan Visum et Repertum dari Aspek Teori Hukum Kesehatan di RSUD
Tugurejo di Semarang Tahun 2013. Skripsi.Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro.
Semarang http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/jurnal/12694.pdf
12. Rumah Sakit Umum Daerah Kabelota Donggala. Standar Prosedur
Penyerahan Laporan Ver. Sulawesi Tengah. Donggala; 2018
13. Budiyanto, A. Widiatmaka, W. Sudiono, S. Mun’im, TWA. Sidhi. Hertian, S.
Sampurna, B. Purwadianto, A. Rizkiwijaya. Herkutanto. Atmadja, DS.
Budiningsih, Y. Purnomo, S. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia.
14. Afandi D. 2010. Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan
Penentuan Derajat Luka. Maj Kedokt Indon, 60(4):188-95
15. Pratama AB. 2008. Verifikasi Citra Sidik Jari Poin Minutiae dalam Visum et
Repertum (VeR) Menggunakan K-Means Clustering. Jurnal Ilmu Komputer
UB, Volume XX, Nomor XX.
16. Afandi D. 2008. Visum et Repertum pada Korban Hidup. Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
18. Atmadja DS. Simposium Tatalaksana Visum et Repertum Korban Hidup pada
Kasus Perlukaan & Keracunan di Rumah Sakit. Jakarta: RS Mitra Keluarga
Kelapa Gading, Rabu 10 Juli 2004