Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mandiri

VISUM ET REPERTUM

Oleh :
Ilone Irene Nender
19014101019

Masa KKM : 28 Juli – 03 Agustus 2020

Pembimbing :
Dr. Nola Mallo, M.Kes, Sp.F

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020
1. Jelaskan definisi Visum et repertum.
Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan
pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau bagian
dari tubuh manusia, baik yang hidup maupun mati, atas permintaan tertulis (resmi) dari penyidik
yang berwenang yang dibuat atas sumpah, untuk kepentingan peradilan.

2. Apakah peran dari Visum et repertum?


Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam pasal
184 KUHAP. Visum et repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jiwa manusia. Visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil
pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian Pemberitaan, yang karenanya dapat dianggap
sebagai pengganti benda bukti.
Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan
medik tersebut yang tertuang di dalam bagian Kesimpulan. Dengan demikian visum et repertum
secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum, sehingga dengan membaca
Visum et Repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang dan para
praktisi hukum dapat menerapkan norma-norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut
tubuh/jiwa manusia. Apabila visum et repertum belum dapat menjernihkan duduknya persoalan di
sidang Pengadilan, maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru, seperti
yang tercantum dalam KUHAP, yang memberi kemungkinan dilakukannya pemeriksaan atau
penelitian ulang atas barang bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau
penasehat hukumnya terhadap suatu hasil pemeriksaan(ps 180 KUHAP).
Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) Visum et repertum berguna untuk mengungkapkan perkara.
Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang akan
didakwakan, sedangkan bagi hakim sebagai alat bukti formal untuk menjatuhkan pidana atau
membebaskan seseorang dari tuntutan hukum.

3. Jelaskan bagian-bagian dari Visum et repertum!


Struktur dan isi Visum et repertum adalah sebagai berikut:
1) Pro Justitia
Kata Pro justitia harus dicantumkan pada bagian kiri atas, sehingga visum et repertum tidak
perlu bermeterai. Pencantuman kata "Pro justitia” adalah sesuai dengan artinya, yaitu dibuat
secara khusus hanya untuk kepentingan peradilan.
2) Pendahuluan
Bagian ini tidak diberi judul “Pendahuluan”, di dalamnya memuat identitas pemohon visum
et repertum, tanggal dan pukul diterimanya permohonan visum et repertum, identitas dokter
yang melakukan pemeriksaan, identitas objek yang diperiksa: nama, jenis kelamin, umur,
bangsa, alamat, pekerjaan, kapan dilakukan pemeriksaan, dimana dilakukan pemeriksaan.
3) Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
Bagian ini diberi judul “Hasil Pemeriksaan”. Pada bagian ini, hal-hal yang dimuat dapat
dibedakan antara korban hidup dan korban mati. Bagian ini memuat semua hasil
pemeriksaan yang objektif sesuai apa yang diamati terutama dilihat dan ditemukan pada
korban atau benda yang diperiksa yang dituliskan secara jelas dan sistematik. Deskripsinya
juga tertentu yaitu mulai dari letak anatomisnya, koordinatnya (absis adalah jarak antara
luka dengan garis tengah badan, ordinat adalah jarak antara luka dengan titik anatomis
permanen yang terdekat), jenis luka atau cedera, karakteristiknya serta ukurannya. Rincian
ini terutama penting pada pemeriksaan korban mati yang pada saat persidangan tidak dapat
dihadirkan kembali. Pemeriksaan pada korban hidup, terdiri dari:
a. Hasil pemeriksaan secara keseluruhan, baik pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Tindakan dan perawatan serta indikasinya, atau pada keadaan sebaliknya, alasan tidak
dilakukannya suatu tindakan yang seharusnya dilakukan. Uraian meliputi juga semua
temuan pada saat dilakukannya tindakan dan perawatan tersebut. Hal ini perlu diuraikan
untuk menghindari kesalahpahaman tentang-tepat tidaknya penanganan dokter dan
tepat-tidaknya kesimpulan yang diambil.
c. Keadaan akhir korban, terutama tentang gejala sisa dan cacat badan merupakan hal
penting guna pembuatan kesimpulan sehingga harus diuraikan dengan jelas.
Pada dasarnya, terdapat enam unsur yang dicantumkan dalam bagian pemberitaan,
meliputi anamnesis, tanda vital, lokasi luka pada tubuh, karakteristik luka, ukuran luka, serta
tindakan pengobatan atau perawatan yang diberikan.
4) Kesimpulan
Kesimpulan dari visum et repertum memuat resume ringkas kasus disertai dengan
interpretasi luka berdasarkan permintaan yang dianjurkan oleh penyidik. Apabila kasus yang
dihadapi adalah kasus penganiayaan maka kesimpulan visum yang dibuat sesuai dengan
pasal-pasal dalam undang-undang. Pada kasus luka/penganiayaan berisi setidaknya:
a. Jenis perlukaan atau cedera
b. Jenis kekerasan penyebab cedera, serta
c. Derajat luka
d. Apabila gambaran luka khas, dapat diberikan gambaran mengenai benda penyebab luka
tersebut.
5) Penutup
Merupakan uraian kalimat penutup yang memuat pernyataan bahwa visum et repertum
dibuat dengan sebenarnya, dengan mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan
atau dibuat dengan mengucapkan sumpah atau janji lebih dahulu sebelum melakukan
pemeriksaan serta dibubuhi tanda tangan dokter pembuat visum et repertum.
4. Buatlah satu contoh laporan Visum et repertum korban hidup!
RSUD. TUMOU TOU
Jl. Damai di Hati no. 03 Manado 95234
Telp/fax: 0431-333333
Manado, 29 Juli 2020
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No. 03/TU.RSUD.TumouTou/VII/2020

Yan bertandatangan di bawah ini, Ilone Nender dokter umum pada Rumah Sakit Umum Daerah
Tumou Tou, atas permintaan dari kepolisian Sektor Sario dengan suratnya No. Pol :
10/VER/VII/2020/Sek.Sario tertanggal dua puluh sembilan Juli Dua Ribu Dua Puluh maka dengan
ini menerangkan bahwa pada tanggal dua puluh sembilan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh, pukul
tiga belas lewat tiga menit Waktu Indonesia bagian Tengah, bertempat di RSUD. Tumou Tou, telah
melakukan pemeriksaan korban dengan nomor registrasi 333333 yang menurut surat tersebut
adalah: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Lala Rumengan --------------------------------------------------------------------------------
Umur : 40 tahun -----------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Perempuan --------------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ASN ---------------------------------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia ----------------------------------------------------------------------------------------
Alamat : Jl. Kehidupan no. 11 Manado ---------------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN ---------------------------------------------------------------------------------------


1. Korban datang dengan kesadaran penuh, tampak sakit sedang, emosi stabil dan kooperatif. -----
2. Korban mengaku telah dianiaya oleh pelaku (suami korban). Awalnya pada saat korban pulang
bertugas dari kota Bitung, setibanya dirumah korban dituduh oleh pelaku telah berselingkuh
oleh atasannya laki-laki di kantor. Kemudian terjadi adu mulut, tetapi korban berusaha
menghindari keributan dengan cari berdiam di kamar. Namun pelaku bertambah marah dan
mencekik leher korban yang sedang berbaring di atas ranjang, kemudian kaki korban ditarik
dan diseret oleh pelaku sehingga korban terjatuh ke lantai. Kemudian pelaku menginjam kaki
kiri korban dengan kaki pelaku. Lalu korban disudutkan ke tembok oleh pelaku. Kemudian
korban berusaha melawan dengan melempar raket nyamuk ke arah pelaku sambil berteriak.
Kemudian korban dan pelaku dilerai oleh anak korban dan tetangga. Setelah kejadian teresbut
pelaku mengancam akan membakar rumah orang tua korban, dan bila korban melapor polisi
maka orang tua korban akan dibunuh. Selain itu pelaku juga mengancam akan mendatangi
atasan korban di kantor besok hari dan akan mengobrak-abrik kantor korban. Korban dan
pelaku dalam keadaan sadar, kejadian ini merupakan kejadian yang pertama kalinya.-------------
3. Pada korban ditemukan:
Lanjutan Ver No: No. No. 03/TU.RSUD.TumouTou/VII/2020
Halaman ke 2 dari 2 halaman

3. Pada korban ditemukan: -------------------------------------------------------------------------------------


a. Tanda-tanda vital ditemukan tekanan darah seratus dua puluh per delapan puluh milimeter
air raksa. Laju nadi delapan puluh dua kali per menit. Laju pernapasan dua puluh kali per
menit. Suhu tubuh tia puluh enam koma tujuh derajat selsius. ------------------------------------
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pada punggung kaki kiri, punggung jari telunjuk, jari
tengah, jari manis, jari kelingking, jarak sebelas sentimeter dari mata kaki luar ditemukan
luka memar berbentuk tidak beraturan, batas tegas, warna biru keunguan, tidak bengkak,
ada nyeri tekan, dengan ukuran tujuh kali empat sentimeter. -------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN ---------------------------------------------------------------------------------------


Seorang wanita mengaku berusia empat puluh tahun mengadu telah dianiaya oleh pelaku (suami
korban). Pada pemeriksaan fisik didapatkan luka memar di punggung kaki kiri akibat kekerasan
tumpul. Perlukaan ini tidak menimbulkan penyakit dan halangan pekerjaan. ----------------------------
Demikian Visum et Repertum ini saya buat dengan sebenarnya dan menggunakan keilmuan saya
yang sebaik-baiknya , mengikat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dokter Pemeriksa,

dr. Ilone I. Nender


DAFTAR PUSTAKA

1. Afandi D. Visum Et Repertum Tatalaksana dan Teknik Pembuatan. Ed. 2. Riau: Fakultas
Kedokteran Riau. 2017.
5. Safitry O. Mudah Membuat Visum Et Repertum Kasus Luka. Jakarta: Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik & Medikolegal FKUI. 2013.

Anda mungkin juga menyukai